Anda di halaman 1dari 20

PERANCANGAN STRATEGI SUPPLY CHAIN DI

INDUSTRI CRUMB RUBBER


Yulius Sutantra
Sekolah Tinggi Manajemen PPM
Andi Ilhan Said
Sekolah Tinggi Manajemen PPM

Harga karet alam di dunia mengalami penurunan yang signifikan yang


disebabkan oleh lonjakan supply getah karet alam di negara ASEAN. Hal ini
berdampak terhadap supply karet di Indonesia dimana petani karet menjadi
lesu dan beralih ke pekerjaan lainnya, sehingga seluruh perusahaan crumb
rubber harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya untuk
mendapatkan bahan baku. Salah satu penyebabnya dikarenakan kinerja dari
supply chain yang belum memberikan hasil yang optimal dan memberikan
keunggulan yang kompetitif dalam bersaing mendapatkan bahan baku. Saat
ini kinerja supply chain di salah satu perusahaan crumb rubber berada di
kategori “Advantage”, dimana terdapat tiga alternatif yang dapat dirancang
untuk memperbaiki kinerja supply chain. Alternatif sentralisasi terpilih
menjadi rekomendasi perbaikan supply chain di perusahaan tersebut dan
akan memperbaiki kinerja yang sebelumnya masuk ke kategori “Advantage”
menjadi “Best-in-Class”

Kata Kunci : Perusahaan Crumb rubber, Karet Alam, Sistem Supply Chain

Abstrack
The price of natural rubber in the world was decreasing significantly due to a
surge in supply natural rubber latex in ASEAN Countries. This is impacted on
the supply of natural rubber in Indonesia, that rubber farmer become gloomy
and switched to another work, so most of thecrumb rubber factory, must be
competed with competitor to get the supply of raw material. One of the cause
in the performance of supply chain which was not performed and has not
given competitive advantage. At this time, The supply chain performance
from one of the crumb rubber company is implied in “Advantage” category,
that has three alternatives, so there can be designed to enhance the
performance of supply chain. Centralized alternative is chosen as
recommendation to enhance crumb rubber company’s supply chain, so it can
upgrade from “Advantage” to “Best-in-Class”

Key Word : Crumb Rubber Company, Natural Rubber, Supply Chain


System

1
1. PENDAHULUAN Dengan teknologi dan infrasturktur
Seiring dengan berkembangnya yang terus berkembang, beberapa
teknologi, infrastruktur dan negara di ASEAN seperti Laos, Vietnam,
telekomunikasi di dunia ini, banyak sekali Filipina dan Kamboja mengambil peluang
perusahaan-perusahaan yang saling untuk berkecimpung ke industri karet
bersaing dan berkompetitif dengan cara alam yang selama 10 tahun terakhir
memperkuat jaringan rantai pasokan. menjadi komoditas yang menguntungkan.
Dengan jaringan rantai pasokan yang Dalam beberapa tahun terakhir, industri
dimiliki setiap perusahaan, effisiensi karet didominasi oleh 3 negara yaitu
biaya dapat dilakukan dan pada akhirnya Thailand, Indonesia dan Malaysia.
produk atau jasa yang ditawarkan Namun dalam 5 tahun terakhir, posisi
menjadi kompetitif di pasar, seperti Malaysia mulai menurun dan Vietnam
kualitas yang baik, harga yang kompetitif mulai menduduki posisi tiga besar.
di pasar, pengiriman yang cepat dan lain
sebagainya.

Tabel 1. Peringkat Negara ASEAN dalam hal eksport Karet Alam (Dalam USD)

Dengan masuknya ketiga negara ASEAN merupakan bahan baku utama dari
tersebut, industri karet di Indonesia produk ban kendaraan bermotor. Hamper
menjadi lesu karena supply karet alam di seluruh perusahaan karet remah mulai
Asia Tenggara menjadi melimpah merasakan dampak dari turunnya harga
sehingga harga karet alam dunia karet alam. Supply karet alam atau yang
mengalami penurunan. Semakin sering disebut BOKAR (Bahan Olahan
rendahnya harga karet alam, petani di Karet Rakyat) sangat rendah dan sangat
Indonesia semakin resah dan banyak berfluktuatif tergantung dari harga karet,
yang mulai beralih ke tanaman lain kebutuhan finansial dari penjual BOKAR
seperti kelapa sawit dan kopi. Rendahnya dan peran pemerintah daerah dalam
harga karet ini diperkirakan akan mengurangi dampak harga karet yang
berlangsung untuk jangka waktu yang rendah. Dari data-data pembelian,
panjang. ditemukan beberapa hari tidak ada
Perusahaan karet remah atau pembelian BOKAR yang menyebabkan
crumb rubber merupakan perusahaan efek berkelanjutan di proses berikutnya
yang bergerak dalam industri agro-bisnis seperti produktifitas menurun, pengiriman
dimana perusahaan ini memproduksi yang terlambat.
karet alam remah (crumb rubber) yang

2
Gambar 1. Grafik pengaruh harga karet alam terhadap Supply & Demand
Dengan tantangan rendahnya Dampak terhadap aliran bahan
harga karet alam tersebut, perusahaan baku yang tidak konsisten ialah
berusahan keras untuk menekan biaya keseluruhan proses akan menjadi
operasional pabrik dari proses terganggu, pengiriman barang ke pembeli
penerimaan BOKAR hingga pengiriman. pun menjadi terganggu. Hal ini semakin
Salah satu masalah yang terjadi ialah di memperburuk kondisi dimana pengiriman
bagian persediaan baku yang bervariasi menggunakan moda transportasi air yang
dan tidak konsisten di beberapa lokasi kurang flexible. Faktor cuaca, jadwal
pabrik. Dengan sistem supply chain yang keberangkatan dan kedatangan kapal
desentralisasi menyebabkan dan pelaksanaan kegiatan operasional di
penumpukan bahan baku dan berdampak pelabuhan yang diluar kendali kita yang
terhadap biaya penyimpanan, kualitas berdampak terhadap kepuasan
barang dan perputaran keuangan pelanggan.
menjadi tidak lancar

Pabrik Freq Delay Freq On Schedule Total Order % On schedule


PT1 36 153 189 81%
PT2 63 281 344 82%
PT3 97 138 235 59%
PT4 6 32 38 84%
PT5 87 186 273 68%
PT6 11 7 18 39%
PT7 71 17 88 19%
PT8 30 239 269 89%
PT9 72 222 294 76%
PT10 16 27 43 63%
PT11 76 173 249 69%
PT12 47 61 108 56%
PT13 56 189 245 77%
PT14 41 199 240 83%
PT15 42 203 245 83%
Group 751 2127 2878 74%

Tabel 2. Performa pengiriman salah satu perusahaan karet remah periode Jun – Des
2014

3
2. METODOLOGI PENELITIAN 2. Process  Menganalisis gap atau
2.1. Kerangka Analisis permasalahan yang terjadi dari kondisi
Untuk mencapai tujuan dari yang ada untuk mencapai strategi
penelitian, akan digunakan pendekatan perusahaan
kerangka analisis dari Cohen and 3. Organization  Mengumpulkan
Roussel (2005) terkait dalam bukunya bagian-bagian yang terkait dengan
berjudul Strategic Supply chain proses supply chain
Management: The Five Core Discipline 4. Collaboration  Mengkolaborasikan
for Top Performance. Konsep dalam buku beberapa formulasi strategi
tersebut membagi beberapa tahapan 5. Performance management 
dalam membentuk suatu strategi supply Melakukan pemilihan alternatif dan
chain di suatu perusahaan menjadi 5 memberikan rekomendasi startegi
tahapan dan dikolaborasikan ke dalam supply chain beserta aktifitas yang
kondisi bisnis di perusahaan karet remah dilakukan oleh masing-masing
sebagai berikut (Lihat Gambar 2) departemen atau bagian.
1. Strategi perusahaan  Strategi supply
chain diturunkan dari strategi
perusahaan dalam jangan panjang.
STRATEGY
``
Visi, Misi dan Proses
STRATEGY “TEK-TOK”
bisnis Perusahaan

PERFORMANCE MANAGEMENT PROCESS


Dept A Kondisi “AS-IS” Supply KONDISI “TO-BE” Supply
Chain Chain
Rekomendasi Strategi
Supply Chain
Dept B KERANGKA
Dept C ANALISIS SCOR
Performance
SCOR Ideal

Pemilihan Alternatif
SCOR Atribute Gap / Permasalahan
Strategi Supply Chain

COLLABORATION ORGANIZATION
Formulasi Strategi Supply
Struktur Organisasi
Chain

Bagian-bagian yang
Gap dari Supply
Studi Pustaka terkait dalam aktifitas
Chain
Supply Chain

Gambar 2. Kerangka Analysis

3. PROFIL PERUSAHAAN
Perusahaan crumb rubber yang dikelola oleh kantor pusat .Order yang
dibahas ini memiliki beberapa pabrik diterima dari pembeli sudah ditentukan
yang tersebar di pulau Sumatra dan lokasi pabrik yang akan memproduksinya
Kalimantan. Setiap pabrik memiliki karena adanya proses approval dari
direktur operasional yang menjalankan pembeli. Dengan kondisi rantai pasok
kegiatan operasional sehari-hari baik dari Saat ini, perusahaan menjalankan
proses pembelian hingga pengiriman kegiatan operasionalnya secara
produk. Untuk proses penerimaan order, desentralisasi kepada masing-masing
perencanaan produksi, dan penagihan pabrik
4
Pengadaan bahan baku di industri perusahaan dalam jangkan panjang dan
karet memiliki peran yang sangat penting membutuhkan modal yang kuat.
karena kurang lebih 90 % komponen dari Pimpinan perusahaan tidak ingin
harga jual merupakan bahan baku. menjalankan perusahaan dengan cara
Dikarenakan harga pembelian karet berspekulasi terhadap harga yang
ditentukan oleh harga pasar dunia menyebabkan perusahaan terkadang rugi
(SICOM), sehingga tidak bisa diprediksi dan untung. Oleh karena itu, fokus ke
secara tepat, ditambah lagi dengan kurs bagian pengadaan bahan baku sehingga
mata uang dari IDR – USD. Dengan tercipta suatu strategi bernama “Close
adanya fluktuasi harga pembelian yang Position”. Strategi ini merupakan
tidak dapat dikontrol, menyebabkan competitive advantage yang dimiliki
perusahaan karet cenderung perusahaan tersebut dibandingkan
menggunakan intuisi atau spekulasi dengan kompetitor lainnya. Berikut ini
dalam menetukan berapa banyak karet ilustrasi dari strategi “Close Position”
yang dibeli. Hal ini memberikan (Lihat Gambar 4)
ketidakpastian untuk menjalankan

Gambar 4. Ilustrasi strategi pengadaan “Close Position”

Strategi ini sangat mempengaruhi 4. HASIL PENELITIAN


seluruh operasional dan kebijakan- 4.1. Struktur Organisasi
kebijakan yang dijalankan oleh bagian Sebagai salah satu perusahaan
Marketing, Produksi, Logistik hingga karet remah yang memiliki manajemen
Finance. Fokus keseluruhan dari startegi baik maka struktur organisasi menjadi
ini ialah: pedoman awal yang berfungsi mengatur
1. Total Pembelian di Bulan N = Kontrak tugas dan wewenang di setiap
Penjualan di bulan N+1 (Dengan target bagiannya. Berikut ini stuktur organisasi
pembelian hariannya rata setiap hari) di perusahaan karet remah tersebut.
2. Order bulan N harus dikirim di bulan N.

5
Board of Director

Sales & Raw Material Factory Finance


Accounting
Marketing Purchasing Operation Controller

Sourcing Management
Legal Procurement HR & GA IT
Development Development

Gambar 5. Struktur Organisasi

4.2. Kinerja Supply chain dan lebih dari 200 metrik dalam
Kinerja sistem supply chain di pengukurannya. Sementara itu, proses
salah satu perusahaan crumb rubber saat bisnis yang dijalankan dalam industri
ini akan diukur menggunakan metode karet remah, sangat sederhana dan
Supply Chain Operation Reference identik dengan industri komoditas pada
(SCOR). Dalam pengukuran SCOR umumnya. Untuk menyesuaikan dengan
terdapat 5 atribut yang menunjukan proses bisnis perusahaan tersebut, maka
kinerja supply chain. Secara teori, terdapat penyesuaian dalam pengukuran
metode perhitungan model SCOR kinerja supply chain berbasis SCOR
melibatkan lebih dari 60 langkah proses dapat dilihat pada gambar 6
% Pengiriman tepat waktu Waktu Siklus Pengadaan

% Pengiriman dengan
Keandalan Rantai Pasok SCOR Ketanggapan Rantai Pasok Waktu Siklus Produksi
kondisi produk sempurna

% Pengiriman dengan
keakuratan dokumentasi Waktu Siklus Pengiriman
sempurna
Kecepatan Rantai Pasok

Flexibilitasn Kirim Hulu Flexibilitas Kirim Hilir

Gambar 6. Framework model pengukuran kinerja supply chain salah satu perusahaan
crumb rubber berbasis SCOR

4.2.1. Keandalan Rantai Pasok 1. Pengiriman tepat waktu sangat erat


(Reliability) hubungannya dengan strategi
Dalam atribut keandalan rantai pengadaan “Close Position”
pasok ini berfokus terhadap pengiriman 2. Keakuratan dokumen dan produk
produk ke pembeli. Pengiriman yang menjadi indikator yang kristis karena
tepat waktu, kondisi dari produk yang berkaitan dengan produk akhirnya
sempurna, keakuratan dokumen yaitu ban yang sangat mengutamakan
merupakan indikator kinerja yang diukur keselamatan dan juga berkaitan
dalam atribut keandalan rantai pasok. dengan ijin import barang bagi
Indikator tersebut digunakan dalam pembeli.
mengukur kinerja supply chain karena:

6
Pabrik Freq Delay Freq On Schedule Total Order % On schedule
PT1 36 153 189 81%
PT2 63 281 344 82%
PT3 97 138 235 59%
PT4 6 32 38 84%
PT5 87 186 273 68%
PT6 11 7 18 39%
PT7 71 17 88 19%
PT8 30 239 269 89%
PT9 72 222 294 76%
PT10 16 27 43 63%
PT11 76 173 249 69%
PT12 47 61 108 56%
PT13 56 189 245 77%
PT14 41 199 240 83%
PT15 42 203 245 83%
Group 751 2127 2878 74%

Tabel 4. Data kinerja pengiriman salah satu perusahaan crumb rubber per Jul – Des 2014
Kondisi tidak sesuai Total % Ketidak % Ketidak sesuaian
Pabrik
Produk Dokumen Order sesuaian Produk dokumen
PT1 2 - 159 1.26% 0.00%
PT2 - 1 295 0.00% 0.34%
PT3 1 1 194 0.52% 0.52%
PT4 1 - 34 2.94% 0.00%
PT5 1 1 231 0.43% 0.43%
PT6 - - 7 0.00% 0.00%
PT7 2 - 74 2.70% 0.00%
PT8 8 1 229 3.49% 0.44%
PT9 1 - 248 0.40% 0.00%
PT10 - - 36 0.00% 0.00%
PT11 2 - 208 0.96% 0.00%
PT12 - - 91 0.00% 0.00%
PT13 1 - 206 0.49% 0.00%
PT14 - - 195 0.00% 0.00%
PT15 3 - 200 1.50% 0.00%
Group 22 4 2407 0.91% 0.17%

Tabel 5. Data kinerja ketidaksesuaian produk & dokumen salah satur perusahaan crumb
rubber per Jul – Des 2014

4.2.2. Ketanggapan Rantai Pasok supply chain karena waktu siklus baik di
(Responsiveness) pengadaan bahan baku, produksi dan
Atribut ketanggapan rantai pasok pengiriman bahan baku sangat
berfokus terhadap kecepatan rantai berhubungan dengan fokus ke strategi
pasok dalam menyediakan produk ke pengadaan, sehingga waktu siklus
pelanggan. Lamanya waktu siklus dalam menjadi faktor dalam mengukur kinerja
proses pengadaan, pembuatan dan supply chain di salah satu perusahaan
pengiriman merupakan indikator kinerja crumb rubber. Berikut ini data-data waktu
yang diukur dalam atribut ketanggapan siklus pengadaan bahan baku, produksi
rantai pasok ini. Indikator tersebut dan pengiriman barang jadi
digunakan dalam mengukur kinerja

7
LT Pengadaan LT Produksi LT Kirim Total Siklus
PT1 3 12 15 30
PT2 3 11 8 22
PT3 3 13 17 33
PT4 1 12 17 30
PT5 4 12 12 28
PT6 4 12 7 23
PT7 5 12 14 31
PT8 6 13 19 38
PT9 4 14 10 28
PT10 4 16 20 40
PT11 3 13 14 30
PT12 5 17 7 29
PT13 5 12 8 25
PT14 4 13 7 24
PT15 4 12 15 31
Group 3.87 12.93 12.67 29.47

Tabel 6 Data kinerja Lead time pengadaan, produksi dan pengiriman

Rata-rata total waktu dari perubahan di bagian hulu adalah sebagai


pengadaan bahan baku, produksi hingga berikut :
pengiriman produk akhir sebesar 29.47  Harga pembelian bahan baku sudah
hari. Dalam lead time pengiriman baik dikunci saat terbentuknya kontrak
bahan baku maupun produk akhir  Durasi kontrak pembelian bokar ialah
terdapat waktu perjalanan, namun 14 Hari
sebagian besar dari waktu tersebut  Bila ada perubahan detail kontrak
merupakan menunggu untuk dikirim ke seperti harga dan quantity, harus
pelabuhan dikarenakan belum memenuhi persetujuan dari kantor pusat
jadwal pengiriman namun produk sudah Kondisi saat ini mengenai
selesai diproduksi dan siap dikirim ketanggapan perubahan di bagian hilir
sehingga terjadi penumpukan di gudang adalah sebagai berikut :
pabrik untuk menghindari biaya  Perubahan pesanan yang berkaitan
penumpukan di gudang pelabuhan. dengan produk tidak bisa dilakukan
4.2.3. Kecepatan Rantai Pasok (Agility) setelah produk mulai diproduksi
Atribut kecepatan rantai pasok  Perubahan pesanan yang berkaitan
berfokus terhadap menanggapi dengan dokumen tidak bisa dilakukan
perubahan pasar untuk mendapatkan setelah produk dikirim dari pabrik ke
atau memelihara keunggulan kompetitif. pelabuhan.
Fleksibilitas dalam pengiriman baik di 4.3. Pembobotan Atribut SCOR
hulu maupun hilir merupakan indikator Dalam perhitungan kondisi supply
kinerja yang diukur dalam atribut chain di salah satau perusahaan crumb
ketanggapan rantai pasok ini. Indikator rubber dengan metode SCOR, perlu
kinerja tersebut digunakan dalam dilakukan pembobotan untuk setiap
pengukuran kinerja karena harga produk atribut yang diukur. Dalam penentuan
mengikuti harga pasar karet dunia, hal ini pembobotan setiap atribut menggunakan
menyebabkan perubahan di supply dan analisis perbandingan antar atribut untuk
demand sangat bervariasi, oleh karena mendapatkan hasil perhitungan yang
itu diperlukan fleksibilitas dalam mendekati dengan kondisi aktual. Data
perubahan terkait di pengadaan bahan yang didapat dari hasil wawancara
baku dan pengiriman barang jadi. Kondisi tersebut, diolah menggunakan program
saat ini mengenai ketanggapan
8
Expert Choice untuk mengetahui bobot dimana hasilnya dapat dilihat pada
masing-masing indikator dan atribut, Gambar 7

Gambar 7 Hasil sintesis pembobotan atribut dan indikator SCOR


4.4. Pengukuran Kinerja Berbasis rantai pasok sederhana ke jaringan rantai
SCOR pasok yang sangat kompleks. Sebagai
SCOR model melibatkan lebih dari benchmark, maka dalam menggukur
60 langkah proses dan lebih dari 200 kinerja supply chain. Berdasarkan kinerja
metriks. Sementara Supply Chain Council supply chain di salah satu perusahaan
(SCC) menunjukkan bahwa model SCOR crumb rubber periode Juli – Desember
dapat digunakan hampir di setiap industri, 2014 terhadap tiga atribut SCOR, maka
pada setiap rantai pasokan dari jaringan dilakukan perhitungan pada Tabel 8
Atribut Indikator Target Jul - Des '14 Penilaian Keterangan
% Pengiriman tepat waktu 93% 74% 0.796 Berdasarkan KPI Perusahaan
% Pengiriman dengan
100% 99.09% 0.991 Higher Better
kondisi produk sempurna
Keandalan
% Pengiriman dengan
keakuratan dokumentasi 100% 99.83% 0.998 Higher Better
sempurna
Waktu Siklus Pengadaan 3 3.87 0.775 Level stock Bokar
Rata-rata waktu jemur untuk
Waktu Siklus Produksi 12 14.93 0.804
Ketanggapan mencapai hasil yang optimal
Proses Penimpaan + Rata2
Waktu Siklus Pengiriman 7 12.67 0.552
perjalanan + Proses stuffing
Harga & qty tidak dapat berubah setelah
Lower Better (7 hari berdasarkan
Flexibilitas Kirim Hulu 7 Hari kontrak 0.5
pencapaian terbaik)
Durasi Kontrak 14 Hari
Perubahan Pesanan (produk) tidak bisa
dilakukan setelah mulai produksi (Rata- Lower Better (7 Hari berdasarkan
Kecepatan
rata 27,6 Hari dari Pengiriman) waktu siklus pengiriman dan
Flexibilitas Kirim Hilir 7 Hari 0.254 Perubahan pesanan(Produk) dapat
Perubahan Pesanan (Dokumen) tidak
dilakukan setelah dikirim dari
bisa dilakukan setelah dikirim dari pabrik
pabrik)
(Rata-Rata 12,67 Hari pengiriman)

Tabel 8 Perhitungan kinerja supply chain untuk masing-masing atribut

Atribut Indikator Penilaian Bobot Nilai x Bobot


% Pengiriman tepat waktu 0.796 0.222 0.152
Keandalan % Pengiriman dengan kondisi produk sempurna 0.991 0.353 0.344
% Pengiriman dengan keakuratan dokumentasi sempurna 0.998 0.140 0.140
Waktu Siklus Pengadaan 0.775 0.018 0.022
Ketanggapan Waktu Siklus Produksi 0.804 0.062 0.049
Waktu Siklus Pengiriman 0.552 0.106 0.050
Flexibilitas Kirim Hulu 0.500 0.033 0.012
Kecepatan
Flexibilitas Kirim Hilir 0.254 0.066 0.012
1.000 0.781
Tabel 9 Perhitungan kinerja supply chain

9
Sesuai dengan perhitungan kinerja ketidakpastiannya rendah (low
di Tabel 9 besarnya penilaiannya sebesar uncertainties). Profit margin yang rendah
0.781 dimana bila masuk kedalam juga menjadikan karet sebagai produk
indikator performansi (Cohen & Roussel, yang berkarakteristik functional product,
2005) berada di kategori advantage. karena selisih harga produksi dengan
Artinya dibandingkan populasi harga jual yang tipis.
perusahaan di industri karet, perusahaan Dari sisi supply, pasokan bahan
crumb rubber yang diterliti termasuk baku salah satu perusahaan crumb
kedalam di 78,1 persentil atau 1 level di rubber berkarakteristik evolving process
bawah perusahaan yang terbaik di atau proses berkembang. Ini dapat dilihat
industri sejenis. Walaupun demikian, karena bahan baku produksi salah satu
masih ada beberapa indikator yang perusahaan crumb rubber yaitu karet
berada di kategori median bahkan berada mentah, yang sangat tergantung pada
di kategori disadvantage. Dapat harga pasar karet dunia. Apabila saat
disimpulkan bahwa masih ada peluang harga karet dunia sedang menurun maka
perbaikan yang dapat diterapkan untuk pasokan bahan baku yang diperoleh dari
memperbaiki kondisi supply chain saat ini para petani karet yaitu berupa karet
mentah akan menjadi sangat menurun.
4.5. Analisis Supply Chain Sedangkan sebaliknya, bila harga karet
Berdasarkan Karakteristik dunia sedang meroket meningkat maka
Supply dan Demand pasokan bahan baku karet mentah yang
Berdasarkan konsep dari artikel diperoleh juga melimpah, karena para
Hau L. Lee mengenai “Aligning Supply petani akan menjual hasil panen karet
chain Strategies with Product mentah mereka. Hal ini menjadi faktor
Uncertainties”, karakteristik dari karet utama yang menyebabkan kuantitas
yang diolah oleh salah satu perusahaan bahan baku karet mentah yang diperoleh
crumb rubber dapat dibagi menjadi dua salah satu perusahaan crumb rubber
sisi, yaitu demand (permintaan) dan sangat tidak stabil atau sulit diprediksi.
supply (pasokan) bahan baku. Dari sisi Oleh karena itu supply (pasokan) bahan
demand (permintaan), karakteristik baku menjadi sangat sulit diprediksi atau
produk yang dihasilkan oleh salah satu sulit dipastikan (high uncertainties).
perusahaan crumb rubber termasuk Dengan kharakteristik harga dari bahan
functional product. Hal ini dikarenakan baku yang fluktuasi berdasarkan harga
produk yang dihasilkan oleh salah satu dunia, maka supply bahan baku yang
perusahaan crumb rubber yaitu karet beredar di pasaran menjadi berfluktuatif.
termasuk salah satu jenis produk yang Berdasarkan karakteristik supply
memiliki tingkat kestabilan demand dan demand tersebut, maka supply chain
(permintaan) yang tinggi (low demand di industry tersebut masuk ke kategori
uncertainties). Karet juga merupakan evolving supply dan functional demand.
produk yang memiliki life cycle yang Oleh karena itu strategi yang tepat untuk
panjang (long product life) karena karet menghadapi karakteristik supply dan
dapat diolah menjadi produk yang dapat demand di salah satu perusahaan crumb
memenuhi kebutuhan manusia dan juga rubber tersebut adalah Risk-Hedging
termasuk produk yang tingkat Supply chain.

10
4.6. Rancangan Perbaikan Supply dari tiga atribut yang diukur yaitu
chain reliability,responsiveness, dan agility.
4.6.1. Gap Analisis Penyebab dari gap tersebut dapat diurai
Berdasarkan analisis kondisi dari pada Tabel 11
supply chain sebelumnya, terdapat gap
Analisis GAP
Atribut Indikator Penilaian
Man Machine Method Material
produktifitas mesin rendah Adanya sistem prioritas
Kurangnya stock bahan baku
(Proses diperlambat) terhadap pembeli tertentu
Keandalan % Pengiriman tepat waktu 0.796 Bahan setengah jadi tidak
cukup kering / tidak siap
untuk diproduksi
adanya sistem kontrak yang
Ketersediaan trucking yang berdurasi 14 hari, sehingga Jarak dari sumber material ke
Waktu Siklus Pengadaan 0.775
terbatas vendor dapat melakukan pabrik yang cukup jauh
spekulasi harga
Waktu Siklus Produksi 0.804
stock bahan baku dan bahan
penjadwalan produksi yang
Jadwal muat barang ke dalam setengah jadi cukup banyak
terlalu cepat sebelum waktu
kapal yang tidak konsisten sehingga harus segera
Ketanggapan pengiriman
diproduksi
Produk akhir yang sudah
Waktu Siklus Pengiriman 0.552 dibuat tidak bisa
dipergunakan oleh pabrik
yang membutuhkan
adanya permintaan dari
pembeli untuk menunda
pengiriman
Adanya strategy close position
yang mengunci harga dan
quantity
Antar pabrik tidak bisa saling
Flexibilitas Kirim Hulu 0.5 membantu dalam pengadaan
bahan baku
Kecepatan
Perlunya waktu bagi vendor
untuk mengumpulkan
material
Tingginya variasi dari setiap Perlu adanya biaya & waktu Penentuan spesifikasi dimulai
Flexibilitas Kirim Hilir 0.254 proses sehingga output tambahan bila merubah dari awal proses produksi
menjadi tidak seragam spesifikasi buyer (Milling)

Tabel 11 Analisis gap dari kondisi supply chain

Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat saling terkait sehingga diperlukan analisis


beberapa permasalahan dari sisi 4M yaitu lebih lanjut untuk mendapatkan akar
man, method, machine dan material. Dari permasalahannya sebagai berikut:
beberapa permasalahan tersebut dapat

Harga pasar yang


berfluktuasi

Spekulasi harga dari


vendor bahan baku

Pengiriman bokar tidak lancar


Transportasi yang terbatas

Waktu siklus pengadaan Pengiriman barang jadi


yang tinggi yang kurang tepat waktu

Sistem kontrak pengadaan KINERJA SUPPLY CHAIN Stock Bahan Baku yang
berdurasi 14 hari KIRANA MEGATARA rendah

Fleksibilitas kirim hulu & Waktu siklus Pengiriman


hilir yang rendah yang tinggi

Strategi Close position Requirement tidak dapat Jadwal produksi yang


yang membuat sistem dirubah setelah selesai terlalu cepat dari jadwal
kontrak diproduksi pengiriman

Produk sudah dikemas Adanya permintaan dari


Spesifikasi dari pembeli Stock Bahan Baku yang
sesuai dengan req saat pembeli untuk merubah
berbeda-beda berlebihan
diproduksi jadwal pengiriman

Gambar 8 Diagram Sebab akibat berdasarkan analisis gap.

Pada Gambar 8, terdapat bagian saat ini supply chain. Dari beberapa akar
yang berada di dalam kotak dimana permasalahan tersebut terjadi kontradiksi
merupakan akar masalah dari kinerja antara akar permasalahan yaitu berkaitan
11
dengan stock bahan baku. Di satu sisi, Beberapa atribut tidak memberikan
beberapa pabrik mengalami kontribusi yang positif untuk
keterlambatan pengiriman produk akhir meningkatkan kinerja supply chain.
yang diakibatkan kekurangan bahan Ancaman dari harga karet yang
baku, dan di sisi lainnya, beberapa pabrik cenderung rendah dan meningkatnya
mengalami penumpukan barang jadi kompetitor baik nasional maupun
akibat permasalahan jadwal kapal dan internasional yang berpotensi untuk
lain sebagainya. Hal ini diperburuk mengurangi market share dari penjualan.
dengan adanya penambahan biaya bila Oleh karena itu, diperlukan perubahan
ada perpindahan stock karena diakui sistem supply chain saat ini untuk tetap
sebagai transaksi jual beli antar mempertahankan keunggulan kompetitif
perusahaan. terhadap kompetitor lainnya.
4.6.2. Alternatif perbaikan Supply Dengan mengkaitkan akar permasalahan
chain dengan strategi ketidakpastian supply
Berdasarkan analisis gap yang dan demand, maka ada beberapa
telah dibahas sebelumnya, terdapat skenario pilihan dalam upaya
beberapa permasalahan yang memperbaiki kondisi supply chain saat
menyebabkan kinerja supply chain ini:
menjadi tidak bekerja dengan optimal.

Akar
Solusi
Permasalahan

Transportasi yang terbatas

Harga Pasar yang berfluktuasi Difersifikasi Moda


Transportasi

Stock bahan Baku yang rendah

Stock Bahan baku yang Sistem yang terpusat


berlebihan (Centralized System)

Permintaan pembeli untuk


merubah jadwal pengiriman

Strategi Open Close position


Research and Technology
yang membentuk sistem
Development
kontrak

Spesifikasi pembeli berbeda-


beda

Gambar 9. Alternatif Solusi untuk Memperbaiki Supply Chain

Berdasarkan gambar 9, terdapat 3 1. Diversifikasi moda transportasi


alternatif solusi untuk memperbaiki (Diversification)
kinerja dari supply chain salah satu Transportasi merupakan salah
perusahaan crumb rubber tersebut. satu komponen yang dibutuhkan untuk
Berikut ini penjabaran detail masing- memindahkan bahan baku atau produk
masing alternatif: jadi dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Sesuai dengan strategi risk hedging yang
12
sesuai dengan ketidakpastian supply dan tambahan seperti PPN dan lain
demand, diversifikasi moda transportasi sebagainya.
menjadi salah satu inisiatif yang sesuai  Adanya sistem approval dari pembeli
karena dapat mengurangi potensi yang menyebabkan pabrik yang
kekurangan supply bahan baku ke membantu wajib dari pabrik yang telah
masing-masing pabrik dengan cara mendapatkan persetujuan dari pembeli
menjemput supply dari supplier untuk yang sama.
mengurangi risiko produksi berhenti Ada beberapa alasan usulan ini
akibat kekurangan bahan baku. perlu untuk dilakukan, antara lain:
Perusahaan crumb rubber mengalami  Untuk menghindari risiko terjadi
kendala di masalah moda transportasi kontradiksi stock dimana di satu pabrik
dimana pengiriman terganggu akibat mengalami kekurangan stock,
keterbatasan armada yang dimiliki oleh sedangkan di pabrik lain mengalami
masing-masing pabrik. Selain itu risiko kelebihan stock di dalam 1 wilayah
produk menjadi reject pun cukup besar,  Dengan adanya sistem desentralisasi,
dimana bila terjadi, dapat merugikan ada beberapa elemen yang dapat
produsen. Walaupun sudah dilakukan risk dioptimalisasikan seperti :
sharing dengan pihak asuransi, namun • Pembelian bahan pendukung
komponen yang tidak terlihat masih • Transportasi bahan baku dan
dirugikan. Oleh karena itu, barang jadi
mengembangkan usaha transportasi • Pengiriman packaging
menjadi salah satu alternatif untuk • Safety stock
meningkatkan kinerja supply chain. 3. Research and Technological
2. Centralized System. Development for Production
Dengan melihat kontradiksi pada process
akar permasalahan terkait dengan stock Proses produksi di industri karet
bahan baku, maka mengubah sistem remah dibagi menjadi 2 bagian besar
desentralisasi menjadi sentralisasi yaitu milling dan crumbing. Namun
menjadi salah satu alternatif untuk diantara proses milling dan crumbing
memperbaiki kinerja dari supply chain. terdapat proses penjemuran selama 8 –
Kontradiksi ini dapat terjadi karena 12 Hari tergantung dari kondisi cuaca dan
adanya kebijakan dalam pembelian dan bahan baku. Lamanya proses
pengiriman barang yang tidak terpusat penjemuran tersebut akan mempengaruhi
menyebabkan masing-masing anak kadar kekeringan yang disebut DRC (Dry
perusahaan sulit bergerak untuk Rubber Contain). Spesifikasi buyer
membuat kebijakan saling membantu sangat bergantung terhadap DRC dari
antar perusahaan. Hal ini dikarenakan: karet tersebut dan suhu saat pemanasan
 Masing-masing pabrik merupakan di proses crumbing. Dengan belum
entitas pabrik yang terpisah sehingga adanya penelitian lebih lanjut, penyetelan
bila ada keperluan untuk saling timer di proses crumbing berdasarkan
membantu antar pabrik baik bahan pengalaman dari operator yang
baku maupun barang jadi, harus menyebabkan variasi pada produk yang
melalui transaksi jual-beli, dimana tinggi. Sehingga diperlukan penelitian dan
secara hukum akan timbul biaya-biaya pengembangan lebih lanjut mengenai
proses produksi tersebut.
13
Setelah didapatkan tiga alternatif dan 2. Skenario B (Centralized System –
ketiga alternatif tersebut tidak bersifat Research & Tech Development –
mutual exclusive, maka dibuat scenario Difersifikasi transportasi)
dalam pelaksanaan alternatif tersebut, 3. Skenario C (Research & tech
dimana skenarionya terbatas dengan Development – Difersifikasi
urutan alternatif yang diprioritaskan untuk transportasi – Centralized System)
diimplementasi terlebih dahulu. Berikut ini Berikut ini perbandingan ketiga alternatif
penjabaran scenario terhadap kombinasi tersebut dari sisi kecepatan, efisiensi dan
alternatif yang ada: effektifitas terhadap peningkatan kinerja
1. Skenario A (Difersifikasi transportasi – delapan indikator kinerja supply chain
Centralized System – Research & yang digunakan sebelumnya:
Tech Development)

Skenario A Skenario B Skenario C


Atribut Indikator
N Keterangan N Keterangan N Keterangan
Terjadwal pengiriman bahan baku & Masih tergantung dengan vendor
% Pengiriman tepat Memperkecil waktu keterlambatan
3 produk akhir, tergantung 4 trucking namun terdapat sharing 2
waktu pengiriman
ketersediaan stock stock antar pabrik
% Pengiriman dengan Spesifikasi dapat dikelompokan di
Tidak ada perubahan yang Adanya inovasi untuk pengurangan
Keandalan kondisi produk 1 3 gudang distibutor, namun tidak 4
signifikan, variasi output produksi
sempurna mengurangi variasi output
% Pengiriman dengan Pembuatan dokumen menjadi lebih
Tidak ada perubahan yang ada pengecekan ulang di gudang
keakuratan dokumentasi 1 3 4 mudah karena adanya spesifikasi
signifikan, distributor
sempurna internal
Terjadwal pengiriman bahan baku & Masih tergantung dengan vendor
Tidak ada perubahan yang
Waktu Siklus Pengadaan 3 produk akhir, tergantung 4 trucking namun terdapat sharing 1
signifikan,
ketersediaan stock stock antar pabrik
Adanya inovasi untuk mengurangi
Tidak ada perubahan yang Tidak ada perubahan yang
Ketanggapan Waktu Siklus Produksi 1 1 4 waktu penjemuran & mengurangi
signifikan, signifikan,
variasi produk
Terjadwal pengiriman bahan baku & Masih tergantung dengan vendor
Tidak ada perubahan yang
Waktu Siklus Pengiriman 3 produk akhir, tergantung 4 trucking namun terdapat sharing 1
signifikan,
ketersediaan stock stock antar pabrik

Lebih fleksibel dalam pengiriman Membangun gudang bahan baku Tidak ada perubahan yang
Flexibilitas Kirim Hulu 3 4 1
bahan baku dekat dengan sumbernya. signifikan,
Kecepatan
Waktu lead time tidak ada Waktu perubahan lebih flexible perubahan masih dapat diterima
Flexibilitas Kirim Hilir 2 perubahan, namun permasalahan 4 karena dapat disesuaikan saat di 3 saat diproduksi, namun lead
keterlambatan trucking berkurang gudang distributor timenya diperpendek

Tabel 12 perbandingan alternatif terhadap indikator SCOR

Berdasarkan analisis perhitungn menggunakan program Expert


perbandingan setiap alternatif terhadap Choice sebagai berikut:
indikator SCOR diatas, didapatkan hasil

Gambar 10 Hasil perhitungan pemilihan alternatif menggunakan Expert Choice

Berdasarkan Gambar 10, alternatif development dan difersifikasi transportasi


kedua yaitu scenario B merupakan menjadi prioritas terakhir.
alternatif yang paling berpeluang untuk 4.6.3. Konsep perbaikan Supply chain
meningkatkan kinerja supply chain di Dengan terpilihnya skenario B
perusahaan crumb rubber dimana inisiatif sebagai usulan perbaikan sistem supply
yang diutamakan ialah centralized chain dimana fokusnya utamanya ialah
system, selanjutnya research & tech mengubah sistem desentralisasi menjadi
sentralisasi, maka ada perubahan

14
konfigurasi untuk beberapa komponen pemakaian jasa transportasi tidaklah rutin
yang terkait dengan supply chain (Cohen setiap harinya dan besar kemungkinan
& Roussel , 2005): pengiriman tidak full-load. Dengan
1. Operation Strategy perubahan strategi supply chain menjadi
Proses produksi dibagi menjadi 2 sentralisasi ini, kita dapat memberi
bagian besar yaitu proses pencucian dan kepastian kepada vendor tansportasi
penggilingan (milling) dan proses mengenai jadwal pengiriman setiap
pencacahan dan pengeringan (crumbing). harinya dan pengiriman barang pun dapat
Sekarang ini, milling menggunakan dimaksimalkan sesuai dengan kapasitas
strategi make-to-stock yang akan alat pengangkutnya. Dengan demikian,
ditumpuk dalam kamar gantung blanket hubungan dengan vendor transportasi
(KGB), sedangkan crumbing akan lebih baik karena saling
menggunakan strategi make-to-order memberikan keuntungan, vendor akan
yang disesuaikan dengan spesifikasi dari mendapatkan kepastian pengiriman
pembeli. Dengan adanya perubahan setiap harinya dan kita akan mengurangi
strategi supply chain menjadi sentralisasi, penambahan biaya akibat pengiriman
maka dalam proses produksi akan yang tidak full-load
mengalami perubahan strategi operasi 3. Channel Strategy
dimana strategi crumbing akan berubah Channel strategy atau strategi
menjadi make-to-stock. Spesifikasi dari saluran merupakan strategi yang
pembeli cukup beragam, namun memiliki berfokus terhadap penyaluran produk
titik tengah yang pada akhirnya akan atau jasa hingga sampai ke pembeli /
memenuhi seluruh spesifikasi dari customer. Dalam konteks supply chain,
pembeli, namun rentang antar batas saluran disini berarti distribusi barang
bawah dan batas atas dari spesifikasi atau jasa agar dapat disalurkan dengan
yang kecil. Tantangan dari perubahan cepat diterima oleh pembeli. Sekarang
strategi ini ialah bagaimana mengurangi ini, Perusahaan crumb rubber yang
variasi dari output produksi untuk sedang diteliti menjalankan saluran
memenuhi rentang spesifikasi yang kecil. distribusi baik bahan baku maupun
2. Outsourcing Strategy barang jadi secara langsung (direct)
Setiap perusahaan memiliki karena masing-masing pabrik merupakan
kelemahan dalam menjalankan setiap unit bisnis terpisah satu dengan yang
kegiatan operasional. Untuk mengatasi lainnya. Dengan adanya perubahan
kelemahan tersebut, perusahaan bekerja strategi supply chain, maka akan
sama dengan pihak ketiga. Salah satu dibuatkan gudang yang berfungsi sebagai
perusahaan crumb rubber mengalami hal pengadaan bahan baku dan gudang yang
yang serupa. Salah satu kelemahannya berfungsi sebagai distribusi gudang
adalah hal pengiriman bahan baku dan barang jadi. Dalam penentuan gudang ini
barang jadi. Kita sudah memiliki kerja dilakukan berdasarkan beberapa
sama yang baik dengan pihak pendekatan seperti ketersediaan bahan
trasnportasi, namun jasa transportasi baku dan lokasi pelabuhan (Lihat Gambar
akan digunakan bila sudah waktunya 11)
pengiriman ke pembeli sehingga

15
Gambar 11 Ilustrasi strategi saluran usulan
4. Customer Service Strategy baku, bisa saling berkoordinasi pabrik
Strategi dalam pelayanan terhadap mana yang sedang membutuhkan bahan
pembeli merupakan salah satu komponen baku. Sehingga kekurangan tersebut
yang sangat penting dalam memberikan dapat segera dipenuhi dari gudang bahan
kepuasan kepada pelanggan. baku dan produksi akan berjalan dengan
Mengetahui karakteristik setiap stabil.
pelanggan, pengiriman yang tepat waktu, 5. Asset Network
memberikan informasi yang akurat Komponen terakhir yang berkaitan
kepada pelanggan dan lain sebagainya dengan supply chain adalah asset. Yang
merupakan hal utama yang harus termasuk dengan asset antara lain,
diperhatikan. Dengan menjalankan gudang, pabrik, inventori, mesin dan lain
sistem yang desentralisasi, perusahaan sebagainya. Dengan sistem
mengalami kendala dalam ketepatan desentralisasi, stock bahan baku dan
dalam pengiriman produk akhir bila di barang jadi menjadi tidak lancar. Bila
suatu pabrik mengalami masalah dalam terjadi permasalahan mesin, kendala
produksi. Selain itu, informasi mengenai trucking, dan masalah lainnya yang
status kesiapan produk tiba di pelabuhan menghambat operasional pabrik, maka
pun menjadi tidak akurat akibat tidak inventori akan menumpuk dan akhirnya
stabilnya output produksi. Sama halnya perputaran kas menjadi tidak lancar.
dengan bahan baku, dimana bila satu Dengan perputaran kas yang tidak lancar,
pabrik mengalami kekurangan bahan akan tercermin kepada penjualan yang
baku, maka pabrik lain yang kelebihan relatif rendah dan akhirnya akan dikaitkan
bahan baku tidak dapat membantunya. dengan beban bunga pinjaman dari bank.
Dengan usulan strategi sentralisasi, Bila Dengan sistem yang sentralisasi, jumlah
satu pabrik mengalami kendala, pabrik asset bahan baku dan barang jadi tidak
lain dapat membantu memproduksi dipisahkan per pabrik, namun sudah
produk tersebut sehingga pengiriman menjadi satu kesatuan entity. Sehingga
produk akhir ke pembeli menjadi tidak yang sebelumnya stock bahan baku dan
terganggu. Informasi ke pembeli barang jadi terpisah masing-masing
mengenai kepastian produk pun lebih pabrik, dengan adanya usulan perbaikan
terjaga. Serupa dengan gudang bahan tersebut, akan menjadi 1 total stock.

16
Konfigurasi Strategi Supply Chain
No Komponen Sebelum Sesudah
Strategi Milling : Make-to-stock Strategi Milling : Make-to-stock

Strategi Crumbing : Make- to-order Strategi Crumbing : Make- to-stock


1 Operation Strategy
Produksi sesuai dengan spesifikasi Produksi sesuai spesifikasi khusus
pembeli kolaborasi dari seluruh spesifikasi pembeli
Menggunakan jasa trucking disesuaikan Menggunakan jasa trucking rutin setiap hari
jadwal kapal pengiriman dan konsisten (dedicated)
2 Outsourcing Strategy
Masih terjadi pengiriman dibawah Full-load
kapasitas trucking
Pengiriman secara langsung Pengiriman tidak langsung
3 Channel Strategy
informasi kesiapan produk akhir dilakukan Informasi kesiapan produk akhir dilakukan
4 Customer Service Strategy
manual secara online
Stock dipisahkan per masing-masing hanya 1 kepemilikan stock
5 Asset Network
kepemilikan pabrik

Tabel 13 Kondisi sebelum dan sesudah konfigurasi supply chain


Dengan adanya perubahan sistem atribut beserta indikator dari matrik yang
supply dari desentralisasi menjadi telah ditetapkan memiliki peluang
sentralisasi dan konfigurasi dari strategi perbaikan dan target perbaikan sesuai
tersebut chain (lihat Tabel 13), setiap dengan Gambar 12

Kinerja VS Indikator Performansi


0-20 20-40 40-60 60-80 80-100
Major
Atribut Indikator Penilaian Disadvantage Median Advantage Best-in-Class
Opportunity

% Pengiriman tepat waktu 79.6%

Keandalan % Pengiriman dengan kondisi produk sempurna 99.1%

% Pengiriman dengan keakuratan dokumentasi sempurna 99.8%

Waktu Siklus Pengadaan 77.5%

Ketanggapan Waktu Siklus Produksi 80.4%

Waktu Siklus Pengiriman 55.2%

Flexibilitas Kirim Hulu 50.0%


Kecepatan
Flexibilitas Kirim Hilir 25.4%

Kondisi saat ini Target Improvement

Gambar 12 Target kinerja dari usulan perbaikan supply chain

Pada Gambar 12 terjadi masing-masing indikator berdasarkan


peningkatan dari kondisi saat ini terhadap beberapa alasan dan pertimbangan,
target yang dicapai atas usulan antara lain:
perbaikan. Besarnya peningkatan untuk

17
Tabel 14 Dasar pertimbangan peningkatan kinerja supply chain atas usulan perbaikan

6. KESIMPULAN & SARAN 2. Sesuai dengan karakteristik


Penelitian ini bertujuan untuk perusahaan crumb rubber di Indonesia
memberikan rekomendasi perbaikan berdasarkan ketidakpastian supply dan
strategi supply chain yang baru sehingga demand, strategi yang tepat ialah risk-
dapat meningkatkan kinerja dari hedging supply chain karena memiliki
keseluruhan proses di salah satu karakter supply yang tidak pasti (high
perusahaan crumb rubber di Indonesia. uncertainties) dan demand yang pasti
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat (low uncertainties)
diambil kesimpulan sebagai berikut: 3. Gap yang terjadi antara kondisi saat ini
1. Kinerja supply chain di salah satu dengan target dan kondisi ideal adalah
perusahaan crumb rubber di Indonesia kondisi yang berlawanan untuk
saat ini termasuk kedalam kategori masing-masing pabrik yang di satu
advantage, dimana indikator yang pabrik memiliki kelebihan stock,
termasuk kategori Best-in-Class sedangkan di pabrik lainnya memiliki
adalah keakuratan dokumen yang kekurangan stock dalam satu wilayah /
sempurna (0.998) dan produk yang region
sempurna (0.991), sedangkan indikator 4. Rekomendasi supply chain yang
yang termasuk ke kategori median dan terpilih diantara beberapa alternatif
disadvantage adalah waktu siklus ususlan perbaikan ialah skenario B
pengiriman (0.552) fleksibilitas kirim dengan fokus utama ialah sistem yang
hulu (0.5) dan fleksibilitas kirim hilir tersentralisasi dimana terjadi
(0.254) perubahan konfirgurasi di lima
18
komponen yaitu operation strategy, dari masing-masing komponen
outsouring strategy, channel strategy, sehingga dapat memberikan
customer service strategy dan asset rekomendasi yang lebih detail terkait
network. Perubahan konfigurasi perubahan konfigurasi tersebut.
tersebut diturunkan ke setiap
departemen.
5. Dengan menjalankan rekomendasi
supply chain, kinerja supply chain akan
mengalami perubahan yang signifikan
di indikator yang berada di kategori
median dan disadvantage meningkat
ke kategori advantage

6.1 Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian
ini, terdapat beberapa saran yang dapat
digunakan untuk penelitian berikutnya,
antara lain:
1. Penelitian lebih lanjut mengenai kinerja
supply chain harus memperhitungkan
atribut cost dan asset agar penilaian
kinerja yang diukur mencakup
keseluruhan atribut.
2. Penelitian yang lebih teknis terkait
perubahan konfigurasi yang strategis

19
DAFTAR RUJUKAN

Astrellita, Sita Ayu. 2012. Pengukuran Kinerja Sistem Distribusi Pada PT. Lotte Mart
Indonesia Menggunakan Supply Chain Operation Reference Model (SCOR
Model).Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia.
Bowersox, D. J. et al, 2013. Supply Chain Logistics Management, Fourth Edition. McGraw-
Hill Education
Carlsson, Dick. 2009. Supply Chain Planning Models in the Pulp and Paper Industry.
INFOR; University ofToronto Press
Christina, Monica. 2013. Usulan Metode Cross Docking Untuk Meminimasi Biaya
Distribusi Pada Industri Ritel (Studi Kasus : PT Hero Supermarket, Tbk). Jakarta:
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Indonesia Atma
Jaya.
Cohen, Shoshanah & Roussel, Joseph. 2005. Strategic Supply Chain Management: The
Five Disciplines for Top Performance. McGraw-Hill
Jacobs, F Robert & Chase, Richard B. 2014. Operations and Supply Chain Management
14th edition. McGraw-Hill Education
Lee, Hau L. 2002. Aligning Supply Chain Strategies With Product Uncertainties.
Calofornia: The Regents of the University of California
Lee, Hau L, Padmanabhan, V dan Whang, Seungjin. 1997. Information Distortion in a
Supply Chain: The Bullwhip Effect. Calofornia: Standford University
Mentzer, John T, Et al. 2001. Defining Supply Chain Management. Journal of Business
Logistics, Vol 22. No 2, 2001.
Said, Andi Ilham , et al. 2006. Produktivitas dan Efisiensi dengan Supply Chain
Management. Jakarta: Penerbit PPM
Simchi-Levi & Kaminsky. 2009. Designing and Managing The Supply Chain: Concept,
Strategies and Case Studies, third edition. McGraw Hill Education
Sucky, Eric. 2008. The bullwhip effect in supply chains—An overestimated problem?.
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S092552730800279X
Sutantra, Yulius. 2011. Analisis Strategy Management Berdasarkan Value Chain dan
Value Shop (Studi Kasus di PT Kabelindo Murni Tbk). Jakarta: Program Studi
Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.
Wigan, Leonard & Setiamanah, A.D, 2005. Menganalisis dan Meningkatkan Kinerja
Internal Supply Chain di PT XYZ. Jakarta: Program Pascasarjana, Program Studi
Magister Manajemen Sistem Informasi, Universitas Bina Nusantara.
20

Anda mungkin juga menyukai