Anda di halaman 1dari 31

OLEH :

KIRANA NUR ILMIATI, SP.

PPL WKPP DESA NEGLASARI, UPTD BPP KECAMATAN


SALAWU
KABUPATEN TASIKMALAYA
2022
Pengertian pemupukan tanaman padi
spesifik lokasi

Upaya menyediakan semua hara yang


dibutuhkan tanaman padi agar seimbang dan
tanaman tumbuh optimal.
Unsur hara yang diperlukan tanaman

 Tanaman memerlukan 16 unsur hara:


C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Bo, Mo, Cl, Fe,
dan Mn.
 Hara N, P, dan K (hara makro) penting untuk
pertumbuhan tanaman agar diperoleh hasil tinggi.
 Unsur hara lainnya relatif kurang prioritas.
Hara esensial (16)
• Karbon Dari udara
• Hidrogen
dan air
• Osigen
• Pupuk
makro

Nitrogen (N)
• Fosfor (P) (N, P, K, S, Zn)
• Kalium (K)
• Kalsium
• Magnesium

Dari tanah
Sulfur (S)
• Silicon Bahan organik
• Besi (N, P, S)
• Mangan
mikro

Minaral tanah
• Boron
• Molibdenum (P, K)
• Kopper
• Zing (Zn)
• Khlor
Sumber hara tanaman tujuan penggunaan pupuk:
 Alami: dari udara dan dalam tanah hasil pelapukan bahan
batuan.
 Bahan organik: pelapukan residu tanaman, pupuk kandang,
kompos, dll.
 Air irigasi dan hujan.
 Pupuk anorganik: urea, SP-36, KCl, ZA, pupuk majemuk.
 Pupuk anorganik: menambah kekurangan hara yang
diperlukan tanaman jika hara alami dari dalam tanah tidak
mencukupi.
Pupuk N (Nitrogen)
 Fungsi: pertumbuhan tanaman sepanjang musim
 Jenis: tunggal (urea), majemuk (NPK, DAP, ZA).

Pupuk P (Fosfat)
 Fungsi : diperlukan pada stadia awal pertumbuhan,
perkembangan akar, anakan, dan mempercepat
berbunga.
 Jenis: tunggal (SP-36, TSP, DSP, P-alam),
majemuk (NPK, DAP)
Pupuk K (Kalium)
 Fungsi: memperkuat dinding sel tanaman, memperluas
kanopi daun untuk fotosintesis, meningkatkan jumlah
gabah & gabah isi.
 Jenis: tunggal (KCl, MOP), majemuk (NPK, KNO3).

Pupuk mikro
 Fungsi : pembentuk klorofil, laju fotosintesis, bahan
pembentuk enzim, berperan proses biokimia tanaman,
fungsi akar.
Kesesuaian takaran pupuk
dengan varietas dan lingkungan
 Varietas padi yang ditanam beragam (inbrida, hibrida, dan
tipe baru) di lahan yang status haranya berbeda antar-
lokasi.
 Kebutuhan hara tanaman dipengaruhi oleh:
 Potensi hasil varietas,
 Iklim (musim hujan atau musim kemarau),
 Ketinggian tempat di atas permukaan laut.
 Ketersediaan hara dalam tanah.
 Pola tanam (monokultur, polikultur, rotasi
tanaman).
Takaran pupuk untuk tanaman
padi bergantung pada:
 Status hara atau suplai hara tanah
(lingkungan).
 Kebutuhan tanaman akan hara
(varietas).
Manfaat dan dampak penerapan
pemupukan spesifik lokasi
 Pemberian pupuk yang tepat takaran, tepat waktu,
dan jenis pupuk yang diperlukan sesuai, maka
pemupukan akan lebih efisien, hasil tinggi, dan
pendapatan petani meningkat.
 Pencemaran lingkungan dapat dihindari,
kesuburan tanah tetap terjaga, dan produksi padi
lestari.
 Mengurangi pemborosan 15 – 20%.
Takaran pupuk untuk tanaman padi
 Takaran pupuk disusun berdasarkan
cadangan hara dalam tanah, dan tingkat hasil
tinggi realistis yang biasa dicapai di suatu
lokasi dalam beberapa musim terakhir atau
kebutuhan hara tanaman.
 Pupuk dasar (<14 HST)
 Pupuk N diberikan sesuai varietas (inbrida, hibrida & PTB).
 Pupuk P diberikan seluruhnya.
 Pupuk K diberikan setengah bagian atau seluruhnya.
 Pupuk S diberikan pada lahan di mana tanaman padi
menunjukkan respon terhadap pupuk S.
 Pupuk mikro terutama Zn, diberikan jika tanaman respon Zn.
 Jika menggunakan pupuk majemuk berikan seluruhnya.
 Pupuk susulan I: stadia anakan aktif (21 – 28 HST)
 Pupuk N diberikan berdasarkan BWD.

 Pupuk susulan II: stadia primordia (35 – 50 HST)


 Pupuk N diberikan berdasarkan BWD.
 Pupuk K takaran tinggi diberikan setengah bagian sisanya.

 Pupuk susulan III: 10% berbunga (hibrida dan PTB)


 Pupuk N diberikan berdasarkan BWD.
 Bagan Warna Daun (BWD)
 Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)
 Uji Petak Omisi
 Peta status hara skala 1 : 50.000.
 Riwayat penggunaan pupuk dan hasil yang biasa
dicapai petani.
 Rekomendasi pemupukan berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian No. 40/2007.
Tujuan:
 Peserta mampu menetapkan rekomendasi
pemupukan padi di wilayah kerjanya.

Prospektus:
 Diuraikan cara penggunaan tabel pemupukan
menggunakan BWD untuk pemupukan susulan N
dan K.
• Pemupukan dasar
• Pemupukan N susulan
• Pemupukan K susulan
 Tetapkan tingkat hasil yang mungkin dicapai
berdasarkan pengalaman setempat sebelumnya
(5-8 t/ha GKG).
 Pilih takaran pupuk yang sesuai dengan tingkat
hasil berdasarkan tabel berikut.
 Sesuaikan pemakaian pupuk P, K, S dan Zn
berdasarkan pengalaman setempat sebelumnya dan
cermati apakah jerami dikembalikan ke sawah atau
tidak.
Takaran pupuk (kg/ha)

Pupuk Tingkat hasil (GKG)


Target lokasi
(0-14 HST)
≈5 t/ha ≈6 t/ha ≈7 t/ha ≈8 t/ha

N 20-25 25-30 30-40 40-50


Semua lokasi
(Urea) (45-55) (55-65) (65-90) (90-110)

P sedang-tinggi;
P2 O 5 repon hasil < 0.5 t/ha; 20-25 25-30 30-35 35-40
(SP-36) Pemakaian pupuk > 30 kg (60-70) (70-85) (85-100) (100-110)
P2O5/ha/musim

P rendah-sedang;
P2 O 5 Respon hasil >1 t/ha; 25-35 35-40 40-50 50-60
(SP-36) Pemakaian pupuk < 30 kg (70-100) (100-110) (110-140) (140-165)
P2O5/ha/musim

K rendah ;
K2O 20-30 30 30-40 30-40
respon hasil > 1 t/ha ;
(KCl) (30-50) (50) (50-65) (50-65)
jerami diangkut

K2O K tinggi ;
10 15-20 25-30
Respon hasil < 0,5 t/ha ; 0
(KCl) (15-20) (25-30) (40-50)
Jerami ditinggal di sawah.

ZA Di lokasi kahat Sulfur (S) 75 100 100 100-125


 Jika menggunakan pupuk majemuk, hitung dan sesuaikan
kandungan haranya (lihat tabel). Terlebih dahulu hitung
kebutuhan hara yang paling sedikit. Kekurangan hara ditambah
dari pupuk tunggal, biasanya hara yang kurang N.
Pilihan cara pemupukan N susulan yaitu:
1. Berdasar waktu yang ditetapkan (stadia
pertumbuhan).
2. Kebutuhan riil tanaman.
 Bandingkan warna daun padi dengan BWD pada saat anakan
aktif (sekitar 25 HST) dan fase primordia (sekitar 40 HST).
 Takaran pupuk urea yang diberikan dapat dilihat pada tabel.
 Bandingkan warna daun dengan skala BWD selang 7-10 hari,
mulai 21-28 HST sampai 50 HST atau 10% berbunga untuk
hibrida dan PTB.
 Berikan pupuk N apabila warna daun di bawah nilai kritis
seperti ditunjukkan dalam tabel.
 Di lokasi yang kebutuhan hara K tinggi,
pemupukan K susulan diperlukan.
 Lakukan pengujian sendiri kebutuhan hara K
tanaman dalam petakan kecil di sawahnya dan
bandingkan hasilnya dengan petakan sekitar
yang tidak diberi pupuk K atau gunakan alat
bantu.
 Pengembalian jerami dan kapasitas suplai hara
K jadi bahan pertimbangan takaran pupuk K
susulan yang perlu diberikan sesuai tingkat
hasil (tabel).
• Menggunakan pupuk tunggal
• Menggunakan pupuk majemuk
• Menggunakan pupuk tunggal dan pupuk
majemuk
Apabila semuanya digunakan pupuk tunggal, maka jumlah
pupuk yang dibutuhkan sebagai berikut:

N = 135/45 x 100 = 300 kg Urea (urea mengandung 45% N)


P2O5 = 35/36 x100 = 100 kg SP-36 (SP-36 mengandung 36% P2O5)
K2O = 20/60 x 100 = 33 kg/ha KCl (KCl mengandung 60% K2O )
Apabila digunakan pupuk tunggal dan majemuk, maka
jumlah pupuk tunggal dan majemuk yang dibutuhkan
sebagai berikut:

Contoh Phonska (15, 15, 15) yang berarti pupuk tersebut


mengandung 15% N, 15% P2O5 , dan 15% K2O. Berapa
kg Phonska yang diperlukan, maka gunakan standar dari
kebutuhan pupuk tunggal yang paling rendah, yaitu 20 kg
K2O/ha.
Pupuk Phonska yang diperlukan = 20/15 x 100 = 133 kg/ha.
Dalam 133 kg pupuk Phonska mengandung 20 kg N, 20 kg
P2O5, dan 20 kg K2O. Oleh sebab itu kebutuhan hara K
sebesar 20 kg/ha sudah terpenuhi, namun keperluan hara
N dan P belum tercukupi.
Kekurangan hara N adalah 135 kg N – 20 kg N = 115 kg N
atau sama dengan 115 /45 x 100 = 256 kg
urea.
Kekurangan hara P adalah 35 kg P2O5 - 20 kg P2O5 = 15
kg P2O5 atau sama dengan 15 /36 x 100 = 42 kg SP-36.
 Selain menyediakan unsur hara esensial,
bahan organik mampu juga
menyediakan unsur mikro,
memperbaiki struktur tanah, dan
memberikan kondisi yang cocok untuk
kehidupan mikroflora tanah
 Dosis : 1-5 t/ha bahan organik
 Bahan organik : jerami, kotoran ternak, dll
 Pemberian bahan organik saat pengolahan
tanah

 Kelembagaan penguasaan lahan


 Sifat volominous  sulit
 Sosialisasi ditingkatkan
distribusi
 Ketersediaan rendah  Integrasi tanaman dan ternak
Jerami kering (%) 1 t jerami (kg/ha) 5 t jerami (kg/ha)

N 0,5-0,8 5-8 25-40

P 0,07-0,12 0,7-1,2 3,5-6,0

K 1,2-1,7 12-17 60-85

S 0,05-0,10 0,5-1,0 2,5-5,0

Si 4-7 40-70 200-350

Anda mungkin juga menyukai