Anda di halaman 1dari 3

Nama: Sabrina Boru Pohan

Nim : 0309172086

“KENAKALAN REMAJA SEBAGAI MASALAH SOSIAL”

1. Beberapa pengertian kenakalan remaja antara lain:


 John M Echols dan Hasan Shadily menerjemahkan juvenile
delinquency sebagai kejahatan/kenakalan anal-anak/muda-mudi .
 Menurut Kartono juvenile kenakalan adalah perilaku jahat atau dursila.
Merupakan gejala sakit (patologis) secara social pada anak-anak dan
remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian social. Sehingga
mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.
 Menurut Bimo Walgito kenakalan remaja adalah tiap perbuatan bila
perbuatan itu dilakukan oleh orang dewasa. Maka perbuatan itu
merupakan kejahatan. Jadi perbuatan melawan hukum yang dilakukan
oleh anak, khususnya anak remaja.
 Kenakalan remaja merupakan sebuah perbuatan atau tingkah laku
yang dilakukan oleh seseorang remaja baik secara sendirian maupun
secara kelompok yang sifatnya melanggar ketentuan-ketentuan hokum,
moral, dan social yang berlaku dilingkungan masyarakat (Singgih,
1978).

2. Nilai dan Norma yang dilanggar akibat kenakalan remaja ini antara lain:
1) Kenakalan remaja melanggar nilai disiplin yang dijunjung tinggi oleh
pihak sekolah maupun luar sekolah (masyarakat). Contoh dari kenakalan
remaja di sekolah adalah dating terlambat, tidak memakai seragam dll. Hal
ini jelas melanggar nilai disiplin.
2) Kenakalan remaja juga melanggar norma kesopanan dan norma
kesusilaan, norma kesopanan dilangar karena pada kasus kenkalan remaja
di sekolah siswa melawan guru, tidak taat perintah guru dll. Sedangkan
norma kesulilaan dilanggar apabila kasus kenakalan remaja berupa
hubungan seks di luar nikah, pemerkosaan dll.

3. UUD yang menagatur tentang kenaklan remaja di Indonesia:


 Kejahatan yang dilakukan anak di usia di bawah 18 tahun disebut sebagai
kenakalan. Sedangkan bagi kejahatan yang dilakukan anak yang usianya
di atas 18 tahun disebut kejahatan. Hal ini beedasarkan pada Undang-
Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 1.
 Pasal 26 Ayat 1 Nomor 11Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak dan yang pokok masalahnya menyebutkan bahwa penyelidikan
terhadap perkara anak dilakukan oleh penyelidik yang ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian RI atau pejabat lain yang
ditunjuk Kaporli,

4. Data terkait kenakalan remaja

Potret kasus pelamggaran hak anak dari tahun ke tahun terjadi secara
fluktuatif. Komisi Perlimdumgan Anak (KPAI) menyatakan kasus pengaduan
yang masuk KPAI, tahun 2015 berjumlah 4.309 kasus, kemudian tahun 2016
mencapai 4.6222 kasuus. Selanjutnya tahun 2017 berjumlah 4.579 kasus, 302
kasus anak terpapar krimainalitas dan tahun 2018 mencapai 4.885 kasus.

“Tahun 2018, kasuus Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) masih


menduduki urutan pertama yaitu, 1.434 kasus, kemudian disusul kasus terkait
keluarga dan pengasuhan alternative mencapai 857 kasus. Selanjutnya kasus
ponografi dan siber mencapai 679 kasus,” ungkap Ketua KPAI Dr.
Susanto.,MA.
“Jika dibandingkan tahun 2017, kasus anka sebagai korban bullying
ditahun 2018 beranjak naik, begitu pula dengan kasuus anak sebagai pelaku
bully di media social, dimana tahun 2017 terdapat 73 kasus, sedangkan tahun
2018 mencapai 112 kasus” tukasnya.

5. Analisis mengapa kenakalan remaja dikatakan merusak sistem


 Masyarakat sebagai system social, dengan adanya kenaklan maka
terjadilah kerusakan pada masyarakat. Salah satunya akibat dari kenaklan
remaja antar masyarakat atau antar orang tua saling membela anaknya
yang terlibat perkelahian sehingga bukan hanya anaknya saja yang bertikai
tetapai antara kedua keluarga. Sungguh kenakalan remaja ini sangat
merusak sistem social (masyarakat), contoh lainnya apabila seorang guru
menasehati muridnya dan si murid mengadukan kepada oarng tuanya, lalu
datanglah orang tua memarahi guru dari anaknya terus beruntut.

6. Solusi dari kenakalan remaja sebagai masalah social


 Remaja harus dapat memperoleh sebanyak mungkin figure orang-orang
dewasa yang sudah melampaui masa remajanya dengan baik. Serta mereka
yang berhasil memperbaiki diri sesudah sebelumnya gagal dalam tahap ini
 Perlu adanya berbagai tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan
remaja di Negara Indonesia supaya tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
 Perlunya dalam penanaman nilai moral, pendidikan serta nilai religious di
dalam diri seorang remaja (dalam hal ini besar pengaruh dari orang tua)

Anda mungkin juga menyukai

  • Globalisasi
    Globalisasi
    Dokumen29 halaman
    Globalisasi
    Sabriina Auliaa
    Belum ada peringkat
  • Asean Itu Kita
    Asean Itu Kita
    Dokumen9 halaman
    Asean Itu Kita
    Sabriina Auliaa
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Sabrinae
    Bab 2 Sabrinae
    Dokumen26 halaman
    Bab 2 Sabrinae
    Sabriina Auliaa
    Belum ada peringkat
  • Bismillah
    Bismillah
    Dokumen8 halaman
    Bismillah
    Sabriina Auliaa
    Belum ada peringkat
  • CJR Paud
    CJR Paud
    Dokumen8 halaman
    CJR Paud
    Sabriina Auliaa
    Belum ada peringkat
  • CBR Desain
    CBR Desain
    Dokumen14 halaman
    CBR Desain
    Sabriina Auliaa
    Belum ada peringkat