Kelompok 6
Dosen Pengampu:
Novita, SE.Ak., M.Ak., CSRS., CA
Nama Anggota:
Achmad Rinaldi (16116025)
Ario Sugyarto (16116028)
Ikhromi Abiyoso (16116033)
Dwi Martini (16116048)
Siti Alfiah Nurlaila (16116049)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai seorang auditor, dalam menjalankan rangkaian siklus audit untuk mencapai
tujuan berupa informasi yang bersifat umum mengenai semua bidang dan dan aspek dari
entitas yang diaudit serta kegiatan dan kebijakan entitas dalam waktu yang relatif singkat,
diperlukan beberapa poin penting diantaranya yaitu menghasilkan kertas kerja audit dan
memuat temuan audit.
Temuan audit tersebut merupakan kesimpulan akhir dari kegiatan pemeriksaan, yaitu
auditor melakukan pemeriksaan dengan mengumpulkan bahan bukti audit dan
melakukan analisis atau evaluasi terhadap bahan bukti audit tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
sensitif lainnya. Juga harus diperhatikan adalah orang-orang yang tidak memiliki otorisasi tidat
menggunakan arahan yang terkandung dalam program audit untuk memperoleh informasi atau
untti menyebabkan aktivitas-aktivitas yang tidak terotorisasi untuk mengacaukan organisasi.
Banyak entitas menggunakan perangkat lunak kertas kerj a yang mengandung bentuk dan
memungkli auditor mengembangkan program audit dan bentuk kertas kerja pada saat yang
bersamaan.
P. Penelaahan Kertas Kerja oleh Penyelia
Sebagaimana pada banyak aktivitas lainnya, kontrol terbaik adalah pengawasan oleh penyelia
memiliki pengetahuan lebih. Penelaahan ini harus
dibuktikan pada setiap kertas kerja mengguna: nama atau inisial penyelia dan tanggal
penelaahan. Pertanyaan yang muncul harus tercakup den: setiap kelompok kertas kerja yang
berhubungan, dan kertas kerja tersebut tidak boleh dianggap sel hingga pertanyaan-pertanyaan
tersebut dijawab dengan jawaban yang memuaskan penyelia.
Saat penyelia menelaah kertas kerja, mereka harus memastikan bahwa:
Program audit diikuti dan instruksi-instruksi khusus bagi auditor telah diikuti.
Kertas kerja tersebut akurat dan dapat diandalkan—yang membuktikan pekerjaan yang
mern2 telah dilakukan—dan memang mendukung temuan-temuan audit.
Kesimpulan yang dicapai memang wajar, logis, dan valid.
Tidak ada langkah-langkah yang belum diperiksa.
Penelaahan dengan klien telah dilakukan dan dengan memadai telah dicatat dan bahwa
perselis] telah diselesaikan.
Aturan-aturan departemen audit pada kertas kerja telah diikuti.
Penyelia harus menelaah kertas kerja sesegera mungkin setelah diselesaikan. Jadi, kekacauan
kerja bisa dikurangi dan masalah-masalah diselesaikan sebelum laporan ditulis dan auditor
ditugaskan ulang.
Sebuah organisasi audit menggunakan format khusus untuk melakukan penelaahan akhir atas
kertas kerja audit. Berikut ini beberapa standar yang tercatat pada format tersebut:
Q. Laporan
Temuan-temuan yang dilaporkan telah diberi referensi silang dengan memadai
ke dokumen pendukung.
Bukti yang tersedia mendukung terlaksananya audit dengan lingkup penuh.
R. Rencana
Program audit yang memadai telah dibuat.
S. Pekerjaan Lapangan
Setiap bagian kertas kerja diringkas setelah pekerjaan dilakukan dan temuantemuan disusun.
Ringkasan dirujuk silang ke bahan-bahan pendukung yang sesuai. Tujuan, lingkup, dan
sifat pekerjaan ditentukan dengan tepat. Kesimpulan auditor diberikan.
Supervisi Semua pertanyaan penyelia telah dijawab. Mutu pekerjaan dinilai.
contoh-contoh tersebut harus dipandang sebagai contoh-contoh yang ideal, bukan sebuah
keharusan. Tetapi subjek yang disebutkan harus diterapkan di setiap audit sebelum kertas kerja
tersebut dianggap telah disiapkan dengan profesional Kertas kerja aktual biasanya disiapkan
menggunakan pensil, tetapi ditunjukkan dalam bentuk cetakan agar lebih jelas dan mudah
dibaca. Pada bagian belakang, dan p auditor dalam memahami pen
Pernyataan "Ti berkepentingar sumber inform digunakan.
"Temuan" mer karena pentinl masalah-masa mengenai ten dalam audit yang membur
Skedul-skedul kekurangan-1; suatu format 9-10 dan 9-11
Dengan meni sebelum met ada yang tent bagian seban
V. Menulis di Kertas Kerja saat Audit Berlangsung
Auditor internal yang terus-menerus berada di bawah tekanan waktu mungkin meragukan
kernampuan mereka untuk membuat kertas kerja seperti yang diilustrasikan dalam tampilan
bab mi. Tetapi pengorganisasian pekerjaan lapangan yang baik akan membantu. Rahasianya
adalah tulislah saat melakukan pekerjaan lapangan.
Tulisan awal tentang tujuan, latar belakang, kontrol, sasaran, dan lingkup bisa dibuat segera
setelah auditor melakukan penelaahan awal atas operasi. Mereka tidak harus menunggu hingga
audit atas segmen tersebut selesai. Bila menunggu seperti ini maka pekerjaan menjadi terlalu
berat dan banyak fakta yang menjadi kabur dalam pikiran mereka. Temuan bisa diringkas
segera setelah pengujian dilakukan. Hasil-hasilnya kemudian segera bisa digunakan dalam
diskusi dengan klien. Dalam beberapa organisasi bahanbahan yang akan dipertimbangkan
untuk laporan audit juga dikonstruksikan dan mungldn perlu ditelaah dengan klien pada saat
tersebut. Hal ini khususnya bermanfaat jika Idien telah mulai mengimplementasikan
rekomendasi auditor.
Banyak auditor internal, yang bekerja di bawah tekanan anggaran dan jadwal, keberatan untuk
menyiapkan kertas kerja seperti yang diilustrasikan pada bab mi. Memang benar bahwa
mencatat pada secarik kertas tidak membutuhkan banyak waktu persiapan. Dalam beberapa
kasus, menyiapkan kertas kerja bisa lebih mudah dengan penggunaan kertas kerja pro forma
yang
memilild judul dan beberapa segmen yang telah tersedia. Dalam kasus-kasus lainnya,
khususnya dalam audit operasional yang pemeriksaannya tidak bersifat pengulangan, atau
auditor mungkin membuat audit awal dari subjek yang baru, kertas kerja pro forma mungkin
tidak bisa digunakan.
Apa pun kondisinya, kertas kerja yang menienuhi standar profesional harus menunjukkan apa
yang ingin dilakukan auditor internal, apa yang telah mereka lakukan, dari mana sumber bahan-
bahan mereka, dan langkahlangkah audit apa yang diambil, apa yang mereka temukan, dan apa
yang mereka simpulkan dari temuan mereka.
Argumen lain yang menentang pencatatan pada secarik kertas adalah waktu tambahan yang
dibutuhkan untuk menulis laporan audit mungkin akan melebihi waktu yang dihemat melalui
penulisan catatan tersebut. Dan trauma karena memiliki temuan yang tidak didukung
pendokumentasian bisa dihindari dengan menggunakan kertas kerja yang memenuhi uji
profesionalisme dan bisa meyakinkan pengamat yang objektif.