Anda di halaman 1dari 2

SEKILAS TENTANG K3 PERTAMBANGAN

Pengertian K3 pertambangan
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosfikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya. Hasil karya dan budayanya menuju masyarakat
makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.

Dasar hukum K3 pertambangan


Adapun yang menjadi dasar hukum keselamatan dan kesehatan kerja pada pertambangan
pertambangan umum antara lain :
- Undang-undang No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
- Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
- PR 1930 No.341 tentang Peraturan Kepolisian Pertambangan.
- PP No.19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang
Pertambangan.
- Peraturan Umum Tenaga Listrik (PUIL)
- Peraturan Menteri Tamben No.1/P/M/Pertamb/1978 tentang Pengawasan Keselamatan Kerja
Kapal Keruk.
- Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum.

Manajemen resiko K3
Manajemen resiko K3 adalah suatu upaya mengelola resiko untuk mencegah terjadinya
kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu
kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan manajemen untuk meningkatkan hasil
dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis resiko yang ada. Pendekatan manajemen
resiko yang terstruktur dapat meningkatkan perbaikan berkelanjutan.
Manfaat dalam menerapkan manajemen resiko antara lain :
- Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi resiko dari setiap kegiatan yang
mengandung bahaya.
- Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan.
- Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai kelangsungan dan keamanan
investasinya.
- Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai resiko operasi bagi setiap unsur dalam
organisasi/perusahaan.
- Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku.
Dalam menerapkan manajemen resiko K3, ada beberapa tahapan/langkah yang perlu
dilakukan. Hal ini bertujuan agar proses manajemen resiko K3 dapat berjalan dengan tepat
dan sesuai. Tahapan yang perlu dilakukan dalam menerapkan manajemen resiko K3 adalah ;
- Menentukan konteks
- Melakukan identifikasi resiko
- Penilaian resiko
- Pengendalian resiko
- Komunikasi dan konsultasi
- Pemantauan dan tinjauan ulang

Sumber bahaya dan jenis bahaya


Adapun sumber-sumber bahaya dan jenis-jenis bahaya antara lain :
- Bahaya yang berasal dari bangunan, peralatan dan instalasi. Yang dapat menimbulkan
kebakaran, sengatan listrik, ledakan serta luka-luka dan cedera serius.
- Bahaya yang berasal dari bahan. Dengan ciri mudah meledak, mudah terbakar, menimbulkan
alergi, menimbulkan kerusakan pada kulit dan jaringan tubuh, menyebabkan kanker. Dan
radioaktif.
- Bahaya yang berasal dari proses.
- Bahaya dari cara kerja.
- Bahaya dari lingkungan kerja.

Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah alat-alat atau
perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat
melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau resiko kecelakaan kerja. Alat-alat
pelindung diri yang digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya dan resiko pekerjaannya
sehingga efektif melindungi pekerja sebagai penggunanya.
Alat Pelindung Diri (APD) dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
- Alat pelindung kepala. Antara lain : Helmet (topi pengaman), safety glass (kacamata
pengaman), masker, respirator, ear plugs (penutup telinga).
- Alat pelindung badan. Antara lain : apron, jas laboraturium.
- Alat pelindung anggota badan. Antara lain : sepatu pelindung (safety shoes/boot), sarung
tangan (hand gloves).

Anda mungkin juga menyukai