Anda di halaman 1dari 14

LEMBAR TUGAS MANDIRI (LTM)

TUGAS 1

Topik: Konsep sehat-sakit dan Konsep Komunitas


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
KeperawatanKomunitas 1

Oleh :
NAHDAH PURNAH NUGRAHA (70300117020)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019
LEMBAR TUGAS MANDIRI

KONSEP SEHAT SAKIT DAN KONSEP KOMUNITAS

A. KONSEP SEHAT SAKIT


1. Definisi Sehat
Sehat itu sukar didefinisikan, lebih-lebih untuk mengukurnya, dan sehat menjadi
keadaan yang bebas dari penyakit. Badan kesehatan dunia (WHO) sehat adalah suatu
keadaan yang lengkap dari sehat fisik,mental dan social, serta tidah hanya bebas
penyakit atau kecacatan, sehingga seseorang dapat bekerja secara produktif. Definisi
tersebut mengindikasikan adanya kisaran luas dari faktor yang mempengaruhi keshatan
individu atau kelompok, dan menyarankan bahwa sehat itu bukan konsep yang
absolute.
Sehat menurut ahli dijelaskan sebagai berikut:
a. WHO (1947)
Sehat suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun social serta
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
b. President’s Communision On Health Need Of Nation Stated (1953)
Sehat bukan merupakan suatu kondisi, tetapi merupakan penyesuaian,
bukan merupakan suatu keadaan tapi merupakan suatu proses. Proses
adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka, tetapi terhadap
lingkungan sosialnya.
c. Pender (1982)
Sehat merupakan aktualisasi (perwujudan) yang diperoleh individu melalui
kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain, perilaku yang sesuai
dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten. Sedangkan penyesuaian
diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan interitas social.
d. Payne (1983)
Sehat merupakan fungsi dari sumber-sumber perawatan diri (self care
resources ) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri secara adekuat.
2. Definisi Sakit
Pengertian sakit pada umumnya diartikan suatu keadaan yang tidak normal atau
lazim pada diri seorang. Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual,
social, perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan
terjadinya proses penyakit. Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit.
Beberapa definisi sakit yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
a. Parsors (1972)
Sakit dalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk
keadaan organism sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.
b. Pemons (1972)
sakit adalah gangguan fungsi normal individu sebagai sistem biologis dan
penyesuaian sosialnya. Sakit sebagai suatu keadaan dari bahan atau sebagian dari
organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.
c. Perkins
Sakit sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang
menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam aktivitas jasmani,
rohani dan social.
3. Indikator Sehat-Sakit
Berikut ini adalah indikator yang berhubungan dengan derajat kesehatan masyarakat :
1) 10 indikator menurut sistem kesehatan nasional atau 12 indikator menurut H.L.
blum :
a. Life span : yaitu lamanya usia harapan hidup dari masyarakat, atau dapat juga
dipandang sebagai derajat kematian masyarakat yanng bukan karena mati tua.
b. Disease or Infirmity : yaitu keadaan sakit atau cacat secara fisiologis dan
anatomis dari masyarakat
c. Discomfort or illness : yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan
somatik, kejiwaan maupun sosial dari dirinya
d. Disability or incapacity : yaitu ketidakmampuan seseorang dalam masyarakat
untuk melakukan pekerjaan dan menjalankan peranan sosialnya karena sakit
e. Participation in healthy care : yaitu kemampuan dan kemauan masyarakat untuk
berpartisipasi dalam menjaga dirinya untuk selalu dalam keadaan sehat.
f. Healthy behavior : yaitu perilaku nyata dari anggota masyarakat secara
langsung berkaitann dengan kesehatan
g. Ecologic behavior : yaitu perilaku nyata dari anggota masyarakat secara
langsung berkaitan dengan kesehatan
h. Social behavior : yaitu perilaku anggota masyarakat terhadapa sesamanya,
keluarga, komunitas, dan bangsanya.
i. Interpersonal relationship : yaitu kualitas komunikasi anggota masyarakat
terhadap sesamanya.
j. Reserver or positive health : yaitu daya tahan anggota masyarakat terhadapa
penyakit atau kapasitas anggota masyarakat dalam mengahdapi tekanan-
tekanan somatik, kejiwaan dan sosial
k. External satisfaction : yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap
lingkungan sosialnya meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi, transportasi
dan sarana pelayanan kesehatan yang ada.
l. Internal satisfaction : yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap seluruh
aspek kehidupan dirinya sendiri
2) Indikator sehat menurut WHO :
a. Indikator yang berhubungan dengan keadaan staus kesehatan masyarakat ,
meliputi :
- Indikator komprehensif, angka kematian kasar/CDR ( Crue Date Rate)
menurun, rasio angka kematian menurun ( mortlitas) , proporsional
menurun dan usia harapan hidup meningkat (life expectency rate)
- Indikator spesifik, angka kematian ibu dan anak menurun, angka kematian
karena penyakit menular menurun dan angka kelahiran menurun.
4. Karakteristik
Berikut adalah karakteristik sehat :
a. Adanya peningkatan kemampuan dari masyarakat untuk hidup sehat
b. Mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya health promotion,
health prevention, curative health dan rehabilitatif health
c. Berupaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan, terutama penyediaan sanitasi
dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan
mutu lingkungan hidup
d. Selalu meningkatkan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status
sosial ekonomi masyarakat berupaya selalu menurunkan angka kesakitan dan
kematian dari berbagai sebab dan penyakit
5. Perilaku Sehat
Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan
diri, penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi. Perilaku sehat ini
diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum
tentu mereka betul-betul sehat (Natoatmodjo,2010).
Perilaku sehat suatu respon seorang terhadap rangsang dari luar untuk menjaga
kesehatan secara utuh. Terbentuknya perilaku sehat disebabkan oleh tiga aspek antara
lain yaitu:
a. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia yang melalui proses belajar
atau hasil tabu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki.
Terbentuknya pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
persepsi terhadap objek.
b. Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek terntu
yang melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Sikap juga
merupakan suatu sindroma atau kumpulan gejala atau objek sehingga sikap
melibatkan pikiran,perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain.
c. Tindakan atau praktik semua kegiatan atau aktivitas dalam rangka memelihara
kesehatan seperti pengetahuan dan sikap kesehatan (Natoatmodjo,2007).
B. KONSEP KOMUNITAS
1. Definisi Komunitas
Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan oleh batasan geografi atau nilai
dan interes yang umum guna menciptakan norma, nilai dan interes yang umum guna
menciptakan norma, nilai dan sosial institusi(WHO, 1984). Komunitas digambarkan
sebagai tempat kumpul orang dan sistem sosial. Tempat terdiri dari lingkungan fisik
dan sosial, sedangkan kumpulan orang terdiri dari gambaran populasi termesuk jumlah,
komposisi tinglat pendidikan, dan lain-lain. Dan sistem sosial terdiri dari interaksi
individu, kelompok, keluarga dan masyarakat (Saunders, 1982).
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau saling
berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat hidup tertentu yang berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas
bersama (Koentjoraningrat, 1990). Masyarakat atau komunitas adalah menunjuk
pada bagian masyarakat yang berempat tinggal disuatau wilayah dengan batas-batas
tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interkasi yang lebih besar dari
anggota-anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya
(Soedjono, Soekanto, 1992).
2. Fungsi Komunitas
Terdapat 5 fungsi komunitas menurut (Kozier, dkk, 1997)
a. Produksi, distribusi, konsumsi dan pelayanan yang baik. Berkaitan dengan
penyediaan kebutuhan ekonomi anggota masyarakat. Fungsi tersebut tidak hanya
terbatas pada makanan dan pakaian saja tetapi juga persediaan air, listrik,
keamanan,proteksi kebakaran dan pembuangan sampah.
b. Sosialisasi merupakan suatu proses yang halus dalam perpindahan/pertukaran
nilai, pengetahuan, budaya dan berbagai keterampilan lain. Komunitasmembuat
lembaga, seperti keluarga, rumah ibadah, media organisasi sosial dan lain-lain
yang sangat erat kaitannya dengan sosialisasi.
c. Kontrol sosial dilaksanakan untuk menjaga kestabilan komunitas. Penerapana
hukum yang ditunjang dengan kekuatan kepolisian , regulasi kesehatan publik
untuk mengimplentasikan perlindungan masyarakat dari penyakit.
d. Interpartisipasi sosial membuat kegiatan masyarakat harus diatur dengan
hubungan kerjasama untuk memenuhi kebutuhannya. Demikian juga yang terjadi
dalam keluarga, rumah ibadah, dan organisasi lainnya.
e. Dukungan mutualistis terlihat pada penanganan bantuan dalam menyiapkan
sumber-sumber pada waktu sakit atau bencana.
3. Pendekatan Pencegahan Kesehatan (Tujuan,Strategi Dan Pelayanan
Kesehatan Utama).
Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup
kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga
tingkat yaitu (Mubarak, 2009) :
a. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian penyakit sebelum
terjadi karena itu pencegahan primer mencakup peningkatan derajat kesehatan
secara umum dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara umum
mencakup pendidikan kesehatan baik pada individu maupun kelompok.
Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang melindungi individu
melawan agen-agen spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling umum
yaitu memberikan imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi
bayi dan balita.
b. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih awal
dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor resiko
dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan
puskesmas.
c. Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan stadium
dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar dapat secara
optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan
fisik pada penderita patah tulang.

Dalam Efendi Ferry dan Makhfudli (2009) dijelaskan strategi intervensi


keperawatan komunitas antara lain :

a. Proses kelompok (group process)


Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar
dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu,
media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan
sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan
sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit
tertentu, maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah
kesehatan melalui proses kelompok.

b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)


Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori
dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi,
perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok
atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu
”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya
mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai
persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih
cepat.

Berikut ini Pelayanan Kesehatan Utama dalam keperawatan komunitas


1. Pengertian
Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan
kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dari social yang dapat diterima secara
umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat (Nasrul Effendy,
1998). PHC merupakan upaya kesehatan primer yang didasarkan kepada metode dan
teknologi yang praktis, ilmiah dan dapat diterima secara social, terjangkau oleh
semua individu dan keluarga, dalam masyarakat melalui partisipasinya yang penuh,
serta dalam batas kemampuan, penyelenggaraan yang dapat disediakan masyarakat
dan pemerintah di setiap tahap pembangunan, dalam semangat kemandirian (WHO
& UNICEF, 1978).
2. Tujuan PHC
a. Tujuan umum
Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang
menerima pelayanan.
b. Tujuan khusus
1) Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
2) Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
3) Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani
4) Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber-
sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
3. Elemen Kegiatan-Kegiatan PHC dapat berupa
a. Pendidikan kesehatan
b. Perbaikan gizi dan makanan
c. Penyediaan air dan sanitasi
d. Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak
e. Imunisasi
f. Pencegahan dan pengawasan penyakit-penyakit endemic
g. Pengobatan
h. Penyediaan obat-obatan pokok
Perawatan mata

C. INTEGRASI KEILMUAN TERKAIT MASALAH KESEHATAN DAN PERILAKU


SEHAT BERDASARKAN AL-QUR’AN DAN HADIST
Telah disinggung bahwa dalam tinjauan ilmu kesehatan dikenal berbagai jenis
kesehatan, yang diakui pula oleh pakar-pakar Islam. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
misalnya, dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai
“ketahanan jasmaniah, ruhaniah, dan sosial yang dimiliki manusia, sebagai karunia Allah
yang wajib disyukuri dengan mengamalkan (tuntunan-Nya), dan memelihara serta
mengembangkannya.Memang banyak sekali tuntunan agama yang merujuk kepada ketiga
jenis kesehatan itu. Dalam konteks kesehatan jasmani dan rohani banyak ayat maupun
hadits yang berkaitan dengan hal tersebut. Misalnya, salah satu sifat manusia yang secara
tegas dicintai Allah adalah orang yang menjaga kebersihan. Ada sebuah hadits yang
menganjurkan untuk berobat ketika tertimpa penyakit, Dari Usamah bin Syarik r.a bahwa
Rasulullah SAW bersabda:

Aku pernah berada di samping Rasulullah SAW. Lalu datanglah serombongan Arab
dusun. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat?” beliau
menjawab: “iya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah SWT tidaklah
meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu
penyakit”. Mereka bertanya: “penyakit apa itu?”, beliau menjawab: “penyakit tua”.
(H.R At-Tirmidzi)
Al-Qur’an juga mendidik hati manusia agar senantiasa dikendalikan, agar hati selalu sehat.
Dalam hidup, manusia senantiasa diberi cobaan oleh Allah. Hendaknya manusia menerima
segala musibah yang menimpa dengan perasaan tenang, bahkan ridha, tidak berputus asa
atau marah terhadap takdir. Karena hakikat musibah adalah sebagai bencana, musibah
sebagai ampunan, musibah sebagai balasan, musibah sebagai obat, musibah sebagai
dorongan hawa nafsu, musibah sebagai akibat kebodohan manusia, musibah demi kebaikan
manusia Walaupun yang menyembuhkan penyakit itu Allah, tetapi apabila seseorang
dalam keadaan sakit ia wajib berusaha menyembuhkannya dengan jalan berobat.

Kesehatan dan agama Islam merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Dalam
Islam banyak mengajarkan umatnya untuk berperilaku sehat. Bahkan Nabi Muhammad
SAW dalam berperilaku selalu memberikan contoh yang sehat, misalnya bidang kajian
thoharoh atau kebersihan dari najis ringan, sedang dan berat. Perilakunya seperti mandi
junub, berwudhu ataupun bertayamum. Dalam bidang makan dan minum seperti tidak
makan dari makanan yang tidak halal atau haram, makan dengan halal dan baik sebagai
persyaratan, minum dengan tempat yang bening dan trasparan, membaca do’a sebelum dan
baik. Perilaku bersosial dengan tetangga, perilaku mental, perilaku dalam keluarga dan
semuanya sudah diatur dalam Islam (jauhari, 2011).

Banyak materi dari Al-Qur’an maupun Hadist Nabi Muhammad SAW yang
membicarakan tentang kesehatan (Husin, 2014).Diantara perhatian Islam kepada
kesehatan, adalah perintah dan anjuran menjaga kebersihan.Demikian dapat dipahami, jika
pembahasan ulama fiqh dalam khazanah intelektual mereka selalu diawali dengan “Bab
Thaharah” Bahasan mengenai kesucian atau kebersihan, bersih dari hadats besar dengan
mandi junub, atau hadats kecil dengan berwudhu, bersih dari najis dan kotoran.Demikian
juga selain wudhu, syarat sah shalat adalah bersih pakaian, tempat dari segala najis dan
kotoran yang menodai.

Dalam Al_Qur’an surah al-Mudatsir ayat 4, Allah SWT berfirman : “Dan pakaianmu
bersihkanlah, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan
diri (QS al-Baqarah: 222). Disambung dalam QS at-Taubah ayat 108dimana, “Di dalam
(masjid) terdapat orang-orang yang bertaubat dan membersihkan diri, sesungguhnya Allah
suka kepada orang-orang yang selalu membersihkan diri”.

Demikian Rasulullah mengarahkan di banyak hadits-hadits beliau, antara


lain:“Kebersihan adalah sebagian daripada iman” (HR. Imam Muslim).“Kewajiban setiap
muslim adalah menggunakan satu hari dari tujuh hari untuk mencuci rambut dan
badannya” (HR. muttafaq ‘alaihi).“Barangsiapa yang memiliki rambut, hendaknya ia
merawatnya dengan baik” (HR. Abu Daud).“Sesungguhnya Allah Maha Indah mencintai
keindahan, Allah Maha Baik menyukai kebaikan, Allah Maha Bersih mencintai
kebersihan.Karena itu bersihkanlah teras rumah kalian dan janganlah kalian seperti orang-
orang Yahudi” (HR.Tirmizi)."Barangsiapa yang mengganggu orang-orang Islam di jalan
tempat mereka lewat, dia mesti mendapatkan laknat” (HR. Thabrani).Bentuk memelihara
kesehatan yang lain adalah perhatian kepada olah raga yang cukup. Salah satu catatan pada
jaman Rosululullah SAW terkait perlombaan lari, terdapat cerita dari shahabat Salamat bin
alAkwa’,“Ketika kami tengah berjalan, ada seorang lelaki dari Anshar yang tidak pernah
terkalahkan dalam pertandingan berjalan. Lalu dia bertanya: “Adakah orang yang dapat
menandingiku dalam lomba jalan ke Madinah?, adakah orang yang mau berlomba?
Kemudian saya jawab: “Apakah engkau sudah menghargai orang yang mulia dan tidak
takut pada orang yang tinggi derajatnya ? Dia menjawab: “Tidak, kecuali yang menantang
saya itu adalah Rasulullah saw. Salamah berkata lagi: “Saya berkata “wahai Rasulullah,
demi bapakku, engkau dan ibuku! Izinkanlah saya, saya yang akan berlomba melawan laki-
laki itu. Rasulullah menjawab: “ Terserah kamu”. Salamah berkata: “ Kemudia aku yang
memenangkan perlombaan jalan ke Madinah itu” (HR Imam Ahmad dan Imam Muslim).

Dalam hal sakit, Rosulullah SAW juga memberikan contoh untuk berusaha untuk
sembuh dengan cara berobat. Persepsi yang keliru tentang takdir mengakibatkan sikap anti
usaha dan tidak semangat terhadap upaya-upaya produkti. Dalam hal kesehatan dan proses
medis, ada yang beranggapan salah bahwa usaha itu bertentangan dengan takdir (ketentuan
Allah).Ketika ada seseorang bertanya kepada Rasulullah saw tentang pengobatan, katanya:
“Wahai Rasulullah, apakah obat-obatan, usaha menjaga kesehatan, tindakan preventif dari
penyakit, merupakan penolakan terhadap takdir Allah ? Rasulullah saw menjawab: “
Semua itu adalah takdir Allah juga (HR ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim).Tidak sekedar
anjuran teoritis, Rasulullah saw pernah memanggil tabib (dokter) untuk mengobati Ubay
bin Kaab. Rasulullah saw sendiri mendatangi seorang tabib saat sakit dan
mengataka,”Siapa di antara kalian yang paling pandai dalam ilmu pengobatan ? Salah
seorang mereka berkata: Apakah ilmu pengobatan (kedokteran) ada manfaatnya wahai
Rasulullah ? Rasulullah saw menjawab: Dzat yang menurunkan penyakit telah pula
menurunkan obatnya” (HR. Imam Malik dalam kitab al-muwatha’).Hadist Rosul
mengatakan,”Setiap penyakit itu ada obatnya, apabila penyakit itu telah kena obat, ia akan
sembuh dengan izin Allah swt” (HR Imam Muslim dan Ahmad).Karenanya, Rasulullah
SAW di dalam banyak hadits mengajarkan umatnya berdo’a minta kesehatan, keselamatan
diman hal tersebut bukan merupakan perlawanan terhadap takdir ketentuan Allah swt.Do’a
Rosullullah SAW saat sakit, “Ya Allah Robb manusia, hilangkan mara bahaya,
sembuhkanlah penyakaitku, Engkau adalah Dzat yang menyembuhkan. Tidak ada obat
dapat menyembuhkan melainkan obatMu, ia adalah obat yang tidak meninggalkan
penyakit, “Ya Allah, sehatkan badanku, sehatkan telingaku, sehatkan, penglihatanku,
jadikan semua itu pewaris hidupku”.

Hadist lain berkaitam dengan kesehatan masih banyak, salah satunya sabda Nabi
Muhammad SAW, “Ada dua anugerah yang karenanya banyak manusia tertipu, yaitu
kesehatan yang baik dan waktu luang.” (HR. Bukhari). Hadist lain dari Abu Darda berkata,
“Ya Rasulullah, jika saya sembuh dari sakit saya dan bersyukur karenanya, apakah itu lebih
baik daripada saya sakit dan menanggungnya dengan sabar?” Nabi saw menjawab,
“Sesungguhnya Rasul mencintai kesehatan sama seperti engkau juga menyenanginya.
”Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa bangun di
pagi hari dengan badan sehat dan jiwa sehat pula, dan rezekinya dijamin, maka dia seperti
orang yang memiliki dunia seluruhnya.”

Referensi

Aminah, Nina, Pendidikan Kesehatan Dalam Al-Qur’an, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2013.
Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperatan Komunitas Pengantar dan Teori.Jakarta:
Salemba Medika

Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2009. Ilmu Kesehatan Komunitas Teori dan Aplikasi.Jakarta:
Salemba Medika

Jauhari, I.2011. Kesehatan dalam Pandangan Islam. KanunJurnal Ilmu Hukum. No. 55, Th.
XIII pp. 33-57.ISSN: 0854-5499

Irwan.2017.Etika Dan Perilaku Kesehatan.Yogjakarta: CV.Absolut Media

Fakhruddin.2016. Hubungan tingkat pengetahuan sehat sakit dengan sikap mahasiswa


universitas Muhammadiyah Surakarta.Jurnal Kesmas.Vol.2 No.2
INSTRUMEN EVALUASI

1. Form Penilaian Lembar Tugas Mandiri (LTM) - Individu

Nama Mahasiswa :

NIM :

Kelas/Semester :

Topik :

No. Aspek Penilaian Bobot Nilai Nilai


1. 1. Isi dari LTM 50
a. Menjawab pertanya/masalah
b. Masalah dibahas dengan dalam
c. Penggunaan teori yang tepat dan jelas
d. Terkait antar topik dan pembahasan
e. Tidak plagiarisme
2. 2. Alur Penulisan 20
a. Mudah dipahami
b. Saling terkait antara paragraf
c. Saling terkait antar tema

3. 3. Format penulisa 10
a. Memperhatikan kaidah penulisan dan
EYD
b. Penulisan menggunakan format APA
c. Kerapihan penulisan
4. 4. Penggunaan refensi 10
a. Referensi jelas (teksbook/buku wajib
maksimal 10
tahun terakhir dan jurnal maksimal 5
tahun terakhir)
b. Jumlah referensi yang digunakan
c. Penggunaan referensi lain seperti berita
online, data
statistik, sumber harus tepat dan jelas.

5. 5. Waktu pengumpulan 10
Sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan

Total Nilai 100

Catatan :

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

Tanggal Dikumpulkan :

Dosen Pengampu :

Tanda Tangan : ............................................

Anda mungkin juga menyukai