PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai disiplin adalah konsep ilmiah yang relatif muda.
Secara historis, telah terjadi pergeseran dalam pengembangan dan pemahaman
keperawatan pada paruh kedua abad ke-18 karena perang, epidemi dan
pengembangan obat, yang menyebabkan peningkatan kebutuhan akan perawatan
dan perawatan pasien. Konsep keperawatan adalah yang pertama didefinisikan
oleh Florence Nightingale pada tahun 1860, yang dengannya dia berhasil
meletakkan dasar teori dan praktik keperawatan. Sejak itu, berkembanglah
konsepsi baru tentang keperawatan telah membantu banyak ahli teori
keperawatan.1
Teori-teori keperawatan berpengaruh secara signifikan dalam memperbaiki
praktek keperawatan, melalui riset keperawatan, dan praktik keperawatan
memberikan fenomena yang perlu dilakukan riset untuk dapat memperkokoh teori
keperawatan. Teori-teori keperawatan yang disusun secara jelas meningkatkan
pemahaman terhadap fenomena keperawatan yang ada dan mengarahkan
perkembangan ilmiah dari ilmu dan praktek keperawatan itu sendiri.
Penerapan teori keperawatan dalam praktek layanan keperawatan
memberikan dasar kerja dan memberikan kerangka kerja perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan. Salah satu teori keperawatan yang dapat di
terapkan oleh perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien adalah
teori dari Martha E. Rogers tentang “Unitary Human Beings”.
Teori Rogers (1970) didasarkan pada konsep bahwa manusia, dibatasi oleh
ruang dan waktu, adalah dalam keadaan perubahan konstan melalui interaksinya
dengan lingkungan. Ini dia proses kehidupan searah yang dinamis dalam diri
manusia yang membentuk inti sentral dari keperawatan konsep dan praktik.
Konsep keperawatan berasal dari asumsi dasar tentang sifat manusia yang
didukung oleh ilmu-ilmu alam dan filsafat.2
Menurut Roger dalam teorinya berpendapat bahwa manusia merupakan
individu yang holistik, saling memberikan timbal balik dengan individu yang lain
dan lingkungan disekitarnya. Rogers memandang keempat konsep dalam
paradigma keperawatan yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya. Perawat sebagai pemberi layanan keperawatan seyogyanya
mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, disesuaikan dengan
situasi dan kondisi individu yang dirawat maupun lingkungan yang mempengaruhi
individu tersebut..Perawat harus mempunyai landasan teori keperawatan yang
memadai agar dapat memilih dan menerapkan teori yang tepat dan sesuai dengan
kondisi lingkungan di Instansi pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut, maka kelompok akan menganalisa dan
membahas teori Rogers dan penerapannya agar perawat dapat menggunakan suatu
kerangka kerja dalam asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan teori ini,
Oleh karena itu Teori Martha E. Rogers serta penerapannya di lapangan sangat
diperlukan dibahas dan disajikan, sehingga pada akhirnya perawat diharapkan
dapat meningkatkan kualitas layanan keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan berdasarkan pada suatu teori keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan menganalisa teori dan implikasi advanced based practice
Martha E. Rogers
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi dan menganalisa konsep teori Martha E. Rogers.
b. Mengidentifikasi dan menganalisa implikasi teori Martha E. Rogers dalam
proses keperawatan.
c. Mengidentifikasi bagaimana pengaplikasian teori keperawatan Martha E.
Rogers dalam advanced based practice.
C. Manfaat
1. Bagi praktisi keperawatan
Mampu mendalami dan memahami konsep dan implikasi teori keperawatan
serta dapat diaplikasikan dalam ruang lingkup proses keperawatan.
2. Bagi pendidikan
menjadi teori yang dapat diterapkan dan di ajarkan pada program pendidikan
keperawatan dengan efektif, sehingga mahasiswa memperoleh pemahaman
yang luas mengenai konsep maupun praktik dalam penerapan dan
pengaplikasian teori keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
b. Manusia
Manusia menurut Rogers merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa
disederhanakan dan merupakan manifestasi karateristik yang melebihi dan
bahkan berbeda dari bagian-bagiannya. Dasar teori Rogers adalah ilmu
tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti antropologi, sosiologi,
agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori Rogers berfokus
pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu
yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia secara
langsung. Manusia sebagai satu kesatuan merupakan aspek integral
manusia dengan lingkungan. Manusia berada dalam proses kehidupan yang
kontinu dengan lingkungan secara keseluruhan, yang tidak dipahami jika
disederhanakan menjadi bagian-bagian tertentu. Proses kehidupan, menurut
Rogers, adalah homeodinamis yang bersifat probalistik. Rogers
mengartikan individu sebagai sistem terbuka di dalam proses kontinu
bersama sistem terbuka lingkungan. Keperawatan memandang individu
sebagai bagian dari satu kesatuan yang tidak dapat disederhanakan.
Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Roger
ada 5 asumsi mengenai manusia, yaitu :
1) Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara
satu dan lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan
mempunyai sifat-sifat yang khusus jika semuanya jika dilihat secara
bagian perbagian ilmu pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif
bila seseorang memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan
manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.
2) Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi
dan material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan
lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan
merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
3) Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus.
Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi
seperti yang diharapkan semula.
4) Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
5) Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak,
membayangkan, bertutur bahasa dan berfikir, sensasi dan emosi. Dari
seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir
dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.
c. Lingkungan.
Rogers mendefenisikan lingkungan sebagai suatu medan energi empat
dimensi yang tidak dapat disederhanakan, yang dicirikan oleh pola dan
manifestasi karakter yang berbeda dengan bagian-bagiannya. Lingkungan
mencakup segala sesuatu yang berada di luar manusia. Manusia merupakan
medan energi yang dinamis yang terus melakukan pertukaran dengan
medan lingkungan, keduanya bersifat tidak terbatas. Interaksi antara
manusia dan lingkungan bersifat kontinu, mutual, dan simultan.
d. Kesehatan.
Rogers banyak menggunakan kata kesehatan (health) dalam tulisan
pertamanya, namun ia tidak pernah mendefinisikan kata tersebut. Ia
menggunakan kata kesehatan positif (positive health) untuk menunjukkan
kondisi bugar (wellness) dan tidak adanya penyakit dan penyakit parah.
Istilah health digunakan oleh Rogers dalam konteks nilai yang ditentukan
oleh budaya atau individu.
2. Prinsip Hemodinamika
Prinsip homeodinamika terdiri dari 3 pemisahan prinsip, yaitu integral,
resonansi dan helicy (Roger (1970,1988, 1992)). Dengan kombinasi prinsip
homeodinamika dan konsep manusia dari definisi perawat, sebuah teori
menyatakan dapat dijadikan dalil. Sebuah teori yang tepat mungkin
menyatakan jika perawat menggunakan prinsip homeodinamika untuk
melayani umat manusia.
a. Integral
Prinsip pertama adalah integral. Badan manusia dan lingkungannya tidak
dapat dipisahkan, rangkaian pertukaran proses kehidupan terus terjadi
pembaharuan interaksi antara badan manusia dan lingkungannya.
Keduanya saling berinteraksi yang konstan dan saling bertukar dimana
pembentukan keduanya ditempatkan dalam waktu yang sama. Maka,
integral adalah kelanjutan proses interaksi antara manusia dan lingkungan.
b. Resonansi
Prinsip selanjutnya, resonansi, berbicara pada kejadian pertukaran alam
antara manusia dan bidang lingkungan. Pertukaran adalah pola manusia dan
bidang lingkungan disebarkan dari gelombang yang berpindah dari
gelombang yang lebih tinggi dari frekuensi rendah ke gelombang yang lebih
pendek dari frekuensi yang lebih tinggi. Proses kehidupan dalam badan
manusia adalah simfoni dari ritme yang bergerak dalam frekuensi tertentu.
Pengalaman manusia di lingkungannya seperti segaris kompleks kesatuan
gelombang resonansi mereka dengan dunia istirahat.
c. Helicy
Terakhir, prinsip helicy sependapat dengan alam dan pertukaran langsung
pada manusia- lingkungan. Manusia dan lingkungan adalah dinamis, sistem
terbuka dalam pertukaran adalah hak berlanjut pada pertukaran yang
konstan antara manusia dan bidang lingkungan. Pertukaran ini juga
mengalami pembaharuan. Jika, pertukaran tidak dapat diprediksi.
Akhirnya, pertukaran langsung menuju peningkatan perbedaan dan
kerumitan. Proses ini dan polanya tidak dapat di prediksi, dinamis, dan
peningkatan perbedaan. Helicy meliputi konsep perubahan ritmis, pengaruh
evolusioner, dan kesatuan bidang lingkungan hidup manusia. Arah
perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan terhadap
peningkatkan keragaman dan kompleksitas dan ritme yang tidak tepat
diulang. Akibatnya, prinsip dari homeodynamics adalah cara melihat
manusia dalam keutuhan mereka. Perubahan dalam proses kehidupan
manusia yang tidak dapat kembali, nonrepeatable, berirama, dan
menyajikan keragaman pola tumbuh.
Untuk menggambarkan dinamisme proses dalam keperawatan, Rogers
membuat ilustrasi dalam bentuk bagan sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA