Bentukvarietasmenunjukkancaraperbanyakanbenihnya, sehingga
tersediabenihuntukpertanamankomersialatauditanamolehpetani
Nama varietas merupakan identitas dari suatu varietas yang dapat digunakan sebagai pembeda antar varietas
Varietas Lokal
Adalahvarietas yang telahada dan dibudidayakan secara turun-temurun oleh petani serta menjadi milik masyarakat
dan dikuasai negara.
Beberapa varietas Unggul Lokal yang terkenal seperti di Semendo Khususnya banyak di kenal dengan Varietas
Selebur, Jambat Teras dsb.
BENIH ?
Struktural , benihsamadenganbiji
Fungsional, benihtidaksamadenganbiji,
karenabenihberfungisebagaibahanuntukperbanyakanpertanaman.
3. Perlakuan Benih
a. Pemtahan dormansi : dormansi adalah suatu kondisi benih hidup tetapi tidak dapat berkecambah
b. pemilahan Benih : pemilahan dengan air dan Pemilahan dengan garam dapur
c. melakukan Seed Treatmen
4. Cara PemilahanBenih
1. Dengan Air Bersih
- Dimasukan ke dalam wadah berisi air dengan volume 2 kali volume benih., diaduk-aduk.
- Pisahkan benih yang terapung dengan benih lainnya.
- Benih siap di rendam 24 jam dan di peram 48 jam
2. Dengan Larutan Garam Dapur
Tujuan pemilahan atau seleksi yaitu memisahkan benih yang betul-betul bernas (berisi) dengan yang hampa
Caranyan :
- Buat larutan air dengangaram 250- 300 g garam/liter air atau 225 g ZA / 1 liter air
- Masukan telur dalam larutan tersebut. Bila telur mengapung (terbaring mengapung) berarti air tersebut
sudah mempunyai BD air lebih tinggi = 1,13 lalu masukkan benih ke dalam laruta tersebut Benih yang me
ngapung dipisah kan dan benih yang tenggelam merupakan benih yang bernas.
- Benih yang bernasdicucidengan air bersihsampai tidakterasaasin
-benih padi siap untuk di rendam dan di peram.
5. Menguji Mutu Benih
- Pilih benih secara acak, ambil 100 buah sebagai contoh benih yang akan ditanam, lalu rendam dalam air
selama 24 jam
- Letakan 100 benih di atas kertas kacu lembab, Taruh kertas tadi dalam tempat tertutup, upayakan kertas tetap
lembab
- Setelah 3 - 5 hari, hitung yang berkecambahdancatatpersentaseperkecambahan
- Benih dinilai bermutu bila mempunyai daya kecambah di atas 80 %
6. Menyiapkan Media Lahan Siap Tanam
- Penyiapan lahan merupakan tempat yang baik untuk tanaman sehingga pengolahan tanah sangat menentukan
keberlanjutan pertumbuhan tanaman padi
-Untuk hal tersebut langkah dalam mengolah tanah adalah sebagai berikut
7. Tahapan Pengolahan Lahan Untuk persemaian
- Rendam lahan yang akan di jadikan tempat menyemai selama satu minggu agar tanahnya lunak ketika akan di
bajak
- Bersihkan pematang dan lanjutkan dengan pemopokan pematang
- lakukan pembajakan tanah dengan kedalam 10- 20 Cm.
8. Persemaian Basah
• Benih direndam selama 24 jam
• Selanjutnya Benih ditiriskan dan dila-kukan perlakuan benih daerah serangan hama penggerek batang dan
keong emas. Selanjutnya dilakukan :
• Pemeraman selama 48 jam
• Perkecambahan dan pertumbuhan seragam Diperoleh bibit sehat dengan akar yang kuatCepat pulih
(recovery) saat ditanam pindah.
Pemilihan lokasi yang terbaik : rata, mudah untuk memberi dan membuang air, tidak ternaungi dan jauh dari
lampu
Luas ± 4% atau 1/25 dari luas pertanaman.
Lebar 1 - 1,2 m dan panjang sesuai petakan. antara 10-20 m
Penambahan pupuk kandang atau bokashi sebanyak 2 kg/m2 untuk mengemburkan tanah dan
memudahkan pencabutan benih
Penambahan 10-20 g Urea/m2 saat 5-7 hss.
Sebar benih yang telah direndam dan ditiriskan secara merata diatas bedeng pesemaian 1 gemgam / m2
Materi : Pendampingan Upsus Pajale
Sistem tanam legowo yang dapat diterapkan adalah system tanam jajar legowo 2 : 1 atau 4 : 1
dan penyulaman tanaman dapat dilakukan sebelum tanamn berumur 14 HST ( hari setelah
tanam ).
Ponijo
NIP. 19600323 198703 1 004
Materi : Pendampingan Upsus Pajale
Teknis penerapan pengairan berselang dilakukan pada saat tanaman berumur 3 HST ( hari
setelah tanam ) dimana petakan sawah diairi dengan tinggi genangan 3 cm dan selam 2 hari
berikutnya tidak ada penambahan air sampai kondisi air dipetakan habis dan tanah menjadi
Mengering sedikit retak kembali. Cara ini dilakukan terus sampai fase anakan maksimal.
Pada saat mulai fase pembentukan malai ( bunting ) sampai pengisian biji petekan sa
wah digenangi terus. Petekan dikeringkan kembali saat 10 – 15 hari sebelum panen.
Pada tanah yang cepat menyerap air atau berpasir selang waktu pengairan harus
diperpendek . Apabila ketersediaan air selama satu musim tanam kurang mencukupi se
lang waktu pengairan dapat diperpanjang yaitu dengan selang waktu 5 hari.
Pengairan berselang secara efektif dan efisien hanya dapat dilakukan pada areal
Sawah irigasi teknis yang dapat dengan mudah mengatur masuk dan keluarnya air pada
areal persawahan. Pada sawah-sawah yang system drainasenya tidak baik ( sulit dikeri
ngkan ) atau sawah tadah hujan pengairan berselang ( Intermittent Irrigation ) tidak per
lu diterapkan.
Ponijo
NIP. 19600323 198703 1 004
Materi : Pendampingan Upsus Pajale
Ponijo
NIP. 19600323 198703 1 004
Materi : Pendampingan Upsus Pajale
Ramah lingkungan
Hemat tenaga kerja sehingga lebih ekonomis dibandingkan dengan penyiangan
menggunakan tangan
Memberikan sirkulasi udara ke dalam tanah sehingga dapat merangsang partum
buhan akar tanaman
Apabila dilakukan bersamaan atau segera setelah pemupukan akan
membenamkan pupuk kedalam tanah sehingga pemberian pupuk menjadi efisien
Penyiangan dengan menggunakan gasrok dapat dilakukan dengan cara sebagai be
Rikut :
Penyiangan dilakukan saat tanaman berumur 10 – 15 HST
Dianjurkan dilakukan dua kali,dimulai pada saat tanaman berumur 10 – 15 HST
dan diulang 10 – 25 hari kemudian.
Dilakukan pada kondisi air macak-macak dengan ketinggian 2 – 3 cm
Gulma yang terlalu dekat dengan tanaman dicabut dengan tangan
Dilakukan dua arah yaitu diantara dan di dalam barisan tanaman.
Pengendalian gulma atau penyiangan secara manual hanya efektif dilakukan apabila air
dipetakan sawah dalam kondisi macak-macak atau tanah jenuh air. Jika kondiasi tidak
memungkinkan dilakaukan penyiangan/pengendalian gulma secara manual dan populasi
gulma sudah tinggi maka pengendalian gulma dapat dilakukan dengan menggunakan
pestisida.
Ponijo
NIP. 19600323 198703 1 004
Materi : Pendampingan UPSUS
Panen padi sawah sangat memperhatikan proses penanganan panen dan pasca
panen. Panen dan pasca panen harus ditangani secara baik dan benar karena
penaganan panen dan pasca panen yang tidak baik dan benar dapat
menyebabkan kehilangan hasil 4 – 18 %.
Untuk mendapatkan butir padi dan beras dengan kwalitas baik perlu
memperhatikan ketepatan waktu panen . Panen terlalu cepat dapat menimbulkan
prosentase butir hijau tinggi yang berakibat sebagian butir padi tidak berisi atau
rusak saat digiling . Panen terlambat dapat menyebabkan hasil berkurang karena
butir padi mudah lepas dari malai dan tercecer di sawah atau beras pecah saat
digiling..
Umur tanaman padi mungkin berbeda antara varitas satu dengan varitas
yang lainnya sehingga hal ini juga perlu diperhatikan. Hitung sejak padi berbunga
biasanya panen dilakukan pada 30 s/d 35 hari setelah berbunga. Jika malai sudah
menguning 95 % segera lakukan pemanenan.
Panen dilakukan dengan cara memotong padi menggunakan sabit
bergerigi 10 – 15 cm dari atas permukaan tanah atau dari pangkal malai jika akan
dirontok dengan power thresser. Panen sebaiknya dilakukan secara berkelompok
( 15-20 orang) yang dilengkapi dengan alat perontok. Dengan cara ini maka
tingkat kehilangan hasil pada saat panen dapat dikurangi.
Gunakan plastik atau terpal sebagai alas padi yang baru dipotong dan
ditumpuk sebelum dirontok. Sesegera mungkin padi dirontokan, apabila panen
dilakukan pada waktu pagi hari sebaiknya sore harinya segera dirontokan karena
perontokan yang dilakukan lebih dari dua hari dapat menyebabkan kerusakan
beras.
Perlu diperhatikan juga jika perontokan padi dilakukan dengan cara
tradisional (di-geyok) maka gunakan alas dari plastic atau terpal yang lebarnya
mencukupi dan bagian pinggir plastic atau terpal dilipat keatas yang berfungsi
sebagai dinding untuk menahan butir padi terlempar keluar dari alas sehingga
dapat mengurangi kehilangan hasil.
Proses selanjutnya adalah penanganan pasca panen. Gabah yang sudah
dirontokkan dijemur diatas lantai jemur atau jika tidak ada bisa menggunakan
terpal. Gabah dijemur dengan ketebalan 5 – 7 cm dan dilakukan pembalikan
setiap 2 jam sekali hingga kering. Gabah kering jika tidak langsung digiling harus
disimpan di tempat yang bersih dalam lumbung/gudang yang bebas hama dan
memiliki sirkulasi udara yang baik. Gabah yang akan dikonsumsi agar diperoleh
beras dengan kwalitas baik disimpan dengan kadar air 14 %. Sedangkan gabah
yang akan digunakan sebagai benih disimpan dengan kadar air 12 %.
Gabah yang disimpan dalam waktu lama harus memiliki kadar air yang
lebih rendah. Untuk penyimpanan 4 – 6 bulan gabah harus memiliki kadar air 12
% dan apabila disimpan selama 7 – 12 bulan kadar air gabah 11 %.
Yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan gabah tempat penyimpanan
dan wadah yang digunakan untuk mengemas gabah. Gudang atau tempat
penyimpanan harus bersih dari kotoran dan hama,dapat melindungi gabah dari
hama seperti tikus dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
Wadah pengemas dapat menggunakan kemasan karung,dan kemasan
plastic. Kemasan harus dapat melindungi gabah dari hama,kerusakan fisik
terhadap goncangan dan mudah dipindahkan. Simpan gabah dengan ditata rapi
secara bertumpuk dan mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Sebaiknya
kemasan atau karung disimpan tidak langsung menempel pada dinding karena
dapat mempengaruhi kelembaban padi dalam kemasan.
Pencegahan dan pengendalian hama dapat dilakukan dengan cara
fumigasi. Penggunaan insektisida jangan langsung disemprotkan pada butiran
gabah karena dapat mempengaruhi kwalitas gabah.
Ponijo
NIP. 19600323 198703 1 004