Leininger
DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
Kelompok 3
Diah Istiati
Eni Sakhna
Sera Damayanti
Layung Sari
Jakarta
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya karena penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Pembuatan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan
dorongan, baik materi maupun moral dari pihak-pihak tertentu. Saya ucapkan
terima kasih kepada Allah swt, kedua orangtua yang sudah mendoakan dan
memberi semangat kepada kami, teman-teman kelompok 3 yang sudah bekerja
sama dalam menyelesaikan tugas ini dengan baik .
Penulis
DAFTAR ISI
Dalam memberikan asuhan Keperawatan pada pasien ada beberapa hal yang
harus di perhatikan mengenai kultur dan budaya mereka. Perawat dalam
mempratikan keperawatannya harus memperhatikan budaya dan keyakinan yang
dimiliki oleh klien, sebagaimana yang disebutkan oleh teori model Madeleine
Leininger bahwa teori model ini memiliki tujuan yaitu menyediakan bagi klien
pelayanan spesifik secara kultural. Untuk memberikan asuhan keperawatan dengan
budaya tertentu, perlu memperhitungkan tradisi kultur klien, nilai-nilai kepercayaan
ke dalam rencana perawatan.
Berdasarkan latar belakang di atas kami membuat makalah mengenai
penerapan teori model Madeleine Leininger dalam praktek keperawatan. Hal ini
ditujukan supaya lebih memahami teori model menurut Madeleine Leininger dalam
praktek keperawatan, agar perawat mampu melakukan pelayanan kesehatan peka
budaya kepada klien menjadi lebih baik.
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Riwayat Hidup Madeleine Leininger
b. Untuk mengetahui sumber dari Teori Madeleine Leininger
c. Untuk Mengetahui penggunaan dari Teori Madeleine Leininger beserta
bukti Empirisnya
d. Untuk mengetahui konsep utama dari Teori Madeleine Leininger dan
penggunaannya dalam pendidikan,penelitian dan praktik klinik
BAB II
Landasan Teori
1. Culture
Apa yang dipelajari, disebarkan dan nilai yang diwariskan, kepercayaan, norma,
cara hidup dari kelompok tertentu yang mengarahkan anggotanya untuk berfikir,
membuat keputusan, serta motif tindakan yang diambil.
2. Culture care
Suatu pembelajaran yang bersifat objektif dan subjektif yang berkaitan dengan nilai
yang diwariskan, kepercayaan, dan motif cara hidup yang membantu, menfasilitasi
atau memampukan individu atau kelompok untuk mempertahankan
kesejahteraannya, memperbaiki kondisi kesehatan, menangani penyakit, cacat, atau
kematian.
3. Diversity
Keanekaragaman dan perbedaan persepsi budaya, pengetahuan, dan adat kesehatan,
serta asuhan keperawatan.
4. Universality
Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik terkait konsep sehat dan
asuhan keperawatan.
5. Worldview
Cara seseorang memandang dunianya
6. Ethnohistory
Fakta, peristiwa, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, budaya, lembaga,
terutama sekelompok orang yang menjelaskan cara hidup manusia dalam sebuah
budaya dalam jangka waktu tertentu.
Untuk membantu perawat dalam menvisualisasikan Teori Leininger, maka
Leininger menjalaskan teorinya dengan model sunrise. Model ini adalah sebuah
peta kognitif yang bergerak dari yang paling abstrak, ke yang sederhana dalam
menyajikan faktor penting teorinya secara holistik.
Menurut pendapat Madeleine Leininger tentang variasi struktur sosial, jalan hidup
dan nilai serta norma – norma dari berbagai budaya dan subkultur, individu memiliki opini
dan pandangan tentang sehat, sakit, asuhan sembuh, ketergantungan dan kemandirian yang
berasal dari budayanya tersebut. Oleh karena itu, jika seseorang memiliki atribut phisik dan
sikologis maka hal tersebut merupakan atribud sosial atau secara lebih spesifik, merupakan
atribud budaya atau etnik dari individu.
B. Lingkungan
Menurut Madeleine Leininger lingkungan ditentukan oleh cara orang – orang dalam
kelompok atau masyarakat tertentu memberi bentuk pada unsur lingkungan sosial
mayoritas ekonomi, budaya dan fisik. Faktor lingkungan spesifik terdiri dari 2 subsistim :
1. Layanan kesehatan formal (Profesional ). Semua layanan yang menjadi bagian dari
sistem layanan kesehatan reguler, termasuk layanan medis, layanan keperawatan dan
fisioterapi
2. Layanan kesehatan informal, mencangkup semua konsep dan ritual yang terlibat
dalam bantuan sukarela, pengobatan tradisional, ritual, dan kebiasaan etnik,
pengobatan alternatif
D. Keperawatan
Madeleine Leininger mendeskripsikan keperawatan sebagai keperawatan
transkultural atau etnik Madeleine Leininger menekankan aspek – aspek berikut :
Keperawatan sebagai seni dan keterampilan humanistik, keperawatan berpusat pada
individu.Tujuan dari keperawatan adalah mempertahankan kesejahteraan dan
memberikan bantuan terhadap proses pemulihan dari suatu penyakit sambil
mempertimbangkan perbedaan budaya
Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah mengembangkan
sains dan pohon keilmuan yang humanis, sehingga tercipta praktik keperawatan
pada kebudayaan yang spesifik dan universal Dalam hal ini, kebudayaan yang
spesifik merupakan kebudayaan yang hanya dimiliki oleh kelompok tertentu.
Misalnya kebudayaan Suku Anak Dalam, Suku Batak, Suku Minang. Sedangkan
kebudayaan yang universal adalah kebudayaan yang umumnya dipegang oleh
masyarakat secara luas. Misalnya, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan
merupakan perilaku yang baik, untuk meminimalisir tubuh terkontaminasi oleh
mikroorganisme ketika makan. Dengan mengetahui budaya spesifik dan budaya
universal yang dipegang oleh klien, maka praktik keperawatan dapat dilakukan
secara maksimal.
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku caring. Caring adalah esensi
dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Tindakan caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku caring semestinya
diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan,
masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara umum
dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan
pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal
dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan
tempat lainnya.
Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan oleh Dr. M. Leininger
dikembangkan dalam konteks keperawatan. Leininger mendefinsikan keperawatan
transkultural sebagai bagian utama dari keperawatan yang berfokus pada studi
perbandingan dan analisa perbedaan budaya serta bagian budaya di dunia dengan
tetap menghargai nilai-nilai asuhan, pengalaman sehat sakit dan juga kepercayaan
yang dimiliki oleh masyarakat.
Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan
untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan
budayakepada manusia.
Tujuan keperawatan Transkultural ialah penggunaan keperawatan
transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang
humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan
universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai norma spesifik yang
tidak dimiliki oleh kelompok lain, seperti bahasa. Sedangkan kultur yang universal
adalah nilai atau norma yang diyakini dan dilakukan hampir oleh semua kultur
seperti budaya berolahraga membuat badan sehat, bugar; budaya minum teh dapat
membuat tubuh sehat.
b. Peran Teori Keperawatan Dalam Penelitian
3.1 Kesimpulan
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity dan
universality, atau yang lebih dikenal dengan transcultural nursing. Berfokus pada
nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan kesehatan berbasis budaya, serta di
dalam teorinya membahas khusus culture, culture care, diversity, universality,
worldview, ethnohistory. Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah
mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis, sehingga tercipta
praktik keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan universal . Dalam teori ini
terdapat beberapa kelebihan dan juga kekurangan yang perlu diperbaiki dan
dipertahankan. Selain itu teori ini juga dapat diterapkan dalam berbagai
bidang/aspek diantaranya bidang riset, edukasi, kolaborasi, pemberi perawatan,
manajemen, dan sehat sakit.
5.2 Saran
Dalam mengunakan teori Madeleine Leininger kita harus mengkaji klien secara
mendalam dan memahami budaya serta kebiasaan pasien tersebut jadi kita harus
lebih mendalam dalam mengkajinya. Kita dapat mengacu pada teory proses
keperawatan oleh Leininger untuk acuan tindakan proses keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Diakses, 23 Februari
2015, dari
https://books.google.co.id/books?id=LKpz4vwQyT8C&printsec=frontcover
&hl=id#v=onepage&q&f=false.