Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Petani di Indonesia banyak menanam tumbuhan pangan seperti: padi,

gandum, jagung, ketela pohon, dan umbi-umbian. Tanaman jagung lebih

banyak ditanam oleh para petani karena tanaman jagung merupakan tanaman

yang relatif mudah ditanam, tidak bergantung terhadap iklim, dan harga jual

jagung yang masih relatif mahal. Tetapi, banyak tanaman jagung yang kurang

produktiv.

Dalam pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu : faktor eksternal dan faktor internal. Salah satu faktor eksternal

yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah unsur

makro dan unsur mikro.

Media yang dapat digunakan untuk membantu pemenuhan unsur makro dan

unsur mikro tentunya banyak sekali. Salah satunya adalah ekstrak daun

singkong. Pemanfaatan ekstrak daun singkong ini dilatarbelakangi karena

pemanfaatan daun singkong yang tidak efektif. Daun singkong yang hanya

digunakan untuk pakan ternak, terkadang juga daun singkong hanya dibuang

begitu saja. Daun singkong juga mengandung banyak unsur makro, yaitu:

fosfor, dan kalsium serta unsur mikro, yaitu besi dan vitamin B1.

1
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas. Pada penelitian ini

peneliti tertarik untuk memilih judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun

Singkong terhadap Pertumbuhan Tinggi Tanaman Jagung”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka rumusan masalahnya

adalah:

1.2.1 Adakah pengaruh pemberian ekstrak daun singkong terhadap

pertumbuhan tinggi tanaman jagung?

1.3 Variabel

Adapun beberapa variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1.3.1 Variabel bebas : ekstrak daun singkong

1.3.2 Variabel kontrol : pertumbuhan tinggi tanaman jagung

1.3.3 Variabel terikat : tanaman jagung yang tidak diberi perlakuan, air,

cahaya matahari, suhu, dan kelembapan.

1.4 Batasan Masalah

Agar penelitian ini memiliki ruang lingkup yang jelas, maka dibutuhkan

batasan masalah, yaitu:

1.4.1 Kecepatan pertumbuhan tanaman jagung.

1.4.2 Pengamatan dilakukan selama 14 hari setelah tanaman jagung tumbuh.

1.4.3 Jagung yang digunakan adalah jenis jagung ketan.

1.4.4 Peneliti hanya menggunakan 4 biji dalam 4 besek (besek A tidak diberi

ekstrak daun singkong, besek B sebanyak 1 gram ekstrak daun, dan

2
besek singkong, besek C sebanyak 2 gram ekstrak daun singkong, dan

besek D sebanyak 3 gram ekstrak daun singkong).

1.5 Tujuan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka, tujuan dari penelitian ini adalah:

1.5.1 Untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi ekstrak daun

singkong terhadap kecepatan pertumbuhan tinggi tanaman jagung.

1.5.2 Mengetahui banyaknya pemberian ekstrak daun singkong yang paling

baik untuk pertumbuhan tinggi tanaman jagung

1.6 Hipotesis

1.6.1 Hipotesis 0: Pemberian ekstrak daun singkong tidak mempengaruhi

pertumbuhan tanaman kacang hijau.

1.6.2 Hipotesis 1: Pemberian ekstrak daun singkong dapat mempengaruhi

pertumbuhan tanaman kacang hijau.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tanaman

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktivitas kehidupan

yang tidak bisa dipisahkan karena prosesnya berjalan bersamaan.

Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (massa, volume, dan

tinggi). Pertumbuhan bersifat irreversible atau tidak dapat kembali.

Pertumbuhan pada tanaman terjadi karena adanya pertambahan jumlah

sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan mitosis pada

jaringan yang bersifat meristematis. Pertumbuhan bersifat kuantitatif atau

dapat diukur dan dihitung dengan angka. Pengukuran pada tanaman

dapat dilakukan menggunakan alat auksanometer.

Perkembangan adalah proses perubahan yang disertai pertumbuhan yang

menuju ketingkat pematangan atau kedewasaan. Perkembangan akan

membentuk struktur dan fungsi organ yang semakin kompleks dan

sempurna.

Pada tanaman, pertumbuhan dan perkembangan diawali dengan

perkecambahan biji. Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air

dalam biji semakin tinggi. Masuknya air ke dalam biji melalui proses

imbibisi. Air yang masuk akan memacu embrio dalam biji untuk

melepaskan hormon giberelin untuk mengaktifkan enzim yang berfungsi

menghidrolisis cadangan makanan untuk membentuk energi.

4
Energi yang digunakan untuk proses awal pertumbuhan dan

perkembangan biji. Strukutur yang pertama kali muncul adalah radikula

atau calon akar kemudian radikula atau calon akar akan merobek testa.

Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

1. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari tanaman itu sendiri,

faktor internal ada dua, yaitu:

a) Gen

Gen adalah pembawa sifat keturunan induknya.

b) Hormon

Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang

dibuat pada satu tanaman, sedangkan respons pertumbuhan hormon

terjadi pada bagian tanaman yang lainnya, misalnya: akar, batang, atau

daun. Berikut adalah hormon-hormon yang ada pada tanaman:

 Auksin, berfungsi untuk mendorong pemanjangan akar,

pertumbuhan akar, dan diferensiasi sel.

 Giberelin, berfungsi untuk mendorong perkecambahan biji dan

tunas, pertumbuhan daun dan bunga, dan proses diferensiasi akar.

 Sitokinin, berfungsi untuk mempengaruhi pertumbuhan akar,

diferensiasi akar, dan menghambat proses penuaan.

 Asam absisat, berfungsi untuk menutup stomata, menggugurkan

daun pada musim kemarau, dan menghambat pertumbuhan.

5
 Gas etilen, berfungsi untuk mempercepat proses pematangan buah

dan batang tanaman menjadi lebih keras.

 Kalin, berperan dalam pembentukan organ lain pada tanaman.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan atau

media tanam. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan adalah:

a) Air, berfungsi sebagai pelarut dan proses fotosintesis. Tanpa air

reaksi kimia dalam sel tidak dapat terjadi sehingga tanaman akan

mati.

b) Suhu, tanaman membutuhkan suhu optimum agar perkembangan

dan pertumbuhannya berlangsung secara baik.

c) Kelembapan, kondisi lembap menyebabkan banyak air yang

diserap oleh tanaman dan proses penguapan yang tidak terlalu

besar. Kondisi ini mendukung aktivitas pembelahan sel-sel pada

tanaman.

d) Cahaya, cahaya dapat menghambat proses pertumbuhan pada

tanaman karena hormon auksin akan terurai oleh cahaya matahari,

tetapi cahaya matahari juga diperlukan dalam proses fotosintesis.

e) Nutrisi, agar pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman

berlangsung baik, maka pemenuhan nutrisi juga harus dipenuhi.

Nutrisi yang diperlukan oleh tanaman dibedakan menjadi dua,

yaitu:

6
 Unsur mikro, unsur yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah

yang sedikit. Unsur mikro meliputi besi, boron, mangan, seng,

tembaga, dan klor. Contoh: unsur besi dan vitamin B1 yang dapat

ditemukan di daun singkong.

 Unsur makro, unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang

sangat banyak. Unsur makro meliputi:

kalsium, kalium, fosfor, hidrogen, karbon, nitrogren, sulfur, dan

magnesium. Contoh: daun singkong yang mengandung unsur

makro (D.A.Pratiwi, Sri Maryati, Srikini, Suharno, dan Bambang,

2012).

7
2.2 Klasifikasi Tanaman Jagung

Tanaman jagung merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika dan

Eropa yang menyebar ke benua Asia dan Afrika. Tanaman jagung ini

merupakan jenis famili dari Graminae. Tanaman jagung memiliki klasifikasi

tanaman jagung sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledone

Ordo : Graminae

Famili : Graminaceace

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

(Zakariah, 2012).

2.3 Morfologi Tanaman Jagung

Tanaman jagung tergolong tanaman herba monokotil yaitu tanaman semusim

iklim panas. Berikut adalah morfologi tanaman jagung:

1) Sistem Perakaran

Tanaman jagung memiliki akar serabut yang terdiri atas tiga tipe akar,

yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait. Akar seminal tumbuh dari

radikula dan embrio. Akar adventif atau akar tunjang tumbuh dari buku

paling bawah, yaitu 4 cm di bawah permukaan tanah. Dan akar kait yang

8
berfungsi untuk menjaga tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah

batang.

2) Batang

Batang jagung tidak bercabang dan kaku. Bentuk batangnya silinder dan

terdiri atas beberapa ruas serta buku ruas

3) Daun

Daun jagung memiliki panjang dan lebar agak seragam. Lembar daun

berselang-seling dan berbentuk seperti rumput. Tulang daunnya terlihat

jelas dengan bentuk tulang daun sejajar. Daun terdiri atas tiga bagian,

yaitu: kelopak daun, lidah daun, dan kelopak daun.

4) Bunga

Bunga jagung juga termasuk bunga tidak lengkap karena tidak memiliki

petal dan sepal. Alat kelamin jantan dan betinanya juga berada pada bunga

yang berbeda sehingga disebut bunga tidak sempurna. Bunga jantan

terdapat di ujung batang. Adapun bunga betina terdapat di ketiak dan

keenam atau kedelapan dari bunga jantan.

5) Tongkol

Tanaman jagung menghasilkan satu atau beberapa tongkol yang muncul

dari buku ruas berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi tongkol.

Pada tongkol terdapat biji jagung yang tersusun rapi. Biji jagung terdiri

atas tiga bagian, yaitu perikarp, endosperma, dan embrio. Perikarp atau

kulit merupakan bagian terluas. Endosperma merupakan cadangan

makanan biji.

9
2.4 Tanaman Jagung Ketan

Jagung ketan ditemukan di China pada awal tahun 1900 dengan karakter

endosperm berwarna kusam seperti lilin (waxy). Karakter waxy disebabkan

adanya gen tunggal waxy (wx) bersifat resesif epistasis terletak pada

kromosom sembilan. Secara fenotif endosperm jagung ketan yang berwarna

kusam, dapat dibedakan dengan jelas dibandingkan jagung jenis lain.

Endosperm jagung ketan yang homozigot (wx) dapat menghasilkan

amilopektin hingga seratus persen. Karakter unik lain yang dimiliki oleh

jagung ketan adalah akan menghasilkan warna merah-kecoklatan apabila

endosperma biji yang mengandung amilopektin dilukai dan diberi larutan

iodine.

Jagung ketan mendapatkan perhatian yang besar pada perang dunia kedua

karena kandungan tepung pada endosperma sama dengan kandungan tepung

tapioka yang di hasilkan oleh tanaman ketela pohon (Manihot utilissima)

sehingga bisa dimanfaatkan sebagai tanaman subtitusi.

Berdasarkan penelitian, jagung ketan dapat digunakan sebagai campuran

bahan baku kertas, tekstil dan industri perekat. Jagung ketan juga digunakan

untuk memperbaiki kehalusan dan creaminess makanan kaleng (Rudi H. Peru

dan Trias Qurnia Dewi, 2017).

10
2.5 Klasifikasi Tanaman Singkong

Tanaman singkong adalah perdu tahunan tropika dan subtropika dari suku

Euphorbiaceace. Berikut adalah klasifikasi tanaman singkong:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magliopsida

Ordo : Malpighies

Famili : Euphorbiaceae

Subfamili : Crotonoideae

Bangsa : Manihoteae

Genus : Manihot

Spesie : M. esculenta

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/ketela_pohon).

11
2.6 Morfologi Tanaman Singkong

Tanaman singkong memiliki morfologi sebagai berikut:

1) Batang

Tanaman singkong memiliki batang yang berbentuk bulat panjang,

berbuku-buku, berkambium, dan tumbuh memanjang.

2) Akar

Perakaran yang dimiliki tanaman singkong adalah akar tunggang dengan

sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi umbi akar yang

dapat dimakan.

3) Umbi

Umbi yang dihasilkan tanaman singkong berbentuk panjang. Umbi

singkong berwarna coklat keputih-putihan dengan kulit yang tipis.

4) Daun

Tanaman singkong memiliki daun yang berbentuk seperti lima jari dan

juga lonjong yang memiliki garis pada setiap daun dengan tipe yang rata.

Daun singkong berwarna hijau tua dan ada juga yang berwarna hijau

(https://googleweblight.com/?_url=https://agroteknologi.web.id./klasifikasi

-dan-morfologi-tanaman-singkong/).

12
2.7 Kandungan Daun Singkong

Berikut ini kandungan daun singkong yang terdapat pada 100 gram, seperti:

Tabel 1.1 Kandungan Daun Singkong


Kandungan pada daun Banyaknya kandungan pada

singkong daun singkong

Protein 6,8 gram

Kalsium 165 mg

Fosfor 54 mg

Besi 2,0 mg

Vitamin B1 1,3 gram

(googleweblight.com/?lite_url=http://www.nusatani.com/2014/12/)

13
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu : 09:16 WIB

Tanggal : 9 Oktober 2017 - 23 November 2017

Tempat : Kediaman Bapak Edi Jumakir, Karang Endah Jalan 2

3.2 Alat dan Bahan

Alat :

1. Alat tulis

2. Mistar

3. 4 buah besek

4. Timbangan

5. Cangkul

6. Gayung

Bahan :

1. 4 benih tanaman jagung

2. Ekstrak daun singkong

3. Tanah

4. Air

14
3.3. Langkah Kerja

A. Cara Membuat Ekstrak Daun Singkong

1. Menyiapkan daun singkong yang sudah tua.

2. Menjemur daun singkong di bawah terik matahari hingga kering.

3. Setelah itu, menumbuk daun singkong yang sudah kering.

B. Cara penanaman tanaman jagung pada media tanam.

1. Menyiapkan 4 buah besek memberi label A, B, C, dan D.

2. Memilih 4 biji jagung yang baik.

3. Memasukkan tanah ke dalam besek lalu hingga terisi penuh.

4. Untuk besek berlabel A, masukkan tanah ke dalam besek dan

mengaduknya dengan air hingga merata.

5. Untuk besek berlabel B, masukkan tanah ke dalam besek, dan menimbang

ekstrak daun singkong sebanyak 1 gram. Mengaduk ekstrak daun singkong

dan tanah dengan air hingga merata.

6. Untuk besek berlabel C, masukkan tanah ke dalam besek, dan menimbang

ekstrak daun singkong sebanyak 2 gram. Mengaduk ekstrak daun singkong

dan tanah dengan air hingga merata.

7. Untuk besek berlabel D, masukkan tanah ke dalam besek, dan menimbang

ekstrak daun singkong sebanyak 3 gram. Mengaduk ekstrak daun singkong

dan tanah dengan air hingga merata.

8. Meletakkan 1 biji jagung ke dalam masing-masing besek yang telah diberi

label.

9. Menyiram tanaman jagung secara rutin.

10. Mengamati pertumbuhan tanaman jagung selama dua minggu.

15
3.4. Cara Pengambilan Data

a) Cara menanam tanaman jagung dengan media yang telah diberikan

perlakuan berbeda-beda. Setelah tanaman jagung sudah tumbuh yaitu pada

hari ke tujuh.

b) Setelah tanaman jagung sudah tumbuh peneliti mengukur tinggi masing-

masing tanaman jagung hingga hari ke-21.

c) Pengukuran dilakukan selama dua hari sekali dan pengukuran tinggi

tanaman jagung diukur dari batang yang berada di atas media tanam

sampai ke ujung batang tanaman jagung.

d) Pengukuran dilakukan secara teliti dengan menggunakan mistar dan

dilengkapi gambar-gambar tanaman jagung pada setiap pengukurannya .

e) Menghitung selisih pertumbuhan tinggi tanaman jagung setiap dua hari

sekali dan menghitung rata-ratanya.

16
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.4 Tabel Hasil Penelitian

1.4.1 Tabel Tinggi Batang Tanaman Jagung


Tinggi batang tanaman jagung (cm) pada hari ke-
No Perlakuan 2 4 6 8 10 12 14 Rata-rata (cm)
1. Besek A 4,5 5,0 5,0 5,5 6,1 6,9 7,1 5,72
2. Besek B 3,0 4,7 5,2 6,1 7,3 7,5 7,7 5,92
3. Besek C 3,5 6,2 6,7 7,3 8,2 9,3 9,4 8,43
4. Besek D 2,7 5,1 5,4 6,2 7,1 7,3 7,3 5,87

1.4.2 Tabel Pertambahan Tinggi Batang Tanaman Jagung


Pertambahan tinggi batang tanaman jagung (cm)
pada hari ke-
No Perlakuan 2 ke 4 ke 6 ke 8 ke 10 ke 12 ke Rata-rata
hari ke- hari hari hari hari hari
4 ke-6 ke-8 ke-10 ke-12 ke-14
1. Besek A 0,5 0,0 0,5 0,6 0,8 0,2 0,43
2. Besek B 1,7 0,5 0,9 1,2 0,2 0,2 0,78
3. Besek C 2,7 0,5 0,6 0,9 1,1 0,1 0,98
4. Besek D 2,4 0,3 0,8 0,9 0,0 0,0 0,73

Keterangan:

1. Besek A tidak diberi ekstrak daun singkong

2. Besek B ditambah ekstrak daun singkong sebanyak 1 gram

3. Besek B ditambah ekstrak daun singkong sebanyak 2 gram

4. Besek D ditambah ekstrak daun singkong sebanyak 3 gram

17
4.2 Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh pemberian

ekstrak daun singkong terhadap pertumbuhan timggi tanaman jagung,

diperoleh data yang menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun singkong

dengan dosis 0 gram, 1 gram, 2 gram, dan 3 gram berpengaruh terhadap

pertambahan tinggi tanaman jagung sehingga dalam penelitian ini hipotesis

yang berlaku adalah hipotesis 1.

Pemberian ekstrak singkong dapat mendorong dan memacu sel di ujung

batang yang mengadakan pembelahan sel dan perbesaran sel terutama

didaerah meristematis. hal tersebut sesuai denagn pendapat Bonner &

galston 1951 yang mengatakan bahwa pembelahan secara antiklimal dan

periklimal dan pembesaran sel meristematis diujung batang, meskipun laju

pertumbuhannya tidak sama.

Berdasarkan data di atas dapat dibahas beberapa hal, yaitu:

a) Pada tanaman jagung yang tidak diberi ekstrak daun singkong

Pada tanaman jagung A yang berfungsi sebagai variabel kontrol

mengalami pertumbuhan yang sangat lambat, rata-rata peningkatan

pertumbuhan tinggi tanaman jagung selama 14 hari adalah 0,43 cm.

selain itu, tanaman jagung A adalah tanaman jagung yang terkerdil. Hal

ini dapat terjadi karena tanaman jagung A kekurangan nutrisi karena

kualitas media tanam yang tidak bagus dan tidak diberi ekstrak daun

singkong seperti tanaman jagung lainnya. Ekstrak daun singkong

mengandung unsur Ca, Fe, P, dan Vitamin B1.

18
 Kekurangan unsur Ca dapat menyebabkan terganggunya pembentukan

bulu-bulu akar, sehingga batang tanaman mudah roboh (Mitra alam

selaras, 2010), terganggunya pemanjangan sel-sel, pembelahan sel,

pertumbuhan tanaman ke arah atas, dan pembentukan kuncup

(Astutik,2009).

 Kekurangan unsur Fe mengakibatkan pembentukkan hijau daun

(klorofil) tidak terbentuk secara sempurna sehingga proses fotosintesis

pada tanaman jagung A tidak berlangsung dengan baik (Mitra Alam

Selaras, 2010).

 Posfor sangat penting sebagai sumber energi dalam berbagai aktivitas

metabolisme. Salah satu aktivitas metabolime tersebut adalah

fotosintetis. Dengan posfor yang cukup, laju fotosintetis menjadi lebih

optimal yang sebagian dimanfaatkan bagi pembentuk dan penyusun

organ tanaman seperti batang, sisanya disimpan dalam bentuk protein

dan karbohidrat. Jika unsur posfor tidak terpenuhi maka terjadi

pertumbuhan tunas, akar tanaman terganggu hal ini yang

menyebabkan pertumbuhan tanaman jagung A sangat lambat (BPTP,

2009).

Pada tanaman jagung A juga terjadi terjadi kelayuan pada daun hal ini

disebabkan karena batang tanaman jagung A yang mudah patah karena

kekurangan Ca dan vitamin B1 yang berperan untuk mencegah kelayuan

pada tanaman.

19
b) Pada tanaman jagung yang diberi ekstrak daun singkong sebanyak 1

gram

Pemberian konsentrasi ekstrak daun singkong sebanyak 1 gram

menghasilkan pertumbuhan tinggi yang cukup signifikan pada tanaman

jagung B, rata-rata peningkatan pertumbuhan tinggi batang jagung B

selama 14 hari adalah 0,78 cm. Rata-rata pertambahan tinggi batang

tanaman jagung B yang diberikan ekstrak daun singkong sebanyak 1

gram memiliki rata-rata penambahan tinggi tertinggi kedua. Hal ini

terjadi karena karena kurangnya pemenuhan unsur makro dan mikro yang

dibutuhkan oleh tanaman jagung sehingga pertumbuhan tanaman jagung

tidak terpenuhi secara optimal. Hal ini menunjukan bahwa pemberian

ekstrak daun singkong sebanyak 1 gram belum dapat memberikan nutrisi

yang sesuai untuk tanaman jagung.

c) Pada tanaman jagung yang diberi ekstrak daun singkong sebanyak 2

gram

Pemberian konsentrasi ekstrak daun singkong sebanyak 2 gram

menghasilkan pertumbuhan tinggi yang sangat baik pada tanaman jagung

C, rata-rata peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman jagung C selama

14 hari adalah 0,98 cm. Tanaman jagung C memiliki rata-rata

pertambahan tinggi tanaman jagung yang tertinggi diantara tanaman

jagung lainnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya pemenuhan unsur

makro dan unsur mikro yang sesuai dengan kebutuhan tanaman jagung.

Ekstrak daun singkong mengandung unsur hara seperti: Fe, Ca, P, dan

Vitamin B1.

20
 Ca berfungsi mengatur pengisapan air dari dalam tanah, berguna

untuk menghilangkan racun dalam tanah, Ca juga berfungsi pada

pertumbuhan vegetatif tanaman, unsur Ca diperlukan tanaman untuk

pemanjangan sel-sel, pembelahan sel, pertumbuhan tanaman ke arah

atas, dan pembentukan kuncup (Astutik,2009). Selain itu, Ca juga

berfungsi untuk merangsang pembentukan bulu-bulu akar,

memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan

biji (Mitra alam selaras, 2010).

 Fe diserap dalam bentuk ion feri (Fe+++) ataupun fero (Fe++)

(rioardi, 2009). Besi berfungsi penting bagi pembentukan zat hijau

daun (klorofil), pembentukan karbohidrat, lemak dan protein (Mitra

Alam Selaras, 2010).

 Posfor sangat penting sebagai sumber energi dalam berbagai aktivitas

metabolisme. Salah satu aktivitas metabolime tersebut adalah

fotosintetis. Dengan posfor yang cukup, laju fotosintetis menjadi lebih

optimal yang sebagian dimanfaatkan bagi pembentuk dan penyusun

organ tanaman seperti batang, sisanya disimpan dalam bentuk protein

dan karbohidrat. Salah satu peran posfor adalah mendorong

pertumbuhan tunas, akar tanaman, meningkatkan aktivitas unsur hara

lain seperti nitrogen dan kalium yang seimbang bagi kebutuhan

tanaman (BPTP, 2009).

 Vitamin B1 yang berperan untuk mencegah kelayuan pada tanaman.

Selain itu, juga, ekstrak daun singkong mempunyai kandungan

karbohidrat yang tinggi, karbohidrat ini yang menjadi perantara

21
terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Hormon Giberelin atau

asam giberelat (GA), merupakan hormon perangsang pertumbuhan

tanaman untuk memicu munculnya bunga dan pembungaan yang

serempak (Safarila, 2009). Menurut Sigma Global Hitech (2010),

beberapa fungsi auksin pada tumbuhan yaitu perkecambahan biji,

pembentukan akar, pembungaan dan pembuahan, dan mengurangi

gugurnya buah sebelum waktunya. (Leandro, 2009)

d) Pada tanaman jagung yang diberi ekstrak daun singkong sebanyak 3

gram:

Pemberian ekstrak daun singkong sebanyak 3 gram menghasilkan

pertumbuhan tinggi yang cukup lambat pada tanaman jagung D, rata-rata

peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman jagung D selama 14 hari adalah

0,73 cm. Rata-rata pertambahan tinggi batang tanaman jagung D yang

diberikan ekstrak daun singkong sebanyak 3 gram memiliki rata-rata

penambahan tinggi tertinggi ketiga. Hal ini terjadi karena kelebihan

unsur makro (kalsium dan fospor) dan unsur mikro (besi dan vitamin

B1). Kelebihan unsur makro yaitu: kalsium dapat mengakibatkan pH

tanah berubah dan kelebihan fospor dapat mengakibatkan penyerapan

unsur mikro seperti besi, tembaga, dan seng terganggu. Kelebihan besi

dalam jumlah yang sangat banyak dapat mengakibatkan nekrosis yang

ditandai dengan bintik-bintik hitam pada daun tetapi, tanaman jagung D

tidak mengalami nekrosis hal ini dikarenakan kandungan besi dalam

media tanam tidak terlalu tinggi sehingga tanaman jagung D tidak

mengalami nekrosis.

22
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah:

a) Penambahan ekstrak daun singkong dapat mempengaruhi laju

pertumbuhan tanaman jagung, yaitu pada pertambahan tinggi tanaman

jagung.

b) Tanaman jagung tumbuh dengan baik jika diberi nutrisi yang optimum

yaitu dengan pemberian ekstrak daun singkong sebanyak 2 gram.

c) Kematangan biji pada tanaman jagung juga mempengaruhi pertumbuhan

tinggi tanaman jagung.

5.2 . Saran

a) Dalam melakukan penghitungan ukuran tinggi tanaman jagung sebaiknya

dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti sehingga hasilnya akurat dan

tepat.

b) Sebaiknya tanaman jagung disiram sesuai dengan takaran dan waktu

penyiramannya sehingga dapat terlihat dengan jelas perbedaan

pertumbuhan pada masing-masing tempatnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

D.A. Pratiwi., dkk. 2012. Biologi Untuk Sma/Ma Kelas XII. Jakarta:Erlangga.

googleweblight.com/?lite_url=http://www.nusatani.com/2014/12/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/ketela_pohon

https://googleweblight.com/?_url=https://agroteknologi.web.id./klasifikasi-dan-

morfologi-tanaman-singcong/

Rudi.H., dkk. 2017. Panduan Praktis Budidaya Jagung. Jakarta: Penebar Swadya.

24
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Tanaman Jagung Selama 14 Hari


No Gambar tanaman jagung Keterangan

Tanaman jagung pada hari ke-2

Tanaman jagung A memiliki

tinggi 4,5 cm, tanaman jagung

B memiliki tinggi 3,0 cm,

1 tanaman jagung C memiliki

tinggi 3,5 cm, dan tanaman

jagung D memiliki tinggi 2,7

cm.
D B C A

Tanaman jagung pada hari ke-4

Tanaman jagung A memiliki

tinggi 5,0 cm, tanaman jagung

B memiliki tinggi 4,7 cm,

2 tanaman jagung C memiliki

tinggi 6,2 cm, dan tanaman

jagung D memiliki tinggi 5,1

A C D B cm.

25
Tanaman jagung pada hari ke-6

Tanaman jagung A memiliki

tinggi 5,0 cm, tanaman jagung

B memiliki tinggi 5,2 cm,

3 tanaman jagung C memiliki

tinggi 6,7 cm,dan tanaman

jagung D memiliki tinggi 5,4


B D C A cm.

Tanaman jagung pada hari ke-8

Tanaman jagung A memiliki

tinggi 5,5 cm, tanaman jagung

B memiliki tinggi 6,1 cm,

4 tanaman jagung C memiliki

tinggi 7,3 cm, dan tanaman

jagung D memiliki tinggi 6,2


A C D B
cm.

Tanaman jagung pada hari ke-

14

Tanaman jagung A memiliki

tinggi 7,1 cm, tanaman jagung

5 B memiliki tinggi 7,7 cm,

tanaman jagung C memiliki

tinggi 9,4 cm, dan


A B C D
Tanaman jagung D memiliki

26
tinggi 7,3 cm.

Gambar 1.2 Ekstrak Kering Daun Singkong

Ekstrak kering daun singkong


1
yang siap digunakan.

27

Anda mungkin juga menyukai