Anda di halaman 1dari 7

Penduduk sebagai objek sekaligus subjek pembangunan merupakan aspek utama yang

mempunyai peran penting dalam pembangunan. Oleh karena itu, data penduduk sangat dibutuhkan
dalam perencanaan pembangunan. Jumlah penduduk, jumlah KK, serta kepadatan penduduk
Kabupaten Gresik dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.7
Jumlah Penduduk, Jumlah KK, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Gresik Tahun 2016
Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk
No. Kecamatan Jumlah KK
(km2) (Jiwa) (Jiwa/km2)
1 Wringinanom 62,62 72.844 22.944 1.163
2 Driyorejo 51,30 103.895 30.583 2.025
3 Kedamean 65,96 63.030 19.493 956
4 Menganti 68,71 122.248 35.891 1.779
5 Cerme 71,73 78.333 21.882 1.092
6 Benjeng 61,26 66.266 19.681 1.082
7 Balongpanggang 63,88 58.243 17.667 912
8 Duduksampeyan 74,29 50.859 14.306 685
9 Kebomas 30,06 105.656 30.020 3.515
10 Gresik 5,54 86.417 25.006 15.599
11 Manyar 95,42 112.862 31.374 1.183
12 Bungah 79,49 67.176 18.819 845
13 Sidayu 47,13 43.847 11.816 930
14 Dukun 59,03 67.744 19.209 1.148
15 Panceng 62,59 52.519 14.583 839
16 Ujungpangkah 94,82 51.236 14.526 540
17 Sangkapura 118,72 69.281 18.408 584
18 Tambak 78,70 37.983 9.815 483
Jumlah 1.191,25 1.310.439 376.023 1.100
Sumber: Kabupaten Gresik dalam Angka Tahun 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa luas wilayah terluas di Kabupaten
Gresik adalah Kecamatan Sangkapura yaitu 118,72 km2 sedangkan wilayah terkecil adalah
Kecamatan Gresik yaitu 5,54 km2. Jumlah penduduk tertinggi adalah Kecamatan Menganti yaitu
35.891 jiwa sedangkan jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Tambak yaitu 9.815 jiwa.
Wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Gresik yaitu 15.599
jiwa/km2 sedangkan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Tambak yaitu 483
jiwa/km2.
Gambaran kependudukan di Kabupaten Gresik dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.3
Jumlah Penduduk Kabupaten Gresik Tahun 2016
Sumber: Kabupaten Gresik dalam Angka Tahun 2017

Gambar 2.4
Kepadatan Penduduk Kabupaten Gresik Tahun 2016
Sumber: Kabupaten Gresik dalam Angka Tahun 2017

Tabel 2.6
Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Gresik Tahun 2016
Jumlah Penduduk (Jiwa) Sex
No. Kecamatan
Laki-Laki Perempuan Total Ratio
1 Wringinanom 36.674 36.170 72.844 101
2 Driyorejo 52.403 51.492 103.895 102
3 Kedamean 31.698 31.332 63.030 101
4 Menganti 61.749 60.499 122.248 102
5 Cerme 39.263 39.070 78.333 100
6 Benjeng 33.207 33.059 66.266 100
7 Balongpanggang 29.050 29.193 58.243 100
8 Duduksampeyan 25.440 25.419 50.859 100
9 Kebomas 53.316 52.340 105.656 102
10 Gresik 43.068 43.349 86.417 99
11 Manyar 57.314 55.548 112.862 103
12 Bungah 33.877 33.299 67.176 102
13 Sidayu 22.074 21.773 43.847 101
14 Dukun 34.181 33.563 67.744 102
15 Panceng 26.495 26.024 52.519 102
16 Ujungpangkah 25.771 25.465 51.236 101
17 Sangkapura 34.817 34.464 69.281 101
18 Tambak 19.181 18.802 37.983 102
Jumlah 659.578 650.861 1.310.439 101
Sumber: Kabupaten Gresik dalam Angka Tahun 2017

Gambar 2.5
Sex Ratio Kabupaten Gresik Tahun 2016
Sumber: Kabupaten Gresik dalam Angka Tahun 2017
Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan
jumlah penduduk perempuan di suatu daerah atau negara pada suatu waktu tertentu. Sex ratio
Kabupaten Gresik adalah sebesar 101, hal ini berarti dalam 100 penduduk perempuan di Kabupaten
Gresik terdapat 101 penduduk laki-laki.
Kemiskinan adalah keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Jumlah keluarga miskin di Kabupaten Gresik pada tahun 2011-2016 adalah
sebagai berikut.
Tabel 2.7
Jumlah Keluarga Miskin di Kabupaten Gresik
Jumlah Penduduk Persentase
No. Tahun
Miskin (Jiwa) Penduduk Miskin
1 2011 181.700 15,33
2 2012 172.300 14,29
3 2013 174.400 14,35
4 2014 166.900 13,41
5 2015 170.760 13,63
6 2016 167.120 13,19
Sumber: Kabupaten Gresik dalam Angka Tahun 2017
Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk di masa yang akan datang
berdasarkan asumsi perkembangan kelahiran, kematian dan migrasi. Manfaat proyeksi penduduk yaitu
mengetahui keadaan penduduk pada masa kini yaitu berkaitan dengan penentuan kebijakan
kependudukan serta perbandingan tingkat pelayanan yang diterima penduduk saat ini dengan tingkat
pelayanan yang ideal, mengetahui dinamika dan karakteristik kependudukan di masa mendatang yaitu
berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana, serta mengetahui pengaruh berbagai kejadian
tehadap keadaan penduduk di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Proyeksi penduduk
Kabupaten Gresik tahun 2017-2023 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.8
Proyeksi Penduduk Kabupaten Gresik Tahun 2017-2023
Jumlah Penduduk Proyeksi Penduduk (Jiwa)
No. Kecamatan
Tahun 2016 (Jiwa) 2017 2018 2019 2020 2021
1 Wringinanom 72.844 73.682 74.529 75.386 76.253 77
2 Driyorejo 103.895 105.090 106.298 107.521 108.757 110
3 Kedamean 63.030 63.755 64.488 65.230 65.980 66
4 Menganti 122.248 123.654 125.076 126.514 127.969 129
5 Cerme 78.333 79.234 80.145 81.067 81.999 82
6 Benjeng 66.266 67.028 67.799 68.579 69.367 70
7 Balongpanggang 58.243 58.913 59.590 60.276 60.969 61
8 Duduksampeyan 50.859 51.444 52.035 52.634 53.239 53
9 Kebomas 105.656 106.871 108.100 109.343 110.601 111
10 Gresik 86.417 87.411 88.416 89.433 90.461 91
11 Manyar 112.862 114.160 115.473 116.801 118.144 119
12 Bungah 67.176 67.949 68.730 69.520 70.320 71
13 Sidayu 43.847 44.351 44.861 45.377 45.899 46
14 Dukun 67.744 68.523 69.311 70.108 70.914 71
15 Panceng 52.519 53.123 53.734 54.352 54.977 55
16 Ujungpangkah 51.236 51.825 52.421 53.024 53.634 54
17 Sangkapura 69.281 70.078 70.884 71.699 72.523 73
18 Tambak 37.983 38.420 38.862 39.309 39.761 40
Jumlah 1.310.439 1.325.509 1.340.752 1.356.171 1.371.767 1.387
Sumber: Hasil Perhitungan, 2018
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia berbasis
sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun
melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat;
pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat
luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka
harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan
gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur
dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap
sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai
pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak.

Komponen Indeks Pembangunan Manusia

a. Angka Harapan Hidup


Angka Harapan Hidup (AHH) pada waktu lahir merupakan rata-rata perkiraan banyak
tahun yang dapat ditempuh oleh
seseorang selama hidup.

b. Angka Melek Huruf


Angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat
membaca dan menulis huruf latin dan
atau huruf lainnya.

c. Rata-Rata Lama Sekolah


Rata-rata lama sekolah menggambarkan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk
usia 15 tahun keatas dalam menjalani pendidikan formal.

d. Pengeluaran Riil per Kapita yang disesuaikan


UNDP mengukur standar hidup layak menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB) riil
yang disesuaikan, sedangkan BPS dalam
menghitung standar hidup layak menggunakan rata-rata pengeluaran per kapita riil yang
disesuaikan dengan formula
Atkinson.

Reverensi

Badan Pusat Statistik Kabupaten Gresik (Statistics Gresik)

Penyusunan Rencana Pembangunan Infastruktur Jangka Menegah (RPIJM) Bidang Cipta


Karya Kabupaten Gresik Ttahun 2019-2023

Anda mungkin juga menyukai