Anda di halaman 1dari 15

Tugas Artikel Pendukung Tesis

Judul Tesis: Pengembangan Media Laboratorium Virtual untuk


Meningkatkan Kemampuan Literasi Data dan
Kemandirian Belejar Peserta Didik
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah yang diampu
oleh Prof. Dr. Suyanta M.Si.

Oleh:
Mahardhika Adhi Pratama
18708251002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu amanat Undang- Undang Dasar 1945, hal ini
jelas tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “…untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia…”. Untuk mewujudkan amanat tersebut kemudian
disusun UUD 1945 pasal 31 yang mengarahkan pada pengusahaan dan
penyelenggaraan pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional harus berprinsip
demokrasi, desentralisasi dan otonomi dan memperhatikan hak asasi manusia (UU RI
No 20 Tahun 2003). Melalui sistem pendidikan nasional, warga negara diharapkan
mampu berdaya guna dan aktif dalam menghadapi kemajuan zaman. (Kemendikbud,
2012).
Guna mencapai tujuan pendidikan, maka dibutuhkan seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran, dan pedoman penyelenggaraan
pembelajaran yang sering disebut dengan kurikulum (UU RI No 20 Tahun 2003).
Kurikulum bersifat dinamis, dan disesuaikan dengan tuntutan pendidikan dan
kemajuan zaman. Di indonesia perubahan kurikulum dimulai dari kurikulum 1947,
kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004
(KBK) (Abdullah, 2007), kurikulum 2006 (KTSP) dan sekarang kurikulum 2013.
Menteri Pendidikan menyatakan bahwa kurikulum 2013 merupakan pengembangan
dari kurikulum KBK dan KTSP yang mengalami penataan pola pikir dan tata kelola,
pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses dan penyesuaian beban.
Penguatan proses yang dimaksud dalam kurikulum 2013, menekankan bahwa
dalam pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan pendekatan keterampilan proses
atau pendekatan saintifik yang meliputi proses mengamati, menanya, mencoba atau
melakukan eksperimen, menalar, mengkomunikasikan dan mencipta (Kemendikbud,
2014). Peserta didik disuguhi dengan pembelajaran student centered learning,
collaborative learning, dan discovery learning / belajar penemuan, yang erat kaitanya
dengan eksperimen.
Kegiatan ekperimen merupakan salah satu basis dari pembelajaran kurikulum
2013. Melalui kegiatan eksperimen, peserta didik akan mendapatkan pembelajaran
yang authentic yang mengarah pada discovery learning, Hosnan (2014) menyatakan
bahwa eksperimen merupakan suatu metode yang didasarkan pada pendekatan saintifik
untuk memecahkan masalah secara detail, dengan harapan peserta didik mendapatkan
informasi lebih dari apa yang disampaikan guru. Melalui kegiatan eksperimen yang
dilakukan oleh peserta didik, terbukti dapat meningkatkan hasil belajar kognitif.(El-
rabadi, 2013; Odutuyi, 2016; Tatli & Ayas, 2013; Ural, 2016). Penelitian ini didukung
dengan teori Edgar Dale bahwa pembelajaran dengan membaca saja akan
membangkitkan kemampuan mendiskribsikan dan memahami dan membekas di
ingatan peserta didik sebanyak 10%, sedangkan pembelajaran by doing akan
membangkitkan kemampuan menganalisa, mendefinisikan, mengevaluasi dan
mencipta, dan membekas di ingatan peserta didik sebanyak 90% (Davis & Summers,
2015).
Melihat peran sentral kegiatan eksperimen dalam pelaksanaan kurikulum 2013,
maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan eksperimen. Adapun
dari sekian banyak sarana dan prasaran pendidikan, laboratorium merupakan sarana
penunjang utama dalam pelaksanaan eksperimen. Laboratorium merupakan tempat
yang dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan eksperimen (KBBI), laboratorium
identik dengan suatu ruangan yang memiliki letak dan bentuk spesifik, di dalamnya
terdapat alat dan bahan penelitian yang diatur secara teliti (Kancono & I Nyoman;
2010), sehingga dapat digunakan untuk penelitian dengan aman dan nyaman.
Laboratorium merupakan sarana pembelajaran yang terstandard (Permendiknas No 24
Tahun 2007) yang disediakan oleh penyelenggara sekolah guna menunjang kegiatan
belajar. Labolatorium dibedakan menjadi dua berdasarkan kegunaanya, yaitu
laboratorium riset yang digunakan untuk riset ilmiah, dan labolatorium pendidikan
yang digunakan untuk sarana pendidikan (Damayanti dan Kurniatanty; 2008).
Laboratorium pen didikan merupakan sarana penting dalam pembelajaran.
Laboratorium pendidikan dikelola dengan memperhatikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi terkini agar relevan dengan perkembangan zaman dan
disertai dengan manual yang jelas untuk menghindari kekeliruan yang dapat
menimbulkan kerusakan (Permendiknas No 19 Tahun 2007). Laboratorium
menyediakan suatu tempat bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan langsung
dalam menemukan suatu konsep atau discovery learning. Dengan menggunakan
laboratorium sebagai sarana pembelajaran eksperimen untuk memahami suatu konsep,
dapat meningkatkan potensi intelektual, membangkitkan motivasi intrinsik, belajar
menyelidiki secara mandiri dan meningkatkan proses pemahaman.(Bruner, 1961).
Laboratorium juga mendukung guru untuk menyampaikan suatu pembelajaran, dan
proses diskusi peserta didik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar (Forcino, 2013).
Laboratorium disertai dengan aturan dan tata cara penggunaan yang sudah
ditetapkan, akan membantu proses pembelajaran yang ada, namun kenyataan di
lapangan menunjukan data yang tidak sesuai dengan harapan.
Terdapat berbagai materi Ilmu Pengetahuan Alam yang sangat cocok
disampaikan dengan menggunakan pembelajaran berbasis laboratorium atau dengan
metode eksperimen. Tujuan pembelajaran berbasis laboratorium ini tidak lain adalah
untuk memberikan pengalaman nyata, keterampilan proses sains dan kemampuan-
kemampuan literasi abad 21.
Salah satu materi yang memiliki karakteristik yang sesuai untuk
dieksperimenkan adalah materi getaran dan gelombang karena materi ini memiliki
dimensi pengetahuan prosedural yang luas misalnya bagaimana membuat sebuah
gelombang transversal, bagaimana cara menghitung panjang gelombang pada tali yang
bergerak bagaimana menentukan kecepatan gelombang dan sebagainya. materi ini
terdapat pada kelas 8 bab 10, dimana terdiri dari 3 bagian, yaitu: Pada bagian pertama
peserta didik mempelajari konsep getaran; gelombang; jenis gelombang; hubungan
antara panjang gelombang, frekuensi, cepat rambat, dan periode gelombang;
pemantulan gelombang; gelombang bunyi; serta karakteristik bunyi. Pada bagian
kedua, peserta didik akan mempelajari tentang struktur telinga dan mekanisme
mendengar pada manusia. Pada bagian ketiga peserta didik akan mempelajari tentang
aplikasi getaran dan gelombang dalam teknologi misalnya sistem sonar pada kelelawar,
USG, dan alat pengukur kedalaman laut.
Untuk itu pada makalah ini akan dikaji mengenai permasalahan kurikulum dalam
pelaksanaan proses pembelajaran laboratorium pada materi getaran dan gelombang

B. Rumusan Masalah
1. Apa masalah yang muncul dalam pembelajaran berbasis laboratorium pada
materi getaran dan gelombang?
2. Apa alternatif penyelesaian masalah yang muncul dalam pembelajaran berbasis
laboratorium pada materi getaran dan gelombang?

C. Tujuan
1. Mengidentifikasi masalah yang muncul dalam pembelajaran berbasis
laboratorium pada materi getaran dan gelombang
2. Mengidentifikasi alternatif penyelesaian masalah yang muncul dalam
pembelajaran berbasis laboratorium pada materi getaran dan gelombang
BAB II
ISI

A. Masalah Yang Muncul Dalam Pembelajaran Berbasis Laboratorium Pada


Materi Getaran Dan Gelombang
Melihat betapa pentingnya peran laboratorium, diharapkan pada pembelajaran
yang berkarakteristik prosedural dapat dimanfaatkan dengan baik, namun kenyataan di
lapangan menunjukan data yang tidak sesuai dengan harapan. Pemanfaatan
laboratorium sebagai sarana pembelajaran masih rendah (Handayani, 2018). Observasi
dilapangan menunjukan bahwa ruangan laboratorium sering beralih fungsi menjadi
ruang rapat, ruangang kelas bahkan gudang. Katili et al. (2013) menyatakan bahwa
pemanfaatan laboratorium fisika sangat kurang, hal ini disertai dengan rendahnya
ketersediaan alat percobaan yang hanya mencapai 48%. 15 guru yang diambil sebagai
responden, semuanya mengalami kendala pada ketersediaan alat, kurangnya tenaga
laboran, dan kurangnya alokasi waktu, sementara 9 guru menambahkan terkendala juga
karena adanya alih fungsi ruang laboratorium. Jumlah praktikum dalam 1 semester
berkisar 1-2 kali dari yang seharusnya 4-5 kali. Rendahnya pemanfaatan laboratorium
disebabkan oleh berbagai alasan, seperti;1) Perlengkapan yang tidak memadai, yang
berarti adanya keterbatasan alat dan bahan untuk praktikum, 2) Tidak adanya pengelola
atau laboran, yang artinya tidak ada pengelolaan laboratorium yang baik, 3) kompetensi
guru /tenaga pengajar yang masih kurang dalam memahami penggunaan alat dan
bahan; 4) kurangnya alokasi waktu pelaksanaan praktikum.
Berikut disajikan tabel untuk memperjelas dan melengkapi diskribsi di atas
Tabel 1. Hasil observasi dan penelitian yang relevan tentang masalah
pemanfaatan laboratorium.
No Hasil Obervasi dan Penelitian Relevan Pokok Masalah
1 Pemanfaatan laboratorium sebagai sarana Rendahnya pemanfaatan
pembelajaran masih rendah (Handayani, 2018)
2 Observasi dilapangan oleh pemakalah 1. Alih fungsi ruang
menunjukan bahwa ruangan laboratorium sering laboratorium
beralih fungsi menjadi ruang rapat, ruangang 2. Bahan praktikum
kelas bahkan gudang. mahal
Bahan yang digunakan saat praktikum bernilai 3. Bahan kimia
mahal, dan kadang menggunakan bahan kimia berbahaya
yang berbahaya
3 Katili et al. (2013) menyatakan bahwa 1. Perlengkapan tidak
pemanfaatan laboratorium fisika sangat kurang, memadai
hal ini disertai dengan rendahnya ketersediaan 2. Tidak ada laboran
alat percobaan yang hanya mencapai 48%. 15 3. Kompetensi guru yang
guru yang diambil sebagai responden, semuanya kurang
mengalami kendala pada ketersediaan alat, 4. Kurangnya alokasi
kurangnya tenaga laboran, dan kurangnya alokasi waktu
waktu, sementara 9 guru menambahkan
terkendala juga karena adanya alih fungsi ruang
laboratorium. Jumlah praktikum dalam 1
semester berkisar 1-2 kali dari yang seharusnya
4-5 kali. Rendahnya pemanfaatan laboratorium
disebabkan oleh berbagai alasan, seperti;1)
Perlengkapan yang tidak memadai, yang berarti
adanya keterbatasan alat dan bahan untuk
praktikum, 2) Tidak adanya pengelola atau
laboran, yang artinya tidak ada pengelolaan
laboratorium yang baik, 3) kompetensi guru
/tenaga pengajar yang masih kurang dalam
memahami penggunaan alat dan bahan; 4)
kurangnya alokasi waktu pelaksanaan praktikum.
3 Menurut Tololliu (2018) Guru IPA sering 1. Keterbatasan alat dan
dihadapkan dengan kendala keterbatasan alat bahan untuk
praktikum secara manual. praktikum

Yennita, dkk (2012) Pelaksanaan eksperimen 1. Tidak ada pelatiah


masih rendah karena: (1) guru tidak mendapat untuk guru
pelatihan, (2) alat dan bahan yang tidak lengkap, 2. Alat bahan tidak
(3) Konten materi yang padat, (4) tujuan memadai
pembelajaran sulit dicapai melalui eksperimen 3. Alokasi wakt kurang
(5) Persiapan pra peaktikum memakan waktu (6) 4. Kompetensi guru
Kurangnya alokasi waktu tatap muka (7) kurang
Kemampuan praktikum guru yang rendah, (8)
Guru tidak dapat merancang panduan

B. Alternatif Penyelesaian Masalah Yang Muncul Dalam Pembelajaran Berbasis


Laboratorium Pada Materi Getaran Dan Gelombang
Mengatasi masalah rendahnya pemanfaatan laboratorium bukanlah hal yang
mudah, karena semua terkait dengan kebijakan pendidikan di Indonesia. Permasalahan
perlengkapan yang tidak memadai artinya dibutuhkan dana untuk memperbaiki atau
memperbarui perlengkapan, dimana hal ini terkait dengan anggaran pendidikan.
Permasalahan tidak adanya laboran dan rendahnya kompetensi guru dalam praktikum,
berarti harus diselesaikan dengan pelatihan ataupun pengangkatan pekerja, serta
permaslahan kurangnya alokasi waktu, berarti terkait dengan kurikulum dan sistem
pembelajaran sekolah.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi mengantarkan opsi-opsi untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan pendidikan. Pada kasus kurangnya
pemanfaatan laboratorium sebagai sarana pembelajaaran berbasis pendekatan saintifik,
terdapat opsi penggunaan virtual laboratorium untuk memfasilitasi pembelajaran
saintifik, mensuport kegiatan laboratorium real, dan pada saat tertentu dapat
menggantikan fungsi laboratorium real. Opsi ini dinailai paling baik ditinjau dari sisi
biaya dan relevansinya dengen perkembangan zaman. Virtual lab merupakan
laboratorium tanpa gedung laboratorium nyata, diprogram secara komputerisasi untuk
mensimulasikan eksperimen di laboratorium real (Harry & Edward, 2005) dan dapat
menyediakan konten pembelajaran yang baik, sama dengan laboratorium real. Virtual
lab merupakan jenis E-learning yang ekonomis bagi guru dan peserta didik (Liu,
Valdiviezo-díaz, Riofrio, & Sun, 2015), selain itu virtual lab dapat menyediakan konten
pembelajaran kapanpun dan dimanapun (Babateen, 2011). Ada beberapa perbedaan
karakteristik dari lab real dengan virtual lab misalnya; 1) pembelajaran lab real terbatas
oleh waktu dan tempat, sedangkan virtual lab tidak. 2) Sumber pengetahuan pada
kegiatan lab real adalah guru dan buku, sedangkan virtual lab open resource. 3) peserta
didik bekerja dalam kelompok besar pada lab real, sedangkan pada virtual lab, peserta
didik lebih leluasa memilih bekerja secara kelompok atau personal. (Abdul Aziz, 2008;
Al-Zharani, 2008)
Menurut Liu et al, (2015) diperukan sebuah pembelajaran yang mengutamakan
kemampuan praktik peserta didik dan pengembangan pembelajaran berbasis virtual
untuk menjawab tantangan masa depan. Pengembangan virtual laboratorim perlu
difasilitasi karena memiliki potensi yang besar untuk diaplikasikan dalam bidang
pendidikan. Laboratorium virtual diharapkan dapat membentuk iklim pembelajaran
kolaboratif dengan mengintegrasikanya ke media-media sosial (Esquembre, 2015), dan
perlu dikembangkan agar mudah penggunaanya, menarik bagi peserta didik, juga
mudah di pahami (Risberg, 2009).
Penggunaan lab virtual dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik
(Simbolon, 2015), selain itu lab virtual mendapat tanggapan positif dari peserta didik
sebagai media pembelajaran (Islek, 2017). Penggunaan virtual lab secara
berkelompok dapat meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik (Õuedúodu,
Holkd, Yaman, & Yolcu, 2015). Berikut disajikan tabel untuk memperjelas dan
melengkapi diskribsi di atas
Tabel 2. Hasil Obervasi atau Penelitian Relevandan dan Alternatif Penyelesaian
Masalah Yang Muncul Dalam Pembelajaran Berbasis Laboratorium
Hasil Obervasi atau
No Pokok Masalah Alternatif Solusi
Penelitian Relevan
Virtual lab merupakan jenis
Bahan praktikum E-learning yang ekonomis Menggunakan
mahal bagi guru dan peserta didik virtual lab lebih
1
(Liu, Valdiviezo-díaz, Ekonomis
Riofrio, & Sun, 2015)

Alih fungsi ruang selain itu virtual lab dapat


laboratorium Virtual lab tidak
menyediakan konten
2 Dan keterbatasan terbatas tempat dan
pembelajaran kapanpun dan
waktu waktu
dimanapun (Babateen, 2011)
Ada beberapa perbedaan
karakteristik dari lab real
dengan virtual lab misalnya;
1) pembelajaran lab real Dengan
terbatas oleh waktu dan pembelajaran open
Kompetensi guru tempat, sedangkan virtual lab source dan
yang kurang tidak. 2) Sumber pengetahuan menggunakan
3.
pada kegiatan lab real adalah virtual lab maka
guru dan buku, sedangkan guru akan
virtual lab open resource. 3) dimudahkan
peserta didik bekerja dalam
kelompok besar pada lab
real, sedangkan pada virtual
lab, peserta didik lebih
leluasa memilih bekerja
secara kelompok atau
personal. (Abdul Aziz, 2008;
Al-Zharani, 2008)
Laboratorium
virtual
Bahan kimia Hasil observasi menunjukan memfasilitasi
berbahaya bahwa penggunaan keamanan bagi
4 laboratorium virtual dapat pengguna karena
menunjang keamanan tidak bersentuhan
praktikan atau siswa dengan alat dan
bahan berbahaya

Hasil observasi menunjukan

Keterbatasan alat dan bahwa ketika menggunakan Virtual lab

bahan untuk laboratorium virtual guru dan mengatasi masalah


5
praktikum siswa tidak perlu tidak tersedianya alat
mengkhawatirkan ada atau dan bahan kimia
tidaknya alat dan bahan kimia

Virtual laboratori
lebih mudah
Tidak adanya
digunakan sehingga
pelatihan dan proses pelatihanya
6 kurangnya akan lebih mudah.
kompetensi guru Namun begitu tetap
dibutuhkan pelatihan
softskill yang nyata
BAB III
KESIMPULAN

1. Masalah yang muncul dalam pembelajaran berbasis laboratorium pada materi


getaran dan gelombang adalah :
a. Dianggap tidak ekonomis
b. Boros waktu dan terkendala tempat
c. Potensi bahaya saat penggunaan alat dan bahan
d. Guru atau laboran yang belum kompeten
2. Alternatif penyelesaian masalah yang muncul dalam pembelajaran berbasis
laboratorium pada materi getaran dan gelombang adalah:
a. Pengguaan virtual laboratorium untuk mengatasi masalah keekonomisan,
waktu, tempat, dan potensi bahaya saat praktikum
b. Guru atau laboran yang belum kompeten harus diberi pelatihan

.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. (2007). Kurikulum Pendidikan di Indonesia Sepanjang Sejarah (Suatu


Tinjauan Kritis Filosfis). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan no 066 tahu ke 13

Babateen, H. M. (2011). The role of Virtual Laboratories in Science Education, 12,


100–104.

Davis, B., & Summers, M. (2015). Engineering Leaders Conference 2014 Applying
Dale ’ s Cone of Experience to increase learning and retention : A study of student
learning in a foundational leadership course.

El-rabadi, E. G. S. (2013). The Effect of Laboratory Experiments on the Upper Basic


Stage Students Achievement in physics ., 4(8), 62–71.

Esquembre, F. (2015). ScienceDirect Facilitating the Creation of Virtual and


Facilitating the of Creation Creation Virtual Science Science Science
Engineering. IFAC-PapersOnLine, 48(29), 49–58.
https://doi.org/10.1016/j.ifacol.2015.11.212

Forcino, F. L. (2013). The Importance of a Laboratory Section on Student Learning


Outcomes in a University Introductory Earth Science Course, 221, 213–221.
https://doi.org/10.5408/12-412.1

Handayani, m. (2018). Pemanfaatan sarana laboratorium di sma yang telah dan belum
melaksanakan kurikulum 2013 the utilization of laboratory in the senior secondary
school that have and have not implemented the 2013 curriculum, 3, 152–166.

Islek, D. (n.d.). The Impact of the Virtual Laboratory on Students ’ Attitudes in a


General Physics Laboratory, 20–28.

Kimia, j., & surabaya, u. N. (2014). Penerapan media laboratorium virtual ( phet ) pada
materi laju reaksi dengan model pengajaran langsung eko sumargo dan leny
yuanita, 3(1), 119–133.

Liu, D., Valdiviezo-díaz, P., Riofrio, G., & Sun, Y. (2015). Integration of Virtual Labs
into Science E-learning. Procedia - Procedia Computer Science, 75(Vare), 95–
102. https://doi.org/10.1016/j.procs.2015.12.224

Odutuyi, M. (2016). Effects of Laboratory Learning Environment on Students ’


Learning Outcomes in Secondary School Chemistry . Effects of laboratory
learning environment on students ’ learning outcomes in secondary school,
(february).
Õuedúodu, O. D., Holkd, Z., Yaman, Y., & Yolcu, Ö. (2015). An Innovative Approach
in Virtual Laboratory Education : The Case of " IUVIRLAB " and Relationships
between Communication Skills with the Usage of IUVIRLAB ., 195, 1768–1777.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.06.377

Risberg, A. (2009). Master ’ S Thesis Virtual Lab Environments applications for


increased learning.

Simbolon, d. H. (2015). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis


belajar fisika siswa effects of guided inquiry learning model based real
experiments and virtual laboratory towards the results of students ’ physics
learning, 299–316.

Tatli, Z., & Ayas, A. (2013). International Forum of Educational Technology & Society
Effect of a Virtual Chemistry Laboratory on Students ’ Achievement
Technologies for the Seamless Integration of Formal and Informal Learning (
January Published by : International Forum of Educational Technology & Society
Linked references are available on JSTOR for this article : Effect of a Virtual
Chemistry Laboratory on Students ’ Achievement, 16(1).
Tololliu, S. 2018. Laboratorium Maya Solusi Bereksperimen Karena Keterbatasan Alat
Praktikum. Retrieved from:
http://pena.belajar.kemdikbud.go.id/2018/08/laboratorium-maya-solusi-
bereksperimen-karena-keterbatasan-alat-praktikum/. Diunduh pada tanggal 08
Meri 2019.

Ural, E. (2016). The Effect of Guided-Inquiry Laboratory Experiments on Science


Education Students ’ Chemistry Laboratory Attitudes , Anxiety and Achievement,
4(4), 217–227. https://doi.org/10.11114/jets.v4i4.1395

Kancono, R Warsito. I Nyoman Candra.(2010). Pengetahuan Praktis Laboratorium


Kimia. UNIB press

Anti Damayanti dan Isma Kurniatanty, (2008) Manajemen & Teknik Laboratorium,
(Yogyakarta: Prodi Biologi, Fakultas Saintek, UIN SUKA,2008

Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21:
Kunci

Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sundari, R. (2008). Evaluasi pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran biologi


di Madrasah Aliyah Negeri sekabupaten Sleman. Jurnal Penelitian dan Evaluasi
Pendidikan, 2(XII) 196212.
Kemdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2007. Jakarta: BSNP.

Kemdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor


24 Tahun 2007. Jakarta: BSNP.

E. Harry , and B. Edward. Making Real Virtual Lab. The Science Education Review.
2005
E.J. Al-Zharani. The virtual labs. Journal of Curricula and Educational Supervision,
2008, 3, P.29-35.

A. Abdul Aziz. Electronic Learning . Dar Al-Fikir, Amman, Jordan. 2008.

Katili, N. S., Sadia, I.W., Suma, K. (2013). Analisis Sarana dan Intensitas
Penggunaan Laboratorium Fisika Serta Kontribusinya Terhadap Hasil Belajar
Siswa SMA Negeri di Kabupaten Jembrana. e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. Volume 3

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Dasar RI Nomor 31,


Tahun 1945, tentang Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kegiatan 2
    Kegiatan 2
    Dokumen2 halaman
    Kegiatan 2
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Soal Sistem Reproduksi Manusia
    Soal Sistem Reproduksi Manusia
    Dokumen1 halaman
    Soal Sistem Reproduksi Manusia
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Pertumbuhan Dan Perkembangan Merupakan S
    Pertumbuhan Dan Perkembangan Merupakan S
    Dokumen2 halaman
    Pertumbuhan Dan Perkembangan Merupakan S
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Makalah Biologi
    Makalah Biologi
    Dokumen39 halaman
    Makalah Biologi
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Nota
    Nota
    Dokumen3 halaman
    Nota
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Pendahuluan
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Uji Lemak Metode Babcock
    Uji Lemak Metode Babcock
    Dokumen6 halaman
    Uji Lemak Metode Babcock
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Surat PernyataanCPNS S1D3
    Surat PernyataanCPNS S1D3
    Dokumen1 halaman
    Surat PernyataanCPNS S1D3
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Rancangan Uji Karbohidrat
    Rancangan Uji Karbohidrat
    Dokumen15 halaman
    Rancangan Uji Karbohidrat
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Kegiatan 2
    Kegiatan 2
    Dokumen2 halaman
    Kegiatan 2
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Bab 7
    Bab 7
    Dokumen16 halaman
    Bab 7
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • 1 SD 16
    1 SD 16
    Dokumen4 halaman
    1 SD 16
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Bab 7
    Bab 7
    Dokumen5 halaman
    Bab 7
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Diskribsi Sianr X Dan Cts
    Diskribsi Sianr X Dan Cts
    Dokumen2 halaman
    Diskribsi Sianr X Dan Cts
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Dari Magma Ke Rock
    Dari Magma Ke Rock
    Dokumen2 halaman
    Dari Magma Ke Rock
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Eubacteria Dan Archaebacteria: Peran Bakteri Dalam Kehidupan Manusia
    Eubacteria Dan Archaebacteria: Peran Bakteri Dalam Kehidupan Manusia
    Dokumen8 halaman
    Eubacteria Dan Archaebacteria: Peran Bakteri Dalam Kehidupan Manusia
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Angin
    Angin
    Dokumen63 halaman
    Angin
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Kisi Uas SMT 1 2016
    Kisi Uas SMT 1 2016
    Dokumen4 halaman
    Kisi Uas SMT 1 2016
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Embun Pagi Ipa Vii 20102018
    Embun Pagi Ipa Vii 20102018
    Dokumen7 halaman
    Embun Pagi Ipa Vii 20102018
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Pesenan Bu Rinda RL1 Soal2 Aja
    Pesenan Bu Rinda RL1 Soal2 Aja
    Dokumen10 halaman
    Pesenan Bu Rinda RL1 Soal2 Aja
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Promes Biologi Xi 2014-2015
    Promes Biologi Xi 2014-2015
    Dokumen4 halaman
    Promes Biologi Xi 2014-2015
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Book 1
    Book 1
    Dokumen7 halaman
    Book 1
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Artikel
    Artikel
    Dokumen10 halaman
    Artikel
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Virus
    Virus
    Dokumen4 halaman
    Virus
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Arif Rahman Hakim
    Arif Rahman Hakim
    Dokumen9 halaman
    Arif Rahman Hakim
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Cilacap
    Cilacap
    Dokumen3 halaman
    Cilacap
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Cilacap
    Cilacap
    Dokumen3 halaman
    Cilacap
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • Soal Pretes
    Soal Pretes
    Dokumen8 halaman
    Soal Pretes
    Mahardika Adhi Pratama
    Belum ada peringkat
  • GLIKOGEN
    GLIKOGEN
    Dokumen29 halaman
    GLIKOGEN
    Raisyah Utami Al-Maedama
    100% (1)