“FIQIH IBADAH”
Dosen pengampu :
Oleh : kelompok 5
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sudah kita ketahui Bersama bahwa Ibadah merupakan suatu kewajiban bagi
umat manusia terhadap tuhannya dan dengan ibadah manusia akan mendapatkan
ketenangan dan kebahagiaan di Dunia dan di Akhirat nanti. Bentuk dan jenis
Ibadah sangat bermacam-macam, seperti Shalat, puasa, naik haji, membaca Al
Qur’an, jihad dan lainnya.
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang sudah
baligh berakal, dan harus dikerjakan bagi seorang mukmin dalam keadaan
bagaimanapun. Shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Islam
didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang
siapa yang mendirikan shalat, maka dia telah mendirikan agama, dan barang siapa
yang meninggalkan shalat, maka ia meruntuhkan agama (Islam).
Shalat yang wajib harus didirikan dalam sehari semalam sebanyak lima
kali, berjumlah 17 raka’at. Shalat tersebut wajib dilaksanakan oleh muslim baligh
tanpa terkecuali baik dalam keadaan sehat mapun sakit, dalam keadaan susah
maupun senang, lapang ataupun sempit.Selain shalat wajib yang lima ada juga
shalat sunat. Untuk membatasi masalah bahasan, maka penulis hanya membahas
tentang shalat sunnah.
B. RUMUS MASALAH
1. Apakah yang dimaksud sholat jama’ dan qashar ?
2. Apakah yang dimaksud sholat gerhana dan shalat istisqa’
4
3. Bagaimana hikmah disyariatkannya sholat jama’ dan shalat qashar, sholat
gerhana dan shalat istisqa’ ?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk menjelaskan sholat jama’ dan shalat qashar.
2. Untuk menjelaskan sholat gerhana dan shalat istisqa’.
3. Untuk menjelaskan hikmah disyariatkannya sholat jama’ dan shalat
qashar, sholat gerhana dan shalat istisqa’.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1
H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2016), hal. 120
6
maghrib pada waktu ‘isya’ (shalat maghrib dikerjakan ada
waktu shalat ‘isya’)
Contoh niat jama’ ta’khir
ص ِر َج ْم َع ت َأ ْ ِخي ٍْر ِ ِِّلِ تَعَالَى ُّ ض ال
ٍ ظ ْه ِرا َ ْربَ َع َر َكعَا
ْ َت َمجْ ُم ْوعًا َم َع الع َ ص ِلِّى فَ ْر
َ ُا
d. Hal-hal diperbolehkannya menjama’ shalat
1) Menjama’ ketika sedang berada di ‘Arafah dan Mudzdalifah
dengan jama’ taqdim.
2) Menjama’ ketika dalam perjalanan. Dengan syarat sebagai berikut :
a) Perjalanan yang memenuhi syarat untuk diperbolehkan mengqashar
shalat.
b) Dikerjakan berturut-turut, yaitu antara shalat satu dengan lainnya
dikerjakan tanpa jeda waktu yang panjang.
c) Tertib, yaitu memulai shalat yang awal terlebih dahulu.
3) Menjama’ shalat ketika sedang hujan deras, turun salju, dan cuaca
sangat dingin. 2
2. Shalat qashar
a. Pengertian
Shalat qashar ialah shalat yang diringkaskan bilangan
rakaatnya, maksudnya diantara shalat fardhu yang mestinya empat
rakaat dijadikan dua rakaat saja. Seperti shalat dhuhur, ashar dan
isya’, sedangkan shalat magrib dan shalat shubuh tidak bisa
diqashar3. Shalat qashar merupakan rukhsah (keringanan) bagi
orang yang bepergian jauh, sehingga tidak ada alasan untuk tidak
mengerjakan shalat.
b. Hukum shalat qashar
Hukum shalat qashar dalam madzhab syafii boleh, bahkan
lebih baik baik bagi orang-orang yang sedang melakukan
perjalanan serta dengan syarat-syarat yang cukup.
c. Syarat sah shalat qashar
2
‘Abdul Qadir Ar-Rahbawi. Fiqih Shalat Empat Madzhab, (Jogjakarta: Hikmah Pustaka), hal.359-
361
3
H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2016), hal. 118
7
1) Bukan perjalanan maksiat (terlarang), seperti pergi haji,
silahturahmi, berniaga, dan lainnya.
2) Berjarak jauh. Sekurang-kurangnya 80,640 km, atau
perjalanan sehari semalam.
3) Shalat yang diqashar itu bukan shalat qada.
4) Berniat mengqashar shalat pada waktu takbiratul ihram.
d. Hal-hal yang mengakibatkan dilarangnya mengqashar shalat
1) Niat melakukan qashar tersebut selama empat hari.
2) Dilarangnya mengqashar shalat ketika sudah kembali dari
musafirnya.
3) Niat kembali dari musafir sebelum selesai perjalanan yang
menyebabkan diperbolehkannya mengqashar shalat.4
1. Sholat Gerhana
Sholat dua gerhana disebut juga kusufain, yakni sholat karena gerhana
bulan dan gerhana matahari. Ada dua istilah dalam penamaan gerhana.
Gerhana bulan biasanya disebut juga Khusuf sedangkan gerhana matahari
disebut juga Kusuf.5
Pada dua kejadian alam ini, rosulullah SAW mensyariat kan untuk
melaksanakan sholat. Rosululloh bersabda: “ sesungguhnya matahari dan
bulan merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Dan keduanya tidak
akan mengalami gerhana karena sebab kematian dan kelahiran seseorang.
Jika kalian melihatnya (kedua gerhana) maka berdoalah kepada Allah
SWT. Dan kerjakanlah sholat hingga hilang gerhananya.
a. HUKUM SHOLAT GERHANA
4
Abdul Qadir Ar-Rahbawi. Fiqih Shalat Empat Madzhab, (Jogjakarta: Hikmah Pustaka), hal.356-
568
5
Moh. Rifa’i. Risalah tuntunan Sholat (Semarang : CV. Toha Putra, 2009) 121
8
Secara hukum taklifi sholat gerhana matahari hukumnya
sunnah muakad bagi setiap muslim dan dilakukan secara
berjamaah. Namun, terdapat perbedaan mengenai sholat gerhana
bulan. Ada yang mengatakan dilakukan sendiri-sendiri, dan ada
juga yang mengatakan dilakukan sebagaimana sholat gerhana
matahari.
9
1. SHOLAT ISTISQA’ ( MEMOHON HUJAN)
Pelaksanaan khutbah pada sholat istisqa’ ini ada sedikit perbedaan dengan
khutbah sholat jum’at, yakni:
6
Abdul Qodir Ar-rahbawi, Fikih sholat empat madzhab, Hikam Pustaka (Jogjakarta: 2011) hal 287
10
b. Khutbahnya berisi anjuran supaya beristighfar dan
merendahkan diri kepada allah serta berkeyakinan, bahwa allah
akan mengabulkannya.
c. Ketika berdoa, hendaknya mengangkat kedua tangan lebih
tinggi hingga terbbuka antara lengan dan badannya.
d. Pada khutbah yang kedua, dikala berdo’a hendaknya khatib
khatib menghadap ke kiblat. Dalam berdoa hendaknya khatib
berdoa denngan suara ynag lemah menurut tekanan irama
memohon.
e. Ketika berpaling ke kiblat khatib hendaknya merubah
selendangnya yang kanan ke kiri dan yang atas ke bawah.
7
Feqah,sholat jama’ dan qosor, diakses dari
http://www.tayibah.com/eIslam/solat_jamak_dan_qasar.php.
11
3. Hikmah Sholat Gerhana adalah :
8
Nu Online, Hikmah Yang Bisa Di Petik Dari Peristiwa Gerhana , diakses dari
http://www.nu.or.id/post/read/66397/hikmah-yang-bisa-dipetik-dari-peristiwa-gehana.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sholat dua gerhana disebut juga kusufain, yakni sholat karena gerhana
bulan dan gerhana matahari. Ada dua istilah dalam penamaan gerhana. Gerhana
bulan biasanya disebut juga Khusuf sedangkan gerhana matahari disebut juga
Kusuf. Secara hukum taklifi sholat gerhana matahari hukumnya sunnah muakad
bagi setiap muslim dan dilakukan secara berjamaah. Namun, terdapat perbedaan
mengenai sholat gerhana bulan. Ada yang mengatakan dilakukan sendiri-sendiri,
dan ada juga yang mengatakan dilakukan sebagaimana sholat gerhana matahari.
Sholat istisqa’ adalah sholat sunnah untuk memohon hujan dan disunnatkan bagi
orang-orang yang muqim atau musafir, dikala sangat menghajatkan air karena
tidak ada hujan atau keputusan air dari sumbernya. Waktu melaksanakan sholat
istisqa’ adalah setiap saat yang diperbolehkan mengerjakan sholat sunnah.
13
DAFTAR PUSTAKA
14