Anda di halaman 1dari 9

Materi

Judul : Penyiapan Benih


.
1. Pengertian Varietas
Menurut Pemuliaan Tanaman
Varietas adalah sekelompoktanaman dengan karakterunggul yang stabil, dapatdibedakan dari varietas lain
olehciriatausifatkhusus, berpenampilan seragam (uniform), sertatelahdilepassecararesmiolehpemerintah.

Bentukvarietasmenunjukkancaraperbanyakanbenihnya, sehingga
tersediabenihuntukpertanamankomersialatauditanamolehpetani

Nama varietas  merupakan identitas dari suatu varietas yang dapat digunakan sebagai pembeda antar varietas

Varietas Lokal

Adalahvarietas yang telahada dan dibudidayakan secara turun-temurun oleh petani serta menjadi milik masyarakat
dan dikuasai negara.
Beberapa varietas Unggul Lokal yang terkenal seperti di Semendo Khususnya banyak di kenal dengan Varietas
Selebur, Jambat Teras dsb.

BENIH ?
 Struktural , benihsamadenganbiji
 Fungsional, benihtidaksamadenganbiji,
karenabenihberfungisebagaibahanuntukperbanyakanpertanaman.

Benihadalahgabah yang dihasilkandengancarakhususdengantujuanuntukditanamatauditaburdipesemaian menjadi


pertanaman.
Faktor penting yang menentukan tingkat produktivitas tanaman dan berproduksi tinggi dengan mutu baik :
 tersedianya bibit
 bibit berasal dari benih bermutu
Untuk Pengembangan Usaha Agibisnis Padi, Benih yang harus disiapkan adalah :
 Benih Dari Varietas Unggul Lokal
 Benih Bermutu
 Memiliki harga pasar yang baik

2. Mengapa harus Benih Bermutu


1. Benih yang bermutu akan menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak
2. Benih yang bermutu akan menghasilkan perkecambahan dan pertumbuhan yang seragam
3. Ketika di tanam pindah bibit dari benih yang baik akan tumbuh lebih cepat dan tegar
4. Benih yang baik akan menghasilkan hasil yang tinggi

3. Perlakuan Benih
a. Pemtahan dormansi : dormansi adalah suatu kondisi benih hidup tetapi tidak dapat berkecambah
b. pemilahan Benih : pemilahan dengan air dan Pemilahan dengan garam dapur
c. melakukan Seed Treatmen
4. Cara PemilahanBenih
1. Dengan Air Bersih
- Dimasukan ke dalam wadah berisi air dengan volume 2 kali volume benih., diaduk-aduk.
- Pisahkan benih yang terapung dengan benih lainnya.
- Benih siap di rendam 24 jam dan di peram 48 jam
2. Dengan Larutan Garam Dapur
Tujuan pemilahan atau seleksi yaitu memisahkan benih yang betul-betul bernas (berisi) dengan yang hampa
Caranyan :
- Buat larutan air dengangaram 250- 300 g garam/liter air atau 225 g ZA / 1 liter air
- Masukan telur dalam larutan tersebut. Bila telur mengapung (terbaring mengapung) berarti air tersebut
sudah mempunyai BD air lebih tinggi = 1,13 lalu masukkan benih ke dalam laruta tersebut Benih yang me
ngapung dipisah kan dan benih yang tenggelam merupakan benih yang bernas.
- Benih yang bernasdicucidengan air bersihsampai tidakterasaasin
-benih padi siap untuk di rendam dan di peram.
5. Menguji Mutu Benih
- Pilih benih secara acak, ambil 100 buah sebagai contoh benih yang akan ditanam, lalu rendam dalam air
selama 24 jam
- Letakan 100 benih di atas kertas kacu lembab, Taruh kertas tadi dalam tempat tertutup, upayakan kertas tetap
lembab
- Setelah 3 - 5 hari, hitung yang berkecambahdancatatpersentaseperkecambahan
- Benih dinilai bermutu bila mempunyai daya kecambah di atas 80 %
6. Menyiapkan Media Lahan Siap Tanam
- Penyiapan lahan merupakan tempat yang baik untuk tanaman sehingga pengolahan tanah sangat menentukan
keberlanjutan pertumbuhan tanaman padi
-Untuk hal tersebut langkah dalam mengolah tanah adalah sebagai berikut
7. Tahapan Pengolahan Lahan Untuk persemaian
- Rendam lahan yang akan di jadikan tempat menyemai selama satu minggu agar tanahnya lunak ketika akan di
bajak
- Bersihkan pematang dan lanjutkan dengan pemopokan pematang
- lakukan pembajakan tanah dengan kedalam 10- 20 Cm.
8. Persemaian Basah
• Benih direndam selama 24 jam
• Selanjutnya Benih ditiriskan dan dila-kukan perlakuan benih daerah serangan hama penggerek batang dan
keong emas. Selanjutnya dilakukan :
• Pemeraman selama 48 jam
• Perkecambahan dan pertumbuhan seragam Diperoleh bibit sehat dengan akar yang kuatCepat pulih
(recovery) saat ditanam pindah.

 Pemilihan lokasi yang terbaik : rata, mudah untuk memberi dan membuang air, tidak ternaungi dan jauh dari
lampu
 Luas ± 4% atau 1/25 dari luas pertanaman.
 Lebar 1 - 1,2 m dan panjang sesuai petakan. antara 10-20 m
 Penambahan pupuk kandang atau bokashi sebanyak 2 kg/m2 untuk mengemburkan tanah dan
memudahkan pencabutan benih
 Penambahan 10-20 g Urea/m2 saat 5-7 hss.
 Sebar benih yang telah direndam dan ditiriskan secara merata diatas bedeng pesemaian 1 gemgam / m2
Materi : Pendampingan Upsus Pajale

Judul : Sistem Tanam.

Budidaya padi sawah menganjurkan tanam menggunakan bibit muda atau


kurang dari 21 HSS ( hari setelah sebar ) dan jumlah bibit 1 – 3 ba
tang per lubang karena bibit lebih muda akan menghasilkan anakan lebih banyak diban
ding menggunakan bibit lebih tua.
Pada daerah endemis keong mas untuk mengantisipasi serangan dapat menggu
nakan bibit lebih dari 21 HSS tetapi dianjurkan tidak lebih dari 25 HSS. Masa kritis se
rangan keong berada pada 21 hari setelah sebar dan 10 hari setelah pindah tanam.
Tanam dilakukan dengan kondisi lahan jenuh air ( ketinggian air kurang lebih
2 cm dari permukaan tanah ( macak-macak ) dengan jumlah bibit yang ditanam tidak le
bih dari 3 bibit per rumpun. Gunakan jarak tanam yang beraturan seperti model tegel
20 x 20 cm ( 25 rumpun/meter persegi ) atau 25 x 25 cm ( 16 rumpun/meter persegi ).
Pengaturan jaak tanam dapat dilakukan dengan menggunakan caplak atau tali sebagai
Mal.
Budidaya padi sawah menganjurkan untuk mengatur jarak dan populasi
tanaman dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo. Sistem tanam jajar legowo
adalah system tanam dengan pengaturan jarak tanam tertentu sehingga pertenaman
akan memiliki barisan tanaman yang diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam
pada barisan pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan.
Budidaya padi sawah menganjurkan penerapan system tanama jajar legowo
karena adanya keuntungan dan kelebihan yang lebih dibanding dengan system tanam
konvensional ( tegel ) diantaranya yaitu :
 Adanya efek tanamn pinggir
 Sampai batas tertentu semakin tinggi populasi tanaman semakin banyak jumlah
Malai persatuan luas sehungga berpeluang menaikan hasil panen.
 Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air,saluran pengumpulan keong atau
mina padi
 Pengendalian hama,penyakit dan gulma menjadi lebih mudah
 Dengan areal pertanaman yang lebih terbuka dapat menekan hama dan penyakit
 Penggunaan pupuk lebih berdaya guna

Sistem tanam legowo yang dapat diterapkan adalah system tanam jajar legowo 2 : 1 atau 4 : 1
dan penyulaman tanaman dapat dilakukan sebelum tanamn berumur 14 HST ( hari setelah
tanam ).

Lubuk Nipis, Mei 2016


Penyuluh Pertanian Lapangan

Ponijo
NIP. 19600323 198703 1 004
Materi : Pendampingan Upsus Pajale

Judul : Pengairan berselang ( Intermittent Irrigation )

Pengairan dilakukan dengan system pengairan berselang ( IntermitTen


Irrigation). Pengairan berselang adalah pengaturan kondisi sawah dalam kondisi kering
dan tergenang secara bergantian yang bertujuan untuk ;
 Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi lebih luas
 Memberi kesempatan akar tanaman memperoleh udara lebih banyak
Sehingga dapat berkembang lebih dalam karena akar yang dalam da
Pat menyerap unsusr hara dan air yang lebih banyak
 Mencegah timbulnya keracunan besi
 Mencegah penimbunan asam organic dan gas hydrogen sulfide yang
Menghambat perkembangan akar
 Mengaktifkan jasad renik ( mikrobia tanah ) yang bermanfaat
 Mnegurangi kerebahan
 Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif( tidak enghasilkan
Ma;laid an gabah )
 Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
 Memudahkan pemendaman pupuk ke dalam tanah ( lapisan olah )
 Memudahkan pengendalian keong .mas,mengurangi penyebaran hama wereng
coklat dan penggerk batang serta mengurangi kerusakan tanaman padi karena
hama tikus

Teknis penerapan pengairan berselang dilakukan pada saat tanaman berumur 3 HST ( hari
setelah tanam ) dimana petakan sawah diairi dengan tinggi genangan 3 cm dan selam 2 hari
berikutnya tidak ada penambahan air sampai kondisi air dipetakan habis dan tanah menjadi
Mengering sedikit retak kembali. Cara ini dilakukan terus sampai fase anakan maksimal.
Pada saat mulai fase pembentukan malai ( bunting ) sampai pengisian biji petekan sa
wah digenangi terus. Petekan dikeringkan kembali saat 10 – 15 hari sebelum panen.

Pada tanah yang cepat menyerap air atau berpasir selang waktu pengairan harus
diperpendek . Apabila ketersediaan air selama satu musim tanam kurang mencukupi se
lang waktu pengairan dapat diperpanjang yaitu dengan selang waktu 5 hari.

Pengairan berselang secara efektif dan efisien hanya dapat dilakukan pada areal
Sawah irigasi teknis yang dapat dengan mudah mengatur masuk dan keluarnya air pada
areal persawahan. Pada sawah-sawah yang system drainasenya tidak baik ( sulit dikeri
ngkan ) atau sawah tadah hujan pengairan berselang ( Intermittent Irrigation ) tidak per
lu diterapkan.

Lubuk Nipis, Juni 2016


Penyuluh Pertanian Lapangan

Ponijo
NIP. 19600323 198703 1 004
Materi : Pendampingan Upsus Pajale

Judul : Pemupukan berimbang

Budidaya padi sawah menerapkan pemupukan berimbang secara efektif dan


efisien sesuai kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah. Pemupukan
berimbang adalah pemberian berbagai unsur hara dalam bentuk pupuk untuk
memenuhi kekurangan hara yang dibutuhkan tanaman berdasarkan tingkat hasil yang
ingin dicapai dan hara yang tersedia dalam tanah. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman
adalah unsur N ( Nitrogen ; dalam bentuk pupuk urea ) , P ( Phospat ; dalam bentuk
pupuk TSP/SP36 ) dan K ( kalium ;dalam bentuk pupuk KCL.
Kebutuhan N tanaman dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan
warna daun padi menggunakan bagan warna daun (BWD) . Bagan warna daun adalah
sebuah alat untuk mengukur tingkat kebutuhan N tanaman dengan mengukur skala
tingkat kehijauan warna daun sehingga dapat diketahui jumlah kebutuhan unsure hara
N tanaman.
Nilai pembacaan bagan warna daun ( BWD)( digunakan untuk mengoreksi dosis
pupuk N yang telah ditetapkan sehingga menjadi lebih tepat sesuai dengan kondisi tana
man.
Pemberian pupuk awal N diberikan pada umur tanaman sebelum 14 HST diten
tukan berdasarkan tingkat kesuburan tanah . Dosis pupuk awal N (urea) untuk padi
Varitas unggul baru adalah 50 – 75 kg/ha, sedangakn padi tipe baru dengan dosis 100 kg
/ha. Pembacaan BWD hanya dilakukan menjelang pemupukan kedua (tahap anakan
aktif ; umur 21 – 28 HST ) dan pemupukan ketiga (tahapan primordial ; umur 35 – 40
HST ).
Khusus untuk padi hibrida dan padi tipe baru pembacaan BWD juga dilakukan pa
da saat tanaman dalam kondisi keluar malai dan 10 % berbunga.
Pemupukam dilakukan dengan cara disebar/ditabur merata di seluruh permu
kaan tanah. Urea merupakan pupuk yang mudah larut dalam air sehingga pada saat
pemupukan sebaiknya saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup.
Pemupukan P dan K disuaikan dengan hasil analisis status hara tanah dan kebu
tuhan tanaman. Status hara tanah P dan K dapat ditentukan dengan perangkat uji tanah
sawa ( PUTS) . Tiap wilayah telah memiliki dosis rekomendasi pemupukan P dan K yang
berdasarkan pada uji tanah sawah yang dilakukan oleh instansi terkait ( Balai
Penyuluhan/Dinas pertanian).
Terdapat tiga skala tingkatan status hara tanah P dan K pada suatu lahan sawah
Yaitu tinggi,sedang dan rendah, sebagaimana termuat dalam tabel di bawah ini :
Rekomendasi Status Hara Tanah P dan K
pupuk ( kg/ha) Tinggi Sedang Rendah
SP-36 50 75 100
KCL 0 - 50 50 100
Pupuk P diberikan seluruhnya sebagai pupuk dasar atau bersamaan dengan pemupukan
N yang pertama pada 0 - 14 HST. Pupuk K pada lahan sawah dengan status hara tanah
P dan K rendah (dosis 100 kg/ha KCL) diberikan 50 % sebagai pupuk dasar (pemupukan
Pertama) dan sisanya diberikan pada masa primordia. Pada lahan sawah dengan status
hara tanah P dan K sedang – tinggi ( < 50 kg KCL/ha) pupukK diberikan seluruhnya
sebagai Pupuk dasar ( 0 - 14 HST)
Lubuk Nipis, Juli 2016
Penyuluh Pertanian Lapangan

Ponijo
NIP. 19600323 198703 1 004
Materi : Pendampingan Upsus Pajale

Judul : Pengendalian Gulma dan Pengendalaian Hama dan Penyakit (PHT)

Pengendalian gulma atau penyiangan adalah kegiatan membersihkan per


tanaman dari rumput dan tanaman yang tidak dikehendaki keberadaannya (gul
ma) di areal pertanaman karena dapat mengganggu perkembangan tanaman po
kok . Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mencabut gulma dengan tangan
,menggunakan alat gasrok (landak) atau menggunakan pestisida.

Budidaya padi sawah lebih menganjurkan melakukan penyiangan dengan


menggunakan alat gasrok karena sinergis dengan
Pengelolaan lainnya dan lebih memiliki keuntungan yaitu :

 Ramah lingkungan
 Hemat tenaga kerja sehingga lebih ekonomis dibandingkan dengan penyiangan
menggunakan tangan
 Memberikan sirkulasi udara ke dalam tanah sehingga dapat merangsang partum
buhan akar tanaman
 Apabila dilakukan bersamaan atau segera setelah pemupukan akan
membenamkan pupuk kedalam tanah sehingga pemberian pupuk menjadi efisien
Penyiangan dengan menggunakan gasrok dapat dilakukan dengan cara sebagai be
Rikut :
 Penyiangan dilakukan saat tanaman berumur 10 – 15 HST
 Dianjurkan dilakukan dua kali,dimulai pada saat tanaman berumur 10 – 15 HST
dan diulang 10 – 25 hari kemudian.
 Dilakukan pada kondisi air macak-macak dengan ketinggian 2 – 3 cm
 Gulma yang terlalu dekat dengan tanaman dicabut dengan tangan
 Dilakukan dua arah yaitu diantara dan di dalam barisan tanaman.

Pengendalian gulma atau penyiangan secara manual hanya efektif dilakukan apabila air
dipetakan sawah dalam kondisi macak-macak atau tanah jenuh air. Jika kondiasi tidak
memungkinkan dilakaukan penyiangan/pengendalian gulma secara manual dan populasi
gulma sudah tinggi maka pengendalian gulma dapat dilakukan dengan menggunakan
pestisida.

Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (PHT) merupakan suatu


Pendekatan pengendalian yang memperhitungkan factor ekologi sehingga pe
ngendalian dilakukan agar tidak terlalu mengganggu keseimbangan alam dan ti
dak menimbulkan kerugian yang besar.
Pengendalian hama dan penyakit (PHT) merupakan perpaduan berbagai
cara pengendalian hama dan penyakit diantaranya dengan melakukan monitor
toring populasi hama dan kerusakan tanaman sehingga penggunaan teknologi
pengendalian dapat menjadi lebih tepat.
Pengendalian Hama dan Penyakit terpadu (PHT) dapat dilakukan dengan
penggunakan strategi diantranya :
 Gunakan varitas tahan hama dan penyakit
 Tanam tanaman yang sehat
 Memanfaatkan musuh alami
 Pengendalian secara mekanik (menggunakan alat) dan fisik (menangkap)
 Penggunaan pestisida hanya jika diperlukan dan dilakukan tepat dosis,sasaran
dan waktu.

Lubuk Nipis, Agustus 2016


Penyuluh Pertanian Lapangan

Ponijo
NIP. 19600323 198703 1 004
Materi : Pendampingan UPSUS

Judul : Panen dan Pasca Panen

Panen padi sawah sangat memperhatikan proses penanganan panen dan pasca
panen. Panen dan pasca panen harus ditangani secara baik dan benar karena
penaganan panen dan pasca panen yang tidak baik dan benar dapat
menyebabkan kehilangan hasil 4 – 18 %.
Untuk mendapatkan butir padi dan beras dengan kwalitas baik perlu
memperhatikan ketepatan waktu panen . Panen terlalu cepat dapat menimbulkan
prosentase butir hijau tinggi yang berakibat sebagian butir padi tidak berisi atau
rusak saat digiling . Panen terlambat dapat menyebabkan hasil berkurang karena
butir padi mudah lepas dari malai dan tercecer di sawah atau beras pecah saat
digiling..
Umur tanaman padi mungkin berbeda antara varitas satu dengan varitas
yang lainnya sehingga hal ini juga perlu diperhatikan. Hitung sejak padi berbunga
biasanya panen dilakukan pada 30 s/d 35 hari setelah berbunga. Jika malai sudah
menguning 95 % segera lakukan pemanenan.
Panen dilakukan dengan cara memotong padi menggunakan sabit
bergerigi 10 – 15 cm dari atas permukaan tanah atau dari pangkal malai jika akan
dirontok dengan power thresser. Panen sebaiknya dilakukan secara berkelompok
( 15-20 orang) yang dilengkapi dengan alat perontok. Dengan cara ini maka
tingkat kehilangan hasil pada saat panen dapat dikurangi.
Gunakan plastik atau terpal sebagai alas padi yang baru dipotong dan
ditumpuk sebelum dirontok. Sesegera mungkin padi dirontokan, apabila panen
dilakukan pada waktu pagi hari sebaiknya sore harinya segera dirontokan karena
perontokan yang dilakukan lebih dari dua hari dapat menyebabkan kerusakan
beras.
Perlu diperhatikan juga jika perontokan padi dilakukan dengan cara
tradisional (di-geyok) maka gunakan alas dari plastic atau terpal yang lebarnya
mencukupi dan bagian pinggir plastic atau terpal dilipat keatas yang berfungsi
sebagai dinding untuk menahan butir padi terlempar keluar dari alas sehingga
dapat mengurangi kehilangan hasil.
Proses selanjutnya adalah penanganan pasca panen. Gabah yang sudah
dirontokkan dijemur diatas lantai jemur atau jika tidak ada bisa menggunakan
terpal. Gabah dijemur dengan ketebalan 5 – 7 cm dan dilakukan pembalikan
setiap 2 jam sekali hingga kering. Gabah kering jika tidak langsung digiling harus
disimpan di tempat yang bersih dalam lumbung/gudang yang bebas hama dan
memiliki sirkulasi udara yang baik. Gabah yang akan dikonsumsi agar diperoleh
beras dengan kwalitas baik disimpan dengan kadar air 14 %. Sedangkan gabah
yang akan digunakan sebagai benih disimpan dengan kadar air 12 %.
Gabah yang disimpan dalam waktu lama harus memiliki kadar air yang
lebih rendah. Untuk penyimpanan 4 – 6 bulan gabah harus memiliki kadar air 12
% dan apabila disimpan selama 7 – 12 bulan kadar air gabah 11 %.
Yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan gabah tempat penyimpanan
dan wadah yang digunakan untuk mengemas gabah. Gudang atau tempat
penyimpanan harus bersih dari kotoran dan hama,dapat melindungi gabah dari
hama seperti tikus dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
Wadah pengemas dapat menggunakan kemasan karung,dan kemasan
plastic. Kemasan harus dapat melindungi gabah dari hama,kerusakan fisik
terhadap goncangan dan mudah dipindahkan. Simpan gabah dengan ditata rapi
secara bertumpuk dan mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Sebaiknya
kemasan atau karung disimpan tidak langsung menempel pada dinding karena
dapat mempengaruhi kelembaban padi dalam kemasan.
Pencegahan dan pengendalian hama dapat dilakukan dengan cara
fumigasi. Penggunaan insektisida jangan langsung disemprotkan pada butiran
gabah karena dapat mempengaruhi kwalitas gabah.

Gabah yang sudah dismpan jika akan digiling diangin-anginkan terlebih


dahulu sebelum digiling untuk menghindari butir pecah.

Lubuk Nipis, September 2016


Penyuluh Pertanian Lapangan

Ponijo
NIP. 19600323 198703 1 004

Anda mungkin juga menyukai