Anda di halaman 1dari 11

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui

opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh
jklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvb
nmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer
Rangkuman Ikatan Kimia

tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
Alifia Putri Milenia

X MIPA 2 / 05
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio
pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrty
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
ghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
A. Struktur Lewis
 Konfigurasi Elektron Gas Mulia
Golongan gas mulia pada system periodic terdiri dariunsur-unsur yang stabil
dan tidak reaktif. Gas mulia mempunyai electron valensi dua untuk He, dan
delapan untuk Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn.
2He =2 EV = 2
10Ne = 2.8 EV = 8
18Ar = 2.8.8 EV = 8
36Kr = 2.8.18.8 EV = 8
54Xe = 2.8.18.18.8 EV = 8
86Rn = 2.8.18.32.18.8 EV = 8

 Teori Oktet dan Duplet


 Kossel dan Lewis membuat kesimpulan bahwa konfigurasi electron atom-
atom akan stabil apabila jumlah electron terluarnya dua (duplet) atau
delapan (octet).
 Untuk mencapai keadaan stabil seperti gas mulia, maka atom-atom
tersebut membentuk konfigurasi seperti gas mulia.
 Untuk membentuk konfigurasi seperti gas mulia maka dapat dilakukan
dengan cara membentuk ion atau membentuk pasangan bersama.
1. Pembentukan Ion
 Suatu atom akan melepeas atau mengikat electron.
 Atom-atom yang mempunyai energy ionisasi rendah akan
memiliki kecenderungan untuk melepaskan e-.
 Atom-atom yang memiliki afinitas electron besar akan
memiliki kecenderungan untuk mengikat e-.
 Contoh :

11Na  Na+ + e-
(2.8.1) (2.8)

17Cl + e-  Cl –
(2.8.7) (2.8.8)
2. Penggunaan pasangan electron bersama
 Atom yang sukar melepas electron (energy ionisasi tinggi)
dan atom yang sukar menarik electron (afinitas electron
rendah) punya kecenderungan untuk memebentuk
pasangan electron yang dipakai bersama.

 Pengecualian Teori Oktet


 Senyawa yang atom pusatnya mempunyai electron valensi kurang dari 4
sehingga tidak mencapai octet. Contoh : BeCl2 , BCl3 , dan AlBr3
 Senyawa dengan jumlah electron valensi ganjil. Contoh : NO (jumlah
electron valensi 5+6+6 = 17)
 Senyawa yang melampaui teori octet, di mana unsure periode 3 atau
lebih dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya (kulit
M max. 18 elektron). Contoh : PCl5, SF6, ClF3, dan SbCl5.

 Struktur Lewis
 Berguna untuk memahami penggunaan electron bersama pada ikatan.
B. Ikatan Ion
 Terdapat unsure yang kelebihan electron da nada yang kekurangan electron
 Terjadi karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis anatra ion positif
dengan ion negative
 Ion positif biasanya dimiliki oleh unsure logam. Dan ion negative biasanya
dimilik oleh unsure non logam.
 Ion positif dan ion negative saling menarik dan terjadi serah terima electron
yang kemudian membentuk senyawa dengan ikatan ion
 Contoh :

 Sifat Senyawa Ion :


 Kristalnya keras tetapi rapuh.
 Mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi.
 Mudah larut di dalam air.
 Dapat menghantarkan arus listrik

C. Ikatan Kovalen
 Atom-atom pada ikatan kovalen ini saling kekurangan elektron.
 Terjadi karena pemakaian electron bersama-sama.
 Tidak cukup electron sehingga saling memberi electron
 Terjadi pada ikatan atom non logam dengan atom non logam.
 Macam – macam ikatan kovalen :
 Ikatan Kovalen Tunggal
Masing – masing atom menyumbang satu electron.

 Ikatan Kovalen Rangkap Dua


Masing – masing menyumbang dua electron.
 Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Masing – masing menyumbang tiga electron.

 Ikatan Kovalen Koordinasi


Ikatan kovalen koordinasi terjadi apabila pasangan electron yang digunakan
berasal dari salah satu atom yang berikatan. Atom-atom yang berikatan secara
kovalen koordinasi salah satunya harus mempunyai pasangan electron bebas
dan atom pasangannya harus mempunyai orbital kosong. Ikatan ini sering juga
dinamakan ikatan datif atau semipolar.

 Sifat fisika senyawa kovalen


 Dalam keadaan padat, cair, dan gas senyawa kovalen tidak dapat
menghantarkan listrik.
 Pada umumnya tidak larut dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut
non-polar. Senyawa kovalen polar dapat larut dalam air.
 Pada umumnya mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi.
D. Kepolaran Senyawa
 Senyawa Kovalen Polar
 Terjadi apabila distribusi electron ikatan yang ada tidak persis terletak
di tengah-tengah kedua atom yang berikatan.
 Atom yang lebih kuat menarik electron ikatan akan mempunyai muatan
negative sebagian (negative parsial) dan atom yang lebih lemah akan
bermuatan positif parsial.
 Peristiwa terjadi kutub/muatan akibat adanya pasangan electron lebih
tertarik ke salah satu atom disebut polarisasi.
 Apabila dalam suatu molekul terdapat beda keelektronegatifan antar
atom-atom penyusunnya, maka akan terjadi kepolaran.
 Untuk menjadi polar ada beberapa syarat :
1. Terdiri dari 2 atom berbeda
2. Terdapat Pasangan Elektron Bebas (PEB)
3. Strukturnya berbentuk asimetris
4. Mempunyai momen dipole
 Contoh senyawa kovalen polar :

 Senyawa Kovalen Non-Polar


 Biasanya terjadi pada ikatan yang ada diantara dua atom yang sama.
 Tidak ada muatan parsial positif dan juga muatan parsial negative.
 Ciri senyawa kovalen non-polar secara umum :
1. Ikatannya berbentuk simetris
2. Tidak mempunyai momen dipole
 Contoh senyawa kovalen non-polar :

E. Ikatan Logam
 Ikatan antar logam dalam suatu unsure logam dengan menggunakan interaksi
antar electron valensi.
 Unsure logam mempunyai kecenderungan untuk membentuk ion positif dan
mempunyai electron valensi sedikit.
 Berakibat bahwa electron valensi dalam atom-atom logam bebas bergerak dari
atom yang satu ke atom yang lainnya untuk membentuk suatu ikatan.
 Lautan electron dalam Kristal logam memegang erat ion-ion positif pada logam
sehingga bila logam dipukul/ditempa tidak akan pecah,tetapi akan menggeser.
 Karena itu, logam bersifat ulet, dapat ditempa, dan diulur menjadi kawat.
F. Sifat Fisik Senyawa

No Senyawa Ion Senyawa Kovalen Senyawa Logam

Senyawa kovalen polar


Wujud cair dapat Dapat menghantarkan
1 dapat menghantarkan
menghantarkan listrik panas dan listrik
listrik

Senyawa kovalen non-


Dalam wujud padat Memiliki kekerasan yang
2 polar tidak dapat
berbentuk kristal tinggi
menghantarkan listrik

Titik didih dan titik leleh Mudah ditempa ,


Titik didi dan titik leleh
3 cenderung lebih rendah dibengkokkan, dan
lebih tinggi
dari senyawa ion ditarik

Mudah larut dalam Mempunyai sifat


4 Larut dalam polar (air)
pelarut non-polar mengkilap

Membentuk struktur
5 Bersifat keras tapi rapuh Mudah menguap
raksasa

Membentuk struktur Membentuk struktur


6 raksasa dengan struktur molekul sederhana dan -
kristal yang teratur struktur molekul raksasa
G. Gaya Antarmolekul
 Gaya Tarik Dipol – Dipol
 Senyawa polar dengan senyawa polar.
 Molekul-molekul yang bersifat polar ini cenderung menyusun diri dengan
cara saling mendekatkan ujung yang berbeda muatan
 Dapat digunakan untuk membandingkan zat-zat yang mempunyai massa
molekul relative yang hampir sama.
 Gaya Tarik Dipol – Dipol Terimbas
 Senyawa polar dengan senyawa non-polar.
 Dipol permanen menginduksi awan electron molekul non-polar sehingga
berbentuk dipol terinduksi (terimbas).
 Gaya Tarik Dipol Sesaat – Dipol Terimbas
 Senyawa non-polar dengan senyawa non-polar.
 Elektron bergerak dari orbital satu ke orbital lainnya sehingga yang
awalnya non-polar menjadi polar karena terbentuknya dua kutub.
 Dipol ini dapat berpindah-pindah dan pada suatu saat hilang atau
berbalik arah.
H. Gaya Van Der Waals, Gaya London, dan Ikatan Hidrogen
 Gaya Van Der Waals
 Terjadi pada senyawa polar dengan senyawa polar, senyawa polar
dengan non-polar, senyawa non polar dengan senyawa non-polar.
 Gaya ini tidak terlalu kuat tetapi lebih kuat dari gaya London.
 Kutub di molekul yang polar mempengaruhi molekul yang lain sehingga
punya kutub sementara.
 Gaya London
 Terjadi pada senyawa non-polar dengan senyawa non-polar.
 Termasuk di Gaya Van Der Waals
 Gaya yang paling lemah.
 Terjadi pada tekanan yang tinggi
 Makin tinggi massa molekul dan juga titik didihnya maka gaya London
juga semakin tinggi.
 Makin panjang rantai karbonnya gaya London semakin kuat.
 Ikatan Hidrogen
 Merupakan yang paling kuat dibandingkan dengan Gaya Van der Waals
ataupun Gaya London.
 Hanya terbatas pada unsure H dengan unsure F, O, dan N.
 Jika unsure H berikatan dengan unsure yang lainnya tidaklah kuat
karena keelektronegatifannya lemah.
I. Sifat – Sifat yang Dipengaruhi Gaya Antarmolekul
 Semakin kuat gaya antarmolekulnya, titik didihnya makin tinggi.
 Semakin kuat gaya antarmolekulnya, tegangan permukaan zat cair semakin
besar.
 Semakin kuat gaya antarmolekul zat cair dengan permukaan, maka semakin
mudah zat cair tersebut membasahi permukaan.
 Semakin kuat gaya antarmolekul zat cair, maka semakin kental.
J. Bentuk Molekul Menurut Domain Elektron
K. Merumuskan Tipe Molekul
 Atom pusat dilambangkan dengan A.
 Pasangan electron ikatan dilambangkan dengan X.
 Pasangan electron bebas dinyatakan dengan E.

No Rumus (AXnEm) Bentuk Molekul Contoh

1 AX2E Bengkok SO2

2 AX3E Piramida Trigonal NH3, PH3, PCl3

3 AX2E2 Planar Bentuk V H2O, H2S

4 AX4E Bipiramida Trigonal SF4

5 AX3E2 Planar Bentuk T IF3,BrF3, ICl3

6 AX2E3 Linear XeF2

7 AX5E Piramida Sisi 4 IF5, BrF5, ICl5

8 AX4E2 Segi 4 Datar XeF4

Anda mungkin juga menyukai