Anda di halaman 1dari 5

MODUL 2

PEWARNAAN GRAM

A. TUJUAN
Membedakan kelompok bakter berdasarkan reaksi terhadap warna yang
sekaligus menunjukan sifat bakteri tersebut.
B. DASAR TEORI
Bakteri adalah sel prokariotik yang khas, uniseluler dan tidak
mengandung struktur yang terbatasi membran di dalam sitoplasmanya. Sel-
selnya secara khas, berbentuk bola seperti batang atau spiral. Bakteri yang khas
berdiameter sekitar 0,5 sampai 1,0 µm, dan panjangnya 1,5 sampai 2,5 µm.
Reproduksi terutama dengan pembelahan biner sederhana yaitu suatu proses
aseksual. Beberapa dapat tumbuh pada suhu 0°, ada yang tumbuh dengan baik
pada sumber air panas yang suhunya 90° atau lebih. Kebanyakan tumbuh pada
berbagai suhu diantara kedua ekstrim ini. Bakteri menimbulkan berbagai
perubahan kimiawi pada substansi yang ditumbuhinya, mereka mampu
menghancurkan banyak zat. Organisme ini sangat penting untuk memelihara
lingkungan yaitu dengan menghancurkan bahan yang tertumpuk di atau dalam
daratan dan lautan. Beberapa macam menimbulkan penyakit pada binatang (
termasuk manusia ), tumbuhan, dan protista lainnya. (Pelczar, Michael J, 1986).
Sel bakteri amat beragam panjangnya; sel beberapa spesies dapat
berukuran 100 kali kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain.

Ukuran

Satuan ukuran bakteri ialah mikrometer (µm), yang setara dengan 1/1000 mm
atau 10−3mm. Bakteri yang paling umum dipelajari di dalam prktikum
mikrobiologi dasar berukuran kira-kira 0,5-1,0 x 2,0-5,0 µm. Sebagai contoh
bakteri stafilokokus dan streptokokus yang berbentuk bola mempunyai diameter
yang berkisar dari 0,75 sampai 1,25 µm. Bentuk batang yang berukuran rata-rata
seperti bakteri tifoid dan disentri mempunyai lebar 0,5 sampai 1 µm dan
panjang 2 sampai 3 µm. Sel beberapa spesies bakteri sangat panjang,
panjangnya dapat melebihi 100 µm dan diameternya berkisar dari 0,1 sampai
0,2 µm. Sekelompok bakteri yang dikenal sebagai mikoplasma, ukurannya khas
amat kecil, demikian kecilnya sehingga hampir-hampir tak tampak di bawah
mikroskop cahaya.
Walaupun bakteri sangat kecil ukurannya, namun dapat diukur dengan relatif
mudah serta tepat. Jarak antara garis-garis tersebut ditentukan sebelumnya
dengan berpedomankan mikrometer pentas, suatu alat yang berfungsi sebagai
mistar pada kerja mikroskopis. Pemeriksaan bakteri melalui mikroskop yang
dilengkapi dengan mikrometer okular akan menampakan garis-garis yang sudah
diketahui ukurannya diatas mikroorganisme yang diperiksa, sedemikian rupa
sehingga panjang dan lebar sel dapat ditentukan dengan mudah.
Ciri khusus sel bakteri akan terungkapkan bila perbandingan antara luas
permukaan terhadap volumenya dihitung. Bagi bakteri, nilai ini sangat tinggi
dibandingkan engan mikroorganisme yang lebih besar. Dari segi praktis hal ini
berarti bahwa isi suatu sel bakteri menjadi terbuka terhadap batas permukaan
antar dinding sel dan nutrien disekitarnya. Sifat inilah yang merupakan salah
satu penyebab tingginya laju metabolisme dan pertumbuhan bakteri.
Bentuk
Sel – sel individu bakteri dapat berbentuk seperti elips, bola, batang (silindris),
atau spiral (heliks). Masing – masing ciri ini penting dalam mencirikan morflongi
suatu spesies.
Sel bakteri yang berbentuk seperti bola atau elips dinamakan kokus. Sel bakteri
berbentuk silindris atau seperti batang dinamakan basillus. Ada banyak
perbedaan dalam ukuran panjang dan lebar di antar berbagai spesies basillus.
Ujung beberapa basilus tampak persegi, yang lain bundar, dan yang lain lagui
meruncing atau lancip seperti ujung cerutu. Kadang-kadang basillus tetap saling
melekat satu dengan lainnya, ujung dengan ujung, sehingga memberikan
penampilan rantai.
Bakteri berbentuk spiral, atau spirilum, terutama dijumpai sebagai individu-
individu sel yang tidak saling melekat. Tercakup didalam kelompok morfologis ini
ialah spiroketa, beberapa diantaranya menyebabkan penyakit yang gawat pada
manusia. Individu-individu sel dari spesies yang berbeda-beda menunjukkan
perbedaan-perbedaan yang menyolok dalam hal panjang. (Pelczar, Michael J,
2008).

Karena sebagian besar mikroorganisme tidak berwarna, maka untuk dapat


melakukan pengamatan dibawah mikroskop cahaya diperlukan pewarnaan
mikroorganisme dengan menggunakan pewarna. Pewarnaan mikroorganisme
pada dasrnya adalah prosedur mewarnai mikroorganisme dengan menggunakan
zat warna yang dapat menonjolkan struktur tertentu dari mikroorganisme yang
ingin kita amati. Sebelum mikroorganisme dapat diwarnai, mikroorganisme
tersebut harus terlebih dahulu difiksasi agar terikat (menempel) pada kaca
objek. Tanpa adanya fiksasi, maka pemberian zat warna pada mikroorganisme
ang dilanjutkan dengan prosedur pencucian zat warna dengan ai mengalir dapat
menyebabkan mikroorganisme ikut tercuci.
Pewarna (stain) merupakan garam-garam yang tersusun atas ion positif dan
negatif, yang salah satunya bewarna dan disebut kromofor. Bila kromofor
berada pada ion positif, disebut sebagai pewarna basa dan bila kromofor berada
pada ion negatif disebut sebagai pewarna asam.
Bakteri akan bermuatan negatif pada pH 7, sehingga pewarna basa akan terkat
pada muatan negatif sel bakteri. Yang termasuk pewarna basa adalah cystal
violet, methylene blue (metilen biru), malasit hijau dan safranin.
Pewarnaan asam seperti eosin dan fuschsin acid, tidak erikat pada sel bakteri
karena muatan keduanya saling bertolak belakang sehingga pewarna asam ini
hanya mewarnai bagian latar belakang spesimen. Prosedur pewarnaan dimana
sel bakteri yang tidak berwarna diamati dengan latar belakang pewarna negatif
disebut pewarnaan negatif. Pewarnaan negatif ini umum digunakan untuk
mengamati kapsul bakteri. Kapsul bakteri tidak menyerap zat warna sehingga
dalam pewarnaan negatif akan terlihat sebagai daerah jernih (transparan)
disekeliling sel bakteri dengan latar belakang gelap.
Ada tiga macam prosedur pewarnaan, yaitu pewarnaan sederhana (simple
stain), pewarnaan diferensial (differential stain) , dan pewarnaa khusus (special
stain). Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam pewranaan
dan bertujuan mewarnai seluruh sel mikroorganisme sehingga bentuk sel selule
dan struktur dasarnya dapat terlihat. Biasanya suatu bahan kimia ditambahkan
kedalam larutan pewarna untuk mengintesifkan warna dengan cara
meningkatkan afinitas pewarna pada spesimen sederhana adalah carbol fuchsin
dan safranin.
Pewarnaan diferensial menggunakan lebih dari satu pewarna dan memilih reaks
yang berbeda untuk setiap bakteri, sehingga digunakan untuk membedakan
bakteri. Pewarna diferensial yang sering digunakan adalah pewarnaan gram
yang diciptakan oleh Hans Christian Gram pada tahun 1884. Pewarnaan Gram ini
mampu membedakan dua kelompok besar bakteri, yaitu Gram positif dan Gram
negatif. (Pratiwi, Sylvia T, 2008)

 Struktur bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu struktur dasar dan struktur tambhan.
Struktur dasar dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri, meliputi dinding sel,
membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
Sedangkan struktur tambahan hanya dimiliki oleh ejnis bakteri tertentu. Struktur
ini meliputi : kapsul, flagellum, pili, imbria, kromosom, vakuola gas dab
endospore.
a. Struktur dasar
Dinding sel
Kebanyakan bakteri mempunyai dinding sel. Dinding sel tersebut terdiri dari
berbagai bentuk dan ukuran tertentu pada sel bakteri. Dinding sel bersifat
elastik dan terletak diantara kapsula dan membran sitoplasma.
Fungsi dinding sel
 Memberi perlindungan terhadap sitoplasma
 Berperan penting dalam perkembangbiakan sel
 Sebagai pertahanan bakteri agar dapa berthana hidup dalam
lingkungannya
Membran Plasma
Membran sel merupakan bungkus dari sitoplasma. Membran sel terletak
didalam dinding sel dan tidak terikat dengan dinding sel.
Membran se berfungsi sebagai transpor bahan makanan secara selektif,
mengatur keluar masuknay zat-zat, pembentukan dinding pemisah.
Sitoplasma
Merupakan isi sel yang berupa cairan,disebut juga dengan protoplasma.
Protoplasma merupakan koloid yang mengandun karbohidrat, protein, enzim,
belerang, kalsium karbonat da volutin. Komponen-komponen sitoplasma terdiri
dari :
1. Inti
2. Ribosom
3. Granula sitoplasma
4. Plasmid

b. Struktur tambahan
1. Kapsul atau lapisan lendir
Yaitu lapisan luar dinding sl pada jenis bakteri tertentu yang berfungsi
sebagai pelindung sel terhadap faktor lingkungan dan pengikat antar sel.
2. Flagel
Yaitu suatu benang halus yang keluar dari sitoplasma dan menembus
dinding sel yang diguakan untuk pergerakan
3. Pili
Yaitu benang-benang halus yang menonjol keluar dari dinding sel.
4. Kromosom
Yaitu struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan
mengandung pigmen klorofil dan pignen lainnya unutuk fotosintesis.
5. Vakuola gas
Yaitu terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis
6. Spora
Yaitu sebagai alat reproduksi seperti halnya fungi

Penggolongan bakteri berdasarkan struktur dinding sel


Pewarnaan gram atau metode gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang
paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam
proses ini, olesan bakteri yang sudah terfiksasi dikenal larutan-larutan berikut : zat
pewarna kristal violet, larutan yodium, larutan alkohol (bahan pemucat), dan zat
pewarna tandingannya berupa zat warna safranin atau air fuchsin. Metode ini
diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram
yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara
pneumokokus dan klebsiella pnemiae. (Putri, Meganada Hiaranya, 2017)

Metode teknik pewarnaan dapat mengelompokkan bakteri menjadi bakteri gram


positif dan gram negatif berdasarkan perbedaan komposisi dan struktur dinding
selnya.
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil
ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan
warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif
tidak. Pada uji pewarnaan gram suatu pewarna penimbal ditambahkan setelah
metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi warna merah
atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua bakteri
ini berdasarkan pada perbedaa struktur dinding sel mereka. ( Ampou, Eghbert
Elvan dkk, 2014)

Anda mungkin juga menyukai