Anda di halaman 1dari 8

PETUNJUK PENGUJIAN TANAH MENGGUNAKAN SOIL KIT TEST

A. Komponen Perangkat Uji Tanah Kering


Komponen bahan dan alat yang disediakan di dalam satu paket PUTK terdiri atas :
1. Pereaksi P-1
1.1. Pereaksi P-1 : 200 Ml
1.2. Pereaksi P-2 : 2,0 g
1.3. Pereaksi K-1 : 250 ml
1.4. Pereaksi K-2 : 10 ml
1.5. Pereaksi K-3 : 120 ml
1.6. Pereaksi pH-1 :250 ml
1.7. Pereaksi pH - 2 : 20 ml
1.8. Pereaksi Kebutuhan Dapur : 25 ml
1.9. Pereaksi C-1 : 70 ml
1.10. Pereaksi C-2 : 20 ml
1.11. Pereaksi Air Destilata (aquadest) : 250 ml

2. Bagan Warna
2.1. Bagan Warna P tanah
2.2. Bagan K Tanah
2.3. Bagan warna PH tanah
2.4. Bagan kebutuhan kapur
2.5. Bagan kebutuhan bahan organik
2.6. Bagan rekomendasi kebutuhan pupuk urea

3. Bagan Warna
3.1. Tabung Reaksi Volume 10 ml : 8 buah
3.2. Sendok stainless : 1 buah
3.3. Pengaduk dari kaca : 1 buah
3.4. Rak tabung reaksi : 1 buah
3.5. Kertas tissue pengering : 1 bungkus
3.6. Sikat pembersih tabung reaksi : 1 buah
3.7. Cup plastic : 2 buah ( 100gram)
B. Cara Pengambilan Contoh Tanah

A. Persyaratan
Sebelum contoh tanah diambil, perlu diperhatikan keseragaman areal/hamparan dan
intensitas pengelolaan lahan yang akan dimintakan rekomendasinya, misalnya keadaan
kemiringan lahan, tekstur dan warna tanah, drainase, dan kondisi tanaman. Berdasarkan
pengamatan dilapangan dan informasi yang diperoleh, ditentukan satu hamparan lahan
yang kurang lebih seragam ( homogen). Contoh tanah komposit ( campuran 8 – 10 anak
contoh tunggal) diambil dari hamparan lahan kering pada kedalaman 0 – 20 cm (
tergantung dari sistem perakaran tanaman yang akan ditanam , perakaran dangkal atau
perakaran dalam). Untuk hamparan lahan kering yang kurang lebih seragam, satu contoh
tanah komposit dapat mewakili 5 – 8 Ha.

B. Alat yang digunakan

1. Bor tanah ( auger) atau bisa dengan cangkul, sekop dan pisau.
2. Ember plastic untuk mengaduk kumpulan contoh tanah tunggal

C. Cara pengambilan contoh tanah komposit.


1. Contoh tanah komposit diambil sebelum tanam atau menjelang pengolahan tanah,
sekali dalam satu tahun.
2. Tentukan cara pengambilan contoh tanah tunggal dengan salah satu cara dari 4
cara, yaitu cara diagonal, zig – zag, sistematik dan cara acak ( Gambar 2),
3. Rumput – rumput, batu – batuan atau kerikil, sisa – sisa tanaman atau bahan
organic segar/serasah yang trdapat dipermukaan tanah disisihkan.
4. Pada saat pengambilan contoh sebaiknya tanah dalam kondisi tidak terlalu basah.

5. Contoh tanah individu diambil menggunakan bor tanah, cangkul , atau sekop dari
lapisan olah ( 0 – 20 cm)
6. Contoh tanah individu yang diambil dengan cangkul atau sekop usahakan sama
banyak ( kedalaman dan ketebalannya) antara satu titik dengan titik
lainnya,misalnya setengah kilogram dari masing – masing titik.
7. Contoh – contoh tanah individu dari masing – masing titik dicampur dan diaduk
sampai merata dalam ember
8. Dari Campuran contoh tanah tersebut lalu diambil kurang lebih setengah kilogram
dan disimpan di plastik bening dan diberi keterangan lokasi, waktu dan
pengambilan contoh.
9. Contoh tag uji siap dianalisa
D. Hal yang perlu diperhatikan
1. Jangan mengambil contoh tanah dari pinggir jalan, tanah sekitar rumah, bekas
pembakaran sampah/ sisa tanaman / jerami, tempat penggembalaan ternak yang
banyak kotoran ternak, bekas timbunan pupuk dan kapur.
2. Hasil pengukuran kadar hara dengan perangkat uji tanah ini tidak dapat digunakan
untuk pembuatan Peta Status Hara P dan K memerlukan angka kuantitatif untuk
penarikan garis batas (delineasi) kelas pada peta.
3. Ketepatan hasil analisa tanah ini sangat ditentukan oleh pengambilan contoh tanah
yang tepat dan mewakili.
4. Dalam rangka monitoring produktivitas tanah di wilayah binaan yang sangat
berguna bagi pemilik lahan , maka sangat dianjurkan untuk mencatat hasil
pengukuran kadar hara P, K, dan C- organic, pH tanah dan Kebutuhan Kapurnya
dari waktu ke waktu dengan contoh Tabel sebagai berikut :
C. Cara Penetapan Hara P Tanah Lahan Kering
dengan PUTK dan Rekomendasi Pemupukannya.

A. Kadar P dalam tanah


Fospor (P) dalam tanah terdiri dari P-anorganik dan P-organik yang berasal dari bahan
organic dan mineral yang mengandung P ( apatit). Unsur P dalam tanah ketersediannya
( availability) bagi tanaman rendah karena P terikat oleh liat, bahan organic, serta oksida Fe
dan Al pada tanah yang pH-nya rendah ( tanah masam dengan pH 4-5,5) dan oleh Ca dan Mg
pada tanah yang pH-nya tinggi (tanah netral dan alkalin dengan pH 7-8).

Fospor berperan penting dalam sintesa protein, pembentukan bunga, buah dan biji serta
mempercepat pemasakan. Kekurangan P dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi
kerdil, anakan sedikit, pemasakan terlambat dan produksi tanaman rendah.

Kebutuhan akan hara P dapat dipenuhi dari berbagai sumber, antara lain : TSP, SP-36, DAP,
P-alam, NPK yang pada umumnya diberikan sekaligus pada awal tanam. Agar pupuk yang
diberikan efisien, pupuk P harus diberikan dengan jumlah, jenis , cara, serta tempat.

B. Kadar P dalam tanah


1. Sebanyak ½ sendok spatula contoh tanah uji dimasukan kedalam tabung reaksi, atau
sejumlah tanah sebanyak 0,5 ml sesuai yang tertera pada tabung reaksi.
2. Tambahkan 3 ml Pereaksi P-1 kemudian diaduk sampai homogen dengan pengaduk
kaca selama 1 menit dan biarkan sampai larutan jernih.
3. Tambahkan ± 10 butir atau seujung spatula Pereaksi P-2 ( dibutuhkan hanya dalam
jumlah sedikit goyang perlahan jangan sampai keruh).
4. Diamkan kurang kurang lebih selama 5 s.d 10 menit.
5. Bandingkan warna yang muncul dari larutan jernih diatas permukaan tanah dengan
bagan warna P-Tanah
C. Rekomendasi Pemupukan P
Rekomendasi pupuk fospat ( dalam bentuk SP-36) untuk status P tanah Rendah, Sedang, dan
Tinggi pada tanaman :

D. Cara Penetapan Hara P Tanah Lahan Kering dengan PUTK


dan Rekomendasi Pemupukannya.
A. Kadar K dalam Tanah
Kalium ( K) dalam tanah bersumber dari mineral tanah ( missal feldspar, mika, vermikulit,
biotit) dan bahan organic sisa tanaman. K dalam tanah mempunyai sifat yang mobile ( mudah
bergerak) sehingga mudah hilang melalui proses pencucian atau terbawa arus pergerakan air.
Berdasarkan sifat tersebut. Berdasarkan sifat tersebut, efisiensi pupuk K biasanya rendah,
namun dapat ditingkatkan dengan cara pemberian 2-3 kali dalam satu musim tanaman.

Kalium dalam tanaman berfungsi mengendalikan proses fisiologis dan metabolism sel , serta
meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman
kerdil, lemah ( tidak tegak), proses pengangkutan hara, dan fotosintesis terganggu, yang
pada akhirnya mengurangi produksi.

B. Penetapan status K tanah


1. Sebanyak Sebanyak ½ sendok spatula contoh tanah uji dimasukan kedalam tabung
reaksi, atau sejumlah tanah sebanyak 0,5 ml sesuai yang tertera pada tabung reaksi
2. Tambahkan 4 ml K1 diaduk sampai homogen diamkan kira-kira 5 menit sampai
larutan jernih
3. Ditambahkan 2 tetes Pereaksi K2 kocok diamkan sebentar kira – kira 5 menit.
4. Ditambahkan 2 ml K3 secara perlahan-lahan melalui dinding tabung biarkan sebentar
lalu amati endapan putih yang terbentuk antara larutan K3 dengan dibawahnya.
Interpretasi Hasil
Bila Pengujian menghasilkan endapan putih berarti tanah yang diuji memiliki kandungan
KK-dd>0,25 me/gr. Status K rendah apabila tidak terbentuk endapan putih, dan status K
tinggi apabila endapan putihnya jelas dan banyak.

C. Rekomendasi Pemupukan K
Rekomendasi pupuk Kalium ( dalam bentuk KCL)
Endapan Putih menyerupai kabut
- Tidak Ada ( Rendah) = Jumlah pupuk ±100kg KCL/Ha
- Sedikit ( Sedang ) = Jumlah Pupuk ± 75 Kg KCL/Ha
- Ada (Tinggi ) = Jumlah Pupuk ± 50 Kg KCL/Ha
 Diberikan 2 kali : 1/3 bagian pada saat tanam dan ¾ bagian pada umur tanaman 3-4M

E. Cara Penetapan Hara P Tanah Lahan Kering dengan PUTK


dan Rekomendasi Pemupukannya
A. pH ( reaksi) tanah dan penanganannya
Reaksi tanah, yang dinyatakan dengan nilai pH, menunjukan tingkat kemasaman tanah. Pada
tanah masam ( pH < 4,5), ketersediaan beberapa hara makro dan mikro lebih rendah daripada
tanah netral

B. Penetapan pH tanah
1. Sebanyak ½ sendok spatula contoh tanah uji dimasukan ke dalam tabung reaksi, atau
sejumlah tanah sebanyak 0,5 ml sesuai yang tertera pada tabung reaksi.
2. Tambahkan 4 ml Pereaksi pH-1, kemudian diaduk sampai homogeny dengan
pengaduk kaca.
3. Tambahkan 1- 2 tetes indicator warna pereaksi pH – 2
4. Diamkan larutan selama ± 10 menit hingga suspensi mengendap dan terbentuk warna
pada cairan jernih bagian atas

5. Bandingkan warna yang muncul pada larutan jernih di permukaan tanah dengan
bagan warna pH tanah.
6. Untuk menentukan kebutuhan kapur, tambahkan Pereaksi kebutuhan Kapur tetes
demi tetes sampai muncul warna hijau ( pH 6-7). Hitung jumlah tetes Pereaksi
Kebutuhan Kapur yang ditambahkan. Jumlah tetes yang diperoleh menunjukan
jumlah kapur yang akan ditambahkan sesuai yang tertera pada table kebutuhan kapur.
C. Rekomendasi Kebutuhan kapur
Rekomendasi kebutuhan kapur untuk tanaman berkaitan dengan jumlah tetes yang diperlukan
untuk merubah warna larutan jernih yang berwarna orange ( pH 4-5) sampai Merah ( pH <4)
menjadi hijau ( pH 6-7) adalah sebagai berikut :

F. Cara Penetapan Kadar C-Organik Tanah Lahan Kering dengan PUTK


dan Rekomendasi Pemupukannya

A. C-Organik tanah
Kadar C-Organik tanah identik dengan tingkat kesuburan tanah mineral, karena kadar C-organik
tanah memiliki korelasi yang positif dengan kadar N tanah dengan nilai korelasi mencapai 80%

Penetapan C- Organik tanah digunakan untuk mengestimasi jumlah C-organik dalam tanah yang
selanjutnya dapat dikaitkan dengan cadangan N dalam tanah.
B. Penetapan C- Organik Tanah
1. Sebanyak ½ sendok spatula contoh tanah uji dimasukan ke dalam tabung reaksi, atau
sejumlah tanah sebanyak 0,5 ml sesuai yang tertera pada tabung reaksi
2. Tambahkan 1 ml Pereaksi C-1, kemudian diaduk sampai homogeny dengan
pengaduk kaca.
3. Tambahkan 3tetes indicator warna pereaksi C-2 ( jangan diaduk)
4. Diamkan larutan selama ± 10 menit amati ketinggian busa yang terbentuk.

C. Rekomendasi kebutuhan bahan organic

Jenis bahan organic : kompos jerami, pukan ayam/sapi/kambing.


D. Rekomendasi kebutuhan Pupuk Urea
Sumber pupuk N yang banyak digunakan petani adalah urea. Cara pemupukan urea yang baik adalah
denfan cara dilarik atau ditugal kemudian ditutup bubun. Cara ini untuk menghindari kehilangan N
melalui penguapan ( volatisasi) keudara yang dapat mencapai 60%. Pupuk diberikan 2 kali yaitu 1/3
pada saat tanam dan 2/3 pada 3-4 MST
Rekomendasi pupuk urea pada tanaman tergantung jenis tanamannya. Berkisar 50 – 200 Kg urea
per Ha. Bila + BO dan berkisar 80 – 250 Kg/Ha bila tanpa BO

Anda mungkin juga menyukai