Kata Kunci : Perusahaan Crumb rubber, Karet Alam, Sistem Supply Chain
Abstrack
The price of natural rubber in the world was decreasing significantly due to a
surge in supply natural rubber latex in ASEAN Countries. This is impacted on
the supply of natural rubber in Indonesia, that rubber farmer become gloomy
and switched to another work, so most of thecrumb rubber factory, must be
competed with competitor to get the supply of raw material. One of the cause
in the performance of supply chain which was not performed and has not
given competitive advantage. At this time, The supply chain performance
from one of the crumb rubber company is implied in “Advantage” category,
that has three alternatives, so there can be designed to enhance the
performance of supply chain. Centralized alternative is chosen as
recommendation to enhance crumb rubber company’s supply chain, so it can
upgrade from “Advantage” to “Best-in-Class”
1
1. PENDAHULUAN Dengan teknologi dan infrasturktur
Seiring dengan berkembangnya yang terus berkembang, beberapa
teknologi, infrastruktur dan negara di ASEAN seperti Laos, Vietnam,
telekomunikasi di dunia ini, banyak sekali Filipina dan Kamboja mengambil peluang
perusahaan-perusahaan yang saling untuk berkecimpung ke industri karet
bersaing dan berkompetitif dengan cara alam yang selama 10 tahun terakhir
memperkuat jaringan rantai pasokan. menjadi komoditas yang menguntungkan.
Dengan jaringan rantai pasokan yang Dalam beberapa tahun terakhir, industri
dimiliki setiap perusahaan, effisiensi karet didominasi oleh 3 negara yaitu
biaya dapat dilakukan dan pada akhirnya Thailand, Indonesia dan Malaysia.
produk atau jasa yang ditawarkan Namun dalam 5 tahun terakhir, posisi
menjadi kompetitif di pasar, seperti Malaysia mulai menurun dan Vietnam
kualitas yang baik, harga yang kompetitif mulai menduduki posisi tiga besar.
di pasar, pengiriman yang cepat dan lain
sebagainya.
Tabel 1. Peringkat Negara ASEAN dalam hal eksport Karet Alam (Dalam USD)
Dengan masuknya ketiga negara ASEAN merupakan bahan baku utama dari
tersebut, industri karet di Indonesia produk ban kendaraan bermotor. Hamper
menjadi lesu karena supply karet alam di seluruh perusahaan karet remah mulai
Asia Tenggara menjadi melimpah merasakan dampak dari turunnya harga
sehingga harga karet alam dunia karet alam. Supply karet alam atau yang
mengalami penurunan. Semakin sering disebut BOKAR (Bahan Olahan
rendahnya harga karet alam, petani di Karet Rakyat) sangat rendah dan sangat
Indonesia semakin resah dan banyak berfluktuatif tergantung dari harga karet,
yang mulai beralih ke tanaman lain kebutuhan finansial dari penjual BOKAR
seperti kelapa sawit dan kopi. Rendahnya dan peran pemerintah daerah dalam
harga karet ini diperkirakan akan mengurangi dampak harga karet yang
berlangsung untuk jangka waktu yang rendah. Dari data-data pembelian,
panjang. ditemukan beberapa hari tidak ada
Perusahaan karet remah atau pembelian BOKAR yang menyebabkan
crumb rubber merupakan perusahaan efek berkelanjutan di proses berikutnya
yang bergerak dalam industri agro-bisnis seperti produktifitas menurun, pengiriman
dimana perusahaan ini memproduksi yang terlambat.
karet alam remah (crumb rubber) yang
2
Gambar 1. Grafik pengaruh harga karet alam terhadap Supply & Demand
Dengan tantangan rendahnya Dampak terhadap aliran bahan
harga karet alam tersebut, perusahaan baku yang tidak konsisten ialah
berusahan keras untuk menekan biaya keseluruhan proses akan menjadi
operasional pabrik dari proses terganggu, pengiriman barang ke pembeli
penerimaan BOKAR hingga pengiriman. pun menjadi terganggu. Hal ini semakin
Salah satu masalah yang terjadi ialah di memperburuk kondisi dimana pengiriman
bagian persediaan baku yang bervariasi menggunakan moda transportasi air yang
dan tidak konsisten di beberapa lokasi kurang flexible. Faktor cuaca, jadwal
pabrik. Dengan sistem supply chain yang keberangkatan dan kedatangan kapal
desentralisasi menyebabkan dan pelaksanaan kegiatan operasional di
penumpukan bahan baku dan berdampak pelabuhan yang diluar kendali kita yang
terhadap biaya penyimpanan, kualitas berdampak terhadap kepuasan
barang dan perputaran keuangan pelanggan.
menjadi tidak lancar
Tabel 2. Performa pengiriman salah satu perusahaan karet remah periode Jun – Des
2014
3
2. METODOLOGI PENELITIAN 2. Process Menganalisis gap atau
2.1. Kerangka Analisis permasalahan yang terjadi dari kondisi
Untuk mencapai tujuan dari yang ada untuk mencapai strategi
penelitian, akan digunakan pendekatan perusahaan
kerangka analisis dari Cohen and 3. Organization Mengumpulkan
Roussel (2005) terkait dalam bukunya bagian-bagian yang terkait dengan
berjudul Strategic Supply chain proses supply chain
Management: The Five Core Discipline 4. Collaboration Mengkolaborasikan
for Top Performance. Konsep dalam buku beberapa formulasi strategi
tersebut membagi beberapa tahapan 5. Performance management
dalam membentuk suatu strategi supply Melakukan pemilihan alternatif dan
chain di suatu perusahaan menjadi 5 memberikan rekomendasi startegi
tahapan dan dikolaborasikan ke dalam supply chain beserta aktifitas yang
kondisi bisnis di perusahaan karet remah dilakukan oleh masing-masing
sebagai berikut (Lihat Gambar 2) departemen atau bagian.
1. Strategi perusahaan Strategi supply
chain diturunkan dari strategi
perusahaan dalam jangan panjang.
STRATEGY
``
Visi, Misi dan Proses
STRATEGY “TEK-TOK”
bisnis Perusahaan
Pemilihan Alternatif
SCOR Atribute Gap / Permasalahan
Strategi Supply Chain
COLLABORATION ORGANIZATION
Formulasi Strategi Supply
Struktur Organisasi
Chain
Bagian-bagian yang
Gap dari Supply
Studi Pustaka terkait dalam aktifitas
Chain
Supply Chain
3. PROFIL PERUSAHAAN
Perusahaan crumb rubber yang dikelola oleh kantor pusat .Order yang
dibahas ini memiliki beberapa pabrik diterima dari pembeli sudah ditentukan
yang tersebar di pulau Sumatra dan lokasi pabrik yang akan memproduksinya
Kalimantan. Setiap pabrik memiliki karena adanya proses approval dari
direktur operasional yang menjalankan pembeli. Dengan kondisi rantai pasok
kegiatan operasional sehari-hari baik dari Saat ini, perusahaan menjalankan
proses pembelian hingga pengiriman kegiatan operasionalnya secara
produk. Untuk proses penerimaan order, desentralisasi kepada masing-masing
perencanaan produksi, dan penagihan pabrik
4
Pengadaan bahan baku di industri perusahaan dalam jangkan panjang dan
karet memiliki peran yang sangat penting membutuhkan modal yang kuat.
karena kurang lebih 90 % komponen dari Pimpinan perusahaan tidak ingin
harga jual merupakan bahan baku. menjalankan perusahaan dengan cara
Dikarenakan harga pembelian karet berspekulasi terhadap harga yang
ditentukan oleh harga pasar dunia menyebabkan perusahaan terkadang rugi
(SICOM), sehingga tidak bisa diprediksi dan untung. Oleh karena itu, fokus ke
secara tepat, ditambah lagi dengan kurs bagian pengadaan bahan baku sehingga
mata uang dari IDR – USD. Dengan tercipta suatu strategi bernama “Close
adanya fluktuasi harga pembelian yang Position”. Strategi ini merupakan
tidak dapat dikontrol, menyebabkan competitive advantage yang dimiliki
perusahaan karet cenderung perusahaan tersebut dibandingkan
menggunakan intuisi atau spekulasi dengan kompetitor lainnya. Berikut ini
dalam menetukan berapa banyak karet ilustrasi dari strategi “Close Position”
yang dibeli. Hal ini memberikan (Lihat Gambar 4)
ketidakpastian untuk menjalankan
5
Board of Director
Sourcing Management
Legal Procurement HR & GA IT
Development Development
4.2. Kinerja Supply chain dan lebih dari 200 metrik dalam
Kinerja sistem supply chain di pengukurannya. Sementara itu, proses
salah satu perusahaan crumb rubber saat bisnis yang dijalankan dalam industri
ini akan diukur menggunakan metode karet remah, sangat sederhana dan
Supply Chain Operation Reference identik dengan industri komoditas pada
(SCOR). Dalam pengukuran SCOR umumnya. Untuk menyesuaikan dengan
terdapat 5 atribut yang menunjukan proses bisnis perusahaan tersebut, maka
kinerja supply chain. Secara teori, terdapat penyesuaian dalam pengukuran
metode perhitungan model SCOR kinerja supply chain berbasis SCOR
melibatkan lebih dari 60 langkah proses dapat dilihat pada gambar 6
% Pengiriman tepat waktu Waktu Siklus Pengadaan
% Pengiriman dengan
Keandalan Rantai Pasok SCOR Ketanggapan Rantai Pasok Waktu Siklus Produksi
kondisi produk sempurna
% Pengiriman dengan
keakuratan dokumentasi Waktu Siklus Pengiriman
sempurna
Kecepatan Rantai Pasok
Gambar 6. Framework model pengukuran kinerja supply chain salah satu perusahaan
crumb rubber berbasis SCOR
6
Pabrik Freq Delay Freq On Schedule Total Order % On schedule
PT1 36 153 189 81%
PT2 63 281 344 82%
PT3 97 138 235 59%
PT4 6 32 38 84%
PT5 87 186 273 68%
PT6 11 7 18 39%
PT7 71 17 88 19%
PT8 30 239 269 89%
PT9 72 222 294 76%
PT10 16 27 43 63%
PT11 76 173 249 69%
PT12 47 61 108 56%
PT13 56 189 245 77%
PT14 41 199 240 83%
PT15 42 203 245 83%
Group 751 2127 2878 74%
Tabel 4. Data kinerja pengiriman salah satu perusahaan crumb rubber per Jul – Des 2014
Kondisi tidak sesuai Total % Ketidak % Ketidak sesuaian
Pabrik
Produk Dokumen Order sesuaian Produk dokumen
PT1 2 - 159 1.26% 0.00%
PT2 - 1 295 0.00% 0.34%
PT3 1 1 194 0.52% 0.52%
PT4 1 - 34 2.94% 0.00%
PT5 1 1 231 0.43% 0.43%
PT6 - - 7 0.00% 0.00%
PT7 2 - 74 2.70% 0.00%
PT8 8 1 229 3.49% 0.44%
PT9 1 - 248 0.40% 0.00%
PT10 - - 36 0.00% 0.00%
PT11 2 - 208 0.96% 0.00%
PT12 - - 91 0.00% 0.00%
PT13 1 - 206 0.49% 0.00%
PT14 - - 195 0.00% 0.00%
PT15 3 - 200 1.50% 0.00%
Group 22 4 2407 0.91% 0.17%
Tabel 5. Data kinerja ketidaksesuaian produk & dokumen salah satur perusahaan crumb
rubber per Jul – Des 2014
4.2.2. Ketanggapan Rantai Pasok supply chain karena waktu siklus baik di
(Responsiveness) pengadaan bahan baku, produksi dan
Atribut ketanggapan rantai pasok pengiriman bahan baku sangat
berfokus terhadap kecepatan rantai berhubungan dengan fokus ke strategi
pasok dalam menyediakan produk ke pengadaan, sehingga waktu siklus
pelanggan. Lamanya waktu siklus dalam menjadi faktor dalam mengukur kinerja
proses pengadaan, pembuatan dan supply chain di salah satu perusahaan
pengiriman merupakan indikator kinerja crumb rubber. Berikut ini data-data waktu
yang diukur dalam atribut ketanggapan siklus pengadaan bahan baku, produksi
rantai pasok ini. Indikator tersebut dan pengiriman barang jadi
digunakan dalam mengukur kinerja
7
LT Pengadaan LT Produksi LT Kirim Total Siklus
PT1 3 12 15 30
PT2 3 11 8 22
PT3 3 13 17 33
PT4 1 12 17 30
PT5 4 12 12 28
PT6 4 12 7 23
PT7 5 12 14 31
PT8 6 13 19 38
PT9 4 14 10 28
PT10 4 16 20 40
PT11 3 13 14 30
PT12 5 17 7 29
PT13 5 12 8 25
PT14 4 13 7 24
PT15 4 12 15 31
Group 3.87 12.93 12.67 29.47
9
Sesuai dengan perhitungan kinerja ketidakpastiannya rendah (low
di Tabel 9 besarnya penilaiannya sebesar uncertainties). Profit margin yang rendah
0.781 dimana bila masuk kedalam juga menjadikan karet sebagai produk
indikator performansi (Cohen & Roussel, yang berkarakteristik functional product,
2005) berada di kategori advantage. karena selisih harga produksi dengan
Artinya dibandingkan populasi harga jual yang tipis.
perusahaan di industri karet, perusahaan Dari sisi supply, pasokan bahan
crumb rubber yang diterliti termasuk baku salah satu perusahaan crumb
kedalam di 78,1 persentil atau 1 level di rubber berkarakteristik evolving process
bawah perusahaan yang terbaik di atau proses berkembang. Ini dapat dilihat
industri sejenis. Walaupun demikian, karena bahan baku produksi salah satu
masih ada beberapa indikator yang perusahaan crumb rubber yaitu karet
berada di kategori median bahkan berada mentah, yang sangat tergantung pada
di kategori disadvantage. Dapat harga pasar karet dunia. Apabila saat
disimpulkan bahwa masih ada peluang harga karet dunia sedang menurun maka
perbaikan yang dapat diterapkan untuk pasokan bahan baku yang diperoleh dari
memperbaiki kondisi supply chain saat ini para petani karet yaitu berupa karet
mentah akan menjadi sangat menurun.
4.5. Analisis Supply Chain Sedangkan sebaliknya, bila harga karet
Berdasarkan Karakteristik dunia sedang meroket meningkat maka
Supply dan Demand pasokan bahan baku karet mentah yang
Berdasarkan konsep dari artikel diperoleh juga melimpah, karena para
Hau L. Lee mengenai “Aligning Supply petani akan menjual hasil panen karet
chain Strategies with Product mentah mereka. Hal ini menjadi faktor
Uncertainties”, karakteristik dari karet utama yang menyebabkan kuantitas
yang diolah oleh salah satu perusahaan bahan baku karet mentah yang diperoleh
crumb rubber dapat dibagi menjadi dua salah satu perusahaan crumb rubber
sisi, yaitu demand (permintaan) dan sangat tidak stabil atau sulit diprediksi.
supply (pasokan) bahan baku. Dari sisi Oleh karena itu supply (pasokan) bahan
demand (permintaan), karakteristik baku menjadi sangat sulit diprediksi atau
produk yang dihasilkan oleh salah satu sulit dipastikan (high uncertainties).
perusahaan crumb rubber termasuk Dengan kharakteristik harga dari bahan
functional product. Hal ini dikarenakan baku yang fluktuasi berdasarkan harga
produk yang dihasilkan oleh salah satu dunia, maka supply bahan baku yang
perusahaan crumb rubber yaitu karet beredar di pasaran menjadi berfluktuatif.
termasuk salah satu jenis produk yang Berdasarkan karakteristik supply
memiliki tingkat kestabilan demand dan demand tersebut, maka supply chain
(permintaan) yang tinggi (low demand di industry tersebut masuk ke kategori
uncertainties). Karet juga merupakan evolving supply dan functional demand.
produk yang memiliki life cycle yang Oleh karena itu strategi yang tepat untuk
panjang (long product life) karena karet menghadapi karakteristik supply dan
dapat diolah menjadi produk yang dapat demand di salah satu perusahaan crumb
memenuhi kebutuhan manusia dan juga rubber tersebut adalah Risk-Hedging
termasuk produk yang tingkat Supply chain.
10
4.6. Rancangan Perbaikan Supply dari tiga atribut yang diukur yaitu
chain reliability,responsiveness, dan agility.
4.6.1. Gap Analisis Penyebab dari gap tersebut dapat diurai
Berdasarkan analisis kondisi dari pada Tabel 11
supply chain sebelumnya, terdapat gap
Analisis GAP
Atribut Indikator Penilaian
Man Machine Method Material
produktifitas mesin rendah Adanya sistem prioritas
Kurangnya stock bahan baku
(Proses diperlambat) terhadap pembeli tertentu
Keandalan % Pengiriman tepat waktu 0.796 Bahan setengah jadi tidak
cukup kering / tidak siap
untuk diproduksi
adanya sistem kontrak yang
Ketersediaan trucking yang berdurasi 14 hari, sehingga Jarak dari sumber material ke
Waktu Siklus Pengadaan 0.775
terbatas vendor dapat melakukan pabrik yang cukup jauh
spekulasi harga
Waktu Siklus Produksi 0.804
stock bahan baku dan bahan
penjadwalan produksi yang
Jadwal muat barang ke dalam setengah jadi cukup banyak
terlalu cepat sebelum waktu
kapal yang tidak konsisten sehingga harus segera
Ketanggapan pengiriman
diproduksi
Produk akhir yang sudah
Waktu Siklus Pengiriman 0.552 dibuat tidak bisa
dipergunakan oleh pabrik
yang membutuhkan
adanya permintaan dari
pembeli untuk menunda
pengiriman
Adanya strategy close position
yang mengunci harga dan
quantity
Antar pabrik tidak bisa saling
Flexibilitas Kirim Hulu 0.5 membantu dalam pengadaan
bahan baku
Kecepatan
Perlunya waktu bagi vendor
untuk mengumpulkan
material
Tingginya variasi dari setiap Perlu adanya biaya & waktu Penentuan spesifikasi dimulai
Flexibilitas Kirim Hilir 0.254 proses sehingga output tambahan bila merubah dari awal proses produksi
menjadi tidak seragam spesifikasi buyer (Milling)
Sistem kontrak pengadaan KINERJA SUPPLY CHAIN Stock Bahan Baku yang
berdurasi 14 hari KIRANA MEGATARA rendah
Pada Gambar 8, terdapat bagian saat ini supply chain. Dari beberapa akar
yang berada di dalam kotak dimana permasalahan tersebut terjadi kontradiksi
merupakan akar masalah dari kinerja antara akar permasalahan yaitu berkaitan
11
dengan stock bahan baku. Di satu sisi, Beberapa atribut tidak memberikan
beberapa pabrik mengalami kontribusi yang positif untuk
keterlambatan pengiriman produk akhir meningkatkan kinerja supply chain.
yang diakibatkan kekurangan bahan Ancaman dari harga karet yang
baku, dan di sisi lainnya, beberapa pabrik cenderung rendah dan meningkatnya
mengalami penumpukan barang jadi kompetitor baik nasional maupun
akibat permasalahan jadwal kapal dan internasional yang berpotensi untuk
lain sebagainya. Hal ini diperburuk mengurangi market share dari penjualan.
dengan adanya penambahan biaya bila Oleh karena itu, diperlukan perubahan
ada perpindahan stock karena diakui sistem supply chain saat ini untuk tetap
sebagai transaksi jual beli antar mempertahankan keunggulan kompetitif
perusahaan. terhadap kompetitor lainnya.
4.6.2. Alternatif perbaikan Supply Dengan mengkaitkan akar permasalahan
chain dengan strategi ketidakpastian supply
Berdasarkan analisis gap yang dan demand, maka ada beberapa
telah dibahas sebelumnya, terdapat skenario pilihan dalam upaya
beberapa permasalahan yang memperbaiki kondisi supply chain saat
menyebabkan kinerja supply chain ini:
menjadi tidak bekerja dengan optimal.
Akar
Solusi
Permasalahan
Lebih fleksibel dalam pengiriman Membangun gudang bahan baku Tidak ada perubahan yang
Flexibilitas Kirim Hulu 3 4 1
bahan baku dekat dengan sumbernya. signifikan,
Kecepatan
Waktu lead time tidak ada Waktu perubahan lebih flexible perubahan masih dapat diterima
Flexibilitas Kirim Hilir 2 perubahan, namun permasalahan 4 karena dapat disesuaikan saat di 3 saat diproduksi, namun lead
keterlambatan trucking berkurang gudang distributor timenya diperpendek
14
konfigurasi untuk beberapa komponen pemakaian jasa transportasi tidaklah rutin
yang terkait dengan supply chain (Cohen setiap harinya dan besar kemungkinan
& Roussel , 2005): pengiriman tidak full-load. Dengan
1. Operation Strategy perubahan strategi supply chain menjadi
Proses produksi dibagi menjadi 2 sentralisasi ini, kita dapat memberi
bagian besar yaitu proses pencucian dan kepastian kepada vendor tansportasi
penggilingan (milling) dan proses mengenai jadwal pengiriman setiap
pencacahan dan pengeringan (crumbing). harinya dan pengiriman barang pun dapat
Sekarang ini, milling menggunakan dimaksimalkan sesuai dengan kapasitas
strategi make-to-stock yang akan alat pengangkutnya. Dengan demikian,
ditumpuk dalam kamar gantung blanket hubungan dengan vendor transportasi
(KGB), sedangkan crumbing akan lebih baik karena saling
menggunakan strategi make-to-order memberikan keuntungan, vendor akan
yang disesuaikan dengan spesifikasi dari mendapatkan kepastian pengiriman
pembeli. Dengan adanya perubahan setiap harinya dan kita akan mengurangi
strategi supply chain menjadi sentralisasi, penambahan biaya akibat pengiriman
maka dalam proses produksi akan yang tidak full-load
mengalami perubahan strategi operasi 3. Channel Strategy
dimana strategi crumbing akan berubah Channel strategy atau strategi
menjadi make-to-stock. Spesifikasi dari saluran merupakan strategi yang
pembeli cukup beragam, namun memiliki berfokus terhadap penyaluran produk
titik tengah yang pada akhirnya akan atau jasa hingga sampai ke pembeli /
memenuhi seluruh spesifikasi dari customer. Dalam konteks supply chain,
pembeli, namun rentang antar batas saluran disini berarti distribusi barang
bawah dan batas atas dari spesifikasi atau jasa agar dapat disalurkan dengan
yang kecil. Tantangan dari perubahan cepat diterima oleh pembeli. Sekarang
strategi ini ialah bagaimana mengurangi ini, Perusahaan crumb rubber yang
variasi dari output produksi untuk sedang diteliti menjalankan saluran
memenuhi rentang spesifikasi yang kecil. distribusi baik bahan baku maupun
2. Outsourcing Strategy barang jadi secara langsung (direct)
Setiap perusahaan memiliki karena masing-masing pabrik merupakan
kelemahan dalam menjalankan setiap unit bisnis terpisah satu dengan yang
kegiatan operasional. Untuk mengatasi lainnya. Dengan adanya perubahan
kelemahan tersebut, perusahaan bekerja strategi supply chain, maka akan
sama dengan pihak ketiga. Salah satu dibuatkan gudang yang berfungsi sebagai
perusahaan crumb rubber mengalami hal pengadaan bahan baku dan gudang yang
yang serupa. Salah satu kelemahannya berfungsi sebagai distribusi gudang
adalah hal pengiriman bahan baku dan barang jadi. Dalam penentuan gudang ini
barang jadi. Kita sudah memiliki kerja dilakukan berdasarkan beberapa
sama yang baik dengan pihak pendekatan seperti ketersediaan bahan
trasnportasi, namun jasa transportasi baku dan lokasi pelabuhan (Lihat Gambar
akan digunakan bila sudah waktunya 11)
pengiriman ke pembeli sehingga
15
Gambar 11 Ilustrasi strategi saluran usulan
4. Customer Service Strategy baku, bisa saling berkoordinasi pabrik
Strategi dalam pelayanan terhadap mana yang sedang membutuhkan bahan
pembeli merupakan salah satu komponen baku. Sehingga kekurangan tersebut
yang sangat penting dalam memberikan dapat segera dipenuhi dari gudang bahan
kepuasan kepada pelanggan. baku dan produksi akan berjalan dengan
Mengetahui karakteristik setiap stabil.
pelanggan, pengiriman yang tepat waktu, 5. Asset Network
memberikan informasi yang akurat Komponen terakhir yang berkaitan
kepada pelanggan dan lain sebagainya dengan supply chain adalah asset. Yang
merupakan hal utama yang harus termasuk dengan asset antara lain,
diperhatikan. Dengan menjalankan gudang, pabrik, inventori, mesin dan lain
sistem yang desentralisasi, perusahaan sebagainya. Dengan sistem
mengalami kendala dalam ketepatan desentralisasi, stock bahan baku dan
dalam pengiriman produk akhir bila di barang jadi menjadi tidak lancar. Bila
suatu pabrik mengalami masalah dalam terjadi permasalahan mesin, kendala
produksi. Selain itu, informasi mengenai trucking, dan masalah lainnya yang
status kesiapan produk tiba di pelabuhan menghambat operasional pabrik, maka
pun menjadi tidak akurat akibat tidak inventori akan menumpuk dan akhirnya
stabilnya output produksi. Sama halnya perputaran kas menjadi tidak lancar.
dengan bahan baku, dimana bila satu Dengan perputaran kas yang tidak lancar,
pabrik mengalami kekurangan bahan akan tercermin kepada penjualan yang
baku, maka pabrik lain yang kelebihan relatif rendah dan akhirnya akan dikaitkan
bahan baku tidak dapat membantunya. dengan beban bunga pinjaman dari bank.
Dengan usulan strategi sentralisasi, Bila Dengan sistem yang sentralisasi, jumlah
satu pabrik mengalami kendala, pabrik asset bahan baku dan barang jadi tidak
lain dapat membantu memproduksi dipisahkan per pabrik, namun sudah
produk tersebut sehingga pengiriman menjadi satu kesatuan entity. Sehingga
produk akhir ke pembeli menjadi tidak yang sebelumnya stock bahan baku dan
terganggu. Informasi ke pembeli barang jadi terpisah masing-masing
mengenai kepastian produk pun lebih pabrik, dengan adanya usulan perbaikan
terjaga. Serupa dengan gudang bahan tersebut, akan menjadi 1 total stock.
16
Konfigurasi Strategi Supply Chain
No Komponen Sebelum Sesudah
Strategi Milling : Make-to-stock Strategi Milling : Make-to-stock
17
Tabel 14 Dasar pertimbangan peningkatan kinerja supply chain atas usulan perbaikan
6.1 Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian
ini, terdapat beberapa saran yang dapat
digunakan untuk penelitian berikutnya,
antara lain:
1. Penelitian lebih lanjut mengenai kinerja
supply chain harus memperhitungkan
atribut cost dan asset agar penilaian
kinerja yang diukur mencakup
keseluruhan atribut.
2. Penelitian yang lebih teknis terkait
perubahan konfigurasi yang strategis
19
DAFTAR RUJUKAN
Astrellita, Sita Ayu. 2012. Pengukuran Kinerja Sistem Distribusi Pada PT. Lotte Mart
Indonesia Menggunakan Supply Chain Operation Reference Model (SCOR
Model).Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia.
Bowersox, D. J. et al, 2013. Supply Chain Logistics Management, Fourth Edition. McGraw-
Hill Education
Carlsson, Dick. 2009. Supply Chain Planning Models in the Pulp and Paper Industry.
INFOR; University ofToronto Press
Christina, Monica. 2013. Usulan Metode Cross Docking Untuk Meminimasi Biaya
Distribusi Pada Industri Ritel (Studi Kasus : PT Hero Supermarket, Tbk). Jakarta:
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Indonesia Atma
Jaya.
Cohen, Shoshanah & Roussel, Joseph. 2005. Strategic Supply Chain Management: The
Five Disciplines for Top Performance. McGraw-Hill
Jacobs, F Robert & Chase, Richard B. 2014. Operations and Supply Chain Management
14th edition. McGraw-Hill Education
Lee, Hau L. 2002. Aligning Supply Chain Strategies With Product Uncertainties.
Calofornia: The Regents of the University of California
Lee, Hau L, Padmanabhan, V dan Whang, Seungjin. 1997. Information Distortion in a
Supply Chain: The Bullwhip Effect. Calofornia: Standford University
Mentzer, John T, Et al. 2001. Defining Supply Chain Management. Journal of Business
Logistics, Vol 22. No 2, 2001.
Said, Andi Ilham , et al. 2006. Produktivitas dan Efisiensi dengan Supply Chain
Management. Jakarta: Penerbit PPM
Simchi-Levi & Kaminsky. 2009. Designing and Managing The Supply Chain: Concept,
Strategies and Case Studies, third edition. McGraw Hill Education
Sucky, Eric. 2008. The bullwhip effect in supply chains—An overestimated problem?.
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S092552730800279X
Sutantra, Yulius. 2011. Analisis Strategy Management Berdasarkan Value Chain dan
Value Shop (Studi Kasus di PT Kabelindo Murni Tbk). Jakarta: Program Studi
Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.
Wigan, Leonard & Setiamanah, A.D, 2005. Menganalisis dan Meningkatkan Kinerja
Internal Supply Chain di PT XYZ. Jakarta: Program Pascasarjana, Program Studi
Magister Manajemen Sistem Informasi, Universitas Bina Nusantara.
20