Anda di halaman 1dari 1

SINOPSIS

Pemupukan P dan K Berdasarkan Status Hara Tanah

Rekomendasi pemupukan P dan K lahan sawah sampai saat ini masih bersifat umum yaitu sekitar 100 –
150 kh TSP/ha dan 50 – 100 kg KCL/ha tanpa mempertimbangkan kandungan hara P dan K dalam tanah
setempat, padahal tidak semua lahan sawah memerlukan dosis yang sama. Rekomendasi pemupukan
yang bersifat umum tersebut kurang tepat, kerena tidak semua lahan sawah memerlukan dosis pupuk
yang sama. Peta status hara P dan K lahan sawah dapat memberikan informasi tentang lahan-lahan
sawah yang berstatus P dan K rendah, sedang, dan tinggi, sehingga dapat dijadikan dasar untuk
menentukan rekomendasi pemupukan padi sawah spesifik lokasi. Price (1978) menyatakan bahwa
pemupukan yang mempertimbangkan tingkat kesuburan tanah merupakan cara yang bijaksana, sebab
selain dapat lebih efisien dalam menggunakan pupuk, juga dapat mempertahankan kesuburan lahan
serta produktivitasnya dalam jangka lama.

Takaran pupuk P dan K didasarkan pada analisis tanah dan uji petak omisi. Perangkat Uji Tanah Sawah
(PUTS) merupkan suatu perangkat untuk mengukur status hara P, K, dan pH tanah yang dapat
dikerjakan secara langsung dilapangan dengan relatif cepat, mudah, dan cukup akurat. PUTS terdiri dari
pelarut (pereaksi) P, K dan pH tanah serta peralatan pendukungnya. Contoh tanah sawah yang telah
diekstrak dengan pereaksi ini akan memberikan perubahan warna dan selanjutnya kadarnya diukur
secara kualitatif dengan bagan warna P, K dan pH. Selain PUTS, petak omisi dapat juga digunakan
dalam menentukan dosis P dan K spesifik lokasi.

Prinsif kerja PUTS ini adalah mengukur hara P dan K tanah yang terdapat dalam bentuk trersedia,
secarqa semi kuantitatif dengan metode pewarnaan. Pengukuran status P dan K tanah dikelompokkan
menjadi tiga katagori yaitu rendah (R), sedang (S) dan tinggi (T). Dari masing-masing kelas status P dan
K tanah sawah telah dibuatkan acuan pemupukan P (dalam bentuk SP-36) dan K (dalam bentuk KCl).

Anda mungkin juga menyukai