Anda di halaman 1dari 15

TEORI MODEL Madeleine M.

Leininger
DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Kelompok 3

Diah Istiati

Eni Sakhna

Sera Damayanti

Layung Sari

Universitas MH. Thamrin

Jakarta

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya karena penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Pada makalah ini penulis membahas mengenai penerapan teori model


Madeleine M. Leininger dalam praktek keperawatan. Dalam menyusun makalah
ini, penulis menggunakan beberapa sumber sebagai referensi, penulis mengambil
referensi dari buku dan internet.

Pembuatan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan
dorongan, baik materi maupun moral dari pihak-pihak tertentu. Saya ucapkan
terima kasih kepada Allah swt, kedua orangtua yang sudah mendoakan dan
memberi semangat kepada kami, teman-teman kelompok 3 yang sudah bekerja
sama dalam menyelesaikan tugas ini dengan baik .

Penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan pembelajaran pada


masa depan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, 28 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................ 2
LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 2
2.1 Biografi Madeleine Leininger ............................................................................... 2
2.2 Teori Madeleine Leininger .................................................................................. 3
2.3 Penggunaan Teori Madeleine Leininger beserta bukti empiris ............................. 6
2.4 Konsep utama dan kegunaannya Teori Madeleine Leininger ............................... 7
BAB III............................................................................................................................. 12
PENUTUP .......................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 12
3.2 Saran.................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Dalam memberikan asuhan Keperawatan pada pasien ada beberapa hal yang
harus di perhatikan mengenai kultur dan budaya mereka. Perawat dalam
mempratikan keperawatannya harus memperhatikan budaya dan keyakinan yang
dimiliki oleh klien, sebagaimana yang disebutkan oleh teori model Madeleine
Leininger bahwa teori model ini memiliki tujuan yaitu menyediakan bagi klien
pelayanan spesifik secara kultural. Untuk memberikan asuhan keperawatan dengan
budaya tertentu, perlu memperhitungkan tradisi kultur klien, nilai-nilai kepercayaan
ke dalam rencana perawatan.
Berdasarkan latar belakang di atas kami membuat makalah mengenai
penerapan teori model Madeleine Leininger dalam praktek keperawatan. Hal ini
ditujukan supaya lebih memahami teori model menurut Madeleine Leininger dalam
praktek keperawatan, agar perawat mampu melakukan pelayanan kesehatan peka
budaya kepada klien menjadi lebih baik.

1.2 Identifikasi Masalah


a. Bagaimana riwayat Hidup Madeleine Leininger?
b. Apa sumber Teori model Madeleine Leininger?
c. Bagaimana penggunaan dari Teori model Madeleine Leininger beserta bukti
Empirisnya ?
d. Bagaimana Konsep Utama dari Teori Madeleine Leininger dan
Penggunaannya dalam bidang pendidikan,penelitian dan praktik klinik ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Riwayat Hidup Madeleine Leininger
b. Untuk mengetahui sumber dari Teori Madeleine Leininger
c. Untuk Mengetahui penggunaan dari Teori Madeleine Leininger beserta
bukti Empirisnya
d. Untuk mengetahui konsep utama dari Teori Madeleine Leininger dan
penggunaannya dalam pendidikan,penelitian dan praktik klinik
BAB II
Landasan Teori

2.1 Biografi Madeleine Leininger

Madeleine M. Leininger lahir di Suton, Nebraska. Dia menempuh


pendidikan Diploma pada tahun 1948 di St.Anthony Hospital School of Nursing, di
daerah Denver. Dia juga mengabdi di organisasi Cadet Nurse Corps, sambil
mengejar pendidikan dasar keperawatannya. Pada tahun 1950 dia meralih gelar
Sarjana dalam bidang Ilmu Biologi dari Benedictine College di Kansas. Setelah
menyelesaikan studi keperawatannya di Creighton University, Ohama, dia
menempuh pendidikan magister dalam bidang keperawatan jiwa di Chatolic
University, Washington DC, Amerika. Dia merupakan perawat pertama yang
mempelajari ilmu antropologi pada tingkat doktoral, yang diraih di University of
Washington. Dan pada tahun terakhir, dia tinggal di Ohama, Nebraska.

Pada pertengahan tahun 1950. Saat Leininger bekerja untuk membimbing


anak-anak rumahan di Cincinnati, dia menemukan bahwa salah seorang dari stafnya
tidak mengerti tentang faktor budaya yang mempengaruhi perilaku anak-anak. Dia
menyimpulkan, bahwa diagnosis keperawatan dan tindakannya belum membantu
anak secara memadai. Pengalaman tersebut, mendorong Leininger untuk
menempuh pendidikan doktoral dalam bidang antropologi. Awalnya dia menulis
pada akhir tahun 1970. Tulisannya ini berfokus membahas caring dan transcultural
nursing. Dia melanjutkan untuk menulis mengenai permasalahan tersebut. Namun
sebelumnya dia telah mempublikasikan teori mengenai caring dalam
keanekaragaman budaya dan universalitas.

Leininger mempunyai peran dalam bidang edukasi dan administrasi. Dia


sempat menjadi dekan keperawatan di Universities of Washington dan Utah. Dia
juga merupakan direktur dari organisasi Center for Health Research di Wayne
States University, Michigan. Sampai akhirnya dia pensiun sebagai professor
emeritus. Dia juga belajar di New Guinea sampai program doktoral, dia telah
mempelajari 14 macam budaya di daerah pedalaman. Dia merupakan pendiri dan
pimpinan (pakar) dari bidang transcultural nursing dan dia telah menjadi konsultan
di bidang tersebut dan teorinya tentang culture care around the globe. Dia telah
mempublikasikan jurnal yang berjudul The Journal of Transcultural Nursing in
1989 yang telah direvisi selam 6 tahun. Dia berhasil mendapatkan honor yang tinggi
dan meraih penghargaan nasional dan menjadi penceramah di lebih dari 10 negara.
2.2 Teori Madeleine Leininger (Cultural Diversity and Universality)

Teori leininger tentang keragaman pelayanan berdasarkan kultur dan


universalitas (1991) Menyatakan bahwa kasih sayang merupakan inti dari
keperawatan, dominan dan ciri khas keperawatan. Tujuan teori leininger adalah
menyediakan bagi klienpelayanan kesehatan spesifik secara kultural. Untuk
memberikan asuhan keperawatan bagi klien dengan kultur tertentu, perawat perlu
memperhitungkan tradisi kultur klien, nilain – nilan dan kepercayaan kedalam
rencana keperawatan (Potter dan Perry 2009) Garis besar teori Leininger adalah
tentang culture care diversity and universality, atau yang kini lebih dikenal dengan
transcultural nursing. Awalnya, Leininger memfokuskan pada pentingnya sifat
caring dalam keperawatan. Namun kemudian dia menemukan teori cultural
diversity and universality yang semula disadarinya dari kebutuhan khusus anak
karena didasari latar belakang budaya yang berbeda. Transcultural nursing
merupakan subbidang dari praktik keperawatan yang telah diadakan penelitiannya.
Berfokus pada nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan kesehatan berbasis
budaya.

Bahasan yang khusus dalam teori Leininger, antara lain adalah :

1. Culture
Apa yang dipelajari, disebarkan dan nilai yang diwariskan, kepercayaan, norma,
cara hidup dari kelompok tertentu yang mengarahkan anggotanya untuk berfikir,
membuat keputusan, serta motif tindakan yang diambil.
2. Culture care
Suatu pembelajaran yang bersifat objektif dan subjektif yang berkaitan dengan nilai
yang diwariskan, kepercayaan, dan motif cara hidup yang membantu, menfasilitasi
atau memampukan individu atau kelompok untuk mempertahankan
kesejahteraannya, memperbaiki kondisi kesehatan, menangani penyakit, cacat, atau
kematian.
3. Diversity
Keanekaragaman dan perbedaan persepsi budaya, pengetahuan, dan adat kesehatan,
serta asuhan keperawatan.
4. Universality
Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik terkait konsep sehat dan
asuhan keperawatan.
5. Worldview
Cara seseorang memandang dunianya
6. Ethnohistory
Fakta, peristiwa, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, budaya, lembaga,
terutama sekelompok orang yang menjelaskan cara hidup manusia dalam sebuah
budaya dalam jangka waktu tertentu.
Untuk membantu perawat dalam menvisualisasikan Teori Leininger, maka
Leininger menjalaskan teorinya dengan model sunrise. Model ini adalah sebuah
peta kognitif yang bergerak dari yang paling abstrak, ke yang sederhana dalam
menyajikan faktor penting teorinya secara holistik.

Sunrise model dikembangkan untuk memvisualisasikan dimensi tentang


pemahaman perawat mengenai budaya yang berdeda-beda. Perawat dapat
menggunakan model ini saat melakukan pengkajian dan perencanaan asuhan
keperawatan, pada pasien dengan berbagai latar belakang budaya. Meskipun model
ini bukan merupakan teori, namun setidaknya model ini dapat dijadikan sebagai
panduan untuk memahami aspek holistik, yakni biopsikososiospiritual dalam
proses perawatan klien. Selain itu, sunrise model ini juga dapat digunakan oleh
perawat komunitas untuk menilai faktor cultural care pasien (individu, kelompok,
khususnya keluarga) untuk mendapatkan pemahaman budaya klien secara
menyeluruh. Sampai pada akhirnya, klien akan merasa bahwa perawat tidak hanya
melihat penyakit serta kondisi emosional yang dimiliki pasien. Namun, merawat
pasien secara lebih menyeluruh. Adapun, sebelum melakukan pengkajian terhadap
kebutuhan berbasis budaya kepada klien, perawat harus menyadari dan memahami
terlebih dahulu budaya yang dimilki oleh dirinya sendiri. Jika tidak, maka bisa saja
terjadi cultural imposition.

2.3 Penggunaan dan Bukti Emperis Teori Madeleine Leininger


Penggunaan teori Madeleine Leininger di aplikasikan menjadi paradigma keperawatan
dimana Madeleine Leininger membagi menjadi :
A. Manusia

Menurut pendapat Madeleine Leininger tentang variasi struktur sosial, jalan hidup
dan nilai serta norma – norma dari berbagai budaya dan subkultur, individu memiliki opini
dan pandangan tentang sehat, sakit, asuhan sembuh, ketergantungan dan kemandirian yang
berasal dari budayanya tersebut. Oleh karena itu, jika seseorang memiliki atribut phisik dan
sikologis maka hal tersebut merupakan atribud sosial atau secara lebih spesifik, merupakan
atribud budaya atau etnik dari individu.

B. Lingkungan

Menurut Madeleine Leininger lingkungan ditentukan oleh cara orang – orang dalam
kelompok atau masyarakat tertentu memberi bentuk pada unsur lingkungan sosial
mayoritas ekonomi, budaya dan fisik. Faktor lingkungan spesifik terdiri dari 2 subsistim :

1. Layanan kesehatan formal (Profesional ). Semua layanan yang menjadi bagian dari
sistem layanan kesehatan reguler, termasuk layanan medis, layanan keperawatan dan
fisioterapi
2. Layanan kesehatan informal, mencangkup semua konsep dan ritual yang terlibat
dalam bantuan sukarela, pengobatan tradisional, ritual, dan kebiasaan etnik,
pengobatan alternatif

C. Sehat dan sakit

Madeleine Leininger menggambarkan sehat dan sakit sebagai konsep yang


ditentukan dan bergantung pada budaya. Apresiasi sehat dan sakit berbeda – beda antar
budaya, oleh sebab itu pengetahuan tentang budaya diperlukan agar mampu memahami
makna yang di berikan oleh kelompok budaya tertentu terhadap sehat dan sakit

D. Keperawatan
Madeleine Leininger mendeskripsikan keperawatan sebagai keperawatan
transkultural atau etnik Madeleine Leininger menekankan aspek – aspek berikut :
Keperawatan sebagai seni dan keterampilan humanistik, keperawatan berpusat pada
individu.Tujuan dari keperawatan adalah mempertahankan kesejahteraan dan
memberikan bantuan terhadap proses pemulihan dari suatu penyakit sambil
mempertimbangkan perbedaan budaya
Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah mengembangkan
sains dan pohon keilmuan yang humanis, sehingga tercipta praktik keperawatan
pada kebudayaan yang spesifik dan universal Dalam hal ini, kebudayaan yang
spesifik merupakan kebudayaan yang hanya dimiliki oleh kelompok tertentu.
Misalnya kebudayaan Suku Anak Dalam, Suku Batak, Suku Minang. Sedangkan
kebudayaan yang universal adalah kebudayaan yang umumnya dipegang oleh
masyarakat secara luas. Misalnya, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan
merupakan perilaku yang baik, untuk meminimalisir tubuh terkontaminasi oleh
mikroorganisme ketika makan. Dengan mengetahui budaya spesifik dan budaya
universal yang dipegang oleh klien, maka praktik keperawatan dapat dilakukan
secara maksimal.

2.4 Penerapan dari Teori Madeleine Leininger Dalam Praktek Keperawatan

Pendidikan ,Penelitian dan Praktek Klinik

a. Peran Teori Keperawatan Dalam Pendidikan

Madeline Leininger adalah pelopor keperawatan transkultural dan seorang


pemimpin dalam keperawatan transkultural serta teori asuhan keperawatan yang
berfokus pada manusia. Ia adalah perawat professional pertama yang meraih
pendidikan doktor dalam ilmu antropologi sosial dan budaya. Dia lahir di Sutton,
Nebraska, dan memulai karir keperawatannya setelah tamat dari program diploma
di “St. Anthony’s School of Nursing” di Denver.

Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku caring. Caring adalah esensi
dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Tindakan caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku caring semestinya
diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan,
masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara umum
dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan
pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal
dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan
tempat lainnya.

Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan oleh Dr. M. Leininger
dikembangkan dalam konteks keperawatan. Leininger mendefinsikan keperawatan
transkultural sebagai bagian utama dari keperawatan yang berfokus pada studi
perbandingan dan analisa perbedaan budaya serta bagian budaya di dunia dengan
tetap menghargai nilai-nilai asuhan, pengalaman sehat sakit dan juga kepercayaan
yang dimiliki oleh masyarakat.
Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan
untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan
budayakepada manusia.
Tujuan keperawatan Transkultural ialah penggunaan keperawatan
transkultural adalah untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang
humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan
universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai-nilai norma spesifik yang
tidak dimiliki oleh kelompok lain, seperti bahasa. Sedangkan kultur yang universal
adalah nilai atau norma yang diyakini dan dilakukan hampir oleh semua kultur
seperti budaya berolahraga membuat badan sehat, bugar; budaya minum teh dapat
membuat tubuh sehat.
b. Peran Teori Keperawatan Dalam Penelitian

Proses Keperawatan ‘Transcultural Nursing’


Teori Leininger telah diuji cobakan menggunakan metode penelitian dalam
berbagai budaya. Pada tahun 1995, lebih dari 100 budaya telah dipelajari dipelajari.
Selain itu juga, digunakan untuk menguji teori ethnonursing. Teori transcultural
nursing ini, merupakan satu-satunya teori yang yang membahas secara spesifik
tentang pentingnya menggali budaya pasien untuk memenuhi kebutuhannya.

Matahari terbit sebagai lambang/symbol perawatan. Suatu kekuatan untuk


memulai pada puncak dari model ini dengan pandangan dunia dan keistimewaan
struktur sosial untuk mempertimbangkan arah yang membuka pikiran yang mana
ini dapat mempengaruhi kesehatan dan perawatan atau menjadi dasar untuk
menyelidiki berfokus pada keperawatan profesional dan sistem perawatan
kesehatan secara umum. Anak panah berarti mempengaruhi tetapi tidak menjadi
penyebab atau garis hubungan. Garis putus-putus pada model ini mengindikasikan
sistem terbuka. Model ini menggambarkan bahwa tubuh manusia tidak
terpisahkan/tidak dapat dipisahkan dari budaya mereka.
Suatu hal yang perlu diketahui bahwa masalah dan intervensi keperawatan
tidak tampak pada teori dan model ini. Tujuan yang hendak dikemukakan oleh
Leininger adalah agar seluruh terminologi tersebut dapat diasosiasikan oleh
perawatan profesional lainya. Intervensi keperawatan ini dipilih tanpa menilai cara
hidup klien atau nilai-nilai yang akan dipersepsikan sebagai suatu gangguan,
demikian juga masalah keperawatan tidak selalu sesuai dengan apa yang menjadi
pandangan klien. Model ini merupakan suatu alat yang produktif untuk memberikan
panduan dalam pengkajian dan perawatan yang sejalan dengan kebudayan serta
penelitian ilmiah.
Penerapan teori Leineger (Sunrise Model) pada proses keperawatan dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Proses Sunrise Model
Keperawatan
Pengkajian Pengkajian terhadap Level satu, dua dan tiga yang meliputi
dan :
Diagnosis Level satu : World view and Social system level
Level dua : Individual, Families, Groups communities and Institution
in diverse health system
Level tiga :Folk system, professional system and nursing
Perencanaan Level empat : Nursing care Decition and Action
dan Culture Care Preservation/maintanance
Implementasi Culture Care Accomodation/negotiations
Culture Care Repatterning/restructuring
Evaluasi

Dalam penerapan proses keperawatan, pengetahuan budaya harus dimiliki


sebelum mengideintifikasi kondisi klien. Pada level satu dikaji pengetahuan dan
informasi tentang struktur social dan pandangan dunia terhadap budaya klien.
Selanjutnya dibutuhkan informasi tentang bahasa dan lingkungan, teknologi,
agama, filosophi dan kebangsaan, sosial struktur, nilai budaya dan kepercayaan,
politik, legal sistem, ekonomi dan pendidikan. Pengetahuan ini dibutuhkan dalam
rangka mengaplikasikan keperawatan pada klien dalam konteks individu, keluarga,
kelompok, comunitas dan institusional (level dua).
Penilaian terhadap nilai kepercayaan, tingkah laku klien, terhadap sistem
kesehatan diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan klien dalam rangka
merumuskan diagnosa keperawatan (level tiga). Selajutnya setelah ditetapkan suatu
diangnosa keperawatan maka disusunlah perencanaan dan implementasi
keperawatan (level empat) yang dalam model ini sebagai nursing care decition and
action. Sunrise Model secara spesifik tidak menjabarkan evaluasi sebagai suatu
bagian khusus. Walaupun demikian teori transcultural nursing makna penting
dalam rangka pemenuhan kebutuhan perawatan yang memberikan keuntungan bagi
klien.
c. Peran Teori Keperawatan Dalam Praktik Klinik
Rencana Tindakan Keperawatan (Intervensi)
Peran perawat pada transkultural nursing teori ini adalah menjembatani antara
system perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan system perawatan
professional melalui asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat digambarkan
oleh Leininger seperti dibawah ini:
1) Sisem generik atau transkultural
2) Asuhan keperawatan
3) Sistem profesional
Oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana kelompok,
keluarga, komunitas, lembaga) dengan mempertimbangkan generic carring dan
professional carring.
Tindakan keperawatan (Implementasi)
Tindakan keperawatan yang diberikan pada klien harus tetap memperhatikan 3
prinsip askep, yaitu :
a. Culture care preservation/ maintenance
Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan fenomena budaya guna
membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang di
inginkan.
b. Culture care accommodation/ negotiation
Prinsip membantu, memfasilitasi atau memperhatikan budaya yang ada, yang
merefleksikan cara-cara untuk beradaptasi, bernegosiasi atau mempertimbangkan
kondisi kesehatan dan gaya hidup klien.
c. Culture care repatterning/ restructuring
Prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu
memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien kearah yang lebih baik.
Evaluasi.
Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural
pada asuhan keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing carry health
and well being yaitu asuhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan
pengetahuan kesehatan yang sensitive, kreatif, serta cara-cara yang bermakna guna
mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan bagi klien.
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Garis besar teori Leininger adalah tentang culture care diversity dan
universality, atau yang lebih dikenal dengan transcultural nursing. Berfokus pada
nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan pelayanan kesehatan berbasis budaya, serta di
dalam teorinya membahas khusus culture, culture care, diversity, universality,
worldview, ethnohistory. Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah
mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis, sehingga tercipta
praktik keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan universal . Dalam teori ini
terdapat beberapa kelebihan dan juga kekurangan yang perlu diperbaiki dan
dipertahankan. Selain itu teori ini juga dapat diterapkan dalam berbagai
bidang/aspek diantaranya bidang riset, edukasi, kolaborasi, pemberi perawatan,
manajemen, dan sehat sakit.

Dalam bidang riset, teori Leininger telah diuji cobakan menggunakan


metode penelitian dalam berbagai budaya, dimana hasil penemuan ini berguna bagi
masyarakat dan para staf profesional untuk mengembangkan teori transcultural
nursing. Dalam bidang edukasi, Leininger mengembangkan Transcultural
Nursingdi bidang kursus dan di sebuah program sekolah perawat. Teori Leininger
memberikan pengaruh yang sangat besar dalam proses pembelajaran keperawatan
yang ada di dunia karena teori ini sangat penting guna menciptakan perawatan
profesional yang peka budaya.

5.2 Saran
Dalam mengunakan teori Madeleine Leininger kita harus mengkaji klien secara
mendalam dan memahami budaya serta kebiasaan pasien tersebut jadi kita harus
lebih mendalam dalam mengkajinya. Kita dapat mengacu pada teory proses
keperawatan oleh Leininger untuk acuan tindakan proses keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat Aziz Alimul. A. 2009, pengantar konsep dasar keperawatan edisi 2,


Salemba medika, Jakarta.
Perry and Potter. Fundamental Keperawatan. Buku1 Edisi 7 Salemba medika,
Jakarta.

Ebook Nuraini Teori Model Keperawatan

Asmadi 2008 Konsep dasar keperawatan. Jakarta : Buku kedokteran EGC.

Efendi, Ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Diakses, 23 Februari
2015, dari
https://books.google.co.id/books?id=LKpz4vwQyT8C&printsec=frontcover
&hl=id#v=onepage&q&f=false.

Anda mungkin juga menyukai