Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TEORI

II. CARA KERJA MESIN.

Gambar konstruksi mesin pengepres karet

Nama Bagian-bagian mesin pengepres karet :


1. Roda gigi 6. Bantalan
2. Pasak 7. Puli atas
3. Penampung air 8. Rumah bantalan
4. Poros atas 9. Puli motor
5. Poros bawah

5
Mesin ini digerakkan oleh motor listrik dengan daya 0,8 HP pada
putaran input 900 rpm. Daya dan putaran poros motor dihubungkan melalui
sabuk V pada puli ke dua, putaran yang dihasilkan untuk memutar poros
yang bawah dimana ada roda gigi lurus bawah yang berhubungan langsung
dengan roda gigi atas yang secara bersamaan memutar roda gigi atas yang
arahnya berlawanan. Motor listrik sebagai penggerak ditempatkan pada
bagian bawah dari rangka mesin penggiling karet ini untuk mencari posisi
yang tepat untuk puli 1 dan puli 2 agar pada saat putaran sabuk V dapat
bekerja dengan baik pada masing-masing puli dan menghindari adanya slip.

II.1. Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap
mesin, Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan
putaran Peranan utama dalam transmisi seperti ini di pegang oleh poros.
Oleh sebab itu perlu di perhatikan hal-hal penting dalam pemilihan poros
dengan memperhitungkan beberapa aspek.

II.1.1. Hal-hal penting dalam perencanaan poros

a. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur
atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang
mendapat beban tarik atau tekan seperti baling-baling kapal atau
turbin, Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan
bila diameter poros di perkecil (poros berongga) atau bila poros
mempunyai alur pasak harus di perhatikan sebuah poros harus
direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban yang
akan terjadi.

6
b. Kekakuan poros
Meskipun poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirannya terlalu besar akan
mengakibatkan ketidak telitian atau getaran dan suara, Karena itu
disamping kekuatan poros kekakuannya juga harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan dilayani poros
tersebut.

c. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikan maka pada suatu harga tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini dsebut
putaran kritis hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor
listrik dan lain sebagainya dan dapat pula mengakibatkan
kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya, Suatu poros
harus direncanakan sebaik mungkin sehingga putaran kerjanya
harus lebih rendah dari putaran kritis

d. Bahan poros
Poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi pada
umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang
sangat tahan terhadap keausan, Beberapa diantarannya yaitu baja
krom molibden, baja krom, baja krom nikel molibden dan dalam
hal ini perlu dipertimbangkan penggunaan-penggunaan baja
karbon yang diberi perlakuan panas secara tepat untuk
memperoleh kekuatan yang baik.
Baja dapat diklasifikasikan antara lain baja lunak, baja liat, baja
agak keras dan baja keras. Dan diantaranya baja liat dan baja
agak keras banyak dipilih untuk bahan poros, baja lunak yang
terdapat dipasaran umumnya kurang homogen ditengah, sehingga
tidak dapat dianjurkan untuk dipergunakan sebagai poros. Untuk
pemilihan bahan dilakukan atas dasar standart-standart yang ada

7
Bahan yang akan digunakan baja karbon konstruksi mesin
dengan lambang S45C dengan kekuatan tarik 58 kg/mm.

II.1.2. Macam-macam poros


Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut
pembebanannya sebagai berikut :

a. Poros Transmisi
Poros semacam ini mendapat beban puntir murni atau puntir
lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling
roda gigi, puli sabuk atau sporket rantai
.
b. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek , seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa beban puntiran,
disebut spindle syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

c. Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang
dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang
tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat
beban lentur kecuali jika digerakan oleh penggerak mula dimana
gandar akan mengalami beban puntir juga.

Menurut bentuknya poros dapat digolongkan atas poros lurus umum,


poros engkol sebagai poros utama dari mesin torak, poros luwes
untuk transmisi daya kecil agar terdapat kebebasan bagi perubahan
arah dan lain-lain.

8
II. I. 3. Persamaan untuk menghitung poros
A. Persamaan untuk menghitung poros menurut Sularso (1987)
1
 5,1
Ds =    km.M    kt.T  
3
2 2

 a  

B
a 
 sf 1  sf 2
Dengan :

P = daya

Fc = faktor koreksi

Sf = faktor keamanan I untuk bahan SC

Sf2 = faktor keamanan II kekasaran permukaan

Kt = faktor koreksi akibat momen puntir

Cb = faktor koreksi akibat beban lentur

Km = faktor koreksi untuk momen lentur

II.2. Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan
bagian-bagian mesin seperti roda gigi, sporket, puli kopling dan lain-lain.
Pada poros, momen diteruskan dari poros ke naf atau naf ke poros. Fungsi
yang serupa dengan pasak dilakukan pula oleh seplain (sepline) dan gerigi
(Seration) yang mempunyai gigi luar pada poros dan gigi dalam dengan
jumlah gigi yang sama pada naf dan saling terkait yang satu dengan yang
lain. Gigi pada seplain adalah besar-besar, sedang pada gerigi adalah kecil-
kecil dengan jarak bagi yang kecil pula. Kedua-duanya dapat digeser
secara aksial pada waktu meneruskan daya.

1 Sularso,K, Suga. Dasar perencanaan dan pemilihan. Hal 8 (1.6)

9
Dalam pembahasan ini hanya akan di uraikan tentang pasak saja.
Pasak pada umumnya dapat digolongkan atas beberapa macam sbb :
Menurut letaknya pada poros dapat dibedakan antara pasak pelana, pasak
rata, pasak benam, dan pasak singgung yang umumnya berpenampang segi
empat. Dalam arah memanjang dapat berbentuk prismatis ada yang khusus
dipakai sebagai pasak luncur. Disamping jenis tersebut ada pula pasak
tembereng dan pasak jarum.

Pasak luncur memungkinkan pergeseran aksial roda gigi , dll. Pada


porosnya, seperti pada seplain. Yang paling umum dipakai adalah pasak
benam yang dapat meneruskan momen yang besar. Untuk momen dengan
tumbukan, dapat dipakai pasak singgung.

II.2.1. Hal-hal penting dan cara perencanaan pasak


Pasak benam mempunyai bentuk penampang segi empat
dimana terdapat bentuk prismatis dan tirus yang kadang-kadang
diberi kepala untuk memudahkan pencabutannya. Kemiringan pada
pasak tirus umumnya sebesar 1/100, dan pengerjaan harus hati-hati
agar naf tidak tidak menjadi esentrik. Pada pasak yang rata, sisi
sampingnya harus pas dengan alur pasak agar pasak tidak menjadi
goyah dan rusak. Ukuran dan bentuk standart pasak diberikan
dalam tabel ukuran pasak dan alur pasak, untuk pasak umumnya
dipilih bahan yang mempunyai kekuatan tarik lebih dari 60
(kg/mm), lebih kuat dari pada porosnya. Kadang-kadang sengaja
dipilih bahan yang lemah untuk pasak, sehingga pasak akan lebih
dahulu rusak dari pada poros atau nafnya, ini disebabkan harga
pasak yang murah serta mudah menggantinya

10
II.2.2. Persamaan untuk menghitung pasak
A. Ukuran pasak berdasarkan tabel 1.8 Sularso (1997)

Gambar penampang pasak

Keterangan :

L = Panjang pasak

H = Tinggi pasak

B = Lebar pasak

T1 = Dalam alur pasak diukur dari tengah

T2 = Dalam alur pasak diukur dari luar pada naf

B. rumus untuk mencari tegangan geser yang diijinkan pada pasak

B
ka 
sfk1  sfk 2

10 Ibid hal 25 (1.27)

11 Ibid hal 25 (1.28)

11
Dengan :

B = kekuatan tarik 52 kg/mm2

sfk1 = Faktor keamanan diambil nilai 6

sfk 2 = Faktor keamanan beban berlahan-lahan diambil nilai 2,2

II.3. Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban,
sehingga putaran atau gerakannya dapat berlangsung secara halus, aman dan
awet dalam pemakaian jangka panjang. Bantalan harus cukup kokoh untuk
memungkinkan poros serta elemen-elemen mesin lainnya bekerja dengan
baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka kinerja seluruh sistem
akan menurun tidak dapat bekerja dengan baik.

Syarat suatu bantalan :


1. Cukup kuat untuk mendukung beban
2. Poros harus dapat berputar dengan mudah, dengan tahanan gesek sekecil
mungkin
3. Bantalan harus dibuat sesederhana mungkin tapi cukup kuat dan murah
harganya
4. Blok bantalan harus sempurna, tidak boleh berjalan panas dalam
pemakaian biasa, sambungan-sambungan tidak boleh dilepas
5. Aus pada tap dan bidang tumpuan harus sekecil-kecilnya

12
6. Tap harus dilumasi biar aman dan sedapat mungkin harus terjadi gesekan
yang berwujud gesekan
7. Alat yang mudah aus harus dapat dipasang atau diganti dengan mudah
dan aman
8. Dapat menyesuaikan diri dengan poros

II.3.1. Klasifikasi bantalan :


Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros
1. Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan
bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan
bantalan dengan perantara lapisan pelumas.
2. Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola
( peluru ), rol atau rol jarum, dan rol bulat.

B. Atas dasar arah beban terhadap poros


1. Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu
poros.
2. Bantalan aksial
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu puros.
3. Bantalan gelinding khusus
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan
tegak lurus sumbu poros

II.3.2. Perbandingan antara bantalan luncur dan bantalan gelinding

13
Bantalan luncur mampu menumpu poros berputar tinggi
dengan beban besar. Bantalan ini sederhana kontruksinya dan dapat
dibuat serta dipasang dengan mudah. Karena gesekannya yang besar
pda waktu mulai jalan, bantalan luncur memerlukan momen awal
yang besar. Pelumasan pada bantalan ini tidak begitu sederhana,
panas yang timbul dari gesekan besar, terutama pada beban besar,
memerlukan pendinginan khusus sekalipun demikian, karena ada
lapisan pelumas, bantalan ini dapat meredam tumbukan dan getaran
sehingga hampir tidak bersuara. Tingkat ketelitian yang diperlukan
tidak setinggi bantalan gelinding sehingga dapat lebih murah.
Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok untuk beban kecil
dari pada bantalan luncur, tergantung dari bentuk elemen
gelindingnya. Putaran pada bantalan ini dibatasi gaya sentrifugal
yang timbul pada elemen gelinding tersebut karena konstruksinya
yang sukar dan ketelitiannya yang tinggi, maka bantalan gelinding
hanya dapat dibuat oleh pabrik-pabrik tertentu saja. Adapun
harganya lebih mahal dari bantalan luncur. Untuk menekan biaya
pembuatan serta memudahkan pemakaian bantalan gelinding dibuat
menurut standar dalam berbagai ukuran dan bentuk keunggulan dari
bantalan ini adalah pada gesekannya yang sangat rendah,
pelumasannyapun sangat sederhana, cukup dengan gemuk bahkan
pada jenis yang memakai sil tidak perlu pelumasan. Meskipun
ketelitiannya sangat tinggi namun karena adanya gerakan elemen
gelinding dan sangkar pada putaran tinggi bantalan ini agak gaduh
dibanding dengan bantalan luncur, pada waktu memilih bantalan, ciri
masing-masing harus mulai dipertimbangkan sesuai dengan
pemakaian, lokasi, dan jenis beban yang akan dialami.

II.3.3. Jenis-jenis bantalan gelinding


Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan
gelinding yang sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur.

14
Seperti diperlihatkan dalam gambar dibawah, elemen gelinding
seperti bola atau rel, dipasang diantara cincin luar dan cincin dalam.
Dengan memutar salah satu cincin tersebut, bola atau rol akan
membuat gerakan gelinding sehingga gesekan diantaranya akan jauh
lebih kecil. Untuk bola atau rol, ketelitian tinggi dalam bentuk dan
ukuran merupakan keharusan, karena luas bidang kontak antara bola
dan rol dengan cincinya yang sangat kecil maka besarnya beban
persatuan luas atau tekanan menjadi sangat kecil. Dengan demikian
bahan yang dipakai harus mempunyai ketahanan dan kekerasan yang
sangat tinggi.
Bantalan gelinding seperti pada bantalan luncur, dapat
diklasifikasikan atas bantalan radial, yang terutama membawa beban
radial dan sedikit beban aksial dan bantalan aksial yang membawa
beban yang sejajar sumbu poros. Menurut bentuk elemen
gelindingnya dapat pula dibagi atas bantalan roda dan bantalan rol.
Demikian pula dapat dibedakan menurut banyaknya baris dan
konstruksi dalamnya. Bantalan yang cincin dalam dan luarnya dapat
saling dipisahkan disebut bantalan jenis pisah.

Menurut diameter luar atau diameter dalamnya, bantalan


gelinding dapat dibagi atas :
- Diameter luar lebih dari 800 (mm) Ultra besar
- Diameter luar 180-800 (mm) Besar
- Diameter luar 80-180 (mm) Sedang
- Diameter dalam 10 (mm) atau lebih, dan
diameter luar sampai 80 (mm) Kecil
- Diameter dalam kurang dari 10 (mm), dan
diameter luar 9 (mm) atau lebih Diameter kecil
- Diameter kurang dari 9 (mm) Miniatur

15
Pada perencanaan ini dipilih jenis bantalan gelinding bola radial alur
dalam baris tunggal, dipilih jenis bantalan gelinding mengacu pada kriteria
sebagai berikut :
1. Gesekan gelinding sangat kecil
2. Kecepatan gelinding atau kelilingnya sangat kecil
3. Beban hanya beban radial, beban aksial sangat kecil kecil diabaikan

Cincin dan elemen gelinding pada bantalan pada umumnya dibuat


dari baja bantalan krom tinggi, baja bantalan dapat memberikan efek
stabil pada perlakuan panas, baja ini dapat memberikan umur yang
panjang.

II.3.4. Persamaan rumus untuk menentukan bantalan


A. Rumus pendukung kapasitas nominal dinamik spesifik C bantalan
menurut Stolk,J (1984)

 Lh n  60  
1
p
C  F 5 
 10 

Dengan :

F = Gaya-gaya reaksi pada tumpuan poros

Lh = Umur bantalan direncanakan 20000 jam kerja

P = 3 (untuk bantalan bola)

n = Putaran poros

B. rumus untuk mengetahui umur nominal bantalan menurut Stolk,J

(1984) :

P  X V  F  r  Y  f  a

Dengan :

Fr = Gaya reaksi pada tumpuan

16
Fa = 0 (tidak ada gaya aksial yang terjadi)

V = 1 (untuk pembebanan pad cincin yang berputar)


1. Stolk,Kross,1981. Elemen konstruksi bangunan mesin Edisi 21. HTS Roterdam, hal 333 (12.4)
2. Stolk,Kross,1981. Elemen konstruksi bangunan mesin Edisi 21. HTS Roterdam, hal 336 (4.49)
II.4. Roda gigi
Roda gigi adalah suatu elemen mesin yang berfungsi
mentransmisikan putaran dan daya yang besar. Dengan bentuk yang bergigi
pada kelilingnya yang jika berputar saling bersinggungan dan jika salah
satunya diputar maka yang lain akan ikut berputar pula.
II.4.1. Macam-macam roda gigi
Ditinjau dari bentuknya, roda gigi ada beberapa macam antara lain :
1. Roda gigi lurus
2. Roda gigi miring
3. Roda gigi cacing
4. Roda gigi kerucut
5. Roda gigi permukaan
6. Roda gigi dalam

Dalam perencanaan ini dipilih juga transmisi yang menggunakan


roda gigi yang sangat sederhana dan roda gigi yang digerakan
posisinya sejajar dengan putaran poros, sehingga pilihan tepat
untuk transmisi roda gigi adalah roda gigi lurus standar yang
banyak terdapat di pasaran, dan jumlah roda gigi yang
direncanakan sebanyak dua buah. Bahan yang akan digunakan
yaitu bahan S45C.

II.4.2. Persamaan rumus untuk menentukan angka trasmisi


Menurut Stolk.j (1984) angka transmisi dapat diketahui dengan

perbandingan sebagai berikut :

n1 z1 d 2
i  
n2 z 2 d1

17
Dengan :

n1  Putaran roda gigi penggerak

n 2  Putaran roda gigi yang digerakkan

z1  Jumlah gigi pada roda gigi penggerak

z 2  Jumlah gigi pada roda gigi yang digerakkan

d 1  Diameter jarak bagi roda gigi penggerak

d 2  Diameter jarak bagi roda gigi yang digerakkan

II.4.3. Persamaan rumus untuk mengetahui kekuatan roda gigi dilihat

dari tegangan lentur yang diijinkan dan beban lentur yang

diijinkan menurut Sularso, K suga

Ft  a  b  m  y  Fv

Dengan :

a = Tegangan lentur yang diijinkan  kg / mm 2  tabel 6.7

(S45C a

= 30 kg/mm2

b = Lebar gigi

m = Modul

y = Faktor bentuk gigi/ angka lewis, tabel y = 0,936

Fv = Faktor dinamis untuk kecepatan rendah, tabel 6.6 yaitu

0,895 jumlah gigi 43

y = 0,36

Ft = 30  21  3,48  0,396  0,895

= 777,03 k

18
1. Sularso. K,Suga.!987. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan, Edisi 9. hal 166 (5.1)
2. Sularso. K,Suga.!987. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan, Edisi 9. hal 166 (5.2)
II.5. Pully dan sabuk
Puli berfungsi sebagai pembawa sabuk untuk memutar poros yang
satu dengan yang lainnya dengan gerakan putar. Bahan yang penyusun
gunakan adalah FC25 dari besi cor kelabu.
Sabuk berfungsi untuk meneruskan daya putaran yang di hasilkan
motor listrik yang akan diteruskan ke poros melalui puly.
Dalam perencanaan ini akan dipilih sabuk dengan penampang
trapesium atau lebih dikenal dengan sabuk “V”. Sabuk “V” terbuat dari karet
dan mempunyai penampang trapesium, disini dipilih sabuk “V” karena
dengan pertimbangan :
1. Dapat mentransmisikan daya dengan baik, karena selip antara puly dan
sabuk kecil sekali.
2. Dapat mentransmisikan dengan halus dan tidak berisik.
3. Gaya gesekan akan bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan
menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif
rendah.

II.5.1. Persamaan rumus untuk menentukan pully dan sabuk


a. Persamaan untuk menghitung angka trasmisi
Menurut Sularso (1987)

n1 Dp
i 
n2 dp

Dengan :

i = angka transmisi

n1 = Putaran puli penggerak

n2 = Putaran puli yang digerakkan

D2 = diameter jarak bagi puli yang digerakkan

19
D1 = diameter jarak bagi puli penggerak

B. Persamaan untuk menghitung daya penggerak maksimum


Untuk menentukan ukuran puli-puli dan sabuknya, maka perlu

dicari dulu daya penggerak maksimum agar mudah mengembangkan

rumus-rumus yang diperlukan, dalam hal ini daya dalam (KW) Kilo

Watt.

Menurut Sularso dan Suga dalam (dasar perencanaan dan pemilihan

elemen mesin) rumus yang digunakan adalah :

Pd  fc  P

Dengan :

Pd  daya penggerak maksimum

Fc  Faktor koreksi daya

harga fc dapat dipilih dalam (dasar perencanaan dan pemilihan

elemen mesin) Sularso dan Suga dipilih daya rata-rata sebagai berikut

fc  1,7

p  daya yang direncanakan

1.Sularso. K,Suga. 1987. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan. Edisi 9. Hal 182 (5.19)

20
II.6. Kerangka
Kerangka adalah bagian yang merangkaikan dan menopang mesin
atau elemen-elemen yang berkerja pada mesin ini. Disini penyusun
menggunakan baut dn mur dalam perencanaan kerangka agar mudah dalam
perawatannya

II.7. Baut dan mur


Untuk mengikat dua bagian mesin yang terpisah diperlukan pengikat,
dalam hal ini adalah Baut dan mur karena dianggap mudah dalam bongkar
pasang dan memudahkan dalam perawatan.

II.8. Penampung air


Penampung air disini digunakan untuk menampung air hasil dari
pendinginan roll giling dan penggilingan karet.

21

Anda mungkin juga menyukai