LANDASAN TEORI
5
Mesin ini digerakkan oleh motor listrik dengan daya 0,8 HP pada
putaran input 900 rpm. Daya dan putaran poros motor dihubungkan melalui
sabuk V pada puli ke dua, putaran yang dihasilkan untuk memutar poros
yang bawah dimana ada roda gigi lurus bawah yang berhubungan langsung
dengan roda gigi atas yang secara bersamaan memutar roda gigi atas yang
arahnya berlawanan. Motor listrik sebagai penggerak ditempatkan pada
bagian bawah dari rangka mesin penggiling karet ini untuk mencari posisi
yang tepat untuk puli 1 dan puli 2 agar pada saat putaran sabuk V dapat
bekerja dengan baik pada masing-masing puli dan menghindari adanya slip.
II.1. Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap
mesin, Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan
putaran Peranan utama dalam transmisi seperti ini di pegang oleh poros.
Oleh sebab itu perlu di perhatikan hal-hal penting dalam pemilihan poros
dengan memperhitungkan beberapa aspek.
a. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur
atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang
mendapat beban tarik atau tekan seperti baling-baling kapal atau
turbin, Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan
bila diameter poros di perkecil (poros berongga) atau bila poros
mempunyai alur pasak harus di perhatikan sebuah poros harus
direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban yang
akan terjadi.
6
b. Kekakuan poros
Meskipun poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirannya terlalu besar akan
mengakibatkan ketidak telitian atau getaran dan suara, Karena itu
disamping kekuatan poros kekakuannya juga harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan dilayani poros
tersebut.
c. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikan maka pada suatu harga tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini dsebut
putaran kritis hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor
listrik dan lain sebagainya dan dapat pula mengakibatkan
kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya, Suatu poros
harus direncanakan sebaik mungkin sehingga putaran kerjanya
harus lebih rendah dari putaran kritis
d. Bahan poros
Poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi pada
umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang
sangat tahan terhadap keausan, Beberapa diantarannya yaitu baja
krom molibden, baja krom, baja krom nikel molibden dan dalam
hal ini perlu dipertimbangkan penggunaan-penggunaan baja
karbon yang diberi perlakuan panas secara tepat untuk
memperoleh kekuatan yang baik.
Baja dapat diklasifikasikan antara lain baja lunak, baja liat, baja
agak keras dan baja keras. Dan diantaranya baja liat dan baja
agak keras banyak dipilih untuk bahan poros, baja lunak yang
terdapat dipasaran umumnya kurang homogen ditengah, sehingga
tidak dapat dianjurkan untuk dipergunakan sebagai poros. Untuk
pemilihan bahan dilakukan atas dasar standart-standart yang ada
7
Bahan yang akan digunakan baja karbon konstruksi mesin
dengan lambang S45C dengan kekuatan tarik 58 kg/mm.
a. Poros Transmisi
Poros semacam ini mendapat beban puntir murni atau puntir
lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling
roda gigi, puli sabuk atau sporket rantai
.
b. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek , seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa beban puntiran,
disebut spindle syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
c. Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang
dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang
tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat
beban lentur kecuali jika digerakan oleh penggerak mula dimana
gandar akan mengalami beban puntir juga.
8
II. I. 3. Persamaan untuk menghitung poros
A. Persamaan untuk menghitung poros menurut Sularso (1987)
1
5,1
Ds = km.M kt.T
3
2 2
a
B
a
sf 1 sf 2
Dengan :
P = daya
Fc = faktor koreksi
II.2. Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan
bagian-bagian mesin seperti roda gigi, sporket, puli kopling dan lain-lain.
Pada poros, momen diteruskan dari poros ke naf atau naf ke poros. Fungsi
yang serupa dengan pasak dilakukan pula oleh seplain (sepline) dan gerigi
(Seration) yang mempunyai gigi luar pada poros dan gigi dalam dengan
jumlah gigi yang sama pada naf dan saling terkait yang satu dengan yang
lain. Gigi pada seplain adalah besar-besar, sedang pada gerigi adalah kecil-
kecil dengan jarak bagi yang kecil pula. Kedua-duanya dapat digeser
secara aksial pada waktu meneruskan daya.
9
Dalam pembahasan ini hanya akan di uraikan tentang pasak saja.
Pasak pada umumnya dapat digolongkan atas beberapa macam sbb :
Menurut letaknya pada poros dapat dibedakan antara pasak pelana, pasak
rata, pasak benam, dan pasak singgung yang umumnya berpenampang segi
empat. Dalam arah memanjang dapat berbentuk prismatis ada yang khusus
dipakai sebagai pasak luncur. Disamping jenis tersebut ada pula pasak
tembereng dan pasak jarum.
10
II.2.2. Persamaan untuk menghitung pasak
A. Ukuran pasak berdasarkan tabel 1.8 Sularso (1997)
Keterangan :
L = Panjang pasak
H = Tinggi pasak
B = Lebar pasak
B
ka
sfk1 sfk 2
11
Dengan :
II.3. Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban,
sehingga putaran atau gerakannya dapat berlangsung secara halus, aman dan
awet dalam pemakaian jangka panjang. Bantalan harus cukup kokoh untuk
memungkinkan poros serta elemen-elemen mesin lainnya bekerja dengan
baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka kinerja seluruh sistem
akan menurun tidak dapat bekerja dengan baik.
12
6. Tap harus dilumasi biar aman dan sedapat mungkin harus terjadi gesekan
yang berwujud gesekan
7. Alat yang mudah aus harus dapat dipasang atau diganti dengan mudah
dan aman
8. Dapat menyesuaikan diri dengan poros
13
Bantalan luncur mampu menumpu poros berputar tinggi
dengan beban besar. Bantalan ini sederhana kontruksinya dan dapat
dibuat serta dipasang dengan mudah. Karena gesekannya yang besar
pda waktu mulai jalan, bantalan luncur memerlukan momen awal
yang besar. Pelumasan pada bantalan ini tidak begitu sederhana,
panas yang timbul dari gesekan besar, terutama pada beban besar,
memerlukan pendinginan khusus sekalipun demikian, karena ada
lapisan pelumas, bantalan ini dapat meredam tumbukan dan getaran
sehingga hampir tidak bersuara. Tingkat ketelitian yang diperlukan
tidak setinggi bantalan gelinding sehingga dapat lebih murah.
Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok untuk beban kecil
dari pada bantalan luncur, tergantung dari bentuk elemen
gelindingnya. Putaran pada bantalan ini dibatasi gaya sentrifugal
yang timbul pada elemen gelinding tersebut karena konstruksinya
yang sukar dan ketelitiannya yang tinggi, maka bantalan gelinding
hanya dapat dibuat oleh pabrik-pabrik tertentu saja. Adapun
harganya lebih mahal dari bantalan luncur. Untuk menekan biaya
pembuatan serta memudahkan pemakaian bantalan gelinding dibuat
menurut standar dalam berbagai ukuran dan bentuk keunggulan dari
bantalan ini adalah pada gesekannya yang sangat rendah,
pelumasannyapun sangat sederhana, cukup dengan gemuk bahkan
pada jenis yang memakai sil tidak perlu pelumasan. Meskipun
ketelitiannya sangat tinggi namun karena adanya gerakan elemen
gelinding dan sangkar pada putaran tinggi bantalan ini agak gaduh
dibanding dengan bantalan luncur, pada waktu memilih bantalan, ciri
masing-masing harus mulai dipertimbangkan sesuai dengan
pemakaian, lokasi, dan jenis beban yang akan dialami.
14
Seperti diperlihatkan dalam gambar dibawah, elemen gelinding
seperti bola atau rel, dipasang diantara cincin luar dan cincin dalam.
Dengan memutar salah satu cincin tersebut, bola atau rol akan
membuat gerakan gelinding sehingga gesekan diantaranya akan jauh
lebih kecil. Untuk bola atau rol, ketelitian tinggi dalam bentuk dan
ukuran merupakan keharusan, karena luas bidang kontak antara bola
dan rol dengan cincinya yang sangat kecil maka besarnya beban
persatuan luas atau tekanan menjadi sangat kecil. Dengan demikian
bahan yang dipakai harus mempunyai ketahanan dan kekerasan yang
sangat tinggi.
Bantalan gelinding seperti pada bantalan luncur, dapat
diklasifikasikan atas bantalan radial, yang terutama membawa beban
radial dan sedikit beban aksial dan bantalan aksial yang membawa
beban yang sejajar sumbu poros. Menurut bentuk elemen
gelindingnya dapat pula dibagi atas bantalan roda dan bantalan rol.
Demikian pula dapat dibedakan menurut banyaknya baris dan
konstruksi dalamnya. Bantalan yang cincin dalam dan luarnya dapat
saling dipisahkan disebut bantalan jenis pisah.
15
Pada perencanaan ini dipilih jenis bantalan gelinding bola radial alur
dalam baris tunggal, dipilih jenis bantalan gelinding mengacu pada kriteria
sebagai berikut :
1. Gesekan gelinding sangat kecil
2. Kecepatan gelinding atau kelilingnya sangat kecil
3. Beban hanya beban radial, beban aksial sangat kecil kecil diabaikan
Lh n 60
1
p
C F 5
10
Dengan :
n = Putaran poros
(1984) :
P X V F r Y f a
Dengan :
16
Fa = 0 (tidak ada gaya aksial yang terjadi)
n1 z1 d 2
i
n2 z 2 d1
17
Dengan :
Ft a b m y Fv
Dengan :
(S45C a
= 30 kg/mm2
b = Lebar gigi
m = Modul
y = 0,36
= 777,03 k
18
1. Sularso. K,Suga.!987. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan, Edisi 9. hal 166 (5.1)
2. Sularso. K,Suga.!987. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan, Edisi 9. hal 166 (5.2)
II.5. Pully dan sabuk
Puli berfungsi sebagai pembawa sabuk untuk memutar poros yang
satu dengan yang lainnya dengan gerakan putar. Bahan yang penyusun
gunakan adalah FC25 dari besi cor kelabu.
Sabuk berfungsi untuk meneruskan daya putaran yang di hasilkan
motor listrik yang akan diteruskan ke poros melalui puly.
Dalam perencanaan ini akan dipilih sabuk dengan penampang
trapesium atau lebih dikenal dengan sabuk “V”. Sabuk “V” terbuat dari karet
dan mempunyai penampang trapesium, disini dipilih sabuk “V” karena
dengan pertimbangan :
1. Dapat mentransmisikan daya dengan baik, karena selip antara puly dan
sabuk kecil sekali.
2. Dapat mentransmisikan dengan halus dan tidak berisik.
3. Gaya gesekan akan bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan
menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif
rendah.
n1 Dp
i
n2 dp
Dengan :
i = angka transmisi
19
D1 = diameter jarak bagi puli penggerak
rumus-rumus yang diperlukan, dalam hal ini daya dalam (KW) Kilo
Watt.
Pd fc P
Dengan :
elemen mesin) Sularso dan Suga dipilih daya rata-rata sebagai berikut
fc 1,7
1.Sularso. K,Suga. 1987. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan. Edisi 9. Hal 182 (5.19)
20
II.6. Kerangka
Kerangka adalah bagian yang merangkaikan dan menopang mesin
atau elemen-elemen yang berkerja pada mesin ini. Disini penyusun
menggunakan baut dn mur dalam perencanaan kerangka agar mudah dalam
perawatannya
21