KELOMPOK 5 :
1. Muh.Akbar (90100118026)
2. Sri maghfirah (90100118029)
3. Aninda Aprilia (90100118031)
4. Rismayanti (90100118033)
dalam akuntansi konvensional. Dalam entitas pondok pesantren, aset lebih dimaknai
sebagai harta yang pada hakikatnya bukan milik manusia melainkan sebatas titipan Allah,
sehingga harus dikelola dan dibelanjakan dijalan Allah. Kita sebagai hamba tidak
berkuasa penuh atas keberadaan herta tersebut, sehingga kita tidak berdaya jika sewaktu-
waktu Allah bosan menitipkan pada kita dan mengambilnya kembali. Baik dengan cara
baik-baik maupun dengan cara tidak baik. Itulah satu ajaran tentang hidup yang sudah
Entitas pondok pesantren menganggap aset sebagai suatu bentuk amanah yang telah
diberikan pada manusia dari Sang Khaliq, untuk dikelola dan dimanfaatkan dijalan yang
benar. Sebagai harta titipan, aset tersebut harus disucikan dengan cara bersedekah kalau
hal itu jumlahnya kurang dari nisab,dan wajib dikeluarkan zakatnya kalau itu sudah
masuk dalam nisab. Nisab merupakan batasan jumlah kekayaan yang sydah wajib
dikeluarkan zakatnya.
Karena aset dipandang sebagai amanah, maka sebagai umat islam yang taat, aset yang
dimilikinya harus diperoleh dan dibelanjakan dijalan Allah., sehingga apa yang mereka
lakukan ini sesuai dengan ajaran yang mereka yakini. Bahwa jika seseorang bisa
memagang amanah, maka mereka adalah golongan orang-orang yang beriman, dan
sebagai imbalan bagi orang-orang berimn adalah surga Firdaus, seperti yang telah
difirmankan Allah dalam surat Al-Mu’minuun[23] ayat 8,10 dan 11 yang artinya
Dan orang yang memlihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya (ayat 8)
(yakni) yang akan mewarisi surga firdaus, mereka kekal didalamnya (ayat 11)
beririentasi pada laba, tujuan utama dari keberadaan pondok pesantren adalah untuk
(dalam hal ini adalah pengasuh,pengurus,dan pengajar) tidak mendapatkan imbalan upah
yang selayaknya, seperti dalam sebuah perusahaan yang profit oriented. Apa yang mereka
kerjakan adalah atas dasar ibadah, sehingga apapun yang mereka kerjakan dilakukan
dengan penuh rasa ikhlas. Dalam menjalankan aktuvitasnya, para ponpes juga tidak lepas
pembiayaan. Sehingga, meskipun dalam bentuk yang sederhana, para pengelola pesantren
tersebut secara otomatis juga melakukan praktik akuntansi, tentunya model pondok
pesantren. Yang menginformasikan besarnya dana masuk, besarnya dana keluar dan
besarnya saldo.
sesuatunya dapat dengan mudah diliht oleh mata, sehingga mudah untuk menghitungnya.
Dengan kata lain bisa dinominalakan. Iurang wali santri meskipun bukan sumber utama
bagi keberhasilan hidup pesantren, tapi juga memberikan kontribusi materi yang cukup
sumbangan yang lebih besar dari umumnya. Dalam pesaantren untuk iuran dana dari wali
santri tidak ada standarnya, semua diminta atas dasar keikhlasan. Karena dengan begitu
dana yang diperoleh pesantren sebiasa mungkin merupakan dana yang halal berkah
(sehingga tidak ada unsur paksaan dalam mengeluarkan sumbangan, bahkan tidak
menyumbang pun tidak ada perbedaan perlakuan terhadap santri), begitu juga dana yang
berasal dari para donatur-donatur tetap maupun donatur musiman (donatur yang hanya
menyumbang pada saat acara-acara tertentu,misalnya pada tahun ajaran baru,atau pada
saat haflah atau perpisahan pondok pesantren). Semua itu adalah bentuk dari aset lahriah.
Dana-dana tersebut kemudian dialokasikan tiap tiap pos yang membutuhkan. Selain itu
digunakan untuk pengembangan sarana dan prasarana yang ada dalam pondok pesantren.
Bentuk aset lahriah yang lainnya berasal dari sumber kegiatan pendapatan ekonomi
dikelola oleh para pengurus pesantren. Keuntungan hasil ekonomi tersebut telah
dikurangi dengan biaya-biaya yang terkait dan menjadi laba bersih, semua akan
ini tidak berwujud dan berasal dari dalam diri pribadi tiap-tiap pengelola pondok
pesantren. Yang termasuk dalam aset batiniah ini menurut merekaadalah amanah yang
Aset batiniah merepukan penyebutan dari bentuk kekayaan yang sifatnya tidak kasat
mata, bentuk aset ini berasal dari hati nurani setiap insanm dan kemudian tercermin dari
kepribadian dan perilaku. Amanah dan ikhlas itulahndua aset dalam batiniah yang
menurut entitas pondok pesantren sangat besar pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup
setiap keputusan yang diambil oleh para pengelola dalam segala hal.
Karakter amanah yang sudah melekat pada manusia akan membimbingnya untuk
selalu berhati hati dalam mengerjakan segala sesuatu dengan penuh tanggung jawab.
Begitu juga sengan ikhlas karakter ini akan membentuk pribadi yang santun karena apa
yang mereka kerjakan semata-mata karena Allah. Amanah dan ikhlas itu merupakan dua
hal yang selalu ditekankan dalam lingkungan pondok pesantren, karena dua karakter ini
jika sudah tertanam pada jiwa tiap-tiap individu, maka pekerjaan yang berat sekalipun
akan terasa ringan kalau dijalankan dengan penuh rasa tanggung jawab. Faktor
kebersamaan dan rasa ingin memiliki pesantren, telah memupuk loyalitas mereka,
sehingga dalam menjalankan aktivitas kesehariannya akan berjalan secara otomatis tanpa
didentifikasi secara fisik. Sehingga dapat dihitung atau dinilai dengan uang. Aset lahiriah
merupakan bentuk kekayaan yang ada wujudnya atau tampak oleh mata, yang bisa
digunakan untuk kesejahteraan pondok pesantren secara keseluruhan. Wujud artinya ada
atau kelihatan. Maka dapat dihitung beberapa aset lahiriah yang dimiliki pondok
Jenis aset semacam itu menurut para pengelola pesantren agar benar-benar amanah
adalah amanah dari tuhan yang digunakan sebagai alat mensejahterakan umat. Sehingga
dalam membelanjakannya harus sesuai aturan dan ajaran agama islam. Salah satu bentuk
pengaturab dalam pemakaian harta adalah dengan adanya perintah zakat bagi harta yang
sudah wajib dikeluarkan zakatnya. Hal itu telah diperintahkan allah dalam QS.Al-A’laa :
14 sebagai cara untuk membersihkan diri dari harta yang tidak halal. Atau dengan adanya
anjuran bersedekah pada pihak-pihak yang berhak menerimanya untuk mensucikan harta
tersebut, karena sebenarnya ada hak-hak mereka dalam harta yang kita peroleh.
ASET Lahiriah
ini sumbernya banyak, berasal dari berbagai jenis usaha yang dilakukan oleh pesantren,
selain iuran dari wali santri, dana dari kantong pribadi kiai, sumbangan dari para
simpatisan yang jelas sumbernya. Dan berbagai hibahnyang tidak mengingat dari instansi
manapun. Untuk iuran dari wali santri biasanya pesantren salaf tidak menetapkan
beberapa jumlah yang harus dibayar setiap santrinya, melainkan semampunya. Banyak
juga para wali santri yang tidak membayar ajeg (rutin) bagi setiap bulannya tapi tidak
Sehingga kembali pada komitmen awal berdirinya pesantren, yaitu untuk memperbanya
numat Nabi Muhammad Saw. Yang menegerti tentang agama secara utuh yang mendalam
serta mampu mengamalkannya secara istiqamah. Karena menurut mereka itu merupakan
bekal utama dalam mengarungi hidup bisa mengendalikan manusia dari hawa nafsu yang
terkadang menyesatkan.
Bagi pondok pesantren yang terpenting dana tersebut harus diperoleh dari sumber dan
proses yang halal sehingga membawa keberkahan. Pada umumnya pondok pesantren
salaf dalam menggali dana untuk aktivitas pesantren, tidak semata-mata mengandalkan
sumber dana dari wali santri maupun donatur yang simpati saja, melainkan banyak
sumber. Pondok pesantren juga memiliki kegiatan atau usaha ekonomi yang bersifat
profit orinted, dimana keuntungan dari usaha ekonomi tersebut tujuan utamanya untuk
memenuhi dana pondok pesantren. Usaha ekonomi yang dijalankan pada umumnya
dalam kategori usaha profit oriented. Dalam mengakui keuntungan yang diperolehnya,
sebelum masuk kas pesantren biasanya dikurangi terlebih dahuku biaya biaya yang
melekat pada usaha tersebut, termasuk upah untuk pengelola dan yang terpenting adalah
kedalam pesantren. Rezeki yang berkah akan jauh lebih baik dibandingkan dengan rezeki
melimpah tetapi tidak berkah, biasanya jenis rezeki yang semacam itu diperoleh diperoleh
dengan cara yang tidak halaldan akan selalu mendatangkan bala’ atau bencana. Segala
sesuatu yang mengandung unsur berkah memang tidak bisa dirasionalkan, tapi hal itu
benar adanya bukan sekedar keyakinan semata. Hal itu juga dijelaskan dalam firman
Allah yang intinya bersedekahlah dijalan allah, maka akan dilipat gabdakan hartamu dari
sumber yang tidak diduga-duga datangnya. Ajaran itulah yang diyakini dan diamalkan
para pengelola pondok pesantren salaf dalam pengelola aset yang dimilikinya untuk
membesarkan pesantren. Adapun sumber aset lahiriah dalam entitas pondok pesantren
masuk dalam kategori jenis usaha yang profit oriented, semua jenis usaha tersebut
dikelola dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab (amanah). Kebanyakan mereka
tidak mengharapkan imbalan berupa materi (upah) tetapi semua dijalankan dengan
meskipun tidak sebanding dengan pekerjaan yang merke lakukan. Amanah dan
ikhlas merupakab tujuan utama bagi mereka dalam mendapatkan berkah dan
kiainya. Hal itu merupakam cermin dari kepatuhan santri pada kiai.
hibah yang tidak mengika. Satu hal yang menjadi perhatian para kiai dalam
menerima jenis bantuan adalah, bahwa dana tersebut harus jelas, halal dan tanpa
tendensi apa pun. Adapun jenis-jenis dana yang bersifat non profit oriented
tersebut bisa berupa iuran wali santri, bantuan dari donatur, dan hibah yang tidak
mengikat.
memengaruhi, ketika sesoarang memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi, maka secara
mental dia memiliki kepribadian yang baik pula. Karena orang yang tingkat
spiritualitasnya tinggi, bertindak sesuai dengan ajaran islam dan tidak berdasarkan logika
isi hati dan fikiran orang tersebut. Pondok pesantren selain tempat menuntut ilmu jagama
juga merupakan tempat untuk menggembleng mental para santrinya agar bisa menjadi
manusia yang amanah. Karena hanya seorang amanah bisa memegang sebuah tanggung
jawab, apapaun bentuk tanggung jawab itu jika dijalankan dengan penuh amanah maka
sampailah pada tujuan yang diinginkan, tentunya dengan izin Alllah Swt.
Unsur amanah ini dinilai para kiai sebagai aset yang penting dibandingkan dengan
aset-aset yang lain berupa materi. Karena pribadi yang amanah merupakan sifat yang
harus dimiliki oleh setiap manusia sebagai khalifatullah fil ardhi. Karena tidak akan
tercapai kemaslahatan jika para pemimpin di muka bumi tidak memiliki kepribadian
tersebut. Dari pribadi-pribadi yang amanah itulah terletak kesuksesan sebuah institusi
atau organisasi. Seperti yang dijelaskan dalam surah Al-Maidah sebagai berikut:
Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra
Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.
Mereka satu sama lain tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat.
Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu (QS Al-Maidah [5]:
78-79).
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa amanah merupakan aset mental menurut
tradisi pondok pesantren yang merupakan salah satu modal untuk menjalankan amar
ma’ruf nahi munkar, dimana amanah tersebut bisa dibangun dengan sifat sabar, neriman,
loman, ngalah, akas, temen yang ditanamkan pada setiap individu dalam pesantren, mulai
Dari semua penjelasan tentang aset mental menurut pondok pesantre , disini Hawari
(2001) dalam Widati (2010:78) mengartikan mental sebagai suatu kepribadian yang
merupakan kebulatan dinamika yang dimiliki seseorang dan tercermin dalam sikap
perbuatan atau terlihat dari psikomotornya. Jadi dapat disimpulkan bahwa mental adalah
pendorong seseorang dalam melakukan suatu tindakan nyata dengan motivasi tindakan
tertentu.
Menerapkan semua itu bukanlah suatu hal yang mudah, perlu adanya penanaman
keyakinan sejak dini, disiplin, dan mental yang baik untuk mengamalkannya secara
istikamah. Sehingga sebagai khalifatullah kita bisa mengamalkan amar ma’ruf nahi
munkar seperti yang diperintahkan oleh Allah SWT. dalam firmannya yang artinya:
(Lukman Berkata) Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan mencegah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal
Perintah yang harus dilakukan dalam ayat tersebut, benar-benar memerlukan tekad,
ketegaran, dan ketepatan hati untuk menjalankannya (Ilyas, 1999: 40). Di sinilah nilai
mental memainkan peran penting. Mental ini menentukan karakter manusia yang
Sabar, beriman, loman, ngalah, akas, temen merupakan kosa kata jawa yang sampai
saat ini dijadikan slogan di banyak pondok pesantren salaf, dan kata-kata itu tidak hanya
sebatas slogan melainkan benar-benar diajarkan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sabar merupakan sebuah sikap yang tenang, dan ketenangan itu sumbernya berasal dari
dalam hati nurani yang membuat sesorang mampu menahan diri dari amanah dan
mengendalikan nasfsunya. Sabar itu bisa diartikan sebagai sikap yang diam dan selalu cair
dalam menghadapi permasalahan sepelik apa pun. wong seng kanggonan sabar, dia akan
matang baik buruknya. sabar itu juga bisa diartikan sebagai jiwa yang tenang. orang yang
hatinya tenang maka fikirannya pun ikut tenang. dengan begitu segala tindakan dan
keputusannya tidk dipengaruhi oleh setan, sehingga kuncinya terletak pada pengendalian
hawa nafsu. karena hawa nafsu pada diri manusia itu sering kali dikendalikan oleh setan.
kalau sudah demikian,maka bukan lagi kemaslahatan yang tercipta melainkan kerusakan dan
kemaksiatan.
Neriman atau istilah bahasa arabnya kona’ah. merupakan sikap yang berkaitan dengan
sabar. Neriman ini merupakan sifat pasif tetapi diikuti dengan perasaan yang ikhlas terhadap
sesuatu yang dihadapinya. neriman itu beda dengan pasrah, kalau pasrah itu orang yang tidak
berdaya sementara hatinya berontak.sedangkan neriman orang gersebut pasrah dan hatinya
ikhlas. terkadang demi tercapainya suatu tujuan mulia kita harus mengorbankan milik kita
yang berharga. dan hanya aorang yang neriman saja yang mampu melepaskan barang
berharganya tersebut dengan penuh ikhlas, karena ia yakin Allahg mempunyai rencana
dibalik semuanya. seseorang yang memiliki sifat neriman maka ia akan tau batasan-batasan
dalam setiap perbuatannya. Kalau dilingkungan pondok pesantren sifat neriman ini dilatih
dengan membiasakan diri selalu mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah dalam kondidi
apa pun.
Loman atau istilah bahasa arabnya Assakho’ merupakan kerelaan hati dengan sukarela
melepaskan apa yang disukainya untuk diberikan pada orang lain yang menginginkannya.
dengan bersikap loman maka kita termasuk orang yang bisa mengamalkan ajaran agama.
menghindarkanmu dari balak juga rezekimu akan dilipatgandakan oleh Allah. Loman itu ada
batas-batasannya. Dawuhe nabi “sampean iku kudu loman ning kudu enek batase”. Jika kau
terlalu loman maka kau akan diperas, dan jangan terlalu perhitungan kau akan jadi orang
Pilar selanjutnya adalah ngalah. Kerelaan untuk menyenangkan orang lain dengan
melepaskan kesenangan individu, mau berkprban untuk kepentingan dan kebaikan orang lain
diatas kepentingan dan kesenangannya sendiri, merupakan cirri dari sifat ngalah. Ngalah itu
menun jukka kedewasaan diri pribadi seseorang, “ngalah bukan berari kalah”. Orang yang
ngalah itu ibarat air yang membawa kesejukan, dan sebalinya orang yang tidak bisa mengalah
itu diibaratkan bara api yang suatu saat akan membakar dirinya sendiri. Sifat ngalah ini
sebenarnya masih memiliki keterkaitan dengan sabar dan neriman. Ngalah dalam hal ini
bykan berarti tidak berdaya melainkan menjalankan sesuatu dengan bujaksana, karena
tindakan lahir yang dilakukan senada dengan apa yang ada didalam hati. tidak ada unsure
dalam pondok pesantren sikap ngalah ditanamkan dengan membiasakan para santrin untuk
selalu menghormati hak-hak orang lain dan saling menolong sesame untuk menjaga
kerukunan.
Pilar selanjutnya adalah akas yakni cekatan dalam menyelesaikan segala sesuatu. apa
yang dikerjakannya bukan karena ada kepentingan tertentu melainkan semata-mata karena
tanggung jawab sehingga dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Cekatan dan tidak tidak
mengeluh terhadap setiap pekerjaaan yang sudah diniati ibadah, meskipun berat secara fisik
maka akan ringan dihati. sifat akas diaplikasikan dalam pondok pesantren dengan kerja bakti
jawab.
dipercayakan kepadanya. Dengan kata lain bertanggung jawab. Temen itu suatu perkataan
dan perbuatan itu sejalan. Antara lisan dengan hati itu seirama, sehingga tidak ada yang
ditutup tutupi atau tidak ada kebohongan didalamnya. Orang yang temen itu pasti amanah
karena kejujuran yang dipegangnya sehingga bisa dipercaya. Dalam pondok pesantren ada
banayak aturan, salah satunya adalah bagi yang tidak jujur akan dapat sanksi. Hal tersebut
merupakan salah satu cara untuk menanamkan atau membiasakan para penghuni pesantren
seseorang,seberapa besar orang tersebut mampu meletakkan dirinya pada posisi yang benar
benar-benar ikhlas dalam menjalani setiap aktivitas kehidupan dan menyelesaikan segala
permasalahan.ikhlas di snini berarti tidak pernah mengharapkan imbalan atas apa yang tela
dilakukannya untuk keuntungan dan kebahagiaan orang lain.Semua telah dipasrahkan kepada
allah swt, dengan berkeyakinan bahwa allah akan membalas segala kebaikan yang kita
lakukan baik secara langsung semasa hidup di dunia maupun nanti pada saat di kehidupan
akhirat.Ikhlas ini merupakan manifestasi dari tingkat keimanan seseorang mulai dari
iman,islam dan ihsan.Aset batiniah merupakan aset yang tertanam dalam kalbu atau hati
nurani itu sura tuhan jadi tidak mungkin salah,Apalagi menjerumuskan kejalan yang
sesat.Kalbu adalah hati yang membimbing manusia untuk selalu berbuat kebaikan dan
kejujuran,dalam kalbu inilah tertanam aset batiniah yang berupa spritualitas seseorang .Jika
mengerjakan segala sesuatu itu,diniati ibadah maka akan ada keikhlsan di dalamnya.
Spritualitas hanya ada dalam situasi bebas ,termasuk kebebasan dari kekuatan
pikiran,Manusia kemudian didorong oleh kesadaran dalam dirinya sendiri untuk melakukan
sesuatu.Dimana sesuatu itu tidak dapat dijangkau oleh pikiran ,dan tidak dapat diungkapkan
Sesuatu yang menggerakkan seseorang melakukan suatu pekerjan tidak semata mata
Pengalaman spiritual adalah pengalaman akan hidupnya pikiran dan jasad sebagai satu
kesatuan.SelanJutnya pengalaman akan kesatuan ini melampui bukan sajaj antara pikiran dan
badan,tetapi juga antara diri dan dunia.Pusat kesadaran dalam momen spritual adalah
perasaan yang menyatu dan mendalam dengan segala Sesuatu ,perasaan kebersamaan dengan
Dari pembahasan materi diatas dapat disimpulkan bahwa aset spiritual menurut
entitas pondok pesantren itu adalah ikhlas yang merupakan muara dari tingkt keimanan tiap
sebagai pernyataan cinta kepada allah .Cinta manusia kepada allah mampu menggeser
cinta manusia kepada yang lain.Tidak terkecuali cintanya manusia pada materi
duniawi.Seperti yang dijelaskan dalam sabda nabi Mummad Saw, yang diriwayatkan oleh
HR Muslim:
Pada suatu hari ketika kami duduk di dekat Rasulullanh Saw tiba-tiba muncul
seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih dan rambutnya sangat hitam.Kemudian ia
duduk dihadapan Nabi Muhammad Saw dan meletakkan kedua tangannya diatas kedua
menjawab:
Islam yaitu hendaklah engkau bersaksi tiada sesembahan yang hak disembah kecuali
solat membayar zakat berpuasa pada bulan ramadan dan mengerjakan haji ke rumah allah
Orang itu berkata engkau benar.Kami menjadi heran, karena dia yang bertanya dan
dia pula yang membenarkannya,orang itu bertnya lagi lalu terangkanlah kepadaku tentang
Hendaklah engkau beriman kepada allah beriman kepada para malaikatnya kitab
kitabnya para utusannya hari akhir dan hendaklah engkau beriman kepada takdir yng baik
Orang tadi berkata engkau benar.Lalu orang itu bertanya lagi,lalu terangkanlah
Lalu nabi Muhammad Saw bersabda wahai umar tahuka engkau siapa orang yang
bertanya itu? Aku menjawab allah dan rasulnya yang lebih mengetahui .Lalu beliau
bersabda:dia itu adala malaikat jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan
Dari hadis ini maka tampak jelas bahwa ihsan merupakan tingkat spritulitas yang
lebih tinggi disbanding iman. Sedangkan iman merupakan tingkat spritualitas yang lebih
tinggi di banding islam. Menurut ibnu taimiyah dalam an-nawwi menjelaskan bahwa
ihsan merupakan puncak tertinggi dari spritualits manusia.Begitu juga dengan bekerja di
pondok pesantren salaf itu merupakan suatu bentuk pengabdian yang secara material jauh
dari cukup,ikhlas menjalaninya itu suatu kunci dalam melaksanakan tanggung jawab dan
kewajiban secara bersungguh sungguh karen yang menjadi orientasi mereka adalah
ikhlas,maka dia termasuk golongan orang orang yang beruntung karena hidupnya pasti
K. Pengakuan Aset
Bentuk pelaporan aset atau kekayaan versi pondok pesantren secara garis besar dari
ketiga pondok pesantren yang peneliti amati memiliki kesamaan yaitu sebatas pencatatan
sederhana berupa arus kas (kalau didalam istilah akuntansi konvensioanl) untuk aset atau
kekayaan yang berwujud kas.Sedangkan untuk kekayaan lahirialah yang berwujud non
kas ,hanya dilakukan pengarsipan sederhana atas bukti bukti yang berupa sertifikat-
sertifikat ,surat keterangan bermeterai atau aset yang telah dihibakan pada pondok
pesantren.
Dalam hal pemanfaatan ,pengelolaan aset lahiria dalam pondok pesantren dilakukan
atas dasar kepercayaan para kiai kepada orang-orang kepercayaannya yang menjungung
tinggi kejujuran.Oleh karena itulah disini peran aset batiniah sangat besar
keberadaannya.Karena aset batiniah itu akan mewarnai bentuk pelaporan keuangan yang
dibuat dan dilaporkan pada para kiayi.Berdasarkan makna aset yang ada diatas maka
implikasinya pada bentuk pelaporan aset dalam enititas pondok pesantren sangat tampak