Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CEREBRAL PALSY
Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Jiwa
Di Ruang PICU RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang

Oleh:

Muhammad Yusuf Wahyudi 190070300111024

Renda Avista Dinny Saputri 190070300111029

Anis Sholiha 190070300111052

Merita Sari 190070300111014

PSIK A 2019

PROGRAM PROFESI NERS


JURUSAN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
HALAMAN PERSETUJUAN
PAKET PENYULUHAN CEREBRAL PALSY
Di Ruang PICU
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh :
KELOMPOK 2

Muhammad Yusuf Wahyudi 190070300111024

Renda Avista Dinny Saputri 190070300111029

Anis Sholiha 190070300111052

Merita Sari 190070300111014

Telah diperiksa dan disetujui pada :


Hari : Kamis
Tanggal : 7 November 2019

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Rinik Eko Kapti S.Kep., M.Kep


NIP. 198201312008122003 NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. PENGANTAR
Topik : Cerebral Palsy
Pokok bahasan : Cerebral Palsy
Sasaran : Keluarga pasien ruang PICU RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang
Hari/ Tanggal : Kamis, 7 November 2019
Waktu : 30 menit (pukul 10.00-10.30 WIB)
Penyaji : Kelompok 2 Program Studi Profesi Ners FKUB 2019
Tempat : Di depan Ruang PICU RSUD dr. Saiful Anwar Malang
Metode : Ceramah
Media : PPT dan leaflet

B. LATAR BELAKANG

Cerebral palsy merupakan penyakit yang memnyebabkan berbagai

macam gangguan klinis dari kerusakan korteks serebral atau kerusakan

subkortikal yang terjadi selama awal tahun kehidupan. Insiden cerebral palsy di

seluruh dunia adalah sekitar 2-2,5 tiap 1000 kelahiran hidup. Dimana hal ini sangat

terkait dengan usia kehamilan, terjadi pada 1 dari 20 bayi premature yang masih

hidup. Penting untuk di catat bahwa, meskipun prematuritas adalah faktor resiko

yang paling umum terhadap terjadinya cerebral palsy ,sebagian besar anak-anak

yang terkena dampak jangka panjang. Meskipun terjadi penurunan tingkat

kelahiran dengan asfiksia dari 40/100.000 pada tahun 1979 menjadi 11/100.000

pada tahun 1996, namun tidak tampak terjadinya penurunan prevalensi cerebral

palsy. Faktanya, prevalensi cerebral palsy di USA malah meningkat dari 20% (dari

1,9-2,3/1000 lahir hidup) diantara tahun 1960 dan 1986.


Cerebral palsy selalu dikaitkan dengan banyak defisit seperti

keterbelakangan mental, gangguan bicara,bahasa dan oromotor. Penilaian

menyeluruh terhadap perkembangan saraf anak dengan Cerebral Palsy harus

mencakup evaluasi terkait defisit sehingga Program intervensi dini yang

komprehensif dapat direncanakan dan dilaksanakan. Oleh karena itu pada

pendidikan kesehatan ini penulis ingin menjelaskan mengenai Cerebral Palsy.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, keluarga pasien dapat
mengetahui dan memahami tentang Cerebral Palsy
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, pasien dan keluarga mampu:
a. Menyebutkan dan memahami definisi Cerebral Palsy
b. Menyebutkan dan memahami karakteristik Cerebral Palsy
c. Menyebutkan dan memahami penyebab Cerebral Palsy
d. Menyebutkan dan memahami dampak Cerebral Palsy
e. Menyebutkan dan memahami penatalaksanaan Cerebral Palsy

D. STRUKTUR ORGANISASI
 Penyuluh : Renda dan Merita
 Moderator : Yusuf
 Operator dan notulensi : Anis
 Deskripsi Tugas :

Penyaji Menyampaikan materi kepada peserta


Moderator Memandu jalannya penyuluhan
Operator & Mengoperasikan laptop & membuat berita acara dan
Notulensi dokumentasi kegiatan

E. MATERI (Terlampir)

F. KEGIATAN PENYULUHAN
Sasaran
No Waktu Kegiatan Klien dan keluarga
Penyaji
Klien
1. 5 Pembukaan  Menyampaikan salam  Menjawab salam
menit a. Salam pembuka pembuka  Memperhatikan
b. Perkenalan  Memperkenalkan diri dan dan terlihat
c. Menyampaikan menjelaskan kontrak antusias mengikuti
tujuan waktu pelaksanaan penyuluhan
d. Kontrak waktu kegiatan kepada peserta  Menjawab
penyuluhan dengan pertanyaan
bahasa yang sopan dan
jelas serta penggunaan
kata yang efisien.
 Menjelaskan tujuan
penyuluhan dan pokok
materi yang akan
disampaikan
 Menanyakan beberapa
pertanyaan seputar opini
peserta mengenai topik
penyuluhan.
2. 15 Kegiatan Inti  Menyampaikan materi  Menyimak dan
menit Penyampaian materi dengan jelas dan tepat memperhatikan
a. Definisi Cerebral sesuai dengan metode penyuluhan
Palsy yang dipilih. Materi dengan baik dan
b. Karakteristik CP meliputi: antusias.
c. Penyebab Cerebral a. Definisi Cerebral Palsy
Palsy b. Karakteristik CP
d. Dampak klinik c. Penyebab Cerebral Palsy
Cerebral Palsy d. Dampak Cerebral Palsy
e. Penatalaksanaan e. Penatalaksanaan Cerebral
Cerebral Palsy Palsy
 Menyampaikan materi
tidak berbelit-belit serta
Sasaran
No Waktu Kegiatan Klien dan keluarga
Penyaji
Klien
efisien sehingga
mencegah kekurangan
waktu
 Memanfaatkan semua
media yang tersedia untuk
menyampaikan materi
dengan baik.
3. 10 Penutup  Melalukan dialog interaktif  Peserta
menit  Sesi tanya jawab dengan peserta penyuluhan dengan
 Melakukan evaluasi penyuluhan. antusias bertanya
 Menyimpulkan materi  Menanyakan beberapa dan berdialog
yang didiskusikan pertanyaan singkat tentang materi
 Mengakhiri kegiatan kepada pasien tentang penyuluhan.
dengan salam materi penyuluhan untuk  Bersama penyaji
mengetahui feed back. menyimpulkan
Contoh pertanyaan: materi.
1. Apakah definisi dari  Mengerti dan
Cerebral Palsy mempunyai
2. Bagaimana karakteristik pengetahuan baru
CP? tentang materi
3. Apa penyebab Cerebral penyuluhan
Palsy ditandai dengan
4. Sebutkan dampak erebral hampir keseluruhan
Palsy peserta dapat
5. Bagaimana menjawab
penatalaksanaan pertanyaan.
Cerebral Palsy  Menjawab salam.
 Menyampaikan
kesimpulan dengan
singkat dan jelas.
Sasaran
No Waktu Kegiatan Klien dan keluarga
Penyaji
Klien
 Menyampaikan salam
penutup dan ucapan
terimakasih dengan
sopan dan jelas.

G. Evaluasi
Input Proses Output
 Mahasiswa  Mahasiswa mampu Peserta mampu mema-
menyiapkan media menguasai materi hami materi yang
sebelum pelaksanaan penyuluhan disampaikan
penyuluhan  Peserta aktif dan
 Penyelenggaraan antusias selama
penyuluhan di lakukan penyuluhan
didepan Ruang PICU
 Pengorganisasian dan
persiapan kegiatan
dilakukan pada hari
sebelumnya

H. Indikator Keberhasilan
 Jumlah peserta yang hadir adalah 80% dari pasien dan keluarga di Ruang
PICU RSSA
 Peserta mengkuti dari awal hingga akhir penyuluhan
 Peserta mampu menjawab 4 dari 5 pertanyaan yang diberikan oleh penyaji.

I. Pertanyaan Pre Test dan Post Test


1. Apakah definisi dari Cerebral Palsy
2. Bagaimana karakteristik Cerebral Palsy
3. Apa penyebab Cerebral Palsy
4. Sebutkan dampak Cerebral Palsy
5. Bagaimana penatalaksanaan Cerebral Palsy
TINJAUAN PUSTAKA
“CEREBRAL PALSY”

A. Pengertian Cerebral Palsy


Menurut Sir William Osler (Mohamad Efendi: 2006), cerebral palsy
adalah adanya kelainan gerak, sikap ataupun bentuk tubuh, gangguan
koordinasi yang disertai dengan gangguan psikologis dan sesnsoris yang
disebabkan oleh adanya kerusakan atau kecacatan pada masa perkembangan
otak. Dalam pengertian lain, Cerebral palsy adalah kelainan yang disebabkan
oleh kerusakan otak yang mengakibatkan kelainan pada fungsi gerak dan
koordinasi, psikologis dan kognitif sehingga mempengaruhi proses belajar
mengajar.
B. Karakteristik Anak dengan Cerebral Palsy
Menurut (Abdul Salim, 2007: 178-182), cerebral palsy diklasifikasikan
menjadi enam, yaitu:
a. Spasticity
Anak yang mengalami kekakuan otot atau ketegangan otot,
menyebabkan sebagian otot menjadi kaku, gerakan-gerakan lambat dan
canggung.
b. Athetosis
Merupakan salah satu jenis cerebral palsi dengan ciri menonjol, gerakan-
gerakan tidak terkontrol, terdapat pada kaki, lengan, tangan, atau otot-
otot wajah yang lambat bergeliat-geliut tiba-tiba dan cepat.
c. Ataxia
Ditandai dengan gerakan-gerakan tidak terorganisasi dan kehilangan
keseimbangan. Jadi keseimbangan buruk, ia mengalami kesulitan untuk
memulai duduk dan berdiri.
d. Tremor
Ditandai dengan adanya otot yang sangat kaku, demikian juga
gerakannya, otot terlalu tegang diseluruh tubuh, cenderung menyerupai
robot waktu berjalan tahan-tahan dan kaku.
e. Rigiditi
Ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kecil tanpa disadari,
dengan irama tetap. Lebih mirip dengan getaran.
f. Campuran, yang disebut dengan campuran anak yang memiliki beberapa
jenis kelainan cerebral palsy.
C. Penyebab Cerebral Palsy
Menurut (Mardiani, 2006) terdapat tiga bagian penyebab terjadinya cerebral
palsy :
a. Sebelum Lahir (pranatal)
Masalah bisa terjadi pada saat pembuahan bergabung dan sebelum bayi
dikandung sehingga menghasilkan keadaan yang tidak normal yang
berhubungan langsung dengan kerusakan jaringan syaraf. Adapun faktor-
faktor lainnya yaitu:
1) Ibu menderita penyakit/infeksi
Hal ini merupakan bawaan lahir, gangguan pada bayi mungkin muncul
diawal kehamilan yaitu masa-masa penentu bagi pertumbuhan dan
pembentukan tubuh janin. Misalnya seorang ibu terserang infeksi
rubella, toksoplasma,atau sitomegola yaitu virus yang bisa terjadi diusia
kehamilan trimester ketiga. Penyebab lain, ibu menderita penyakit
berat seperti tifus, kolera, sifilis, malaria kronis, TBC dan yang lainnya
yang dapat mempengaruhi janin. Infeksi-infeksi ini mengganggu
perkembangan jaringan otak sehingga menimbulkan kerusakan jaringan
otak pada anak.
Perilaku Ibu
Ibu yang mengkonsumsi obat-obatan, merokok, minum- minuman
keras, begitu juga dengan ibu yang mengalami depresi dan tekanan
darah tinggi. Semua ini bisa merusak janin baik fisik maupun mental.
Masalah Gizi
Ini berkaitan dengan masalah sosial ekonomi, ibu yang tinggal dengan
kondisi ekonomi yang kurang mampu sementara anaknya banyak
otomatis asupan gizinya pun akan berkurang. Masalah gizi ini akan
terbawa sampai anaknya lahir. Ibu yang menderita kekurangan gizi
akan berpengaruh pada pembentukan dan perkembangan otak
janinnya (dapat menyebabkan kerusakan jaringan diotak).
b. Saat lahir (perinatal)
 Terkena infeksi jalan lahir
Ini cukup sering mengakibatkan ketidaknormalan bayi karena terjadi
gangguan pada proses persalinan, jalan lahir kotor dan banyak
kuman. Jika ibu mempunyai infeksi TORCH, misal, bayi bisa terkena
infeksi jalan lahir tersebut.
Hipoksis Iskemik Ensefalopati/HIE
Saat lahir, bayi dalam keadaan tidak sadar, bahkan tidak menangis
dan justru mengalami kejang hingga kekurangan oksigen keotak.
Akibatnya jaringan otak rusak.
Kelahiran yang sulit
Pemakaian alat bantu seperti vakum saat persalinan tidak
bermasalah, yang bisa mengganggu bayi adalah lamanya dijalan
lahir karena berbagai penyebab, kepala bayi lebih besar dari pinggul
ibu atau ada lilitan tali pusat sehingga tertarik tak mau keluar atau ibu
tidak kuat menahannya.
Asfiksia
Bayi lahir tidak bernafas, bisa karena paru-paru penuh cairan atau
karena ibu mendapatkan anestesi (obat bius) terlalu banyak.
Bayi lahir premature
Termasuk bayi beresiko tinggi mengalami gangguan karena lahir
belum waktunya atau kurang dari 32 minggu. Kemungkinan jaringan
organ tubuh dan jaringan otaknya belum sempurna.
Berat lahir rendah
Selain bobotnya rendah, bayi kekurangan nutrisi. Meski lahir cukup
bulan tetapi bobotnya kurang dari 2.500 gram, ini bisa terjadi karena
ibu kekurangan gizi pada saat hamil.
Pendarahan otak
Pendarahan dibagian otak dapat mengakibatkan penyumbatan
sehingga anak menderita hidrocepalus ataupun microcepalus.
Pendarahan juga dapat menekan jaringan otak hingga terjadi
kelumpuhan.
Bayi kuning
Merupakan keadaan bayi mengalami kuning yang berbahaya,
misalnya karena kelahiran inkompatibilitas golongan darah yaitu ibu
bergolongan darah O sedangkan bayinya A atau B. Selain itu bayi
yang mengalami hiperbilirubenimia atau kuning yang tinggi, lebih dari
20 mg/dl hingga bilirubin besarnya melekat di jaringan otak
terganggu, oleh sebab itu bayi kuning harus segera mendapatkan
penanganan yang tepat pada minggu-minggu pertama kejadian.
c. Sudah lahir (postnatal)
Biasanya paling rentan terjadi di usis-usia 0-3 tahun. Terdapat penyebab-
penyebab antara lain:
Infeksi pada selaput otak atau pada jaringan otak
Umumnya bayi usia muda sangat rentan dengan penyakit,
misalnya tenginggitis dan ensepalitis pada usia setahun pertama.
Ada kemungkinan penyakit tersebut menyerang selaput otak bayi
sehingga menimbulkan gangguan pada perkembangan otaknya.
Bila infeksinya terjadi dibawah tiga tahun umumnya akan
mengakibatkan cerebral palsy, sebab pada waktu itu otak sedang
dalam perkembangan menuju sempurna. Jadi anak yang terkena
infeksi meningitis radang selaput otak diusia 5 tahun dan menjadi
lumpuh, ia tidak disebut cerebral palsy melainkan komplikasi
meningitis.
Kejang
Dapat terjadi karena bayi terkena penyakit dan suhu tubuhnya
tinggi kemudian timbul kejang. Kejang dapat pula karena infeksi
yang dialami anak. Kemungkinan lain anak juga bisa menderita
epilepsi.
Karena trauma/ benturan
Bayi yang sering mengalami jatuh dan menimbulkan luka dikepala,
apalagi dibagian dalam kepala atau pendarahan di otak dapat
menyebabkan kerusakan jaringan otaknya. Kerusakan tergantung
dari hebat atau tidaknya benturan. Akibatnya, sebagian kecil
jaringan otak rusak. Memang tidak bisa dilihat secara pasti
seberapa besar kerusakan otak yang terjadi.
D. Dampak anak dengan Cerebral Palsy
a. Gangguan Motorik
Gangguan motorik anak CP dapat berupa kesulitan berpindah tempat
(mobilitas), bergerak dan berjalan. Kerusakan pada system Piramidalis dan
ekstrapiramidalis yang mengatur system motorik manusia, menyebabkan
anak CP mengalami kekakuan, kelumpuhan ,gerakan-gerakan involunter
yang tak dapat dikendalikan. Disaming itu anak CP ada yang berjalan
terhuyunghuyung, pola jalan menggunting, tidak ada keseimbangan,
karena kerusakan terjadi pada otak kecil (Cerebellum). Dengan gangguan
motorik ini anak sulit melakukan aktvitas hidup sehari-hari di rumah dan di
sekolah. Berkaitan dengan akademik, anak sulit untuk menulis dan berolah
raga. Di rumah anak akan kesulitan untuk: makan, minum, mandi, ke toilet,
berpakaian, menanggalkan pakaian dsb.
b. Gangguan sensori
Luasnya kerusakan di otak berakibat pada system sensoris seperti;
kelainan penglihatan, pendengaran, perabaan, bahkan sensasi rasa
pengecapan.
c. Gangguan berbicara
Area Brocca yang menjadi pusat bahasa di otak yang ikut terganggu
karena luasnya kerusakan di otak menyebabkan anak sulit memahami
bahasa. Disamping sulit memahami bahasa, gangguan akan bertambah
kompleks bila otot-otot mulut, lidah dan otot artikulasi lainnya terganggu,
anak akan kesulitan untuk berkomunikasi. Hal ini wajar dialami oleh anak
CP karena otot-otot lidah, mulut, dan pipi dipesarafi oleh saraf periper di
otak.
d. Gangguan kecerdasan
40 sampai 60 persen anak CP berada pada katagori retardasi mental,
maka kesulitan belajar sudah pasti terjadi. Kesulitan belajar menuntut
cara dan modifikasi dalam pembelajaran
e. Gangguan emosional
Penyesuaian sosial anak Cerebral Palsy menjadi terhambat hubungan
sosialnya mengingat, adanya hambatan yang menjadi sarat setiap orang
untuk melakukan hubungan social . Persaratan yang dimaksud seperti;
keterampilan berkomunikasi, adanya kemampuan mobilitas, keberanian,
dan kemauan untuk bergaul.
E. Penatalaksanaan Cerebral Palsy
1) Fisioterapi
Ada beberapa jenis terapi fisik (fisioterapi) yang bisa diterapkan untuk
membantu bayi beradaptasi dengan kondisinya. Dokter akan menentukan
jenis fisioterapi dan teknik latihan tertentu yang dibutuhkan bayi dengan
kondisi ini sesuai bagian tubuh mana yang terdampak oleh cerebral palsy.
Tujuan utama dari terapi ini adalah untuk meningkatkan kekuatan otot,
keseimbangan dan koordinasi gerakan, dan kendali gerak bayi. Dengan
begitu, diharapkan bayi bisa melakukan aktivitas dengan normal,
misalnya mengangkat kepala, berguling, dan menggenggam
2) Terapi wicara (speech therapy)
Terapi ini sebenarnya lebih ditujukan kepada anak-anak dengan cerebral
palsy yang memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dan berbicara. Pada
bayi, terapi wicara ini bisa dilakukan untuk melatih kekuatan otot mulut
dan rahangnya, sehingga dapat memperbaiki kemampuan berbicaranya
nanti
3) Evaluasi tumbuh kembang
Ini merupakan salah satu komponen penting dalam penanganan cerebral
palsy. Tujuannya adalah untuk menilai apakah ada masalah dalam
tumbuh kembang bayi dan memberikan penanganan sedini mungkin agar
bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan normal.
4) Obat-obatan
Pemberian obat-obatan di sini bukan untuk
menyembuhkan cerebral palsy, melainkan untuk mengatasi keluhan
yang mengganggu. Misalnya jika terdapat otot yang kaku sehingga bayi
sulit bergerak atau menjalani terapi fisik atau terapi wicara, maka dokter
bisa memberikan obat pelemas otot, seperti diazepam, baclofen, dan
suntikan onabotulinumtoxin A (botox). Apabila cerebral palsy membuat
pasien sering mengalami kejang, dokter dapat memberikan obat
antikejang.
5) Dukungan keluarga
Selain penanganan medis di atas, dukungan emosional dan dorongan atau
stimulus tumbuh kembang yang baik dari orang juga merupakan langkah
yang sangat penting dalam penanganan bayi dengan cerebral palsy.
Dengan penanganan yang tepat dan dukungan yang baik dari keluarga,
bayi dan anak yang menderita cerebral palsy memiliki peluang yang tinggi
untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan normal, meski tetap memiliki
keterbatasan. Pada kebanyakan kasus, penderita cerebral palsy harus
menggunakan alat bantu, seperti kursi roda, seumur hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Muhammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan.FKIP UNS :


Surakarta.

Abdul Salim. (2007). Pediatri dalam Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.

Mardiani, Elita. 2006. Faktor-faktor Risiko Prenatal dan Perinatal Kejadian Cerebral Palsy.
Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang

Hull, David. 2008. Dasar-dasar Pediatri. Dialihbahasakn oleh Gunadi Hartono. 3rd Edition.
Jakarta : EGC

A Musjafak (1995). Ortopedagogik Anak Tuna Daksa. Jakarta : Departemen pendidikan


dan kebudayaan.

Hallahan dan Kaufman (1982).Exceptional Children. USA : Prentice Hall of Canada, Ltd
Toronto.

Kirk and Gallagher (1983). Educating Exceptional Children. USA : Houghton mifflin
company.

Latif Venusri (1987). Bandung : Pikiran Rakyat.


KEMENTRIAN RISET, TEKNILOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Jalan Veteran Malang – 65145
Telp. (0341) 551611 Pes. 213.214; 569117, 567192
Fax (62)(0341) 564755
e-mail: sekr.fk@ub.ac.id http:fk.ub.ac.id
JAWA TIMUR - INDONESIA

Berita Acara Kegiatan Penyuluhan Ruang PICU


Nama Kegiatan : Penyuluhan Cerebral Palsy
Hari/Tanggal : 07/10/ 2019
Pukul : 10.00-11.00 WIB
Tempat : Ruang Pertemuan dr. Gunung
Pemateri : Kelompok 2
Jumlah Peserta : 9 Orang
Kronologis Acara : Acara di mulai pada pukul 10.00 WIB di Ruang Pertemuan
Dokter Gunung RSSA Malang. Acara dimulai tepat waktu. Peserta
yang hadir terdiri dari keluarga pasien ICU-PICU, anggota kelompok
dan pembimbing klinik. Acara dimulai dengan pembukaan pada pukul
10.00 WIB yang disampaikan oleh Muhammad Yusuf Wahyudi selaku
Moderator
Acara selanjutnya ialah pemaparan materi penyuluhan
Cerebral Palsy oleh Renda Avista. Dilanjutkan penyuluhan materi
diare oleh intstitusi ICHMI dan penyuluhan makanan enteral oleh
mahasiswa gizi. Setelah semua materi selesai disampaikan acara
dilanjutklan dengan diskusi materi bersama peserta penyuluhan dan
tanya jawab . Peserta penyuluhan tampak antusias dan aktif selama
proses diskusi berlangsung.
Sebelum acara berakhir dilakukan penyampaian pesan dan
kesan baik dari peserta maupun dari mahasiswa. Acara yang terakhir
adalah penutup dan salam pada pukul 11.00 WIB
Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
b. Ruangan kondusif untuk kegiatan penyuluhan
c. Media dan materi telah tersedia
d. Peserta yang hadir sebanyak 9 orang yang merupakan keluarga pasien
2. Evaluasi Proses
a. Peserta memperhatikan dan mendengarkan materi penyuluhan dengan seksama
b. Peserta aktif dan antusias selama proses diskusi berlangsung
c. Proses diskusi berjalan lancar dan peserta antusias dalam menyampaikan
pendapatnya
d. Seluruh peserta mengikuti kegiatan mulai dari awal hingga akhir acara.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam penyuluhan
ke dalam kehidupan sehari-hari

Rencana tindak lanjut :

a. Peserta mampu mengaplikasikan secara mandiri materi yang telah


diberikan dalam penyuluhan ke dalam kehidupan sehari-hari
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai