SISTEM PRODUKSI
Oleh :
Tim Dosen Sistem Produksi
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik
Universitas Wijaya Putra
2009
KATA PENGANTAR
Mata kuliah Sistem Produksi adalah jenis mata kuliah keahlian berkarya di program
Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Wijaya Putra. Buku ajar Sistem Produksi ini
berisi lingkup: keseimbangan lintasan, manajemen rantai pasok, teknologi operasi hingga just in
time (JIT) . Program kuliah direncanakan menggunakan pendekatan student center learning,
dimana mahasiswa harus aktif mencari bahan-bahan sendiri melalui text book maupun melalui
online reading yang direkomendasikan.
Mudah-mudahan buku ajar Sistem Produksi ini dapat menambah bahan belajar bagi
mahasiswa teknik industri. Terimakasih kepada seluruh bapak/ibu dosen anggota tim penyusun
buku ajar ini maupun pihak-pihak yang telah membantu penyusunan buku ajar ini. Demi
penyempurnaan buku ajar ini, kami mengharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan masukan dan saran.
Penyusun
Tim Dosen Penyusun Buku Ajar Sistem Produksi
Buku Ajar Sistem Produksi
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam suatu perusahaan, hubungan antara produksi dengan departemen lainnya dapat
digambarkan sebagai berikut:
Finance
Marketing
Customer
Penjelasan Hubungan:
- Produksi – Finance: budget, break even point, price per unit, dll
- Produksi – Personnel: jumlah tenaga kerja yang harus di-hire per shift atau per day
- Produksi – Marketing: produk yang harus diproduksi, forecast produk yang harus
dipenuhi, dan kapan untuk kirim
- Produksi – Purchasing: jumlah & jenis material yang harus di-order dan kapan
material itu siap untuk diproduksi
“Managing the entire flow of information, materials, & services from raw materials suppliers
through factories & warehouses to the end customer.
etc
Contoh:
- Pada dept store terjadi proses informasi (customer dapat membandingkan harga &
mutu), penyimpanan (stock yang tersedia), dan transaksi (menjual barang)
Pada fungsi manajemen produksi / operasi, keputusan manajemen dapat digolongkan menjadi
3 area utama:
1. Strategic (long term) decision merupakan keputusan untuk beberapa tahun ke depan,
seperti:
a. How will we make the product?
b. Where do we locate the facility?
c. How much capacity do we need?
d. When should we add more capacity?
2. Tactical (intermediate term) decision merupakan keputusan untuk beberapa bulan ke
depan, seperti:
a. How many workers do we need?
b. Should we work overtime or put in a second shift?
c. When should we have material delivered?
d. Should we have a finished goods inventory?
3. Operational decision merupakan keputusan untuk satu hari atau beberapa hari ke
depan, seperti:
a. What jobs do we work in today or this week?
b. Whom do we assign to what task?
c. What jobs have priority?
Russel & Taylor (1995) mengemukakan bahwa yang menjadi issue & trend dari
manajemen produksi / operasi adalah sebagai berikut:
1. Intense Competition
2. Global workers, global sourcing & global financing: produksi akan dilakukan pada
tempat yang paling cost saving / the cheapest
3. Importance of Strategy: dapat dengan cara partnership. Jenis partnership yang
mungkin dilakukan:
a. Partnership with other companies in the same company
b. Partnership with educational institution
c. Partnership with government
4. Product Variety and Customization
5. More services
6. Emphasis on Quality
7. Flexibiliy: diukur dengan kemampuan untuk melakukan perubahan desain produk,
perubahan produk, dan perubahan volume permintaan serta perubahan proses
teknologi
8. Advances in Technology
9. Worker Involvement: perusahaan yang menjadi terbaik di dunia adalah perusahaan /
institusi yang menggunakan konsep “brain power” untuk menjadi best R&D, best
education system, dan brightest people
10. Environmental Concerns
a. Microelectronic
b. Biotechnology
c. New Material
d. Aviation
e. Telecommunication
f. Robots & Advanced Machine Tools
g. Computer & Software
Inti dari product design dan process selection adalah “Bagaimana suatu produk
dirancang dan bagaimana prosesnya?”
Ada 4 fungsi yang terkait dalam product design & process selection:
New Product
Needs Ideas Advanced
Marketing Research
Technical
Customer Promosi Concept
Market Product
System Design Process Products Warehouse
Production
Call Product Spec Planning & Logistics
Sales
Order Production Order
Sebelum merancang produk, yang perlu diketahui oleh perusahaan adalah apa yang
dibutuhkan oleh customer dan spesifikasi yang diinginkan untuk produk tersebut.
(Nick Rich & Matthias Holweg : Lean Enterprise Research Centre, United Kingdom: 2000).
“ a process of systematic review that is applied to existing product designs in order to compare
the function of the product required by a customer to meet the requirement at the lowest cost
consistent with the specified performance and reliability needed”
Value analysis berfokus pada fungsi manajemen untuk menghasilkan nilai bagi pelanggan.
Jika perusahaan ingin mengurangi biaya produk, maka harus bisa mengidentifikasi biaya yang
tidak perlu atau item produk yang tidak memberikan nilai kegunaan bagi pelanggan.
Speed of getting an effective design into the market without problems and through error
free manufacturing and assembly processes
Reliability and durability of the product in the market which enhances the reputation of
the product and the company
Low overall cost which enhances product margin and also releases finances within the
business as well as allowing the ability to engage in price competition
Enhanced quality and compliance with minimal costs of warranty that allows company to
differentiate its products based this perceived quality
1. tidak ada biaya yang bisa dihilangkan jika terdapat kompromi kualitas produk dan kehandalan
produk
3. aktivitas apapun yang mengurangi maintainability of the product akan meningkatkan biaya
ownership untuk pelanggan dan dapat menurunkan nilai produk itu sendiri
f. Menentukan fungsi bisnis mana saja yang akan menerima progress proyek value
analysis
g. Memilih produk
i. Memilih personil
j. Melatih tim
Sebelum produk dibuat / difabrikasi, maka perlu dirincikan jenis material yang mau digunakan,
bentuknya, warna, kemasan, dimensi, ketahanan (durability), dan toleransi yang diinginkan.
Pada tahap ini, perlu didiskusikan dengan PPIC, Produksi, QA/QC, R&D, dan Purchasing.
Pada tahap ini, dilakukan pemilihan proses produksi yang cocok untuk produk yang ingin
dibuat.
1. Proses Konversi
2. Proses Fabrikasi
3. Proses Assembly
4. Proses Pengujian
1. Job Shop: cocok untuk produksi batch kecil tapi variantnya banyak, dan kebanyakan
produk ini mempunyai urutan proses yang berbeda-beda.
Contoh: commercial printing, airplane manufacturing
2. Batch Shop: cocok untuk produk yang relative stabil, dan diproduksi secara periodic baik
untuk pelanggan maupun untuk persediaan
Contoh: kimia, personal care products, home care products
3. Assembly Line: cocok untuk produksi yang membutuhkan beberapa workstation tapi
dengan kecepatan yang terkendali dan berurutan
Contoh: assembly of toys
4. Continuous Flow: cocok untuk konversi atau proses yang lebih banyak lagi
Contoh: petroleum, chemicals, dan beer
Tools yang bisa dipakai: Assembly drawings, assembly charts, route sheets & flow process
charts
Dimensi pengukuran yang digunakan untuk suatu projects adalah time to market, productivity
dan quality.
use loyalty
- Design: performance & - Relative attractiveness
customer satisfaction to customer: market
- Yield: factory & field share
- Profitability: cost of on
going service
BAB II
FORECASTING (PERAMALAN)
A. Pengertian Forecast
Forecast / Peramalan merupakan suatu prediksi yang akan terjadi di masa mendatang, dan
berguna untuk perusahaan dalam hal mengambil keputusan.
Forecast (James B. Dilworth and Lawrence P. Ettkin): dugaan terhadap apa yang akan
terjadi dii masa mendatang ( A forecast is an inference of what is likely to happen in the
future; Forecasting is more of an art than a science ).
B. Type Forecast
Dilworth and Ettkin membagi forecast ke dalam 3 kategori:
a. Forecast Teknologi (Technological Forecast): merupakan estimasi kecepatan
perkembangan teknologi
b. Forecast Ekonomi (Economic Forecast): merupakan predikis bisnis di masa
mendatang. Di Amerika Serikat, forecast ini biasanya diterbitkan oleh unit
pemerintahan atau organisasi khusus.
c. Forecast Permintaan (Demand Forecast) merupakan tingkat permintaan yang
diharapkan untuk suatu barang atau jasa untuk beberapa periode mendatang.
Dalam proses forecast, tidak cukup menggunakan metode kuantitatif saja untuk
mengestimasikan masa depan, tapi membutuhkan proses yang terus menerus yang
membutuhkan monitoring secara konstan dan penyesuaian (adjustment).
Langkah pertama dalam proses forecast adalah mem-plot data historis untuk
mengetahui trend dan menentukan metode yang tepat.
Untuk detailnya adalah seperti alur proses dibawah ini (Russel & Taylor: 1995)
5. Hitung Forecast
7. Apakah Tidak OK
akurasi ok?
OK
8. Adjust berdasarkan
tambahan kuaitatif
9. Monitoring Forecast
Merupakan teknik statistic yang menggunakan data historis yang diakumulasikan dalam periode
wakt tertentu.
Asumsi dalam metode ini adalah apa yang terjadi di waktu lampau akan terjadi lagi di waktu
yang akan mendatang. Dalam hal ini akan disimulasikan metode Simple Moving Average 3
months & 5 months dan Exponential Smoothing.
60
55
50
35 Demand
30
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A. Moving Average:
Metode ini berguna untuk memprediksi forecasting demand yang relative stabil tapi tidak
dapat menunjukkan demand behavior ataupun seasonal pattern.
B. Exponential Smoothing:
Metode ini memiliki catatan sukses yang lebih baik ketimbang moving average. Metode
ini menggunakan factor smoothing constant (a weighting factor) yang disebut α.
Smooting constant ini memiliki range 0 sampai dengan 1.
Contoh: α = 0.20 artinya forecast kita untuk periode berikutnya didasarkan pada 20%
dari demand terbaru dan 80% dari demand sebelumnya.
F6 = (D1+D2+D3+D4+D5+D6)/5 = (37+40+41+37+45)/5 = 40
F2 = 0.3 x 37 + 0.7 x 37 = 37
F2 = 0.5 x 37 + 0.5 x 37 = 37
Forecast akan selalu berbeda dengan actual, dan perbedaan inilah yang disebut Forecast
Error. Salah satu cara untuk mengukur forecast error adalah MAD (Mean Absolute
Deviation)
MAD merupakan cara termudah untuk mengukur forecast error dan merupakan rata-rata
dari perbedaan forecast dengan actual demand.
∑| |
Dimana:
І І = nilai absolute
Secara umum, semakin kecil nilai MAD, maka akan semakin akurat forecastnya.
Dimana:
y = variable dependent
a = intercept
x = variable independent
̅ ̅
∑ ̅̅
∑
Dimana:
n = number of periods
∑
̅
∑
̅
x y
xy x2 y2 y1 = 35.2 + 1.72x
(period) (demand)
1 37 37 1 1,369 36.92
2 40 80 4 1,600 38.64
3 41 123 9 1,681 40.36
4 37 148 16 1,369 42.08 r= 0.90
5 45 225 25 2,025 43.8 r^2 = 0.80
6 50 300 36 2,500 45.52
7 43 301 49 1,849 47.24
8 47 376 64 2,209 48.96
9 56 504 81 3,136 50.68
10 52 520 100 2,704 52.4
11 55 605 121 3,025 54.12
12 54 648 144 2,916 55.84
78 557 3,867 650 26,383
50 50
40 40
y dan y1
30 30
20 20
10 10
0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
y y1 = 35.2 + 1.72x
Correlation
Nilai dari korelasi adalah -1 sampai dengan +1; dimana -1 menunjukkan bahwa bila
dependent variable naik maka independent variable akan turun ; sedangkan untuk yang +1
menunjukkan bahwa bila dependent variable naik maka independent variable akan naik
juga. Dan nilai 0 menunjukkan tidak ada atau kecil hubungan antara independent variable
dengan dependent variable.
∑ ∑ ∑
√[ ∑ (∑ )][ ∑ (∑ )]
Coefficient of Determination
Pada contoh diatas koefisien determinasinya adalah 0.8 yang berarti 80% dari demand
memiliki pengaruh atas periode yang ada.
QUALITATIVE METHOD:
Methode ini disebut juga Subjective Forecasting Method (Dilworth: 1993). Adapun metode –
metodenya adalah sebagai berikut:
a. Field Force Sales: estimasi sales ini berasal dari sales di setiap wilayahnya / teritori.
Metode ini cocok digunakan untuk new product
b. Jury of Executive: metode ini melibatkan eksekutif dalam mengambil keputusan, dan
metode ini hanya membutuhkan waktu yang sedikit diantara metode lainnya.
c. Users’ Expectation: dalam metode ini, perusahaan mendapatkan ide – ide langsung dari
customer yang ada di luar perusahaan, bisa melalui survey, telepon dsb.
d. Delphi method: merupakan prosedur untuk mendapatkan informasi dan pendapat –
pendapat dari individu dengan cara mengedarkan questionnaire supaya dapat
mengembangkan sebuah consensus forecast di masa mendatang.
Menurut Microsoft Help pada Forecast function,” Forecast (x, known_y’s, known_x’s)
memberikan nilai prediksi dependent variable (dipresentasikan dengan data y) untuk nilai
spesifik x independent variable (dipresentasikan dengan data x) dengan menggunakan
regresi linier untuk memprediksi nilay y dari nilai x
Regresi Linier adalah bentuk analisis regresi dan digunakan untuk menghitung hubungan
matematis antara 2 atau lebih set data.
Contoh:
=forecast(f2,b3:e3,b2:e2)
Dari ilustrasi diatas terlihat bahwa pada saat suku bunga naik, maka penjualan menurun,
begitu juga sebaliknya, pada saat suku bunga turun, maka penjualan meningkat.
BAB III
KESEIMBANGAN LINI
bagi menjadi tugas-tugas kecil dengan durasi waktu yang pendek. Semakin besar
fleksibilitas dalam mengkombinasikan beberapa tugas, maka semakin tinggi pula tingkat
keseimbangan yang dapat dicapai. Hal ini akan membuat aliran yang mulus dengan
utilisasi tenaga kerja dan perakitan yang tinggi. (Nasution, 150)
MASUKAN KELUARAN
Efisiensi lini (Line Efficiency), merupakan perbadingan dari total waktu per
stasiun kerja terhadap keterkaitan waktu maksimum dengan jumlah stasiun
kerja.
T
Line Efficiency (LE) = x100%
NC
Keseimbangan Waktu Menganggur (Balance Delay), merupakan ukuran
ketidakefisienan lintasan yang dihasilkan dari waktu menganggur sebenarnya
yang disebabkan karena pengalokasian yang kurang sempurna diantara stasiun-
stasiun kerja. Jumlah BD dengan LE adalah sama dengan satu. Balance Delay
100.NC T
(BD) =
NC
Banyaknya jumlah stasiun kerja harus lebih kecil dari banyaknya jumlah kerja
atau penugasannya.
Waktu kerja atau waktu produksi tidak boleh melebihi waktu siklus (Bedworth,
364)
2. Metode Wilayah
4. Metode Comsoal
Metode ini dikembangkan oleh A. L. Arcus (1965), yang didasarkan pada
berkembangnya sejumlah cukup besar pemecahan yang layak bagi
masalah keseimbangan lini. Metode ini dikomputerisasikan sehingga
Kesimpulan
Keseimbangan lintasan digunakan dalam produksi masal (batch) terutama dalam
lintas perakitan. Penyeimbangan lintasan bertujuan untuk memenuhi permintaan dan
membebankan pekerjaan pada beberapa stasiun kerja sedemikian rupa sehingga
tercapai keseimbangan kecepatan kerja antar stasiun yang akan menghasilkan tingkat
efisiensi lintasan yang maksimal.
Tidak ada cara yang menjamin optimalitas untuk melakukan pembebanan operasi
pada stasiun kerja. Beberapa metode yang dijelaskan di atas merupakan metode
heuristik . Masih harus dilakukan trial and error untuk menyempurnakan hasil yang
diperoleh dari model-model di atas.
BAB IV
Work center merupakan area dalam perusahaan dimana sumber daya yang produktif diatur
dan pekerjaan diselesaikan. Work center dapat berupa satu mesin, beberapa mesin, ataupun
tempat dimana pekerjaan diselesaikan.
Fungsi – fungsi berikut ini harus dilakukan dalam menjadwalkan dan mengendalikan suatu
operasi:
- Mengalokasikan order, perlengkapan dan personil ke work center ataupun lokasi yang
telah ditentukan
Seorang pembuat jadwal (scheduler) dalam mengambil keputusan harus berdasarkan pada
urutan-urutan operasi, status aktivitas yang sudah ada, prioritas pekerjaan, material, dan
kemampuan sumber daya yang ada.
Dalam menyusun jadwal, seorang production planning perlu berkoordinasi dengan departemen
produksi dan departemen terkait lainnya untuk mengetahui apakah ada bottleneck atau tidak.
D. JOB SEQUENCING
Proses untuk menentukan pekerjaan mana yang mulai lebih dulu pada suatu mesin atau pada
suatu work center disebut dengan job sequencing atau priority sequencing.
Priority rules adalah rules yang digunakan untuk menetapkan job sequence.
Disini ada beberapa teknik yakni: FCFS, SOT, DDATE, LCFS, Random , dan STR rule
Ilustrasi:
Tukang fotocopi menerima orderan dari 5 customer, dan disusun berdasarkan yang lebih dulu
pesan. Adapun datanya sebagai berikut:
Jobs Waktu Proses Batas Waktu Flow Time Jumlah Hari Keterlambatan
A 3 5 0+3 = 3 0
B 4 6 3+4 = 7 1
C 2 7 7+2 = 9 2
D 6 9 9+6 = 15 6
E 1 2 15+1 = 16 14
Total Flow Time = 3 + 7 + 9 + 15 + 16 = 50 hari 23
Rata2 Flow Time = 50/5 = 10 hari
Rata2 waktu keterlambatan = 23/5 = 4.6 hari
Jobs Waktu Proses Batas Waktu Flow Time Jumlah hari keterlambatan
E 1 2 0+1 = 1 0
C 2 7 1+2 = 3 0
A 3 5 3+3 = 6 1
B 4 6 6+4 = 10 4
D 6 9 10+6 = 16 7
12
Total flow time = 1+3+6+10+16 = 36 hari
Rata2 flow time = 36/5 = 7.2 hari
Rata2 keterlambatan = 12/5 = 2.4 hari
Disusun berdasarkan job yang memiliki batas waktu (due date) yang terkecil.
Jobs Waktu Proses Batas Waktu Flow Time Jumlah hari keterlambatan
E 1 2 0+1 = 1 0
A 3 5 1+3 = 4 0
B 4 6 4+4 = 8 2
C 2 7 8+2 = 10 3
D 6 9 10+6 = 16 7
12
Total flow time = 1+4+8+10+16 = 39 hari
Rata2 flow time = 39/5 = 7.8 hari
Rata2 hari keterlambatan = 12/5 = 2.4 hari
Jobs Waktu proses Batas waktu Flow time Jumlah hari keterlambatan
E 1 2 0+1 = 1 0
D 6 9 1+6 = 7 0
C 2 7 7+2 = 9 2
B 4 6 9+4 = 13 7
A 3 5 13+3 = 16 11
20
Total flow time = 1+7+9+13+16 = 46 hari
Rata2 flow time = 46/5 = 9.2 hari
Rata2 jumlah hari keterlambatan = 20/5 = 4 hari
Jobs Waktu proses Batas waktu Flow time Jumlah hari keterlambatan
E 1 2 0+1 = 1 0
A 3 5 1+3 = 4 0
B 4 6 4+4 = 8 2
D 6 9 8+6 = 14 5
C 2 7 14+2 = 16 9
16
Total flow time = 1+4+8+14+16 = 43 hari
Rata2 flow time = 43/5 = 8.6 hari
Rata2 hari keterlambatan = 16/5 = 3.2 hari
Jobs Waktu proses Batas waktu Flow time Jumlah hari keterlambatan
D 6 9 0+6 = 6 0
C 2 7 6+2 = 8 1
A 3 5 8+3 = 11 6
E 1 2 11+1 = 12 10
B 4 6 12+4 = 16 10
27
Total flow time = 6+8+11+12+16 = 53 hari
Rata2 flow time = 53/5 = 10.6 hari
Rata2 hari keterlambatan = 27/5 = 5.4 hari
SOT merupakan metode yang terbaik, dan secara matematis selalu yang terbaik untuk n/1
(Chase, et al: 2002, p.593)
Digunakan pada kondisi 2 atau lebih pekerjaan dilakukan pada 2 mesin. Metode yang
digunakan adalah metode Johnson (Johnson’s Rule).
- Buat daftar waktu tiap pekerjaan pada kedua mesin ~ List the operation time for each
job on both machines
- Jika waktu terpendek ada di mesin pertama, lakukan pekerjaan pertama kali di mesin
tersebut, jika waktu terpendek ada di mesin kedua, lakukan pekerjaan tersebut terakhir
kali ~ If the shortest time is for the first machine; do the job first; if it is for the second
machine; do the job last
- Lakukan langkah 2 & 3 sampai tiap pekerjaan selesai ~ Repeat steps 2 and 3 for each
remaining job until the schedule is complete
Ilustrasi:
ITERASI 1:
Step 1: List the operation time for each job on both machines
Operation Time
Job
Machine 1 Machine 2
A 3 2
B 6 8
C 5 6
D 7 4
Dalam hal ini waktu yang terpendek adalah Job A dan terdapat pada mesin 2
Step 3: If the shortest time is for the first machine, do the job first; if the shortest time is for the
second machine, do the job last
Ternyata waktu terpendek ada pada mesin 2, oleh karena itu, job A dilakukan pada tahap
terakhir.
ITERASI 2:
Operation Time
Job
Machine 1 Machine 2
B 6 8
C 5 6
D 7 4
Step 2: Pilih waktu yang terpendek, dan ini jatuh pada Job D di mesin 2
Step 3: Berhubung waktu terpendek jatuh pada mesin 2, berarti Job D dikerjakan terakhir
(kedua dari yang terakhir; karena job A adalah yang terakhir)
ITERASI 3:
Operation Time
Job
Machine 1 Machine 2
B 6 8
C 5 6
Step 2: Pilih waktu yang terpendek, dan ini jatuh pada Job C di mesin 1
Step 3: Berhubung waktu terpendek jatuh pada mesin 1, berarti Job C dikerjakan lebih dulu
dibandingkan dengan Job B
Beberapa pekerjaan diinginkan dimulai pada waktu yang sama, dan juga menginginkan tiap
operator dialihkan ke tiap mesinnya. Metode yang digunakan adalah the Assignment Method.
Metode ini juga dipergunakan dalam metode transportasi pada Linear Programming.
3. Hanya satu criteria yang dapat digunakan, seperti minimum cost, maximum profit,
minimum waktu, dst.
ILUSTRASI:
Machines
Job A B C D E
I 5 6 4 8 3
II 6 4 9 8 5
III 4 3 2 5 4
IV 7 2 4 5 3
V 3 6 4 5 5
ITERASI 2: Kurangkan masing – masing kolom dengan angka terkecil yang dimilikinya
Machines
Job A B C D E
I 2 3 1 5 0
II 2 0 5 4 1
III 2 1 0 3 2
IV 5 0 2 3 1
V 0 3 1 2 2
Dalam hal ini yang berubah adalah kolom pada mesin D, karena kolom lainnya angka
terkecilnya adalah 0.
Machines
Job A B C D E
I 2 3 1 3 0
II 2 0 5 2 1
III 2 1 0 1 2
IV 5 0 2 1 1
V 0 3 1 0 2
ITERASI 3: Buat garis seminimum mungkin untuk merangkul jumlah angka nol.
Jika jumlah garis sama dengan jumlah job atau jumlah mesin, tidak masalah.
Jika jumlah garis tidak sama dengan jumlah job atau jumlah mesin, maka kurangi dengan
angka terkecil pada angka yang tidak terkena garis, dan tambahkan angka terkecil tersebut
pada angka yang terkena cross
Machine
Job A B C D E
I 2 3 1 3 0
II 2 0 5 2 1
III 2 1 0 1 2
IV 5 0 2 1 1
V 0 3 1 0 2
Pada table diatas angka terkecilnya adalah 1, berarti angka 1 ini akan menjadi angka
pengurang pada semua angka yang tidak tertutup garis; dan angka 1 ini akan menjadi angka
penambah pada angka yang terkena cross saja
Machines
Job A B C D E
I 1 3 0 2 0
II 1 0 4 1 1
III 2 2 0 1 3
IV 4 0 1 0 0
V 0 4 1 0 3
Job I mesin E = $3
Job II mesin B = $4
Job IV mesin D = $5
Job V mesin A = $3
Total = $17
Salah satu aspek dari shop floor control adalah menjadwalkan prioritas pekerjaan.
2. Report Status:
c. Report rework
3. Input / Output Report: intinya adalah menaikkan kapasitas atau menurunkan input
Selain itu diperlukan integritas data, dalam hal ini adalah computerized system dalam
suatu perusahaan, seperti bar code system
BAB V
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Note:
- Cost of goods sold adalah annual cost perusahaan untuk memproduksi barang
ataupun jasa customer. Kadang disebut juga cost of revenue. Dan ini tidak termasuk
biaya (expense) penjualan dan administrasi.
- Average aggregate inventory value adalah total value semua item dalam inventory
untuk perusahaan yang dinilai dalam value, termasuk bahan baku, work in process,
finished goods, dan distribution inventory yang dimiliki oleh perusahaan.
Dalam kebanyakan kasus, khususnya pada saat distribution inventory adalah dominant,
maka yang digunakan adalah weeks of supply
Ilustrasi:
Dell computer melaporkan tahun 1999 adalah sebagai berikut:
- Net revenue (fiscal year 1999) = 18,243
- Cost of revenue (fiscal year 1999) = 14,137
- Cost of production material (fiscal year 1999) = 6,423
- Production material on hand (25 January 1999) = 234
- Work in process and finished goods on hand (25 January 1999) = 39
- Production material – days of supply : 6 days
- Functional product : contohnya toko sayur dan gas stations. Karena product ini
merupakan produk yang memenuhi kebutuhan dasar, dan tidak banyak berubah, dan
demandnya juga terprediksi. Biasanya product life cyclenya 2 tahun lebih.
Karena stabilnya ini produk, maka banyak mengundang kompetisi, sehingga margin profit
juga berkurang.
- Innovative product: biasanya life cycle produknya hanya beberapa bulan saja. Dan
konsep supply chain yang digunakan berbeda dengan yang stabil, dan harus mengetahui 2
fungsi yang berbeda: fungsi fisik dan fungsi mediasi market. Fungsi fisik tak lain adalah
merubah bahan baku menjadi produk; sedangkan fungsi mediasi market adalah produk
yang dibuat benar – benar produk yang diingini oleh customer. Keuntungan dari innovative
product adalah high profit margin dalam waktu singkat, tapi jika terlalu berlebihan maka
produk tersebut akan menjadi tumpukan stock saja. Supplier yang dipilih haruslah supplier
yang flexible dan cepat tanggap. Supply chain harus dikonfigurasikan responsive terhadap
perubahan agar menghindari biaya kelebihan inventory dan kehilangan penjualan.
Berikut adalah diagram matrix untuk jenis functional product dan innovative product:
D. Outsourcing
Chase et, al (2002) mendefinisikan outsourcing sebagai berikut:
“ Outsourcing is the act of moving some of a firm’s internal activities and decision
responsibility to outside providers.”
Dalam hal ini yang ditransfer adalah aktivitas, orang, fasilitas, peralatan, teknologi, dan
asset lainnya serta tanggung jawab. Benefit dari outsourcing adalah perusahaan dapat
memfokuskan pekerjaan pada business core-nya.
Salah satu area yang paling berkembang dalam outsourcing adalah logistic area.
“Logistics is a term that refers to the management functions that support the complete
cycle of material flow.” Cakupannya dari pembelian material produksi, sampai ke
perencanaan dan pengendalian WIP; ke pembelian, pengiriman & distribusi produk jadi.
Sekarang sebuah perusahaan logistic memiliki computer tracking yang dapat
mengurangi resiko transportasi dan dapat memastikan posisi barang tersebut.
Contoh perusahaan yang menerapkan logistic yang tracking technology adalah Federal
Expres (FedEx; DHL; dan Hewlett Packard).
Berikut beberapa alasan mengapa perlu outsourcing:
Organizationally Driven Reasons:
- Meningkatkan keefektifan dengan memfokuskan yang terbaik
- Meningkatkan fleksibilitas untuk perubahan bisnis
- Meningkatkan value produk dan customer
Improvement Driven Reasons:
- Meningkatkan kualitas dan produktivitas
- Meningkatkan manajemen dan pengendalian
- Mendapatkan ide yang inovatif
- Meningkatkan kredibilitas dan image
Financially Driven Reasons:
- Mengurangi investasi asset
Revenue Driven Reasons:
- Mendapatkan akses pasar dan kesempatan bisnis dalam network
- Mempercepat ekspansi
- Meluaskan penjualan dan kapasitas produksi
- Meningkatkan keterampilan
Cost Driven Reasons:
- Mengurangi biaya
- Merubahn biaya tetap menjadi biaya variable
Employee Driven Reasons:
- Meningkatkan komitmen dan energi pada area yang bukan inti (non core area)
- Memberikan jenjang karir yang lebih baik
Keputusan penting adalah bagaimana suatu item dikirim? Cara mengirim ini mengacu
pada metode transportasi.
Ada 5 metode transportasi yang dikenal:
1. Highway (trucking): fleksibilitas tinggi karena item dapat dikirim ke hampir semua
lokasi. Waktu transit juga bagus dan biaya biasanya terjangkau untuk jumlah kecil
dan jarak pendek
2. Rail: biaya murah tapi waktu transit lebih panjang
3. Water: kapasitas besar dan biaya murah, tapi waktu transit sangat lambat, tapi
banyak area di dunia ini yang tidak dapat akses untuk water carrier
4. Pipeline: sangat dikhususkan untuk cairan, gas. Tidak perlu kemasan dan biaya juga
sangat murah. Tapi biaya awal untuk membuat pipa sangat mahal
5. Air / Udara: cepat tapi paling mahal.
Ilustrasi:
Cost of shipping dari Bloomington, Indiana ke Littleton, Massachussets. Diasumsikan
inventory carrying cost rate adalah 30% setiap tahunnya dari nilai produk. Cost rate ini
mencakup cost of capital, insurance, biaya gudang, dsb. Sebagai contoh sebuah item
harganya $100 dan biaya inventorynya adalah $30 tiap tahunnya. Alternatif lainnya adalah
melalui highway service yang disediakan oleh UPS (United Parcel Service) dimana hanya
membutuhkan 8 hari untuk pengiriman tersebtu dan Fed Ex menawarkan 2 hari melalui
udara.
Solusi
Masalah ini adalah biaya transportasi via udara dibandingkan dengan biaya highway + cost
of carrying inventory dengan tambahan 6 hari
Shipping cost saving = Air shipping cost – Regular
Note:
Shipping cost savings = Inventory carrying cost
Item value = (365*shipping cost savings) / (0.3 * 6)
Kolom terakhir menunjukkan bahwa item apa pun yang valuenya lebih besar dari kolom
tersebut harus dikirim via FedEx.
Contoh:
Untuk pengiriman 5 pound suatu item yang average valuenya lebih besar dari $910.47 maka
harus dirim via FedEx.
F. Global Sourcing
Tujuan global sourcing tak lain adalah meminimasi biaya, baik itu biaya buruh maupun
biaya material, serta biaya transportasi.
Dengan demikian suatu perusahaan harus memindahakan perusahaan manufakturnya
ke lokasi yang lebih ekonomis.
Contoh: Honda New Odyssey telah memindahkan pabriknay di Alliston, Ontario,
Canada.
G. Mass Customization
Untuk mencapai ini semua, diperlukan keterlibatan orang – orang di berbagai area, seperti
marketing, research and development, manufacturing, distribution dan finance.
1. Marketing must determine the extent to which mass customization is needed to fulfill
customer’s requirement
2. Researh and development harus mendesign ulang suatu produk spaya dapat
dicustomized pada titik yang paling efisien
3. Manufacturing and distribution harus koordinasi dalam hal supply dan redesign
material dan mensituasikan proses manufaktur dan perakitan pada lokasi yang
paling efisien
4. Finance must provide activity based cost information and financiay analysis of the
alternatives
Tiap area ini harus koordinasi secara baik, karena supply chain menghubungkan semua
tahapan secara bersama sama mulai dari bahan baku sampai dengan produksi dan
customer.
Supply chain dikoordinasikan melalui electronic information system, seperti jumlah dan
kecepatan berkomunikasi mengenai pertukaran informasi, tingkat inventory, efisiensi dan
biaya yang dikeluarkan.
Enterprise Resource Planning sekarang ini banyak digunakan dan mempunyai pengaruh
yang significant terhadap permintaan pelanggan.
BAB V I
OPERATIONS *TECHNOLOGY
A. Technologies in Manufacturing
Pertumbuhan produktivitas banyak datang dari aplikasi teknologi operasi (operations
technology). Dalam dunia manufaktur, peningkatan produktivitas datang dari
kombinasi teknologi soft dan hard machine.
- Teknologi hardware pada umumnya lebih menghasilkan proses automasi dan ini
banyak menggantikan tugas – tugas yang dilakukan oleh manusia. Contoh
teknologinya adalah peralatan numerically controlled machine, machining
centers, industrial robots, automated material handling system, dan flexible
manufacturing system.
- Teknologi software banyak membantu dalam perancangan produk yang akan
diproduksi dan dalam analisis dan perencanaan aktivitas manufaktur. Termasuk
di dalamnya computer aided design, automated manufacturing planning and
control system.
B. Hardware Systems
Numerically Controlled (NC) machines terdiri dari:
a. Perlengkapan mesin yang dapat digunakan untuk memutar, mengebor, ataupun
menggrinda berbagai bagian
b. Komputer yang mengendalikan urutan proses yang dilakukan oleh mesin.
NC mesin pertama kali diadopsi olhe lembaga antariksa Amerika Serikat tahun 1960-
an. Model yang terkini feedback control menentukan posisi mesin sewaktu
digunakan dan secara konstan membandingkan antara lokasi nyata yang terjadi
dengan lokasi yang telah diprogramkan dan melakukan koreksi jika diperlukan hal
ini disebut sebagai adaptive control.
Machining centers merupakan mesin yang lebih canggih dari NC, jadi tidak hanya
menyediakan control otomatis, tetapi juga membawa sejumlah peralatan yang dapat
diganti secara otomatis pada setiap operasi
P = I / (L-E+q (L+Z))
Dimana:
Ilustrasi:
I = 50,000
L = 60,000 (2 pekerja x 20,000 per shift x 2 shift per hari; overhead: 10,000 untuk
tiap shiftnya)
E = 9,600 ($2 per jam x 4,800 jam per tahunnya)
q = 1.5 (robot bekerja 50% lebih cepat dibanding dengan manusia)
Z = 10,000
C. Software System
C.1. Computer Aided Design (CAD)
Computer Aided Design (CAD) merupakan suatu pendekatan perancangan proses dan
produk yang menggunakan kecanggihan computer. Dalam CAD terdapat teknologi
otomasi, seperti grafik computer untuk memeriksa karakteristik visual dari suatu produk;
sedangkan computer aided engineering (CAE) mengevaluasi karakteristik engineering /
rekayasanya.
Dalam CAD juga terdapat CAPP (computer aided process planning). CAPP digunakan
untuk merancang program komponen computer seperti instruksi kepada computer
controlled machine tools, dan untuk menetapkan urutan proses
CAD banyak digunakan untuk merancang pakaian renang
C.2. Computer Aided Manufacturing (CAM) --> Sumanth: Productivity Engineering and
Management
CAM memiliki fungsi untuk men-design dan mengendalikan proses manufaktur. Banyak
menggantikan design manual dan pengendalian fungsi dalam manufaktur,
Beberapa contoh penggunaan CAM adalah:
1. Assembly line balancing
2. Machine sequencing and loading
3. Parts scheduling
4. Inventory control (computerized MRP)
5. Capacity planning
6. Operator scheduling
7. Automated inspection
Keefektifan CAM tergantung pada efisiensi dan fleksibilitas dari software yang
digunakan. CAM merupakan pengembangan dari CAD
Highly automated and integrated manufacturing disebut Total Factory Automation atau
Factory to The Future.
Semua teknologi CIM digabung bersama dengan menggunakan jaringan dan database
yang terintegrasi.
Sebagai contoh: pengintegrasian memungkinkan CAD dihubungkan dengan computer
aide manufacturing (CAM) yang terdiri dari program numerical control; dan
manufacturing planning and control system dihubungkan dengan automated material
handling system. Jadi dalam system yang terintegrasi secara penuh, proses-proses
design, testing, fabrication, assembly, inspeksi dan material handling tidak hanya
otomatis tapi juga terintegrasi satu sama lain dan terhubung juga dengan fungsi
manufacturing planning and scheduling
Pertimbangan investasi ini sangat sulit karena bertujuan untuk mengurangi biaya
buruh dan meningkatkan mutu produk, mengurangi lead time, dan meningkatkan
fleksibilitas dari suatu operasi.
Kadangkala benefit yang ada tidak terlihat (intangible) dan perubahan teknologi yang
begitu cepat membuat peralatan yang dibeli menjadi cepat kuno dalam beberapa
tahun, hal – hal inilah yang membuat evaluasi cost-benefit menjadi complex / rumit.
Benefit dari investasi teknologi tentunya ada yang bisa dilihat (tangible) dan ada juga
yang tidak kelihatan (intangible).
2. Other Benefits:
a. Increased product variety:
b. Improved product feature: kemampuan yang tidak dimiliki oleh tangan
manusia
c. Shorter cycle time: set up yang lebih cepat dan penggantian yang lebih cepat
d. Hasil produk yang lebih banyak dibandingkan dengan manual
Untuk teknologi yang menyangkut proses kimia, jaman sekarang ini harus
diperhatikan pula AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), sehingga
proses yang dihasilkan adalah proses yang bersahabat dengan lingkungan dan
tidak menimbulkan pencemaran tanah, air, dan udara.
Efek dari tidak adanya pertimbangan AMDAL, akan berakibat fatal dan proses
produksi dihentikan oleh pemerintah dan masyarakat, sehingga perusahaan
dapat tersangkut proses hokum dan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit,
seperti ganti rugi dari efek pencemaran (masyarakat sudah tidak bisa lagi
menggunakan air yang bersih), kemudian biaya yang dikeluarkan lagi adalah
denda terhadap tidak patuhnya perusahaan terhadap lingkungan ditambah lagi
biaya lagi untuk mengatasi pencemaran tersebut agar tidak terjadi lagi.
terhadap US Dollar, maka harga yang harus dibeli atau dibayar menjadi sangat
mahal, contoh: pada saat pesan sebelum krisis terjadi, harganya USD 100 atau
identik dengan IDR 250,000, tapi harga sesudah krisis terjadi menjadi IDR
1,500,000. Dengan demikian, banyak perusahaan mengalami kerugian besar
pada saat itu, khususnya pada perusahaan yang pendapatannya dalam rupiah
(tidak memiliki pendapatan dalam USD). Dengan kerugian ini, maka perusahaan
akan mengurangi budget / memangkas budget yang ada, dan segera mencari
substitusi material yang lebih murah dengan kualitas yang sama (material local).
Secara umum, pada saat teknologi terus meningkat dan semakin banyak yang
menggunakannya, maka biaya / costnya akan turun dan akan makin banyak pula
customer yang membelinya.
Contoh: Hand Phone. Saat ini sudah banyak orang yang menggunakan HP,
sehingga harganya menjadi terjangkau oleh masyarakat luas dibandingkan
dengan harga pada saat HP pertama kali diluncurkan di pasar yang hanya
mampu dijangkau oleh kalangan ekonomi atas.
BAB VII
A. Pengantar
Total Quality Management (TQM) philosophy pertama kali diperkenalkan oleh Deming,
dan Deming dianggap sebagai bapak TQM. Filosofi ini ada sebelum Perang Dunia II,
dan Deming percaya bahwa mutu tidak hanya terbatas pada memisahkan item yang
bagus dan jelek saja, tetapi mencakup keterlibatan semua orang di sebuah organisasi.
TQM menekankan pada :
1. Customer Focus / focus pada pelanggan
2. Continuous Improvement / perbaikan yang terus menerus
3. Defect Prevention / pencegahan cacat (produk)
4. Recognition that Quality Responsibility is shared by all of us / penyadaran bahwa
tanggungjawab mutu ada di setiap orang
Hasil dari TQM tidak bersifat instant, tapi sedikit demi sedikit dan terus menerus.
a. Berapa banyak barang yang dibuang (scrap) selama proses produksi yang
disebabkan oleh ketidaksesuaian dimensi dll; dan berapa biaya yang ditimbulkan?
b. Berapa banyak barang yang dikerjakan kembali (rework) atau diperbaiki (repair)
selama proses produksi atau sesudah pengiriman ke pelanggan? Dan beapa biaya
yang ditimbulkan?
c. Yang mana yang harus dikerjakan lebih dahulu dari dua hal diatas?
d. Apakah kita sedang mengerjakan hal – hal diatas?
e. Apakah orang yang mengerjakan mengetahui tingkat scrap, rework ataupun repair?
f. Apakah kita menjadi lebih baik atau lebih hancur?
Proses ini dimulai dari mengidentifikasi dan mencatat data nonconformance (ketidaksesuaian),
dan mengumpulkannya ke dalam database, menyortir data dari berbagai sudut pandang,
kemudian menggunakannya untuk melakukan tindakan perbaikan
Dan temuan – temuan ini dituangkan dalam laporan yang disebut Nonconformance
report atau Nonconforming Material Report. Dalam laporan, yang harus dicantumkan
adalah sebagai berikut:
- Disposition of the nonconforming item (typically such items are either reworked or
repaired to meet requirements, returned to the supplier if the item was purchased or
scrapped)
- The operator
- The supervisor
Pada saat nonconformance ini dicatat, dapat diketahui berapa kali kegagalan produk
/ proses dapat terjadi, trend / kecenderungan kegagalan tersebut, serta tindakan
korektif yang dilakukan. Tanpa computer/database, hal ini sangatlah tidak muni.
Pendokumentasian ini penting karena problem dapat didefinisikan dan dapat dihindari
untuk proses berikutnya yang tentunya sudah dilakukan tindakan korektif.
d. Summaries of product reliability (how the product performs after delivery to the
customer)
Sebagian besar industry manufaktur sekarang ini banyak membeli produk dari supplier.
Sehingga pengukuran kinerja supplier menjadi sangat penting untuk bisnis kontrak di masa
depannya. Perusahaan seringkali mencari supplier yang dapat memberikan harga murah, tapi
jika supplier tersebut memberikan produk yang tingkat reject-nya tinggi, tentunya hal ini selain
mengurangi tingkat service perusahaan terhadap pelanggan juga menaikkan biaya produksi.
Oleh karena itu, direkomendasikan untuk mencatat keterlambatan supplier, tingkat reject
produk tersebut dan factor lainnya.
Contoh:
Perusahaan X menentukan bahwa supplier dengan tingkat keterlambatan lebih dari 10% atau
tingkat cacat produknya lebih dari 2% sebaiknya tidak digunakan lagi. Kemudian perusahaan X
menetapkan juga bahwa setiap persentase cacat produk akan dianggap kehilangan 4 point.
Sehingga minimum total score yang harus dicapai adalah 95%
De = defect rate
Di = delinquency rate
Supplier A, tahun lalu memiliki tingkat defect sebesar 0%; dan 3% untuk keterlambatan kirim;
sedangkan supplier B memiliki tingkat defect sebesar 2%, dan 0% untuk keterlambatan kirim.
Dengan demikian supplier B tidak boleh dipakai lagi karena total scorenya kurang dari 95%.
Mengetahui produk atau jasa itu bagus atau tidaknya untuk customer merupakan hal
yang sangat penting. Faktor – factor yang harus dinilai adalah data warranty; data repair; dan
imputan langsung dari pelanggan.
a. Failure Cost: termasuk material yang nonconforming, scrap, rework, repair, warranty
action, dan biaya lain untuk melakukan koreksi terhadap nonconformance
b. Appraisal Cost: biaya yang berhubungan dengan pendeteksian defect / cacat, termasuk
di dalamnya adalah inspeksi, testing, dan pengukuran lainnya yang digunakan untuk
memisahkan produk cacat dan bagus
Ada 4 teknik yang mendorong untuk terus menerus melakukan continuous improvement:
D. Value Improvement
e. Interview
b. Brainstorming sessions
c. Interviews
Untuk mendukung 2 jenis pendekatan diatas, maka direkomendasikan beberapa area yang
memungkinkan untuk dilakukan value improvement.
Dan sebagian dari area ini dapat diaplikasikan pada sector industry manufaktur, sedangkan
sebagian lagi dapat diaplikasikan pada industry jasa.
Termasuk didalamnya: pengurangan bisnis travel yang tidak perlu, pemesanan tiket
dalam waktu dekat juga terkena harga yang lebih mahal ketimbang pesan tiket pesawat jauh
jauh hari sebelumnya, pengurangan first class seat dalam penerbangan (sebaiknya
menggunakan economy class).
Jika memungkinkan adakan kontrak bisnis beberapa tahun, sehingga harganya tidak
berfluktuasi, oleh karena itu adakan kontrak bisnis juga dengan customer (larger quantities
decrease marketing cost dan larger quantities reduce product variability).
E. TQM Tools
2. Scatter Plots: merupakan grafik yang tidak ada garisnya. Adanya pertemuan titik
antara X axis dengan Y axis, tapi tidak perlu dibuat garisnya.
6. Histogram atau Bar Graph: merupakan summary grafik dari variasi data yang
terjadi.
7. Check Lists: terdiri dari item yang penting atau yang berhubungan dengan situasi
ataupun issue khusus. Digunakan untuk kondisi operasional dengan tujuan untuk
memastikan bahwa langkah penting ataupun tindakan sudah dilaksanakan.
Biasanya digunakan sebelum pengambilan keputusan. Mudah dan efektif untuk
digunakan.
F. ISO 9001
ISO 9001: 2008 merupakan hasil update-an terbaru dari ISO 9001: 2000, dan
diluncurkan pada November 2008.
Tujuan dari ISO adalah memastikan bahwa dalam perusahaan tersebut sudah
menjalankan system yang sesuai prosedur dan untuk menghasilkan produk dengan
mutu yang terbaik.
BAB VIII
CAPACITY MANAGEMENT
Ilustrasi ke-1:
Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Home Care memiliki produk dengan
wangi lemon dan strawberry. Tiap produk tersedia dalam botol maupun plastic. Manajemen
ingin menentukan kebutuhan butuh dan peralatan untuk 5 tahun mendatang
Solusi:
STEP 1: gunakan teknik forecasting untuk memprediksikan produk
Dan datanya didapa sebagai berikut:
Lemon 1 2 3 4 5
Botol (x1000) 60 100 150 200 250
Plastik (x1000) 100 200 300 400 500
Strawberry
Botol (x1000) 75 85 95 97 98
Plastik (x1000) 200 400 600 650 680
1 2 3 4 5
Botol 135000 185000 245000 297000 348000
Plastik 300000 600000 900000 1050000 1180000
STEP 3: Estimasikan kebutuhan buruh dan peralatan yang tersedia pada periode
yang diinginkan
Tahun ke-
1 2 3 4 5
Botol
Kapasitas yg digunakan 30% 41% 54% 66% 77%
Mesin yg diperlukan 0.9 1.23 1.62 1.98 2.31
Buruh yg diperlukan 1.8 2.46 3.24 3.96 4.62
Plastik
Kapasitas yg digunakan 24% 48% 72% 84% 94%
Mesin yg diperlukan 1.2 2.4 3.6 4.2 4.7
Buruh yg diperlukan 3.6 7.2 10.8 12.6 14.1
Dilihat dari persentase kapasitas yang digunakan, semuanya tidak melebihi 100%, berarti
untuk 5 tahun mendatang, tidak diperlukan tambah mesin botol ataupun plastic, begitu juga
dengan tenaga kerjanya.
Ilustrasi ke-2:
Sebuah toko fotocopy terdapat 2 mesin dan dioperasikan oleh 1 orang operator.
Toko ini buka selama 8 jam per hari, 2 shift per hari dan 5 hari kerja. Setiap harinya, berhenti
30 menit untuk makan siang dan 30 menit untuk makan malam. Selain itu, setiap shiftnya
mesin di servis sekitar 30 menit. Karena mesin ini baru,maka efisiensinya diasumsikan
mencapai 100%.
Dan untuk senin depan, sudah ada order sebagai berikut:
b. Dengan menambah kapasitas, dalam hal ini adalah dengan penambahan shift:
Dan cara lain untuk mengatasinya adalah menambah jumlah shift, sehingga toko ini akan
buka 3 shift.
Dengan 3 shift, maka capacity yang dimiliki : 2 mesin x 3 shift x 8 jam per shift x 100% x
87.5% = 2520 menit
Load percent = 2385.7/2520 = 94.67%
1. menambah pekerjaan
2. menarik pekerjaan yang dischedulekan untuk periode berikutnya
3. mengurangi kapasitas
Ilustrasi ke-3:
Sebuah perusahaan mable menjalankan usahanya 5 hari per minggu, 8 jam per hari dan
tutup selama 4 minggu per tahunnya.
Secara rata-rata, pekerja menghabiskan waktunya 20 jam untuk mengerjakan sebuah
meja. Pekerja ini juga menghabiskan 3 jam per mingunya untuk perawatan mesin dan 2
jam untuk mengambil perlengkapan produksinya
Maximum capacitynya:
5 hari per minggu x 8 jam per hari x 48 minggu per tahun / 20 jam per meja = 1920 jam
per tahun / 20 jam per meja = 96 meja per tahunnya
Efektif capacitynya:
Sebanyak 5 jam per minggu dihabiskan waktunya untuk perawatan mesin dan
perlengkapan produksinya, sehingga waktu total per tahunnya 5 x 48 = 240 jam per
tahun.
Sehingga effective capacity: (1920-240)/20 = 84 meja per tahunnya
Actual capacitynya:
Jika terjadi mesin breakdown , sakit, dan pengerjaan kembali (rework) sebanyak 200 jam
per tahunnya, maka actual capacitynya:
(1680-200)/20 = 74 meja per tahunnya
Ilustrasi ke-4:
Misalkan sebuah mesin break down dengan rata – rata 0.8 per minggu dan waktu
perbaikan secara otomatis berkurang dengan adanya penambahan tenaga kerja. Satu
pekerja dapat memperbaiki mesin dengan rata – rata 1 mesin per minggunya., dan
maximal ketersediaan tenaga kerja adalah 4 orang.
Pekerja perbaikan mesin dibayar dengan harga $250 per minggunya dan mesin
nganggur dianggap biayanya $750 per minggunya,
Biaya idle time mesin dapat dihitung dengan menggunakan formula antrian.
1. Menggunakan 1 pekerja, maka rata-rata mesin break down dalam sistem antrian
adalah:
0.8
L 4
1 0.8
Biaya yang dikeluarkan:
1 pekerja x $250 + 4 x $750 = $3.250
2. Menggunakan 2 pekerja, maka rata – rata mesin break down dalam sistem antrian
adalah:
0.8
L 0.6667
2 0.8
Biaya yang dikeluarkan:
2 pekerja x $250 + 0.6667 x $750 = $1000
3. Menggunakan 3 pekerja, maka rata-rata mesin break down dalam sistem antrian
adalah:
0.8
L 0.3636
3 0.8
Biaya yang dikeluarkan;
3 pekerja x $250 + 0.3636 x $750 = $1023
Dengan demikian, jumlah optimum tenaga kerja untuk memperbaiki mesin adalah
sebanyak 2 orang.
Frekuensi kebutuhan servis mesin dengan biaya yang dikeluarkan akibat hilangnya
waktu produksi merupakan faktor penentu dalam menghitung kapasitas yang tepat.
Untuk menghitung ini seringkali digunakan analisis antrian atau simulasi seperti cara
diatas. Keseimbangan harus dicapai antara biaya tunggu dan biaya perawatan.
BAB IX
(PENDEKATAN HEURISTIK)
Kata agregat menyatakan perencanaan dibuat pada tingkat kasar untuk memenuhi
total semua produk yang dihasilkan, bukan per individu produk. Sebagai contoh untuk
pabrik cat, perencanaan agregat dinyatakan dalam berapa liter cat yang akan diproduksi
meskipun permintaan terdiri dari warna, kualitas dan ukuran kaleng yang berbeda.
Chase (2004, p514) mengemukakan bahwa istilah sales and operation planning
adalah sama dengan perencanaan agregat atau aggregate planning, yakni kerja lintas
fungsional yang melibatkan general management, sales, operations, finance, and
product development.
diperoleh beberapa variabel keputusan seperti jumlah tenaga kerja, jumlah produksi
serta jumlah persediaan untuk memenuhi permintaan produk secara keseluruhan.
Semua variabel dinyatakan dalam satuan agregat, yang selanjutnya akan dijadikan
sebagai dasar bagi pengalokasian sumber yang tersedia ke dalam pejadualan yang
telah terperinci.
Masih dari sumber yang sama (Arman Hakim, 2006, p 255) fungsi dari
perencanaan agregat adalah: menyesuaikan kemampuan produksi dalam menghadapi
permintaan pasar yang tidak pasti dengan mengoptimumkan penggunaan tenaga kerja
dan peralatan produksi yang tersedia sehingga ongkos total produksi dapat ditekan
seminim mungkin.
Sedangkan menurut Chase (2006, p516) fungsi dari perencanaan agregat adalah
menentukan kombinasi yang optimal dari tingkat produksi, jumlah tenaga kerja, dan
persedian di tangan. Perencanaan agregat yang tergolong medium range planning
dengan periode 6 sampai 18 bulan memegang peranan penting dalam perencanaan
operasi secara keseluruhan.
Perencanaan Produksi
Setelah adanya perencanaan agregat, maka berkaitan dengan itu akan disusun
perencanaan produksi atau planning for production. Dalam perencanaan ini Chase
(2006, p518) membagi faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya menjadi dua,yakni:
faktor dari dalam (internal to firm) dan faktor daru luar (external to firm).
Faktor dalam atau internal to firm ini memiliki karaketeristik yang controllability.
Yakni faktor yang dapat dikendalikan langsung oleh perusahaan, berbeda dengan faktor
luar yang bergantung pada kondisi eksternal. Faktor internal inilah yang berkaitan
dengan perencanaan agregat ataupun strategi perencanaan produksi nantinya. Untuk
lebih jelasnya faktor-faktor tersebut, dapat dilihat pada diagram berikut.
Current Activities
Current Inventory Internal to
Physical Required For
Workforce Levels Firm
Capacity Productions
1. Hiring cost & Layoff cost. Hiring Cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk
memperkerjakan karyawan baru. Biaya ini meliputi biaya pencarian, penyaringan
dan pelatihan. Lay off adalah biaya yang dikeluarkan untuk memecat karyawan.
Biaya ini meliputi biaya tunjangan PHK.
2. Stockout cost. Biaya ini timbul akibat permiontaan melebihi kapasitas
produksi,sehingga pemenuhan sisa permintaan dilakukan pada periode
berikutnya. Biaya ini meliputi hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntung
an dari penjualan dan resiko kehilangan pelanggan.
3. Work Force Cost. Biaya ini merupakan biaya tenaga kerja berproduksi selama
jam kerja lembur dalam satu periode.
4. Overtime Cost. Biaya ini merupakan biaya tenaga kerja untuk berproduksi
selama jam kerja lembur dalam satu periode.
5. Undertime Cost. Biaya ini dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja, dimana
efisiensi tenaga kerja tersebut lebih kecil dari kapasitas yang seharusnya.
6. Subcontracting Cost. Biaya ini harus dikeluarkan untuk membeli produk dari
subkontraktor.
7. Inventory-holding Cost. Biaya ini meliputi tertanamnya modal pada persediaan
barang jadi, asuransi, biaya untuk ruangan penyimpanan persedian dan resiko
kerusakan
8. Production Cost. Biaya ini adalah biaya produksi di luar tenaga kerja yang
meliputi biaya material.
1. Harga (pricing)
2. Promosi
3. Pemesaran kembali (backorder)
4. Permintaan baru
Sedangkan unsur kapasitas adalah sebagai berikut :
1. Pengangkatan dan pemberhentian tenaga kerja (hire and fire)
2. Waktu lembur (overtime)
3. Pekerja paruh waktu (part time)
4. Persediaan
5. Subkontrak
Menurut Chase, secara umum terdapat 4 biaya yang berkaitan dengan perencanaan
produksi agregat, yakni:
Menurut Render (2001, p118) sebuah perusahaan dapat memilih pilihan kapasitas
dasar (produksi) sebagai berikut :
Pilihan ini memiliki beberapa kekurangan seperti : harga yang mahal ataupun
kualitas dari pemasok subkontrak yang tidak sesuai.
5. Penggunaan karyawan paruh waktu
Umumnya di sektor jasa dan untuk kebutuhan tenaga kerja yang tidak terampil.
1. Chase Strategy
Dengan menggunakan chase strategy ini, perusahaan berproduksi sesuai
dengan jumlah permintaan. Kapasitas produksi dapat divariasikan dengan
menggunakan jam kerja lembur (overtime), jam kerja reguler (undertime) dan
subkontrak. Kemungkinan lain dari strategi ini adalah dengan memvariasikan jumlah
tenaga kerja dengan cara merekrut karyawan baru pada saat produksi meningkat dan
memecat karyawan pasa saat produksi menurun. Pada kemungkinan variasi pertama
akan timbul biaya baru, yaitu biaya jam kerja lembur, sedangkan pada kemungkinan
kedua akan menimbulkan biaya yang cukup besar untuk merekrut dan memecat
karyawan.
Menyesuaikan tingkat produksi dengan jumlah pesanan yang ada, dengan cara
merekrut atau melepas tenaga kerja sesuai kebutuhan produksi. Strategi ini bergantung
pada kemudahan perekrutan dan pelatihan tenaga kerja. Namun strategi ini memiliki
dampak pada aspek motivasi dan psikis karyawan akibat ancaman pengurangan tenaga
kerja sewaktu-waktu.
2. Level Strategy
Dengan menggunakan level strategy, perusahaan berproduksi dengan tingkat
produksi yang konstan dari satu periode ke periode lainnya. Variasi permintaan diatasi
dengan persediaan yang dimiliki perusahaan. Pada saat permintaan menurun, kelebihan
produksi disimpan sebagai persediaan untuk digunakan pada saat permintaan
meningkat. Pada strategi ini akan timbul biaya simpan yang cukup besar untuk unit yang
disimpan.
3. Mixed Strategy
Strategi ini merupakan kombinasi dari chase strategy dan level strategy. Variasi
permintaan diatasi dengan jam kerja lembur dan persediaan yang dimiliki.
B AB X
JUST IN TIME MANAGEMENT
* FOR MANUFACTURING
A. Pengantar
Just in Time (JIT) Management atau disebut juga Manajemen Tepat Waktu
merupakan filosofi dalam dunia manufaktur, yang bertujuan untuk mengeliminasi hal
– hal yang tidak berguna (waste) dalam proses manufaktur, mulai dari pembelian
sampai dengan distribusi. Jika filosofii ini secara tepat diimplementasikan, maka
memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan manufaktur menjadi alat yang
strategis.
Hasil jangka panjang dalam mengeliminasi waste adalah proses manufaktur menjadi
lebih ramping, efisiensi dalam biaya, berorientasi pada mutu dan respon terhadap
pelanggan.
Kalau dilihat cycle time pada tabel diatas, dan bila diproduksi sebanyak 5 lines, akan
terlihat line tersebut kurang efektif, sehingga perlu diatur smoothing dan dijadikan 1
line saja
1. jumlah
2. waktu
3. metode
4. prosedur
5. jumlah pindahan / jumlah transportasi
6. tujuan
7. alat untuk memindahkan
8. tempat simpan
9. jenis container yang digunakan
10. part number
11. departemen
12. nomor order produksi
F. JIT Implementation
Prosedur Just In Time (JIT):
- Phase 1: Preparation
a. mengembangkan kepedulian dan sudut pandang: fisik, suasana
dan penempatan pasar
b. mengembangkan manufaktur dan strategi market place baik itu
pertumbuhan, status pekerjaan dan keamanan bekerja
- Phase 2: Organization: membuat struktur organisasi
a. Ada steering committee
b. Ada fasilitator
c. Ada tim proyek
d. Ada pemimpin tim proyek
- Phase 3: Implementasi
a. memulai proyek
b. mendidik
c. merubah system dan norma
Dalam seleksi vendor, criteria yang umum diminta adalah hal – hal yang menyangkut
b. mutu:
1. dengan cepat mendeteksi cacat produk
3. mutu yang lebih baik dari waktu ke waktu
c. design:
1. respon yang cepat ke perubahan engineering
2. design yang innovatif
d. efisiensi adminsitrasi:
1. permintaan tawaran yang sedikit
2. supplier yang sedikit
3. negosiasi supplier yang jarak
4. minimal sedikit kertas kerja
5. travel yang tidak jauh
6. akuntansi yang lebih baik
e, Productivity:
1. rework berkurang
2. inspeksi berkurang
3. mengurangi keterlambatan
4. menguangi aktivitas pembelian, pengendalian produksi
Withdrawal
Kanban
Production
Kanban
Note:
- Garis tidak putus merupakan aliran material
- Garis putus merupakan aliran kartu
Contoh:
Lead time for replenishment of the converters (L) adalah 4 jam. Permintaan catalytic
converters adalah 8 per jam. Safety stock (S) ditentukan sebanyak 10 % dari permintaan dan
ukuran container C adalah 10 unit.
Banyaknya set kartu kanban adalah:
8 x4(1 0.1) 35.2
k 3.52
10 10
Dalam kasus ini, maka dibutuhkan 4 kanban card sets, dan 4 container of converter catalytic
dalam suatu sistem.
Untuk semua kasus, dalam menghitung k, maka akan selalu dibulatkan ke atas karena kita
selalu butuh bekerja dengan full containers.
BAB X I
SIMULATION SYSTEM
A. Pengantar
Dalam dunia manufaktur, simulasi digunakan untuk menentukan skedul produksi,
inventory level, dan prosedur maintenance, merencanakan kapasitas, proses dan
banyak lagi. Dalam dunia jasa, simulasi banyak digunakan untuk menganalisa barisan
antrian dan penjadwalan.
Start
Define problem
Evaluate Results
Validation
Stop
Contoh ke 1:
Manajer supermarket harus memutuskan banyaknya tempat susu yang harus di_order setiap
minggunya yang bervariasi dari 14 sampai 18 setiap minggunya. Dari catatan historisnya,
manajer telah menentukan frekuensi permintaan tempat susu selama 100 minggu.
Solusi:
Tujuan dari teknik Monte Carlo adalah untuk menghasilkan variabel random dengan
melakukan sampling dari distribusi probabilitas, P(X).
Setelah disusun seperti ini, maka permintaan berdasarkan random number selama 15 kali
adalah sebagai berikut:
Dan, data ini sekarang sudah bisa digunakan untuk menghitung estimasi rata – rata demand
per week:
Estimated average demand = 241/15 = 16.1 tempat susu per minggunya.
Ternyata, hasilnya tidak berbeda jauh dengan apa yang telah disimulasikan.
Contoh ke-2: Simulasi Sistem Persediaan dengan Permintaan yang tak tentu dan Lead Time
6 3 93 4 3 0 1 No - 0
7 0 46 2 0 0 2 No - 0
8 5 34 2 2 3 0 Yes 21 1
9 3 22 1 1 2 0 No - 0
10 7 79 3 3 4 0 No - 0
Dengan demikian:
Average lost sales = 4/10 = 0.4 units
Average ending inventory = 24/10 = 2.4 units
C.2 Disadvantages:
Sistem yang telah dibentuk untuk simulasi belum tentu memberikan jawaban
yang memuaskan
Tidak ada satu cara pun yang dapat membuktikan bahwa simulasi merupakan
alat yang handal.
Membuat model simulasi dapat menghabiskan waktu dari satu jam sampai
dengan 100 tahun. Sistem yang kompleks dapat menjadi mahal dan
membutuhkan waktu yang sangat panjang
Simulasi dapat menjadi kurang akurat dibandingkan dengan model matematik
karena bekerja berdasarkan sistem acak
Jumlah waktu yang dikerjakan oleh computer menjadi lebih lama untuk
menjalankan sistem yang kompleks
Teknik simulasi ketika sedang dikerjakan kurang terstandarisasi, oleh karena
itu sistem yang sama bila dikerjakan oleh orang yang berbeda dapat berbeda
juga
Untuk memiliha program simulasi, yang pertama tama adalah mengerti berbagai jenis
simulasi, kemudian me-review program tersebut di market untuk menemukan yang
paling sesuai dengan kebutuhan.
Adapun software simulasi yang diinginkan memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
1. dapat digunakan secara interaktif
2. mudah dimengerti dan mudah digunakan
3. memungkinkan modul untuk dibuat dan dihubungkan, dengan demikian tidak
mengganggu sistem yang sedang berjalan
4. memungkinkan pengguna untuk menulis rutinitas sendiri.
5. dapat beroperasi seperti analisis statistik
6. memiliki kemampuan makro, seperti kemampuan untuk mengembangkan
mesin
7. memiliki kemampuan aliran material, seperti perpindahan material dan orang,
program ini harus mampu untuk memodelkan truk, conveyor, cranes, dsb.
8. bisa menghasilkan output statistik yang standar, seperti cycle time, utilization,
dan waktu tunggu
9. memungkinkan berbagai macam alternative analisis data baik untuk input
maupun output data.
10. memiliki kemampuan animasi seperti grafik
11. memungkinkan pengguna untuk menemukan kesalahan (error).
BAB X II
COST ESTIMATING
A. Pengantar
Estimate is a judgment, opinion, forecast, or prediction.
A cost estimate is a judgement or opinion of the cost of a process, product, project or
service. It is a prediction or forecast of what a work output or work activity will cost.
Price = Cost + Profit
Ada 4 output atau 4 area kerja dimana aktivitas dapat dikategorikan
1. proses
2. produk
3. proyek
4. jasa
1. Proses
Industri proses dikarakteristikan dengan investasi yang besar pada peralatan,
penggunaan energi yang besar, dan kepentingan melindungi lingkungan dari
polusi.
Contoh industri proses: aluminium, semen, kaca, keramik, tambang, gas, oli,
plastic, karet, powder metallurgy, welding, baja, waste treatment, water
treatment, dll
2. Produk
Produk merupakan barang komersial yang dijual dalam bentuk kuantitas kepada
pengguna. Elemen penting dalam biaya produk adalah iklan, pemasaran,
distribusi, pelayanan dan biaya operasional.
Contoh produk: produk militer (amunisi), produk otomotif, minuman, kamera,
material bangunan, produk elektronik, produk makanan, computer, dll
3. Proyek
Proyek merupakan aktivitas multidisiplin. Pada proyek dibutuhkan orang – orang
yang memiliki kemampuan estimasi yang baik karena ada faktor yang tidak
diketahui. Karena proyek ini berukuran besar dan membutuhkan dana yang
besar, maka proyek ini seringkali didukung atau didanai oleh pemerintah.
Contoh proyek: proyek angkasa luar (aerospace), konstruksi Bandar udara,
bangunan komersial, bendungan, jalan tol, jembatan, reactor nuklir, mass transit,
sistem persenjataan, dll.
4. Services / Jasa
Service adalah aktivitas intensitas tenaga kerja yang memberikan bantuan
kepada industri swasta, komersial atau industri pengguna. Harga, biaya, dan
kompetisi merupakan faktor yang penting dalam memberikan jasa.
Contoh industri jasa: perbaikan listrik, arsitektur, perbaikan otomotif, laundry,
konsultasi, medis/ perawatan gigi, bank, asuransi, pelayanan hokum, perawatan
kesehatan, fotografi, percetakkan, pengiriman, transportasi, dll.
B. Basic Ingredients
1. Labor Hours / Jam Kerja: biasanya diestimasikan berdasarkan keterampilan.
2. Material dan subkontrak: biasanya dapat dikategorikan sebagai komponen,
bahan baku, peralatan, dan biasanya dalam estimasi semuanya mengacu ke
material.
3. Travel cost: biaya travel biasanya diluar gaji
4. Biaya Langsung yang lain (other direct cost) mencakup pelayanan computer,
pelatihan
5. Biaya buruh/tenaga kerja: untuk mengkonversi jam buruh ke biaya buruh,
maka dibutuhkan labor rate. Beban buruh biasanya termasuk bonus, asuransi
kesehatan
6. Biaya administrasi (upah buruh)
7. Biaya tidak langsung: bonus, asuransi kesehatan, vacation, biaya inventory,
biaya kemasan, biaya penyimpanan, dll
8. Fee atau Profit
Ilustrasi
1 100.0
2 90.0 120.0
4 81.0 100.0
8 72.9
80.0
16 65.6
32 59.0 60.0
64 53.1 40.0
20.0
0.0
1 2 3 4 5 6 7
Learning curve theory pertama kali digunakan tahun 1940-an dan 1950-an,
pada saat pekerjaan dilakukan oleh pekerja yang memiliki ketrampilan.
Pada saat ini, learning curve kurang tepat digunakan pada area automation,
robotics, CAD, Computer aided engineering.
g. Staffing Methods: biasanya didasarkan pada individu yang
berpengalaman tinggi di bidangnya.
h. Statistical & Parametric estimating
4. Needed Skills
a. Business and Finance Skiills
Keahlian ini sangatlah penting untuk proses estimasi; pengetahuan
prosedur accounting diperlukan untuk mengkonversi jam kerja dan
estimasi material menjadi lebih terkonsolidasi
BAB X III
FINANCIAL* ANALYSIS
Contoh: sebuah perusahaan memiliki mesin bubut yang sedang rusak akan tetapi
diperlukan untuk beroperasi, sehingga perbaikkan diperlukan. Akan tetapi biaya
untuk perbaikkan ini terhindarkan jika perusahaan membeli mesin baru. Avoidable
costs are an example of how it is possible to save money by spending money.
A.8. Depreciation
Adalah metode untuk mengalokasikan biaya dari perlengkapan modal. Nilai
dari asset modal: gedung, mesin, dll, menurun seiring dengan usia kegunaannya
(useful life) meningkat.
Amortisasi dan depresiasi sering digunakan bergantian. Menurut kesepakatan
(convention), depresiasi mengacu pada alokasi biaya yang diakibatkan karena
deteriosasi secara fisik ataupun fungsi dari asset, seperti gedung ataupun
perlengkapan; sedangkan amortisasi mengacu pada alokasi biaya untuk asset yang
intangible selama periode useful life, seperti paten, franchises, goodwill, dan leases.
Contoh:
Sebuah mesin seharga $10.000 mempunyai estimasi hidup 10 tahun. Dan akan
terdpresiasi sebesar $1.000 per tahun selama 10 tahun. Jika estimasi nilai sisa pada
akhir tahun ke-10 adalah $1.000, maka besarnya depresiasi tahunan adalah:
$10.000 $1.000
$900
10
Dalam kasus apapun, nilai asset tidak pernah dikurangi sampai lebih kecil dari nilai
sisanya. Sebagai catatan, depresiasi didasarkan pada full cost, bukan pada cost
dikurangi dengan nilai sisanya.
Tahun Total opr Cost / opr Biaya dpcr Acm. Dpcr End BV
1 150,000 0.1 15000 15000 85000
2 300,000 0.1 30000 45000 55000
3 200,000 0.1 20000 65000 35000
4 200,000 0.1 20000 85000 15000
5 100,000 0.1 10000 95000 5000
6 50,000 0.1 5000 100000 0
Metode ini, biaya depresiasi terhadap aktual penggunaan menjadi lebih akurat, tapi
yang dikawatirkan, adalah adanya improvisasi teknologi akan menyebabkan mesin
kuno, dan nilai buku tidak merefleksikan nilai yang sebenarnya.
Activity based costing disebut juga transactions costing, dan keuntungannya adalah
meningkatkan traceability dari biaya overhead, sehingga unit cost data yang
dihasilkan menjadi lebih akurat untuk manajemen.
Keputusan investasi dibuat dengan mengacu pada the lowest acceptable rate of
return pada investasi tersebut.
Secara pasti, investasi tidak akan dibuat jika return minimal sama dengan cost of
capital.
Interest _ paid
Cost of Short Term Debt =
Pr oceeds _ received