I. TUJUAN
A. Pengecatan Gram
Melihat bentuk sel bakteri dan identifikasi bakteri gram negatifdan gram
positif.
B. Uji Biokimiawi
Mengidentifikasi dan mendeterminasi bakteri berdasarkan sifat-sifat
biokimiawinya.
Aktifitas katalase
2. Tes Pengunaan Sitrat
Beberapa bakteri usus mampu mengunakan asam sitrat sebagai sumber
utama karbon. Metode ini berguna untuk mengelompokan bakteri gram
negative berdasarkan kemampuannya mengunakan asam sitrat sebagai
sumber karbon. Media yang sering digunakan untuk menganalisis adalah
media Simmons Citrate Agar yang mengandung indicator pH Brom
Thymol Blue (BTB), asam sitrat dan garam amonium. Bakteri yang
tumbuh pada media ini akan mengunakan asam sitrat sebagai sumber
karbon dan mengubah garam ammonium menjadi ammonia. Perubahan ini
menyebabkan perubahan komposisi media. Perubahan ini dapat dideteksi
dengan indikator BTB yang akan bewana hijau pada pH di bawah 6,9 dan
akan berwarna biru pada pH di atas 7,6. Hasil positif dengan metode ini
ditunjukan dengan media yang berubah warna menjadi biru. Hasil tes
ditunjukan pada gambar sebagai berikut :
Hasil Tes Pengunaan Sitrat
B. Uji Biokimia
1. Isolat murni bakteri dalam NA miring dan NB (nutrien cair)
2. Reagen untuk test katalase : 10% atau 30% H2O2
3. Bahan untuk test sitrat : Simmons Citrate Agar yang mengandung
indikator Brom Thymol Blue (BTB)
4. Bahan untuk test dekarboksilase lisin : media Lysin Iron Agar (LIA) yang
mengandung Lisin dan indikator Brom Cresol Purple (BCP)
5. Media Nutrien Agar (NA)
6. Media McConkey
7. Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
8. Jarum ose
9. Mikropipet
Buatlah pulasan bakteri di atas objek gelas, kering kan dan fiksasi dengan
api.
Cuci dengan air mengalir, tambahkan larutan safranin (Gram D) selama 10-
20 detik.
B. Uji Biokimia
1. Test Katalase
Letakkan 1-2 tetes 10 % atau 30% H2O2 pada gelas benda dan tambahkan 1
ose atau 2-3 tetes suspensi isolat murni bakteriStaphylococus aureus.
Isolat murni bakteri diinokulasikan secara goresan zig zag menggunakan ose
dan secara tusukan menggunakan jarum inokulasi pada media Simmons
Citrat Agar miring,
Pada medium yang mengandung lisin (Lysin iron Agar) dan kontrol (media
tanpa lisin) diinokulasi secara tusukan dengan isolat murni bakteri,
inkubasikan pada suhu 370C selama 24 jam diamati
lalu dilanjutkan lagi dengan inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam
Positif jika terjadi perubahan warna dari ungu menjadi kuning (24 jam) dan
kembali ke ungu (48 jam). Sementara pada kontrol (media tanpa lisin) tidak
terjadi perubahan warna
Amati juga apakah terbentuk gas yang ditandai dengan pecahnya media atau
terangkatnya media ke atas. Bandingkan dengan kontrol (media tanpa
inokulasi bakteri)
V. LEMBAR PENGAMATAN
A. Pewarnaan Gram
HASIL (Gambar)
BAKTERI Keterangan
GRAM NEGATIF GRAM POSITIF
10X
Bentuk: Bulat
Staphylococcus Pewarnaan: Sederhana
aureus 100X dengan kristal violet
Warna: Ungu
10X
B. Uji Biokimiawi
Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari
interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia.
Kemampuan bakteri menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan
sumber energi yang dapat digunakan untuk identifikasi.
Uji-uji biokimia yang dipakai dalam praktikum kali ini untuk identifikasi
bakteri atau mikroorganisme yaitu antara lain adalah test penggunaan sitrat, tes
dekarboksilase lysine, dan test H2S dan fermentasi gula-gula.
Bakteri yang diuji adalah bakteri E.Coli pada pengamatan selama 48 jam
atau 2 hari, dengan menggunakan 5 jenis media yaitu media NA (Media Nutrien
Agar), media NB (Nutrient Broth), media TSIA (Triple Sugar Iron Agar), media
MC Conkey pada cawan petri, media LIA (Lysin Iron Agar) dan media SCA
(Simmons Citrat Agar). Dengan media tersebut terdapat 3 media miring pada
tabung reaksi dan 2 media datar pada cawan petri.
Nutrient Agar (NA) adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy.
NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang
tidak selektif, yaitu mikroorganisme heterotrof. Nutrient Agar merupakan salah
satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa
dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan
sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Nutrient Agar (NA) adalah suatu medium yang mengandung sumber nitrogen
dalam jumlah cukup yaitu 0,3% ekstrak sapi dan 0,5% pepton, tetapi tidak
mengandung sumber karbohidrat (Irianto, 2006).
Pada praktikum ini menggunakan NA pada cawan petri dan pada tabung
reaksi miring dan juga menggunakan NB. Hasil yang didapatkan semua media
cawan petri maupun tabung reaksi yang berisi NA/NB setelah diinkubasi
ditumbuhi jamur dan tidak ditumbuhi bakteri. Hal ini terjadi karena praktikan
pada saat penanaman bakteri tidak secara aseptis, sehingga menyebabkan media
NA terkontaminasi. Nutrisi yang diperlukan untuk mikroba antara lain karbon,
nitrogen, hidrogen, fosfor, oksigen, sulfur, dan zat besi. Kekurangan sumber
nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya
menyebabkan kematian. Oleh karena itu pentingnya menciptakan lingkungan
yang bersih dan higinis untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba yang tidak
terkendali.
Media Mac Conkey Agar mempunyai keistimewaan memilih bakteri
enterik gram negatif yang memfermentasikan laktosa, karena media ini
mengandung laktosa, crystal violet, dan netral red bile salt. Kemampuan E.coli
memfermentasikan laktosa menyebabkan penurunan pH, sehingga mempermudah
absorbsi netral red untuk mengubah koloni menjadi merah bata dan bile/empedu
diendapkan. Koloni lain (Proteus sp., P.aeruginosa, dan Salmonella), bila tumbuh
tidak akan berwarna karena tidak mampu memfermentasi laktosa. Mikroba lain
yang dapat tumbuh pada media ini antara lain Enterobacter, Proteus, Salmonella,
Shigella, Aerobacter, dan Enterococcus. Proteus sp. jika dilakukan tes akan
didapatkan hasil positif untuk motility, phenilalanine, atau trypthopan deaminase,
dan methyl red tes. Sedangkan pada hasil tes negatif untuk fermentasi laktosa,
lysin, dekarboxilase, arginine, dihidrolisi, dan malonate broth. Salmonella sp.
pada MCA tidak memfermentasikan laktosa atau disebut non lactose fermentasi,
tapi ia dapat memfermentasi glukosa, manitol, dan maltosa disertai pembentukan
asam dan gas kecuali Salmonella thyphi yang tidak menghasilkan gas.
Tes penggunaan sitrat. Media yang dipakai adalah Simmons citrat. Tujuan
dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah kuman menggunakan sitrat sebagai
sumber karbon. Pada media Simons citrat berisi indikator BTB (Brom Tymol
Blue). Apabila bakteri menggunakan sitrat sebagai sumber karbon maka media
berubah menjadi basa dan berubah warna menjadi biru. Interpretasi hasil: negative
(-): tidak terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru, artinya
bakteri ini tidak mempunyai enzim sitrat permease yaitu enzim spesifik yang
membawa sitrat ke dalam sel. Sehingga kuman tidak menggunakan citrat sebagai
salah satu/satu-satunya sumber karbon. Positif (+): terjadinya perubahan warna
media dari hijau menjadi biru, artinya kuman menggunakan citrat sebagai salah
satu/satu-satunya sumber karbon (Ratna, 2012). Pada percobaan yang dilakukan
ternyata ada perubahan dari warna hijau menjadi biru gelap pada bagian media
yang ditanami bakteri, artinya bakteri E-coli menggunakan citrat sebagai salah
satu/satu-satunya sumber karbon.
Tes dekarboksilase lisin. Media yang dipakai adalah medium yang
mengandung lisin (Lysin Iron Agar). Uji LIA pada bakteri bertujuan untuk
melihat kemampuan mikroorganisme dalam mendekarboksilase lisin membentuk
amin kadaverin yang bersifat basa, dimana indikator bromkresol ungu dari warna
coklat berubah menjadi ungu (reaksi positif). Reaksi ini dapat disertai atau tidak
disertai dengan pembentukan gas (adanya gelembung/pecahnya agara di daerah
tusukan atau adanya endapan hitam) (Rifa. 2012). Pada percobaan yang dilakukan
dengan menggunakan bakteri E-coli menunjukan adanya reaksi positif karena
mendapatkan hasil dimana pada bagian atas medium berubah menjadi warna
ungu, artinya bakteri E-coli melakukan dekarboksilase lisin membentuk amin
kadaverin yang bersifat basa.
Tes H2S dan fermentasi gula. Media yang digunakan adalah TSIA (Triple
Sugar Iron Agar). Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kemampuan kuman
untuk memfermentasikan karbohidrat. Pada media TSIA berisi 3 macam
karbohidrat yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa. Indikatornya adalah phenol red
yang menyebabkan perubahan warna dari merah orange menjadi kuning dalam
suasana asam. Glukosa berada di dasar media sedangkan laktosa dan sukrosa
berada di bagian lereng. Fermentasi pada TSIA juga disertai dengan pembentukan
gas CO2 yang dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar. Media TSIA juga
dapat digunakan untuk mengetahui pembentukan H2S yaitu melihat apakah
kuman memfermentasi metionin dan sistein (Asam amino yang mempunyai gugus
S). Pada media TSIA terdapat asam amino metionin dan sistein, jika kuman
memfermentasi kedua asam amino ini maka gugus S akan keluar dan gugus S
akan bergabung dengan H2O membentuk H2S. Selanjutnya H2S bergabung dengan
Fe2+ membentuk warna hitam. Pada percobaan yang dilakukan dengan bakteri E-
coli mendapatkan hasil berwarna orange di dalam tabung reaksi.
VII. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan pewarnaan gram yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan,
pewarnaan bakteri dipengaruhi faktor-faktor antara lain fiksasi, pelunturan warna,
substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Pewarnaan
sederhana digunakan untuk melihat bentuk dan struktur sel bakteri dengan
menggunakan satu jenis pewarna seperti safranin atau kristal violet, sedangkan
pewarnaan gram digunakan untuk membedakan antara bakteri gram positif (+)
dan gram negatif (-) dengan lebih dari satu zat warna. Perbedaan pada garam
negatif dan gram positif terletak pada warnanya pada gram positif berwarna ungu
karena dapat mempertahankan zat pewarna kristal violet serta perbadaan terjadi
pada dinding selnya. Dari praktikum ini dapat disimpulkan bakteri S-aureus
merupakan bakteri gram positif sedangkan bakteri Klebsiella pneumonia bakteri
gram negatif.
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilakukan bahwa dalam uji
biokimia yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri dapat dilihat bahwa
tiap jenis bakteri dapat menunjukan karakternya sendiri.
B. Saran
Diharapkan kepada para praktikan untuk menjaga kebersihan lingkungan
sekitar. Baik alat maupun benda yang kita gunakan untuk praktikum dan benda
yang kita gunakan. Untuk uji biokimiawi perlu dijelaskan tentang uji-uji yang
dilakukan dan diharapkan semua mahasiswa dapat melakukan uji biokimiawi.
DAPTAR PUSTAKA
Ratna, Siri. 2012. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta: PT. Gramedia
Pelczar, M J.dan E.C.S Chan. 2007. Dasar- dasar Mikrobiologi Jilid 1. Jakarta:
UI Press.
GAMBAR KETERANGAN