Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH GEOLOGICAL STRENGTH INDEX (GSI)

TERHADAP NILAI FAKTOR KEAMANAN MELALUI SIMULASI


KESTABILAN LERENG TAMBANG, KECAMATAN BATU
KAJANG, KABUPATEN PASER, KALIMANTAN TIMUR

Anggita Fitri Anatiyo Pamuji1, Raden Irvan Sophian1, Dicky Muslim1


1 Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung

*Korespondensi: anggitafitri48@gmail.com

ABSTRAK
Daerah pertambangan dengan sistem pit terbuka (open pit) memiliki suatu bentuk lereng tertentu
untuk mengambil sumber daya alam yang akan dimanfaatkan. Kestabilan lereng merupakan aspek
yang penting dalam kegiatan pertambangan terbuka dikarenakan seluruh kegiatan penambangan
terpusat di lokasi tersebut. GSI (Geological Strength Index) merupakan salah satu data geologi
teknik yang dimanfaatkan untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik dari batuan sehingga
didapatkan nilai Faktor Keamanan (FK) lereng. Keragaman nilai GSI yang didapatkan
memberikan pengaruh terhadap nilai Faktor Keamanan (FK). Penelitian dilakukan untuk
mengetahui pengaruh keberagaman nilai GSI terhadap nilai Faktor Keamanan (FK) pada desain
lereng melalui simulasi pada desain lereng hingga didapatkan desain lereng yang stabil.
Pengambilan data langsung di lapangan dengan melakukan window mapping dan simulasi lereng
menggunakan software. Keragaman nilai kohesi dan sudut geser dalam yang didapatkan melalui
data GSI di lapangan, mempengaruhi nilai Faktor Keamanan (FK) pada lereng, semakin besar nilai
kohesi dan sudut geser dalam, mengindikasi bahwa batuan mendekati kondisi utuh (intact), maka
FK yang dihasilkan akan bernilai besar pula atau dalam keadaan stabil.

Kata Kunci: kestabilan lereng, GSI, Faktor Keamanan (FK), material properties, batubara

ABSTRACT
Mining areas with open pit systems have a certain slope form to gain the natural resources to be
utilized. Slope stability is an important aspect of open mining activities because all mining
activities are concentrated in these locations. GSI (Geological Strength Index) is one of the
geological technique data that used to know the physical and mechanical properties of rocks to
obtain Factor of Safety (FS) slope value. The diversity of GSI values has an influence on the value
of Factor of Safety (FS). The study was conducted to determine the effect of GSI value diversity on
the Factor of Safety (FS) value on slope design through simulation to obtain stable slope design.
Direct data retrieval in the field by doing a window mapping and slope simulation using software.
The diversity of cohesion values and angle of internal friction obtained through GSI data in the
field, affect the value of the Factor of Safety (FS) on the slope, the greater value of cohesion and
angle of internal friction, indicating that the rocks are close to intact conditions, FS result will be
valuable great either or in a stable state.

Keywords: slope stability, GSI, Factor of Safety (FS), material properties, coal

1. PENDAHULUAN dimanfaatkan. Pada umumnya bentuk


lereng tambang membentuk suatu
Daerah pertambangan dengan
cekungan dengan kemiringan tertentu.
sistem pit terbuka (open pit) memiliki
Kestabilan lereng merupakan aspek
suatu bentuk lereng tertentu untuk
yang penting dalam kegiatan
mengambil sumber daya alam yang akan
pertambangan terbuka dikarenakan

487
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.2, No.6, Desember 2018: 487-497

seluruh kegiatan penambangan terpusat merupakan lokasi penambangan


di lokasi tersebut. Ketidakstabilan lereng batubara yang dikerjakan oleh PT.
terjadi karena batuan tidak pada kondisi Bukit Makmur Mandiri Utama Site
setimbangnya. Banyak faktor yang milik Kideco. Dilakukan pengambilan
membuat lereng tambang menjadi tidak data pada lereng highwall C5 Pit AB
stabil, geometri lereng yang tidak ideal bagian barat.
serta aktivitas di sekitar pertambangan
seperti penggalian dapat memicu hal 2. TINJAUAN PUSTAKA
tersebut.
Tingginya aktivitas Geologi Regional
penambangan pada lereng tambang, Pada lembar geologi regional,
meningkatkan potensi ketidakstabilan daerah penelitian berada pada Lembar
lereng, terutama potensi pergerakan Balikpapan skala 1 : 250.000 (Gambar
material lereng dalam bentuk longsoran. 1), merupakan perbatasan antara
Data geologi dan geologi teknik pada Cekungan Kutai dengan Cekungan
lereng digunakan untuk mengetahui nilai Barito, namun masih termasuk bagian
Faktor Keamanan (FK) yang dimiliki dari Cekungan Barito dengan Formasi
lereng tambang. Nilai kestabilan lereng Warukin yang lebih dominan. Secara
didapatkan dengan memanfaatkan sifat geografis, daerah penelitian berada di
fisik dan mekanik yang dimiliki oleh daerah Batu Sopang, Kecamatan Batu
batuan, nilainya berbeda, tergantung Kajang, Kabupaten Paser, Kalimantan
jenis batuannya. Timur.
GSI (Geological Strength Index) Formasi Warukin terdiri atas
merupakan salah satu data geologi perselingan batupasir dengan
teknik yang dimanfaatkan untuk batulempung dengan sisipan batubara,
mengetahui sifat fisik dan mekanik dari dan batugamping. Terendapkan di
batuan sehingga didapatkan nilai Faktor lingkungan fluviatil delta. Tidak
Keamanan (FK) lereng. Keragaman dijumpai fosil. Berumur Miosen Tengah
nilai GSI yang didapatkan memberikan – Miosen Akhir, tebal formasi antara
pengaruh terhadap nilai Faktor 300 – 500 m. Menindh selaras Formasi
Keamanan (FK). Hal ini berpengaruh Berai yang terdiri atas batugamping
terhadap lereng yang memiliki nilai dip berseling dengan batulempung, napal,
litologi yang relatif tinggi (sekitar 65o – dan batubara.
80o untuk litologi batubara) dalam Cekungan Barito dan Cekungan
menentukan arah penambangan dan Kutai dibatasai oleh Sesar major yang
desain lereng yang akan digunakan. dikenal dengan Adang Fault yang
Maka dari itu, dilakukan penelitian berarah relative Timur – Barat.
terkait permasalahan ini untuk Keberadaan sesar ini merupakan hasil
mengetahui pengaruh keberagaman dari gaya kompresi berarah barat – timur
nilai GSI terhadap nilai Faktor pembentuk anticlinorium di sepanjang
Keamanan (FK) pada desain lereng pegunungan Meratus. Kondisi tersebut
melalui simulasi pada desain lereng diperkirakan menghasilkan patahan dan
hingga didapatkan desain lereng yang lipatan di lokasi penelitian. Struktur
stabil. geologi yang teridentifikasi di lokasi
penelitian yakni patahan berjenis sesar
Penelitian berada di Daerah oblique (normal strike-slip fault).
Samurangau, Kecamatan Batu Kajang,
Kabupaten Paser, Kalimantan Timur,

488
Pengaruh Geological Strength Index (GSI) terhadap Nilai Faktor Keamanan Melalui Simulasi Kestabilan Lereng
Tambang Kecamatan Batu Kajang, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur
(Anggita Fitri Anatiyo Pamuji)

: Lokasi Penelitian

Gambar 1. Geologi Regional Lembar Balikpapan (S. Hidayat dan I. Umar, 1994)

(Geological Strength Index) GSI diskontinuitas (pelapukan, derajat


Geological Strength Index (GSI) kekasaran, dan alterasi) (Gambar 2).
dikemukakan oleh (Marinos and Hoek Chart standar batuan
2005). Metode ini menekankan kepada terkekarkan yang dibuat oleh Hoek &
pengamatan secara geologi untuk Marinos (2005), digunakan dalam
karakteristik massa batuan, gambaran mengestimasi kualitas massa batuan
material, struktur yang berkembang, secara kualitatif, untuk mendapatkan
sejarah geologi, dan pengembangan nilai GSI dari setiap stasiun pengamatan
spesifik untuk estimasi material properti lapangan. Nilai GSI berkisar dari 0
dari batuan. Kegunaan metode ini yaitu hingga 100, dimana nilai GSI 100
untuk memperkirakan properti massa adalah setara dengan massa batuan utuh
batuan. Penilaian ini didasarkan pada (Hoek & Marinos, 2005).
parameter litologi, struktur, dan kondisi
permukaan diskontinuitas pada massa Kestabilan Lereng
batuan, dan hal ini diperkirakan dari Nilai Faktor Keamanan (FK)
penilaian secara visual dari massa didapatkan dengan menginput nilai
batuan pada singkapan. material properties yang terdiri dari
kohesi, sudut geser dalam, dan berat
Metode Pengambilan data GSI jenis litologi batuan ketika melakukan
Pengklasifikasian kualitas massa simulasi. Nilai material properties dari
batuan berdasarkan metode Geological batuan diperoleh dengan memanfaatkan
Strength Index (GSI) Hoek (1994), software yaitu Roclab menurut
mengkombinasikan 2 (dua) parameter klasifikasi (Hoek and Brown dalam
utama, yaitu struktur dari sifat blok atau Rocscience Guide (2002)). Aplikasi ini
Structure Rating (SR), ukuran blok dan berguna untuk menyelesaikan model
bentuk menunjukkan geometri massa batuan yang cukup rumit dengan
batuan keseluruhan dan proporsi volume keterbatasan data yang dimiliki.
batuan yang ditempati oleh Menggunakan empat parameter, yakni
diskontinuitas dan kondisi permukaan Unconfined Compressive Strength
atau Surface Condition Rating (SCR) batuan (sigci), parameter batuan utuh
berdasarkan pengamatan stuktur (ukuran (mi), nilai Geological Strength Index
blok dan bentuk) dan kondisi permukaan (GSI), dan nilai faktor pengganggu (D).
Nilai keempat faktor dapat ditentukan

489
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.2, No.6, Desember 2018: 487-497

secara subjektif dengan bantun dari µ = tekanan pori (γair x h x L)


kolom keterangan yang tertera di V = beban luar (ton)
software. ɸ = sudut geser dalam material
Perhitungan Faktor Keamanan (degree)
Lereng dengan melibatkan data sifat
fisik batuan, mekanika batuan Gaya yang bekerja merupakan
(geoteknis batuan) dan bentuk geometri gaya pendorong dan gaya penahan,
lereng (Pangular, 1985). Rumus dasar semakin besar gaya pendorong,
Faktor Keamanan (FK) lereng (material kemungkinan longsor akan semakin
tanah/batuan) yang diperkenalkan oleh besar. Perhitungan yang dilakukan
Fellenius dan kemudian dikembangkan menggunakan metode busur, bidang
adalah : gelincir dibagi menjadi beberapa slice
atau potongan bidang, nilai Faktor
Keamanan (FK) dihitung tiap potongan
bidang, nilai terkecil yang didapatkan
menjadi nilai yang mewakili
keseluruhan bidang, hal ini bertujuan
agar antisipasi yang dapat dipersiapkan
bernilai besar atau lebih baik.
Dimana: Nilai yang didapatkan perlu
c = kohesi massa lereng (ton/m2) diklasifikasikan untuk mengetahui arti
L = panjang bidang gelicir (m) dari nilai yang didapatkan,
W = berat jenis massa di atas segmen pengklasifikasian dilakukan berdasarkan
(ton) nilai keamanan yang sudah diakui secara
α = sudut kemiringan lereng (degree) internasional. (Tabel 1)

Gambar 2. Penilaian Geological Strength Index oleh Hoek and Marinos (2005)

490
Pengaruh Geological Strength Index (GSI) terhadap Nilai Faktor Keamanan Melalui Simulasi Kestabilan Lereng
Tambang Kecamatan Batu Kajang, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur
(Anggita Fitri Anatiyo Pamuji)

Tabel 1. Klasifikasi Nilai Keamanan Lereng (Bowles, 1989)


Besar Nilai Faktor Keamanan Kategori
FK < 1.07 Labil
1.07 < FK < 1.25 Kritis
FK > 1.25 Stabil

3. METODE Zonasi Gempa Indonesia. Data tiap


Penelitian terbagi dalam empat tahap, litologi menggunakan nilai material
pertama tahap persiapan berupa studi properties. Metode simulasi
literatur dan orietasi medan di lokasi Morgenstern – Price Nilai Faktor
penelitian, dilanjutkan dengan tahap Keamanan (FK) lereng yang ditetapkan,
pengambilan data litologi batuan sesuai merupakan kriteria nilai yang
urutan tua ke muda, pengukuran dikemukakan oleh Bowles, 1981.
geometri lereng, dan pengambilan data Diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
GSI langsung pada litologi dengan
melakukan window mapping.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap pengolahan data
dilakukan pengelompokkan litologi 4.1 Data Geologi dan Geologi Teknik
yang didapatkan, memanfaatkan Lokasi C5 Pit AB bagian barat
software untuk menentukan nilai tersusun atas 3 litologi dominan, yakni
material properties dan simulasi lereng batulempung, batupasir, dan batubara.
sehingga didapatkan nilai Faktor Setelah melakukan rekonstruksi dengan
Keamanan (FK) yang stabil, pendekatan memerhatikan sebaran batuan,
yang dilakukan unruk simulasi yakni pembuatan log batuan, dan penentuan
ketebalan litologi yang disesuaikan nilai GSI (gambar 3), berbagai variasi
dengan sayatan lereng, batubara sebagai litologi yang ditemukan di lapangan,
acuan utama. Muka Air Tanah (MAT) satuan batuan terbagi menjadi lima,
yang digunakan berada di permukaan, yakni batulempung terang, batulempung
Getaran yang digunakan sebesar 0.03, gelap, batupasir, dan batupasir lunak.
nilai tersebut mengacu kepada Peta

Keterangan:
Batulempung terang
Batulempung gelap

Batupasir
Batupasir lunak
Batubara

Gambar 3. Pemberian Nilai GSI pada batuan

491
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.2, No.6, Desember 2018: 487-497

Satuan Batulempung Terang Satuan Batupasir Lunak ini


dengan warna segar abu – abu terang, memiliki warna segar coklat
warna lapuk coklat kehitaman (Gambar kekuningan, warna lapuk abu – abu
4a). Struktur sedimen massive bedding. kemerahan (Gambar 5a). Ukuran butir
Kandungan mineral tidak teramati. pasir sangat halus – pasir halus, bentuk
Kekerasan lunak hingga getas. Kontak butir membundar tanggung –
gradasional. memiliki nilai GSI antara membundar, pemilahan baik, kemas
25 – 35. Sementara untuk Satuan tertutup. Struktur sedimen paralel
Batulempung Gelap (Gambar 4b), laminasi, wavy lamination. Kandungan
perbedaan terdapat pada warna batuan mineral kuarsa, amfibol. Terdapat
yang lebih gelap dan nilai memiliki nilai material organik sebagai sisipan.
GSI antara 30 – 40. Satuan Batubara Kekerasan lunak, kontak tegas, memiliki
memiliki warna segar hitam pekat nilai GSI antara 30 – 35. Satuan
(Gambar 4c), warna lapuk hitam Batupasir memiliki warna segar abu –
kecoklatan. Kilap banded (Diessel, abu kecoklatan, warna lapuk abu – abu
1965). Kekerasan getas. Struktur kekuninganan (Gambar 5b). Ukuran
berlembar, blocky. Kontak tegas, butir pasir sangat halus – pasir sedan,
memiliki nilai GSI antara 25 – 40. bentuk butir membundar tanggung –
membundar, pemilahan baik, kemas
a tertutup. Struktur sedimen paralel
laminasi, wavy bedding. Kandungan
mineral yang teramati yaitu kuarsa,
plagioklas. Terdapat material organik
sebagai sisipan. Kekerasan getas hingga
keras, kontak tegas, memiliki nilai GSI
antara 30 – 40.

a
b

b
c

Gambar 5. Foto dekat a) Satuan


Batupasir Lunak, b) Satuan Batupasir
Gambar 4. Foto dekat a) Satuan yang ditemukan di lapangan
Batulempung Terang, b) Satuan
Batulempung Gelap, dan c) Satuan 4.2 Material Properties Batuan
Batubara yang ditemukan di lapangan Mencari nilai material properties
menggunakan Roclab memerlukan
beberapa parameter yang didapatkan,

492
Pengaruh Geological Strength Index (GSI) terhadap Nilai Faktor Keamanan Melalui Simulasi Kestabilan Lereng
Tambang Kecamatan Batu Kajang, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur
(Anggita Fitri Anatiyo Pamuji)

yaitu nilai UCS (Uniaxial Compressive beragam pula, sehingga ditentukan satu
Strength), parameter litologi, GSI, dan nilai akhir yang mewaliki tiap litologi
faktor pengganggu. Nilai untuk keempat yang mendekati kriteria khusus dari tiap
parameter beragam dan menghasilkan massa batuan (Tabel 2).
nilai kohesi dan sudut geser dalam yang

Tabel 2. Nilai Material Properties C5 Pit AB Bagian Barat sisi highwall

unit
Disturbanc c
weight e Factor
sig phi
No Litologi GSI mi (kN/m3
(KN/m3 (D) c (deg)
)
)
1 Batubara 1 13.9 0 25 6 15 171 28.08
2 Batubara 2 13.9 0 30 6 15 196 29.86
3 Batubara 3 13.9 0 35 6 15 222 31.52
4 Batubara 4 13.9 0 40 6 15 249 33.09
Batulempung Gelap
5 20.8 0.7 30 4 15 118 14.96
1
Batulempung Gelap
6 20.8 0.7 35 4 15 140 16.83
2
Batulempung Gelap
7 20.8 0.7 40 4 15 165 18.71
3
Batulempung Terang
8 20.8 0.7 25 4 15 96 13.1
1
Batulempung Terang
9 20.8 0.7 30 4 15 118 14.96
2
Batulempung Terang
10 20.8 0.7 35 4 15 140 16.83
3
11 Batupasir 1 23.5 1 30 17 35 202 20.87
12 Batupasir 2 23.5 1 35 17 35 246 23.81
13 Batupasir 3 23.5 1 40 17 35 293 26.76
14 Batupasir Lunak 1 23.5 1 30 17 15 141 16.08
15 Batupasir Lunak 2 23.5 1 35 17 15 172 18.54

Nilai yang Dipakai

4.3 Pengaruh GSI terhadap Sifat (Gambar 6), nilai GSI semakin besar,
Mekanik Batuan maka nilai kohesi dan sudut geser dalam
Material properties terutama pun semakin besar. GSI yang bernilai
kohesi dan sudut geser dalam erat tinggi, memiliki permukaan yang baik
hubungannya dengan GSI yang dan diskontinuitas yang terekam dengan
ditentukan di lapangan, hubungan jelas. Nilai GSI yang besar
variabel ini ditentukan untuk melihat menunjukkan bahwa batuan semakin
pengaruh dari nilai GSI terhadap nilai mendekati keadaan awalnya (intact),
material properties yang dihasilkan. sehingga nilai kohesi dan sudut geser
Grafik menunjukan nilai yang dalam sebagai identitas batuan bernilai
meningkat pada kelima satuan batuan tinggi pula.

493
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.2, No.6, Desember 2018: 487-497

Gambar 6. Grafik perbandingan nilai GSI terhadap kohesi dan terhadap sudut geser dalam
dari batuan.

Nilai kohesi berhubungan 22°, lebar berm bervariatif 30 – 70 m,


dengan kuat geser dan kerapatan batuan. tinggi single slope 8 – 10 m, dengan
Kekuatan geser batuan akan semakin sudut lereng 30° - 45°.
besar jika kohesinya semakin besar. Nilai Faktor Keamanan (FK)
Sedangkan sudut geser dalam pada sayatan lereng highwall A-A’
berhubungan dengan tegangan normal dengan material properties hasil
dan tegangan geser di dalam material mapping via Roclab disertai pengaruh
batuan. Semakin besar sudut geser Muka Air Tanah (MAT) dan pengaruh
dalam suatu material, maka material getaran horizontal 0.03 mengunakan
tersebut akan lebih tahan menerima metode Morgenstern Price bernilai
tegangan luar yang dikenakan 1,106 menurut Bowles (1989) termasuk
terhadapnya. dalam kategori kritis, kemungkinan
longsor jarang terjadi namun berpotensi
4.4 Simulasi Kestabilan Lereng pada untuk longsor. (Gambar 7a)
Sayatan Lereng Sedangkan nilai Faktor
Simulasi dilakukan terhadap dua Keamanan (FK) pada sayatan lereng
buah desain lereng yakni A-A’ dan B- highwall B-B’ dengan material
B’, penampang A-A’ tinggi keseluruhan properties hasil mapping via Roclab
lereng yaitu 188 m dengan sudut disertai pengaruh Muka Air Tanah
keseluruhan lereng sebesar 26° lebar (MAT) dan pengaruh getaran horizontal
berm bervariatif 20 – 60 m, tinggi single 0.03 mengunakan metode Morgenstern
slope 8 – 10 m, dengan sudut lereng 30° Price bernilai 1,340 menurut Bowles
- 45°. Sedangkang penampang B-B’ (1989) termasuk dalam kategori stabil
tinggi keseluruhan lereng yaitu 120 m atau aman, kemungkinan longsor
dengan sudut keseluruhan lereng sebesar rendah. (Gambar 7b)

494
Pengaruh Geological Strength Index (GSI) terhadap Nilai Faktor Keamanan Melalui Simulasi Kestabilan Lereng
Tambang Kecamatan Batu Kajang, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur
(Anggita Fitri Anatiyo Pamuji)

\a
1.106

1.340

Gambar 7. Simulasi nilai Faktor Keamanan (FK) dengan material properties hasil
mapping pada a) sayatan A-A’ b) sayatan B-B’

Berdasarkan hasil simulasi


kedua sayatan, terdapat perbedaan nilai Perbedaan nilai pada kedua
Faktor Keamanan (FK), pada kondisi sayatan dipengaruhi oleh komposisi
pengganggu yang sama, sayatan B-B litologi dan besarnya sudut keseluruhan
termasuk dalam keadaan lereng stabil lereng. Material properties hasil
dengan nilai Faktor Keamann (FK) mapping yang digunakan merupakan
>1,25, sedangkan sayatan dengan nilai GSI terendah untuk masing –
keterdapatan batupasir pada sayatan A- masing litologi. Keragaman nilai GSI
A’ dan material properties hasil menghasilkan nilai kohesi dan sudut
mapping bernilai lebih rendah dan ada geser dalam yang beragam pula dan
yang bernilai kurang dari <1,25 (Tabrl mempengaruhi nilai Faktor Keamanan
3). (FK) pada lereng.

Tabel 3. Hasil simulasi nilai Faktor 4.5 Pengaruh GSI terhadap Faktor
Keamanan (FK) sayatan Keamanan (FK) Lereng
Simulasi kestabilan lereng
FK Material
Jenis menggunakan nilai material properties
properties Hasil Ket
Sayatan untuk mendapatkan nilai Faktor
Mapping
Keamanan (FK), sehingga nilai Faktor
A – A’ 1,106 Kritis
Keamanan (FK) yang diperoleh juga
B – B’ 1,340 Stabil berhubungan dengan nilai GSI. Kedua

495
Padjadjaran Geoscience Journal. Vol.2, No.6, Desember 2018: 487-497

variabel dihubungkan agar kurang dari 1,25 namun tidak ada yang
kecenderungan nilai Faktor Keamanan bernilai lebih kecil dari 1,00. Sementara
(FK) diketahui untuk setiap desain pada sayatan B-B’ (Gambar 8b) garis
lereng. Hasil simulasi keamanan lereng linear FK Simulasi berada di bawah
pada sayatan A-A’ (Gambar 8a) garis batas FK stabil, menunjukkan
menunjukkan bahwa garis linear FK bahwa rata-rata nilai FK pada sayatan
Simulasi berada di bawah garis batas FK ini berada pada zona yang aman karena
stabil, rata-rata nilai FK pada sayatan ini bernilai lebih dari 1,25.
berada pada zona kritis karena bernilai

Gambar 8. Grafik hubungan nilai GSI terhadap Faktor Keamanan (FK) pada a) sayatan
A-A’ b) sayatan B-B

5. KESIMPULAN di lapangan, mempengaruhi nilai Faktor


Keamanan (FK) pada lereng, semakin
Hasil simulasi keamanan lereng
besar nilai kohesi dan sudut geser dalam,
pada sayatan A-A’ berada pada zona
mengindikasi bahwa batuan mendekati
kritis (1,25< x <1,00). Sementara pada
kondisi utuh (intact), maka FK yang
sayatan B-B’ berada pada zona yang
dihasilkan akan bernilai besar pula atau
aman (x>1,25), dimana x merupakan
dalam keadaan stabil.
nilai Faktor Keamanan (FK) yang
dihasilkan. Perbedaan nilai kedua
sayatan dipengaruhi oleh komposisi UCAPAN TERIMAKASIH
litologi dan penggunaan nilai material Ucapan terima kasih penulis
properties yang berbeda pada sayatan. sampaikan kepada pembimbing teknis,
Keragaman nilai kohesi dan sudut geser Kuat Yogi Ristanto, S.T. atas bimbingan
dalam yang didapatkan melalui data GSI

496
Pengaruh Geological Strength Index (GSI) terhadap Nilai Faktor Keamanan Melalui Simulasi Kestabilan Lereng
Tambang Kecamatan Batu Kajang, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur
(Anggita Fitri Anatiyo Pamuji)

dan pengajaran ilmu yang beliau berikan strength analysis using the
dan PT Bukit Makmur Mandiri Utama Hoek-
Site KIDECO yang telah mengizinkan Brown failure criterion. Canada.
dan memberikan fasilitas maksimal Rocscience Inc.
kepada penulis selama melakukan
penelitian. Wijaya, Raden Andy Erwin. Karnawati,
Dwikorita. Srijono. Wilopo,
DAFTAR PUSTAKA Wahyu. Isnawan, Dianto. 2014.
Estimasi Geological Strength
Arif, Irwandi. 2008. Geoteknik Index (GSI) System Pada
Tambang. Lapisan Batugamping
Jakarta. Gramedia. Beronggav di Tambang Kuari
Blok Sawir Tuban Jawa Timur.
Geology – Survey Department. 2014. Yogyakarta. Sekolah Tinggi
SOP Teknologi Nasional.
Pembentukan Bench dan Slope
di Zakaria, Z., 2009. Ebook: Analisis
Area Site PT. Kideco Jaya Kestabilan Lereng Tanah.
Agung. UNPAD:
PT. Kideco Jaya Agung Bandung.

Hunt, Roy E. 2007. Characteristicsof


Geological Materials and
Formations. United States of
America. Taylor and Francis
Group.

Marks, E.L., Sujatmiko, L. Samuel, H.


Dhanutirto, T. Ismoyati, dan
B.B.
Sidik. 1982. Cenozoic
stratigraphic nomenclature in
East Kutei Basin,
Kalimantan. Indonesian Pet.
Assoc., 11th Annual Convention
Proceeding.

Marinos, V., Marinos, P. and Hoek, E.


2005. The Geological Strength
Index : Applications and
Limitations. Bull. Eng. Geol.
Env., Vol. 64, p. 55-65.

Pangular, D., 1985, Petunjuk


Penyelidikan
& Penanggulangan Gerakan
Tanah, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Pengairan,
Balitbang Departemen
Pekerjaan Umum, 233 hal.

Rocscience. 2002. RocLab; Rock mass

497

Anda mungkin juga menyukai