Asuhan Kebidanan Per
Asuhan Kebidanan Per
Disusun Oleh :
NURUL HIDAYATI
09.120
DAHLIA
Dosen Pembimbing :
INDRAYANTI,SST
AKADEMI KEBIDANAN
PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGOR
TAHUN 2010/2011
29
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENGERTIAN
Kehamilan normal merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari )
dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan trimester III merupakan kehamilan lebih dari 28 minggu. Biasanya
disebut bulan 7 sampai 9 bulan
(Sarwono, 2002 : 89)
II. PERUBAHAN FISIK DAN EMOSIONAL PADA KEHAMILAN
TRIMESTER III
Trimester III ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi
sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan depresi ketika
bayi membesar dan ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu menjadi lelah dan
menunggu nampaknya terlalu lama, sekitar dua minggu sebelum melahirkan
sebagian besar wanita mulai mengalami perasaan senang.
Reaksi calon ibu terhadap persalinan ini secara umum tergantung pada
persiapannya dan persepsinya terhadap kejadian ini
(Sarwono, 2002 : 90)
III.TANDA BAHAYA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
1. Setiap perdarahan yang keluar dari vagina
2. Sakit kepala berat atau terus menerus
3. Gangguan penglihatan
4. Menggigil dan demam
5. Pembengkakan pada wajah dan tangan
6. Nyeri pada dada atau abdomen
7. Urine bercampur darah atau keruh
( Sarwono. 2006 : 185 )
IV. TANDA – TANDA PERSALINAN
1. Kekuatan his semakin sering dan teratur dengan jarak yang semakin pendek
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda yaitu lendir bercampur darah
3. Dapat disertai ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks ( pelunakan serviks,
pendataran serviks, pembukaan serviks )
( Manuaba, 1999 : 160 )
30
V. PERSIAPAN PERSALINAN
Untuk bayi : baju bersih, topi bayi, gurita, popok, handuk bersih, kaos kaki, sarung
tangan
Untuk ibu : baju bersih, kain bersih, celana dalam bersih, handuk, pembalut,sabun
TINJAUAN PUSTAKA
PRE EKLAMSI
I. PENGERTIAN
Pre eklamsi ialah penyakit dengan tanda – tanda hipertensi, oedem dan
proteinurine yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalm
trimester ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola
hidatidosa
( Sarwono. 2005 : 282 )
II. ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini sampai sat ini belum diketahuidengan pasti. Banyak teori –
teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menernagkan penyebabnya. Oleh
karena itu di sebut “ penyakit teori “ namun belum ada memberikan jawaban yang
memuaskan. Teori yang sekarang dipaki sebagai penyebab pre eklamsi adalah
teori “ iskemia plasenta “. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal
yang bertalian dengan penyakit ini.
(Mochtar. 1999 : 199 )
III. PERUBAHAN PATOLOGI
Terjadinya spasme pembuluh darah arteriol menuju organ penting dalam tubuh
dapat menimbulkan :
1. Gangguan metabolisme jaringan
a. Terjaadinya metabolism anaerobic lemak dan protein
b. Pembakaran yang tidak sempurna menyebabkan pembentukan badan keton
dan asidosis
2. Gangguan peredaran darah dapat menimbulakn :
a. Nekrosis
b. Perdarahan
c. Edema jaringan
3. Mengecilnya aliran darah menuju retroplasenter sirkilasi menimbulkan
gangguan pertukaran nutrisi, CO2 dan O2 yang menyebabkan asfiksia ampai
kematian janin dalam lahir
( Manuaba. 1998 : 240 )
IV. KLASIFIKASI PRE EKLAMSI
Pre eklamsi di golongkan kedalam pre eklamsi ringan dan pre eklamsi berat
dengan gejala dan tanda sebagai berikut :
1. Pre eklamsi ringan
a. Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam
31
b. Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pemeriksaan 6 jam
c. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dari seminggu
d. Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2 pada
urine kateter atau urin dalam aliran pertengahan
2. Pre eklamsi berat
Bila salah satu diantara gejala atau tanda diketemukan pada ibu hamil sudah
dapat digolongkan kedalam pre eklamsi berat :
a. Tekanan darah 160 / 110 mmHg
b. Oliguria, urin kurang dari 400 cc / 24 jam
c. Proteinuria lebih dari 3 gr / liter
d. Keluhan subjektif
1) Nyeri epigastrium
2) Gngguan penglihatan
3) Edema paru dan sianosis
4) Gangguan kesadaran
e. Pemeriksaan
1) Kadar enzim hati meningkat disertai ikterus
2) Perdarahan pada retina
3) Trombosit kurang dari 100.000 / mm
( Manuaba. 1998 : 242 )
V. FREKUENSI
Frekuensi pre eklamsi untuk tiap negara berbeda – beda karena banyak factor yang
mempengaruhinya: jumlah primigravida, keadaan social ekonomi, perbedaan
kriterium dalam penentuan diagnosis dan lain – lain. Dalam kepustakaan frekuensi
dilaporkan berkisar antara 3 – 10 %
Pada primigravida frekuensi pre eklamsi lebih tinggi bila dibandingkan dengan
multigravida terutama primigravida muda, dibetes mellitus, mola hidatidosa,
kehamilan ganda, hidrops foetalis, umur lebih dari 35 tahun dan obesitas
merupakan factor predisposisi untuk terjadinya pre eklamsi
( Sarwono. 2005 : 287 )
VI. GAMBARAN KLINIK
Biasanya tanda – tanda pre eklamsi timbul dalam urutan: pertambahn berat badan
yang berlebihan, diikuti oedem, hipertensi dan akhirnya proteinuria. Pada pre
eklamsi ringan tidak ditemukan gejala – gejala subjektif. Pada pre eklamsi berat
didapatkan sakit kepala didaerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur,
nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah – muntah. Gejala – gejala ini sering
ditemukan pada pre eklamsi yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa
eklamsi akan timbul, tekanan darahpun meningkat lebih tinggi, oedem menjadi
lebih umum dan proteinuria bertambah banyak
VII. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan beerdasarkan :
32
1. Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang berlebihan, oedem,
hipertensi dan timbul proteinuria
Gejala subjektif : sakit kepala di daerah frontal, nyeri epigastrium, gangguan
visus, penglihatan kabur, skotoma, diplopia, mual dan muntah
2. Pemeriksaan tekanan darah tinggi : reflek meningkat dan proteinuria pada
pemeriksaan laboratorium
(Mochtar. 1999 : 202 )
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
a. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali
tanda – tanda sedini mungkin ( pre eklamsi ringan ), lalu diberikan
pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat
b. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre eklamsi kalau
ada factor – factor predisposisi
c. Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan serta
pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak serta karbohidrat dan tinggi
protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
2. Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah ;
a. Untuk mencegah terjadinya pre eklamsi dan eklamsi
b. Hendaknya janin lahir hidup
c. Trauma pada janin seminimal mungkin
1) Pre eklamsi ringan
Pengobatan hanya bersifat simtomatis dan selain rawat inap, maka
penderita dapat dirawat jalan dengan skema periksa ulang yang lebih
sering, misalnya 2 kali seminggu. Penanaganan pada penderita rawat
jalan atau rawat inap adalah dengan istirahat ditempat tidur, diit rendah
garam dan berikan obat – obatan seperti valium tablet 5 mg dosis 3 kali
sehari atau fenobarbital tablet 30 mg dengan dosis 3 kali 1 sehari.
Diuretika dan obat antihipertensi tidak dianjurkan, karena obat ini tidak
begitu bermanfaat bahkan bias menutupi tanda dan gejala pre eklamsi
berat. Dengan cara diatas biasanya pre eklamsi ringan jadi tenang dan
hilang. Ibu hamil dapat dipulangkan dan diperikda ulang lebih sering
dari biasa. Bila gejala masih menetap, penderita tetap dirawat inap.
Monitor keadaan janin, kadar estriol urine, lakukan amnioskopi dan
ultrasonografi dan sebagainya. Bila keadaan mengizinkan barulah
dilakukan induksi partus pada usia kehamilan 37 minggu ke atas.
2) Pre eklamsi berat
a) Pre eklamsi berat pada kehamilan kurang dari 37 minggu
33
i. Jika janin belum menunjukkan tanda – tanda maturitas paru –
paru dengan uji kocok dan rasio L / S, maka penanganannya
adalah sebagai berikut :
Berikan suntikan sulfas magnesikus dengan dosis 8 gr
intramuskuler kemudian disusul dengan injeksi tambahan
4 gr intramuskuler setiap 4 jam ( selama tidak ada
kontraindikasi )
Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemeberian sulfas
magnesikus dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai
dicapai criteria pre eklamsi ringan ( kecuali ada
kontraindikasi )
Selanjutnya ibu dirawat, diperiksa dan keadaan janin
dimonitor, serta berat badan ditimbang seperti pada pre
eklamsi ringan, sambil mengawasi timbulnya lagi gejala
Jika dengan terapi di atas tidak ada perbaikan, dilakukan
terminasi kehamilan dengan induksi partus atau tindakan
lain tergantung keadaaan.
ii. Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda – tanda
kematangan paru janin, maka penatalaksanaannya kasus sama
seperti pada kehamilan diatas 37 minggu
b) Pre eklamsi berat pada kehamilan diatas 37 minggu
i. Penderita dirawat inap :
Istirahat mutlak dan ditempatkan dalam kamar isolasi
Berikan diit rendah garmdan tinggi protein
Berikan suntikan sulfas magnesikus 1 gr intramuskuler, 4 gr
di bokong kanan dan 4 gr di bokong kiri
Suntikan dapat diulang dengan dosis 4 gr setiap 4 jam
Syarat pemberian MgSO4 adalah : reflek patella positif,
dieresis 100 cc dalam 4 jam terakhir, respirasi 16 kali
permenit dan harus tersedia antidontumnya yaitu kalsium
glokunas 10 % dan ringer laktat.
ii. Berikan obat antihipertensi : injeksi katapres 1 ampul IM dan
tablet sehari
iii. Deuritika tidak diberikan, kecuali bila terdapat odema umum,
oedem paru, dan kegagalan jantung kongesif. Untuk itu dapat
disuntikkan 1 ampul intravena Lasix
iv. Segera setelah persalinan sulfas magnesikus kedua, dilakukan
induk partus dengan atau tanpa amniotomi. Untuk induksi
34
partus dipakai oksitosin ( pitosin atau sintosinon ) 10 satuan
dalam infuse tetes
v. Kala II harus dipersingkat dengan ekstraksi vakum atau
forceps, jadi ibu dilarang mengedan.
vi. Jangan berikan methergin postpsrtum, kecuali jika terjadi
perdarahan yang disebabkan atonia uteri
vii. Pemberian sulfas magnesikus, kalau tidak ada kontraindikasi,
kemudian diteruskan dengan dosis 4 gr setiap 4 jam dalam 24
jam postpartum
viii. Bila ada indikasi obstetric dilakukan section caesaria
(Mochtar. 1999 : 202 – 203 )
35
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1999. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC
Prawirihardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
36
ASUHAN KEBIDANAN
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 10 Desember 2012 jam 12.00 WIB
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama istri : Ny “M” Nama Suami : Tn “H”
Umur : 20 th Umur : 27 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/ bangsa :Jawa/ Indonesia Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Pedagang
Penghasilan :- Penghasilan : Rp. 5.000.000
Alamat : Ds. Trucuk kec. Trucuk kab. Bojonegoro
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil anak pertama, usia kehamilan 9 bulan dan
mengeluh kaki dan tangan bengkak sejak umur kehamilan 9 bulan.merasa
sakit pada ulu hati,pusing, pemglihatan kabur, datang ke Rumah Sakit atas
rujukan bidan.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis, menular, bawaan
dan tidak pernah menjalani operasi
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
kronis, enular, bawaan dan tidak ada riwayat keturunan kembar
5. Riwayat haid
Menarche : 14 th
Siklus : teratur (30 hari )
Lama : 7 hari
Karakteristik : cair, warna merah segar, ganti pembalut 3 x
/sehari
Dismenorhoe : kadang
Disfungsi blooding : tidak pernah
Flour albus : tidak pernah
HPHT : 05 – 04 – 2013
TTP : 12 – 01 – 2014
6. Riwayat pernikahan
Nikah :1x
Lama menikah : ± 1 th
Usia menikah : 19 th
7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
37
No. Kehamilan persalinan Anak Nifas
1 Hamil
ini
8. Riwayat kehamilan sekarang
Trimester I : ibu mengatakan terlambat haid 1 bulan, melakukan PP
tes + periksa ke bidan 3x,mengeluh mual muntah
mendapat penyuluhan akan sedikit tapi sering
Trimester II : ibu mengatakan periksa ke bidan 2x merasakan gerakan
janin pada kehamilan 5 bulan, mendapat penyuluhan gizi
seimbang,senam hamil, mendapat t5
Trimester III : ibu mengatakan periksa ke bidan 3x mengeluh kakinya
bengkak, tensi tinggi, penglhatan kabur, mendapat tablet
fe, kalk mendapat penyuluhan diit rendah garam, istirahat
cukup,personl hygyn, persiapan persalinn.
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak mengikuti Kb apaun sebelum hamil
10. Pola kebiasaan sehari – hari
38
Ibu menjalankan sholat dan selalu berdoa agar persalinannya berjalan
dengan lancar
14. Pengetahuan
Ibu mengetahui tentang manfaat tablet fe, gizi ibu
hamil,personalhygine,diit rendah garam
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik TD : 160 / 1100 mmHg
Kesadaran : comphosmentis N : 82 x / mnt
TB / BB : 156 cm / 62 kg S : 37˚C
Lila : 25 cm R : 24 x / mnt
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
Kepala : mesocephal, tidak ada benjolan, kulit kepala bersih.
Rambut : warna hitam, bersih, tidak mudah rontok, rambut lurus
dan tebal.
Muka : simetris, tidak odem, tidak pucat
Mata : conjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : bersih, tidak ada sekret atau polip
Telinga : bersih, pendengaran baik, tidak ada serumen
Mulut : mukosa merah muda, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
Gigi / gusi : bersih, tidak infeksi, tidak ada caries dentis.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe.
Dada : normal, tidak ada retraksi interkostalis.
Payudara : membesar simetris dan kencang, puting susu menonjol
dan bersih, ada hyperpigmentasi pada areola dan papila
mammae.
Perut : membesar kerah bujur sesuai dengan usia kehamilan,
terdapat
linea nigra, dan strie gravidarum albican, tidak ada luka
bekas
operasi
Genetalia eksterns : tidak dikaji
Anus : tidak dikaji
Ekstremitas : ka / ki oedem + /+
b. Palpasi
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis
Mamae : tidak teraba massa, kolostrum belum keluar
Perut
Leopold I : TFU 3 jaribawah ppx ( 35 cm ) teraba besar, lunak tidak
melenting
Leopold II : perut ibu bagian kanan teraba panjang, keras, seperti
papan
Perut ibu bagian kiri teraba bagian kecil janin
Leopold III : bagian atas sympisis teraba bulat, keras, melenting
Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk PAP 2/5 bagian
39
Ekstremitas `: ka / ki oedem +/+
c. Auskultasi
DJJ + 142 x / mnt terdengar jelas 2 jari bawah pusat sebelah kanan
linea nigra
142x/m
d. Perkusi
Reflek patela ka / ki + /+
e. Pemeriksaan panggul luar
Distansia spinarum 24
Distansia kristaru 26
Konjugata eksterna 20
Lingkar panggul 88
f. Pemeriksaan panggul dalam
Tidak dikaji
g. Pemeriksaan laboratorium
Hb = 10,8 gr ℅
Gol da O
Protein urin ++++
Reduksi uri -
Kesimpulan
Ibu hamil dengan pre eklamsi berat
GIP0
Usia kehamilan 38 - 40 minggu
Intra uteri
Hamil tunggal
Janin hidup
Letak janin : puka, letkep sudah masuk PAP2/5 bag
Kesan jalan lahir normal
Keadaan umum ibu baik
DOKUMENTASI SOAP
Tanggal 10-12-2013 JM 12.00 wib
Subyektif :
Ny M 20 tahun, hamil trimester III dengan pre eklamsi berat, datang ke
Rumah sakit tanggal 10-12-2013. Ibu mengatakan hmil anak pertama
usia kehamilan 9 bulan mengeluh nyeri ulu hati, pusing, penglihatan
kabur, dan kaki bengkak. Hpht : 5-4-2013
Objetif :
Keadaan umum ibu baik,kesadaran composmentis, TB : 156 BB: 62Kg
TTV : TD 160/110mmHg N: 82x/menit R: 24x/menit S: 37 C
Inspeksi : -Muka tidak pucat
40
-perut membesar seuai umur kehamilan,membujur, terdapat linea nigra
dan strie gravidarum lipid,
-terdapat odema pada tangan dan kaki.
Palpasi : -TfU 3 jari bawah px (35cm)terba besar bulat melenting,
-Bagian kanan perut ibu terba panjang keras seperti papan
-bagian kiri perut ibu teraba kecil-kecil dari janin
-tepi atas sympisis teraba bulat keras tidak melenting
-bagian terbawah janin sudah masuk PAP 2/5 bagian
-ada pdema pada tangan dan kaki
- Auskultasi :
- DJJ + 142x/ menit terdengar jelas pada kanan linea nigra 2 jari
bawah pusat.
- Perkusi : patella reflek kanan dan kiri +/+
- Pemeriksaan laborat : urine positif ++++
Assesment :
Ibu hamil G1P0A0 usia kehamilan 38-40mg dengan pre eklamsi berat
Planning :
1. Membritahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa tekanan
darah ibu tinggi ada tanda kercunankehamilan dan sambil
menenangkan ibu.
Evaluasi : Ibu mengerti kondisinya saat ini dan ibu mencoba
tenang.
2. Menjelaskan pada ibu akan tindakan yang akan diberikan
Evaluasi: ibu mengerti akan tindakan yyang akan dilakukan
3. Melakukan Inform consent pada setiap tindakan yang akan
dilakukan
Evaluasi : Ibu menyetujui tindakan yang akan dilakukan
4. Kolaborsi denga Dr Obgyn
Evaluasi :
5. Melakukan tes laboratorium
Evaluasi :
6. Oservasi His dan DJJ
Evaluasi : mengerti kesejahteraan janin
7. Observasi keadaan umum TD,N,S,R
Evaluasi : mengerti kondisi dan keadaan umum ibu
8. Memberikan suntikan Sulfas Magnesium 1gr, IM, 4cc boka 4cc
boki
Evaluasi : menurunkan tekanan darah
41