Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reklamasi di Teluk Benoa, Bali menjadi isu hangat. Pro dan kontra yang
timbul menjadi topik yang patut diperbincangkan karena berbagai pertimbangan
jika rencana proyek itu dibangun. Berbagai kajian dilakukan mengenai layak atau
tidaknya dilakukan proyek reklamasi serta dampaknya ke depan. Biasanya
reklamasi ini dilakukan karena pertumbuhan penduduk yang tinggi dan kebutuhan
daerah lahan yang meningkat pesat, tetapi mengalami kendala keterbatasan ruang
dan lahan untuk mendukung pertumbuhan yang tinggi, sehingga proyek reklamasi
diperlukan untuk meningkatkan daya tampung dan daya dukung lingkungan,
terutama di wilayah yang strategis dimana terjadi aktivitas perekonomian yang
padat.
Kegiatan reklamasi menimbulkan banyak dampak positif maupun negatif
terhadap kelestarian lingkungan, pertumbuhan ekonomi dan budaya Bali. Banyak
masyarakat yang pro maupun kontra terhadap kegiatan reklamasi ini. Tetapi jika
reklamasi dilaksanakan mengikuti prinsip-prinsip reklamasi dan dengan
komunikasi dan koordinasi yang sesuai dari segenap lembaga masyarakat, tujuan
dari reklamasi yang untuk memajukan suatu wilayah dan tidak mengesampingkan
kelestarian lingkungan bisa tercapai, sehingga manfaat reklamasi akan dirasakan
bagi masyarakat Bali, baik itu di sektor ekonomi, pariwisata, budaya ataupun
kelestarian lingkungan.
Berawal dari lahirnya keputusan Gubernur Bali tentang kebijakan
Pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan rekomendasi izin pemanfaatan, sudah
melalui proses dan mekanisme pembahasan, mulai dari permohonan yang diajukan
investor, rekomendasi DPRD Provinsi Bali, hingga turunnya keputusan Gubernur.
Rekomendasi tersebut masih memerlukan beberapa kajian pendukung, sinkronisasi
dan harmonisasi dengan peraturan perundang-undangan, serta beberapa tahapan
perizinan yang wajib dimiliki oleh investor, dimana izin-izin tersebut menjadi
kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota. (Diunduh pada tanggal 05 Mei 2016,
pukul 13.30 WIB, http://birohumas.baliprov.go.id/).

1
Selain karena proses penerbitan izinnya secara diam-diam, dan manipulatif,
penerbitan izin tersebut juga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
di atasnya, yaitu Perpres No 45 Thn 2011 tentang tata ruang kawasan perkotaan
Sarbagita, di mana kawasan teluk benoa termasuk kawasan konservasi; serta
Perpres No 122 Thn 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil yang melarang reklamasi dilakukan di kawasan konservasi. Di akhir masa
jabatannya sebagai Presiden, SBY mengeluarkan Perpres No 51 Thn 2014 Tentang
Perubahan Atas Perpres No 45 Thn 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan SARBAGITA yang intinya mengubah status konservasi TelukBenoa
menjadi zona penyangga atau kawasan pemanfaatan umum. Penerbitan Perpres No
51 Thn 2014 menghapuskan pasal-pasal yang menyatakan Teluk Benoa adalah
kawasan konservasi sebagaimana yang disebutkan di dalam pasal 55 ayat 5 Perpres
No 45 Thn 2011 serta mengurangi luasan kawasan konservasi perairan dengan
menambahkan frasa “sebagian” pada kawasan konservasi Pulau Serangan dan
Pulau Pudut. Hal tersebut menyebabkan kawasan konservasi di wilayah
SARBAGITA menjadi berkurang luasannya.Perpres No 51 Thn 2014 lahir hanya
untuk mengakomodir rencana reklamasi Teluk Benoa seluas 700 ha. Pasca
penerbitan Perpres 51 tahun 2014 kemudian PT. Tirta Wahana Bali International
(PT. TWBI) juga mengantongiizin lokasi reklamasi nomor 445/MEN-
KP/VIII/2014dari Menteri Kelautan dan Perikanan di kawasan perairan Teluk
Benoa yang meliputi Kabupaten Badung dan Kota Denpasar Provinsi Bali seluas
700 hektar (Diunduh pada tanggal 05 Mei 2016, pukul 13.30 WIB,
http://www.forbali.org/)
Pihak pro dan kontra terhadap reklamasi Teluk Benoa menjadi fenomena
sosial di masyarakat. Salah satu pihak yang menolak membentuk sebuah forum
yaitu ForBALI adalah aliansi masyarakat sipil Bali lintas sektoral yang terdiri dari
lembaga dan individu baik mahasiswa, LSM, seniman, pemuda, musisi, akademisi,
dan individu-individu yang peduli lingkungan hidup dan mempunyai keyakinan
bahwa reklamasi Teluk Benoa adalah sebuah kebijakan penghancuran Bali. Aliansi
ini menolak keras tentang reklamasi karena dampak negatif yang dihasilkan serta
minimnya partisipasi publik dalam terbitnya Perpres 51 tahun 2014. Sebuah kalimat

2
bisa terungkap bukan hanya karena ada orang yang membentuknya dengan
motivasi atau kepentingan subjek tertentu. Terlepas dari apa pun motivasi atau
kepentingan orang ini, kalimat yang dituturkannya tidak dapt dimanipulasi semau
– maunya oleh yang bersangkutan.
“Kalimat itu hanya dibentuk, hanya akan bermakna, selama ia tunduk pada
sejumlah “aturan” gramatika yang berada di luar keamuan, atau kendali
si pembuat kalimat. Aturan-aturan kebahasaan tidak dibentuk secara
individual oleh penutur yang bagaimanapun pintarnya. Bahasa menjadi
milik bersama di ruang publik (Alex Sobur, 2009:46).”
Sebagai suatu alat untuk menyampaikan berita, penilaian, atau gambaran umum
tentang banyak hal. Media mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai
institusi yang dapat membentuk opini publik, antara lain, karena media juga dapat
berkembang menjadi kelompok penekan atas suatu ide atau gagasan, dan bahkan
suatu kepentingan atau citra yang dia representasikan untuk diletakan dalam
konteks kehidupan yang lebih empiris (Alex Sobur, 2009:31&46).
TRIBUNnews.com situs berita yang dikelola PT Tribun Digital Online,
divisi koran daerah Kompas Gramedia (Group of Regional Newspaper). situs berita
ini menyajikan berita-berita nasional, regional, internasional, olahraga, ekonomi
dan bisnis, serta seleb dan lifestyle. TRIBUNnews.com juga menyajikan halaman
digital paper dari koran-koran Tribun Network. Berbeda dari epaper yang
merupakan replika dari edisi cetak, digital paper merupakan koran yang hanya
terbit secara online dalam format digital. bali.tribunnews.com merupakan situs
berita regional yang memberikan informasi tentang berita-berita di daerah Bali.
Biarpun media tersebut tidak menjadi media yang terbaik dan terkenal di Bali tetapi
media tersebut merupakan salah satu media yang memilki situs web atau halaman
digital selain edisi cetak serta media tersebut masih update hingga saat ini
memberitakan tentang reklamasi Teluk Benoa.
“Keberadaan media menjadi tak lepas dari perkembangan masyarakat itu
sendiri, artinya untuk memahami bagaimana sebuah media berkembang
akan terkait dengan keterkaitannya pada situasi dan kondisi
masyarakatnya. Kekuasan yang menguasai media berimplikasi pada

3
bagaimana khalayak berkembang dengan media di sekitarnya atau di
bangunnya (Deddy Mulyana, 2010:41).”
Dalam website tersebut terdapat informasi dan berita-berita seputar kegiatan serta
mengenai perkembangan seputar peristiwa yang terjadi di Provinsi Bali. Salah
satunya tentang reklamasi di Teluk Benoa, Bali. Reklamasi tidak hanya menjadi
berita yang sedang hangat dibicarakan di daerah Bali saja tetapi menjadi berita
nasional bahkan hingga internasional ikut membicarakannya. Terdapat dempat
berita di dalam website bali.tribunnews.com, yaitu reklamasi, anggota DPD RI ini
ingatkan Pemprov Bali tidak lempar bola soal reklamasi Teluk Benoa, mitos
mitigasi bencana pada reklamasi Teluk Benoa dibedah di sini, lawan dan tolak
reklamasi, 15 menit Tol Bali Mandara lumpuh total.
Pemilihan berita reklamasi Teluk Benoa ini sebagai berita utama menjadi
tolak ukur akan pentingnya khalayak mengetahui informasi berita tersebut. Hingga
sekarang Pro dan kontra menjadi wacana yang patut diperbincangkan. Hal tersebut
perlu dibicarakan karena reklamasi dipengaruhi oleh kepentingan politik dan
adanya permainan oleh investor. Sehingga perdebatan antara pro dan kontra
semakin ramai di media massa. Menurut pihak yang kontra, reklamasi ini akan
berdampak kepada berbagai masalah seperti ancaman kerusakan pada lingkungan
ekosistem laut dan reklamasi ini hanyalah tujuan investor yang dimana disebutkan
reklamasi berkedok revitalisasi. Berbeda dengan pihak pro, reklamasi berfungsi
untuk mengurangi dampak bencana alam dan iklim global, meningkatkan tingkat
ekonomi dalam bidang destinasi wisata dengan menciptakan ikon pariwisata baru
bagi Bali.
“Pengucapan tidak dapat diterima secara apa adanya meskipun telah
memenuhi kaidah-kaidah sintaksis dan semantik. Tetapi, ia masih
memerlukan penafsiran-penafsiran melalui struktur makna dari
pembicaranya (Hikam, dalam Latif dan Ibrahim, ed., 1996:81).”
Kecurigaannya di dalam website bali.tribunnews.com apakah memiliki
tujuan untuk mendukung pemerintah atau sebaliknya terkait dengan aspek ekonomi
politik. Bagaimanakah website tersebut media yang netral dengan memberitakan
mengenai wacana reklamasi Teluk Benoa apakah memiliki tujuan tertentu dan

4
pemberitaan sudah sesuai fakta. Berdasarkan pandangan tersebut bisa diketahui
mengapa interpretasi sebagai metode pengungkapan makna yang terdapat dalam
wacana, perilaku, dan tindakan menjadi demikian penting dalam upaya mengetahui
subjektivitas dan intersubjektivitas. Untuk dapat memahami tindakan tersebut
dengan baik, kita harus memahami juga motif dasarnya dengan cara menempatkan
diri kita pada posisi mereka.
“Wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat, atau ada yang
mengartikan sebagai pembicaraan atau diskursus, dalam arti yang lain
wacana adalah komunikasi secara umum, terutama sebagai studi atau
pokok telaah (Alex Sobur, 2002:9).”
“Analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang terdapat
dalam komunikasi bukan terbatas pada penggunaan kalimat atau bagian
kalimat, fungsi ucapan, tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih
kompleks dan inheran yang disebut wacana (Littlejohn, dalam Sobur,
2009:48).”
Analisis wacana yang digunakan oleh peneliti adalah analisis wacana
khususnya analisis wacana kritis Theo Van Leeuwen. Model penelitian digunakan
model Theo Van Leeuwen akan dilakukan dua tahap dalam menganalisa, yaitu
exclusion yang berarti dalam suatu teks berita ada aktor atau kelompok yang
dikeluarkan dari pemberitaan, dan strategi wacana apa yang dipakai untuk itu, serta
inclusion adalah proses dimana suatu pihak atau kelompok ditampilkan melaui teks.
Kemudian hasil dari analisis teks dikaitkan dengan ekonomi politik media. Analisis
tahap ini pada dasarnya ingin menggambarkan bagaimana wacana yang
dikembangkan dan disebarkan kepada khalayak. Oleh karena itu, berdasarkan
fenomena tersebut peneliti ingin mengangkat tentang reklamasi menjadi objek
penelitian. Berdasarkan latar belakang diatas maka peniliti merumuskan masalah
“Analisis Wacana Kritis Tentang Isu Reklamasi Teluk Benoa Dalam Website
bali.tribunnews.com”.

1.2 Fokus penelitian


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, fokus
penelitian dalam penelitian ini yaitu:

5
1) Bagaimana wacana tentang reklamasi Teluk Benoa terkait dengan aspek
ekonomi dalam website bali.tribunnews.com?
2) Bagaimana wacana tentang reklamasi Teluk Benoa terkait dengan aspek
politik dalam website bali.tribunnews.com?

1.3 Tujuan penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan keilmuan dan manfaat
praktis dari masalah yang diteliti, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan
sebagai berikut:

1) Penelitian ini berupaya untuk memahami lebih dalam wacana tentang


reklamasi Teluk Benoa terkait dengan aspek ekonomi dalam website
bali.tribunnews.com
2) Penelitian ini berupaya untuk memahami lebih dalam wacana tentang
reklamasi Teluk Benoa terkait dengan aspek politik dalam website
bali.tribunnews.com

1.4 Manfaat penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang
memerlukan referensi, maka penulis memaparkan kegunaan penelitian sebagai
berikut :
1) Aspek Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu komunikasi berkaitan dengan analisis teks media
khususnya metode analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis)
dalam melihat konstruksi pesan dalam sebuah media.
2) Aspek Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan
masukan kepada masyarakat khususnya pembaca tentang wacana
reklamasi yang diberitakan dalam website bali.tribunnews.com.

6
1.5 Waktu penelitian
Waktu penelitian di dilaksanakan pada bulan April 2016 – Oktober 2016.
Rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1 Waktu Penelitian

Bulan
NO Tahapan April Mei Juni Juli Agustus Sept Okt
2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016
Mencari
Informasi
1
Awal (Pra-
Penelitian)
Penyusunan
2 Proposal
Skripsi
Desk
Evaluation
3
Proposal
Skripsi
Pengumpulan
4
Data Primer
Pengumpulan
5 Data
Sekunder
Pengolahan
6
Analisis Data
Sidang
7
Skripsi
Sumber: Olahan Peneliti 2016

Anda mungkin juga menyukai