Anda di halaman 1dari 29

Penilaian Risiko TPPU dan TPPT

di Sektor Jasa Keuangan


Disampaikan pada Kegiatan Sosialisasi
Jakarta, 12-14 November 2019

Malina Efrida
Analis Eksekutif Senior
Grup Penanganan APU dan PPT
Otoritas Jasa Keuangan

Mengatur ∙ Mengawasi ∙ Melindungi


Penilaian Risiko TPPU dan TPPT secara Nasional dan Sektoral
Recommendation 1.1
Countries should identify and assess the ML/TF risks for the country.

Recommendation 1.5
Based on their understanding of their risks, countries should apply a risk-based approach to allocating
resources and implementing measures to prevent or mitigate ML/TF.

NRA TPPU & TPPT Stranas TPPU 2017-2019 SRA TPPU SJK
Sept 2015 April 2017 Sept 2017

SRA
Pengkinian Penilaian Risiko TPPU dan TPPT

Recommendation 1.3
Countries should keep the risk assessments up-to-date.

NRA TPPU & TPPT Updated SRA TPPU & TPPT SJK
2019 2019
Kedudukan Penilaian Risiko
TINGKAT
PELAKSANA FOKUS
PENILAIAN

PPATK Ancaman, kerentanan, dan


National Risk Assessment (NRA) dampak TPPU dan TPPT
secara nasional

Sectoral Risk Assessment OJK Ancaman, kerentanan, dan


(SRA) dampak TPPU dan TPPT
secara sektoral

Institutional/
Individual
- OJK - RBS Tools
- PJK - RBA

Pasal 2 ayat (1) jo (3) POJK 12/POJK.01/2017 sebagaimana telah diubah dengan POJK 23/POJK.01/2019 diatur bahwa:
PJK wajib mengidentifikasi, menilai, dan memahami risiko TPPU dan TPPT dengan mengacu pada NRA dan SRA.
Hasil Penilaian Risiko NRA Updated

Grup Penanganan APU dan PPT © 2019


Hasil NRA TPPU - Updated
Hasil NRA TPPT - Updated

MODUS COLLECTING MODUS MOVING MODUS USING


BERISIKO TINGGI BERISIKO TINGGI BERISIKO TINGGI

Pembelian Senjata Dan


Pembawaan uang Bahan Peledak
Donasi Kepada
Kelompok Teror
tunai
Mobilitas Anggota Teror
& Jaringannya
(Termasuk FTF)
Penggunaan Money
Pendanaan Sendiri Remittance (PTD)
Pelatihan Perang
(Self-Funding) Berizin

Santunan Keluarga
Penggunaan Pelaku Teror

Pendanaan Melalui Produk/Layanan


Pengelolaan
Media Sosial Perbankan Jaringan Teror
Concern OJK atas Hasil NRA Updated

Persepsi dan data statistik LTKM menjadi salah satu aspek yang dinilai dalam melakukan penyusunan NRA
SRA di Sektor Jasa Keuangan
Tahun 2019

Grup Penanganan APU dan PPT © 2019


Cakupan Pengkinian SRA Sektor Jasa Keuangan Th 2019

a. Menggunakan data/informasi yang terkini, yaitu tahun 2017 sampai dengan


2018;
b. Mencakup modus yang biasa digunakan oleh pelaku pencucian uang dan
pendanaan terorisme dalam melakukan TPPU dan TPPT melalui sektor jasa
keuangan;
c. Mencakup penilaian risiko atas TPPT; dan
d. Mencakup uraian mengenai mitigasi risiko yang telah dilakukan oleh OJK
selama 2015 sampai dengan 2018.
Metodologi Penyusunan SRA SJK (1)

Identification Risk Mapping Evaluation

Consequences
Customer (Medium Risk) (Higher Risk)
Risk Address as soon as Address Immediately
possible

Analysis

High
M EDIUM RISK HIGHER RISK HIGHEST RISK

Modus Products & (Lower Risk) (Medium Risk)

CONSEQUENCES
Operandi Serviaes Monitor Address in due course

Medium
Risk Risk
LOW ER RISK M EDIUM RISK HIGHER RISK
Points of Likelihood
Corncern

Low
LOW ER RISK
LOW EST RISK M EDIUM RISK

Delivery Geogra- 0% 100%


Channel phical Unl ikel y Likel y Very Likel y
Risk Risk
LIKELIHOOD
(Threat + Vulnerabilities) Recommendation

Priorities/Strategies
Collecting
data & information Risk Prevention Risk Mitigation

From OJK From PPATK From Bank

Grup Penanganan APU dan PPT © 2019


Metodologi Penyusunan SRA SJK (2)
Formulasi Penilaian Risiko Kerentanan TPPU dan TPPT

1. Kerentanan Rill Pihak Pelapor di sektor jasa


keuangan yang dianalisis lebih lanjut
berdasarkan score hasil pengawasan terhadap:
a. Ketersediaan kebijakan dan prosedur Dampak TPPU dan TPPT
penerapan program APU dan PPT;
b. Pengawasan aktif direksi dan dewan 1. Dampak Rill yang dianalisis lebih lanjut
komisaris terhadap pelaksanaan program berdasarkan:
Ancaman TPPU dan TPPT APU dan PPT;
a. Jumlah nominal terkait Transaksi
c. Ketersediaan sistem pengendalian internal;
Keuangan Mencurigakan (LTKM)
1. Ancaman Rill yang dianalisis lebih d. Kehandalan sistem informasi manajemen;
dan terkait TPPU dan PPT;
lanjut berdasarkan:
a. Jumlah Laporan Transaksi e. Kecukupan dan kapabilitas sumber daya b. Jumlah nominal terkait transaksi yang
Keuangan Mencurigakan (LTKM) manusia dalam mendukung penerapan terindikasi TPPU dan TPPT dalam
terkait TPPU dan PPT; program APU dan PPT. Laporan Hasil Analisis PPATK; dan
b. Jumlah Laporan Hasil Analisis 2. Kerentanan Potensian yang dianalisis lebih lanjut c. Jumlah nominal yang terkait dengan
PPATK; dan berdasarkan: TPPU dan TPPT dalam berkasi
c. Jumlah Putusan TPPU dan a. Self-assessment oleh Pihak Pelapor di Putusan TPPU dan TPPT.
TPPT. sektor jasa keuangan terhadap tingkat
kepatuhan mereka terhadap Pihak Pelapor 2. Dampak Potensial yang dianalisis lebih
2. Ancaman Potensial yang dianalisis
di sektor jasa keuangan; dan lanjut berdasarkan persepsi pengawas
lebih lanjut berdasarkan persepsi
b. Persepsi pengawas sektor jasa keuangan. sektor jasa keuangan.
pengawas sektor jasa keuangan.

Grup Penanganan APU dan PPT © 2019


Basis Data SRA SJK Tahun 2019

1. Data/Informasi yang Bersumber dari OJK: 3. Data/Informasi yang Bersumber dari PPATK dan Otoritas Lain Terkait:
a. Hasil pengawasan penerapan APU dan PPT; dan a. Laporan akhir National Risk Assessment (NRA);
b. Laporan berkala dari PJK. b. Laporan hasil riset Tipologi TPPU;
c. Data LTKM yang disampaikan PJK kepada PPATK;
2. Data/Informasi yang Bersumber dari PJK: d. Laporan Hasil Analisis (LHA) yang terkait dengan sektor jasa keuangan;
Data/informasi yang bersumber dari PJK ini berasal dari kuesioner e. Data Putusan terkait dengan perkara pencucian uang dan pendanaan terorisme; dan
yang OJK sebarkan kepada beberapa PJK dengan menggunakan f. Dokumen pemetaan risiko terkait TPPU dan TPPT yang telah diterbitkan oleh
metode sampling kementerian/lembaga terkait, seperti:
 Penilaian Risiko Indonesia Terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang Tahun
2015 sebagaimana telah dikinikan dengan Pengkinian Penilaian Risiko
Indonesia Terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang yang diterbitkan pada
tahun 2019 (NRA TPPU);
 Penilaian Risiko Indonesia Terhadap Tindak Pidana Pendanaan Terorisme
Tahun 2015 sebagaimana telah dikinikan dengan Pengkinian Penilaian Risiko
Indonesia Terhadap Tindak Pidana Pendanaan Terorisme yang diterbitkan pada
tahun 2019 (NRA TPPT);
 Penilaian Risiko Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Tindak Pidana Narkotika
(SRA Narkotika) yang disusun oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun
2017;
 Penilaian Risiko Tindak Pidana Pencucian Uang Pada Tindak Pidana Korupsi
(SRA Korupsi) yang disusun oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada
tahun 2017;
 Penilaian Ancaman Pencucian Uang dari dan Ke Luar Negeri yang disusun oleh
PPATK pada tahun 2017; dan
 Penilaian Risiko terkait Korporasi/Perikatan Lainnya di Indonesia (SRA Legal
Person) yang disusun oleh PPATK, KPK, OJK, EY, dan USAID pada tahun 2018.

Grup Penanganan APU dan PPT © 2019


Hasil Penilaian Risiko TPPU
Perusahaan Pembiayaan
Tahun 2019

Grup Penanganan APU dan PPT © 2019


Peta Risiko TPPU dalam NRA Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor*
*tingkat risiko digunakannya pihak pelapor sebagai sarana pencucian uang

Perusahaan Pembiayaan
Memiliki Tingkat Risiko
MENENGAH/SEDANG
Penentuan Sampling SRA Perusahaan Pembiayaan

Metode Penentuan Sampling


 Mempertimbangkan keterwakilan populasi
LTKM Perusahaan Pembiayaan di tahun 2017
sebesar 76% dan tahun 2018 sebanyak 86%.
 Mempertimbangkan keterwakilan nilai aset
mulai dari yang terbesar dan terkecil.
SAMPLING
Penilaian Risiko TPPU Berdasarkan Jenis Nasabah

Profil Kategori
No
Pengguna Jasa Risiko
10.00 Pengusaha/Wirasw
1. Pengusaha/Wiraswasta Tinggi asta; 6,69; 9,00

Pejabat Lembaga Pemerintahan Pengurus Parpol,


2. Tinggi 5.86, 8.20
Pejabat
(eksekutif, legislative, dan yudikatif) 8.00 Eksekutif/legislatif,
6.24, 8.30
3. Pengurus Partai Politik Tinggi
4. Pegawai Swasta Sedang
6.00
5. PNS Sedang
6. Korporasi Rendah
Pegawai Swasta,
7. Pengurus yayasan Rendah
5.95, 4.34
4.00
8. Profesional Rendah
9. Pegawai BUMN/D Rendah
Ibu Rumah tangga,
10. Ibu Rumah Tangga Rendah 2.00 2.30, 1.03
11. Pegawai Bank Rendah
12. Pegawai PVA Rendah Pegawai Bank,
2.10, 1.00
13. TNI/Polri Rendah 0.00
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00
14 Pelajar/Mahasiswa Rendah
Penilaian Risiko TPPU Berdasarkan Jenis Produk/Layanan

Kategori
No Produk/Layanan
Risiko
1. Pembiayaan Multiguna 10.00
Pembiayaan Investasi
a. Financing Installment. Tinggi Finance Lease
b. Finance Lease Rendah
Pembiayaan Investasi
c. Fasilitas Dana Rendah 8.00
Pembiayaan Sale and Leaseback
2. Multiguna
Pembiayaan Investasi
Financing Pembiayaan Investasi

Tingkat Dampak
a. Finance Lease Rendah Installment, Factoring with recource
6.00 5.47 , 9.00
a. Sale and Leaseback Rendah
Pembiayaan Investasi
a. Factoring with recource Rendah Financing Installment
a. Factoring without recource Rendah
4.00
a. Financing Installment Rendah Pembiayaan Pembiayaan Investasi
Investasi Finance Pembiayaan Proyek
a. Pembiayaan Proyek Rendah Lease, 1.50, 1.88

a. Pembiayaan Infrastruktur Rendah Pembiayaan Pembiayaan Investasi


2.00
Investasi Pembiayaan
3. Pembiayaan Modal Kerja Financing Infrastruktur
Installment,
a. Sale and Leaseback Rendah Pembiayaan Modal
1.42 , 1.50 Kerja Sale and
b. Factoring with recource Rendah 0.00 Leaseback
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00
c. Factoring without recource Rendah
Tingkat Kecenderungan
d. Fasilitas Modal Usaha Rendah
Penilaian Risiko TPPU Berdasarkan Area Geografis

Area Area
No Kategori Risiko No Kategori Risiko
Geografis/Wilayah Geografis/Wilayah
1 DKI JAKARTA Tinggi 18 KALTENG Rendah
2 JABAR Sedang 19 KALSEL Rendah
3 NAD Rendah 20 KALTIM Rendah
4 SUMUT Rendah 21 KALUT Rendah
5 SUMBAR Rendah 22 BALI Rendah
6 RIAU Rendah 23 NTB Rendah
7 KEPULAUAN RIAU Rendah 24 NTT Rendah
8 JAMBI Rendah 25 SULUT Rendah
9 BENGKULU Rendah 26 SULBAR Rendah
10 SUMSEL Rendah 27 SULTENG Rendah
11 BABEL Rendah 28 SULSEL Rendah
12 LAMPUNG Rendah 29 SULTRA Rendah
13 BANTEN Rendah 30 GORONTALO Rendah
14 JATENG Rendah 31 MALUKU Rendah
15 DIY Rendah 32 MALUKU UTARA Rendah
16 JATIM Rendah 33 PAPUA Rendah
17 KALBAR Rendah 34 PAPUA BARAT Rendah
Penilaian Risiko TPPU Berdasarkan Jenis Delivery Channel

Cara Pelunasan dan Kategori


No
Pembayaran Angsuran Risiko 10.00

1. Transfer Bank Tinggi


8.00

Kasir (secara kas tunai)


2. Secara kas tunai (melalui kasir) Sedang

Tingkat Dampak
Transfer Bank
6.00
Internet Banking
3. Automatic Teller Machine (ATM) Rendah
Mobile Banking (M-Banking)

4.00 ATM
4. Agen (Kantor Pos, Indomaret) Rendah
Agen (Kantor Pos, Indomaret)

5. Mobile Banking Rendah


2.00

6. Internet Banking Rendah


0.00
7. Electronic Data Capture (EDC) Rendah 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00
Tingkat Kecendrungan
Modus Pencucian Uang Melalui Perusahaan Pembiayaan

Tipologi pencucian uang di sektor Perusahaan Pembiayaan berdasarkan keputusan pengadilan perkara
pencucian uang periode 2016 yang diterbitkan oleh PPATK, antara lain:
 Pembelian aset menggunakan sarana pembiayaan sehingga tampak bahwa aset tersebut berasal dari
harta yang sah. Padahal uang yang digunakan untuk cicilan/pelunasan berasal dari hasil kejahatan
 Penggunaan identitas palsu dalam mengajukan pembiayaan dalam rangka mengaburkan identitas dari
para pelaku yang terlibat dalam pencucian uang atau pendanaan terorisme
 Melakukan penjaminan atau agunan harta hasil kejahatan untuk memperoleh pembiayaan kredit yang
kemudian disengaja untuk ridak dibayarkan agar jaminan atau agunan tersebut dirampas oleh pihak
pemberi pembiayaan
 Penggunakan nama orang lain (Nominee) dan pihak keluarga (anak, istri, orang tua) dalam pembelian
aset dengan cara pembiayaan dengan pembayaran secara angsuran. Pihak tersebut hanya tercatat atas
kepemilikan dan bukan sebagai penerima manfaat
Kasus Pencucian Uang Melalui Perusahaan Pembiayaan
TPA: Tindak Pidana Korupsi

Deskripsi Kasus:
Terpidana OS adalah seorang Bupati Kab. S periode 2013 s.d. 2018 didakwa melakukan tindak
pidana suap dan menerima gratifikasi serta melakukan pencucian uang. Kasus terkait perkara
penyalahgunaan anggaran dalam pengelolaan dana kapitasi pada pada Program JKN tahun
anggaran 2014 di dinas Keseatan Kab. S

Pencucian uang di Perusahaan Pembiayaan:


Pembelian 1 mobil vellfire atas nama istrinya AN seharga Rp855 juta menggunakan faslitias
pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan.

Tipologi pencucian uang:


• Pembelian aset berupa mobil mewah dengan menggunakan nama kepemilikan orang lain dan pihak
keluarga (istri)
• Pembelian aset menggunakan sarana pembiayaan sehingga tampak bahwa aset tersebut berasal dari harta
yang sah. Padahal uang yang digunakan untuk cicilan/pelunasan berasal dari hasil kejahatan.
Kasus Pencucian Uang Melalui Perusahaan Pembiayaan
TPA: Tindak Pidana Korupsi

Deskripsi Kasus:
Sdr. ST merupakan PNS dengan jabatan Dirjen (eselon 1) di bidang pemberian izin penggunaan lahan dan
pembangunan, diketahui pada tanggal menerima transfer dana sebesar Rp1,25 M dari rekening PT BM (pengembang
apartemen) yang diduga berkaitan dengan penyuapan atas perizinan dalam pembangunan apartemen/real estate di
Provinsi DKI Jakarta wilayah Jaksel

Pencucian uang di Perusahaan Pembiayaan:


Sdr. HS selaku komisaris PT BM melakukan transfer dana sebesar Rp450 juta untuk uang muka pembelian mobil a.n.
RT (putri ST) yang dibeli dengan menggunakan pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan. Pembayaran cicilan
pembiayaan dilakukan oleh SW (istri ST) sebesar Rp7,5 juta per bulan dengan dana yang diduga berasal dari
gratifikasi.

Tipologi pencucian uang:


Pembelian aset berupa mobil mewah dengan menggunakan nama kepemilikan orang lain dan pihak keluarga (istri)
Hasil Penilaian Risiko TPPT
di SRA Sektor Jasa Keuangan
Tahun 2019

Grup Penanganan APU dan PPT © 2019


Penilaian Risiko TPPT di SJK

Jenis Nasabah Beriusiko Tinggi: Instrumen Bertransaksi Beriusiko Tinggi:


Wilayah Beriusiko Tinggi:
Pengusaha/Wiraswasta Skala Kecil Uang Tunai
DKI Jakarta
(temasuk pedagang)

 Cocok sebagai tempat pendanaan  Kurang menarik kecurigaan karena:  Dalam prakteknya instrumen transaksi
terorisme melalui:  Transaksi dalam jumlah nominal yang melalui uang tunai paling banyak dilakukan
 Penjualan produk/jasa, kecil, dan melalui:
 Pekerjaan formal dan informal, dan  Bersumber dari usaha yang sah/legal.  penarikan tunai,
 Sumbangan/donasi dengan kedok  Menggunakan metode self-funding dari  setoran tunai, dan
kemanusiaan. usahanya sendiri untuk membiayai  uang tunai
 Menjadi target aksi serangan teror karena kegiatan terorisme yang akan mereka yang selanjutnya tersebut dimasukan melalui
memiliki area-area penting secara nasional lakukan sendiri. produk perbankan untuk selanjutnya
dan internasional. ditransfer ke rekening tabungan lainnya..
Modus TPPT di SJK
Melalui Perbankan

Perbankan paling sering digunakan dalam tahapan


pengumpulan dana (collecting) dan pemindahan dana (moving)

Pengumpulan Dana (Collecting) Pemindahan Dana (Moving)

 Rekening tabungan rentan digunakan untuk menampung dana-dana  Layanan transfer dana merupakan layanan yang sangat
sumbangan dalam rangka dukungan terhadap kegiatan terorisme dari para memudahkan proses pemindahan dana dari pemilik
simpatisan. sumber dana kepada teroris dan organisasi teroris.
 Guna menghindari terindentifikasi, para pelaku TPPT sering kali  Layanan transfer dana akan memudahkan dalam proses
menggunakan rekening keluarga, rekening pihak ketiga, maupun rekening pemindahan kepada pihak lainnya.
yang dibeli atau dipinjam untuk bertransaksi
Modus TPPT di SJK
Melalui Industri Asuransi

Produk industri asuransi yang paling berisiko digunakan adalah


produk yang memiliki nilai tunai/investasi (unitlink)

Dana tunai/investasi produk asuransi seperti ini memiliki kelonggaran yang dapat diambil kapanpun,
sehingga dapat digunakan untuk mendanai kegiatan terorisme dan/atau kegiatan pendukungnya

Penerima manfaat (beneficiary) merupakan terduga teroris


Tertanggung adalah pihak yang dekat dengannya, misalnya pasangan
(suami/istri), anak, dan/atau keluarga yang lain

Tertanggung merupakan terduga teroris


Penerima manfaat (beneficiary) adalah pihak terdekat dengan terduga teroris
tersebut, misalnya pasangan (suami/istri), anak, dan/atau keluarga yang lain
Modus TPPT di SJK
Melalui Perusahaan Pembiayaan

Produk perusahaan pembiayaan yang paling berisiko digunakan adalah


pembiayaan bagi pengadaan kendaraan bermotor bagi orang perorangan

Pembiayaan kendaraan bermotor ini dapat dimanfaatkan oleh para teroris dan organisasi teroris untuk mendapatkan
kendaraan yang akan digunakan dalam aksi terorisme dan/atau aktivitas lainnya yang secara tidak langsung berkaitan
dengan teroris dan organisasi teroris.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai