Anda di halaman 1dari 29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kompresor

Kompresor adalah suatu alat yang berfungsi untuk memampatkan udara atau
gas. Sebagaimana halnya dengan pompa, kompresor memiliki cara kerja yag
identik dengan pompa. Udara atau gas yang dimampatkan oleh kompresor diambil
dari suatu tempat tertentu, dialirkan, dan kemudian dimampatkan dalam suatu
tempat penampungan. Pada saat kompresor memampatkan udara atau gas, ia
bekerja sebagai penguat (meningkatkan tekanan), dan sebaliknya kompresor juga
dapat berfungsi sebagai pompa vakum. Dengan kata lain kompresor dapat
melakukan kerja ganda yaitu sebagai penguat (booster) atau sebagai pompa
vakum, (Sularso, 1985).

Perbedaan yang mendasar antara kompresor dan pompa yaitu, pompa


berfungsi hanya untuk mengalirkan atau membawa fluida (dalam hal ini adalah
zat cair yang bersifat incompresible) dari satu tempat ke tempat lain yang disertai
dengan energi. Namun pada kompresor kerja yang dilakukan bukan hanya
mengalikan fluida (dalam hal ini adalah udara yang bersifat kompresible) tetapi
juga memampatkan fluida tersebut. Untuk selanjutnya istilah fluida di sini akan di
asumsikan sebagai udara.Kompresor dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Klasifikasi berdasarkan jumlah tingkat kompresi: satu tingkat, dua tingkat, dan
seterusnya.
2. Klaisfikasi berdasarkan langkah kerja (pada kompresor torak): kerja tunggal,
kerja ganda.
3. Klasifikasi berdasarkan susunan silinder (untuk kompresor torak): mendatar,
tegak, bentuk V, dan betuk W.
4. Klasifikasi berdasarkan cara pendinginan: pendinginan udara dan pendinginan
air.
5. Klasifikasi berdasarkan transmisi penggerak: langsung, sabuk V, roda gigi.
6. Klasifikasi berdasarkan penempatannya: permanent, dan dapat dipindah
(portable).

5
6

7. Klasifikasi berdasarkan cara pelumasan: pelumasan dengan minyak, dan tanpa


minyak.

Setiap jenis kompresor seperti disebutkan di atas memiliki kelebihan dan


kekurangan tersendiri, dan dalam penggunaannya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan atau keperluan.

Dalam spesifikasi kompresor, angka yang paling penting untuk dijadikan


sebagai referensi (alasan pneggunaan), yaitu laju volume gas yang dikeluarkan
dan tekanan kerjanya. Karena itu untuk memilih sebuah kompresor udara bagi
suatu keperluan misalnya di sini yaitu kompresor udara untuk kendaaan bermotor,
maka terlebih dahulu ditentukan berapa laju volume udara yang diperlukan dan
tekanan udara yang diperlukan pada ban kendaraan.

Pada kompresor piston, angka yang tertulis dalam katalog menyatakan


perpindahan piston dan bukan laju volume yang dihasilkan. Adapun untuk
kompresor putar, apa yang tertulis dalam katalog pada umumnya menyatakan
volume yang sesungguhnya dihasilkan. Untuk menentukan tekanan kompresor
yang diperlukan harus diingat bahwa udara atau gas harus disalurkan ke tangki
tekan dan peralatan yang memerlukan (dalam hal kompresor udara di sini, ban
berfungsi sebagai tangki).

Berikut ini akan diberikan sedikit penjelasan bagaimana prinsip kerja dari
kompresor. Perhatikan pada gambar dimana fluida ditempatkan di dalam suatu
bejana silinder kokoh dengan luas penampang A dan kedalaman L. Fluida
dimampatkan dengan gaya tekan F melalui sebuah piston. Maka tekanan yang
terjadi pada fluida adalah:

Gambar 2.1. Kompresi Fluida (Sularso,1983)


7

A
𝑃=
F

Dimana:
P = Gaya Tekan
A = Luas Penampang
F = Tekanan Fluida

Tekanan ini kemudian diteruskan ke semua titik dengan harga yang sama.
Kompresor yang bekerja menurut azas ini disebut kompresor jenis perpindahan
(displacement). Disini dipergunakan piston yang bekerja bolak balik di dalam
sebuah bejana silinder, untuk mengisap, menekan, dan mengeluarkan gas secara
terus-menerus. Prinsip kerjanya : “Piston bergerak dari TMA ke TMB. Garis baru
pada titik tersebut katub isap membuka dan berlangsung langkah isap sampai
torak berada di TMB, katub isap tertutup. Piston bergerak dari TMB ke TMA.
Pada kondisi ini terjadi langkah kompresi,sehingga tekanan udara naik.
Kemudian, pada titik tertentu sebelum TMA, katub tekan terbuka sehingga udara
yang bertekanan tadi didorong atau ditekan untuk disupplay pada suatu tangki.
Piston bergerak dari TMA ke TMB, katub tekan dan isap dalam keadaan tertutup,
akibatnya terjadi pembesaran volume dan tekanan kerjanya(udara) menurun.
Selanjutnya tekanan ini semakin kecil didalam silinder (lebih kecil dari tekanan
udara luar) sehingga kecepatan isap terbuka dan pada titik tertentu (setelah TMA)
proses/langkah isap terulang lagi,dan seterusnya”.

1. Kompresor Piston / Torak


Kompresor ini menggunakan silinder yang dan piston untuk memampatkan
gas. Biasanya jenis ini banyak dipergunakan untuk memampatkan gas yang
memerlukan tekanan tinggi. Tipe kompresor piston mempunyai kelebihan
dalam hal kekuatan kompresinya, sehingga banyak diterapkan pada mesin dan
AC.
Peran Oli atau pelumasan dalam jenis kompresor ini sangat diperlukan.
Kekurangan oli pelumasa dalam system kompresor ini dapat merusak
kompresor.
8

Gambar 2.2. Kompresor Piston/Torak (wikikomponen, 2011)

2. Kompresor Rotari
Jenis ini bekerja dengan sebuah screw atau ulir yang berputar dalam silinder
sambil mendorong udara atau gas searah putaran ulir. Kelebihan dari jenis
kompresor ini adalah suaranya yang lebih kecil, serta getaran yang lebih kecil
dibandingkan dengan jenis piston. Jenis ini banyak dipergunakan pada mesin
pompa angin atau media udara.
Jenis ini menggunakan valve dalam yang memanfaatkan perbedaan tekanan
untuk memindahkan gas atau refrigerant yang akan dimampatkan.

Gambar 2.3. Klasifikasi Kompresor Rotari (wikikomponen, 2011)

3. Kompresor Sentrifugal
Kompresor ini banyak dipergunakan untuk memindahkan uap air. Gas atau
udara yang dipindahkan bergerak searah dengan putaran kompresor. Biasanya
9

jenis ini dipergunakan untuk memindahkan gas dalam jumlah besar dan
kapasitas yang memerlukan kecepatan. Jenis kompresor ini lebih banyak
bekerja pada tekanan rendah.

Gambar 2.4. Klasifikasi Kompresor Sentrifugal (wikikomponen, 2011)


Variasi dan jenis dan tipe kompresor berdasarkan cara kerjanya terutama piston
masih dapat dibedakan dari letak penggerak pistonnya. Tidak selamanya
penggerak jenis piston terletak di dalam satu unit. Penggerak dapat juga
menggunakan gear box atau pully jada kondisi tertentu.

2.2 Kompresor Torak

Kompresor jenis torak bolak balik sebagai salah satu dari pengklasifikasian
kompresor bedasarkan mekanisme kompresor dan jenis perpindahannya (positive
displacement) menggunakan torak yang diletakan pada suatu tabung. Piston bisa
bergerak dengan bebas secara naik dan turun untuk memberikan efek penurunan
volume gas yang berada di bagian atas piston. Pada bagian atas silinder diletakan
katup yang dapat membuka-menutup dengan fungsi untuk menghisap dan
mengeluarkan udara. Jumlah silinder yang umum digunakan pada kompresor
torak adalah silinder tunggal (yang banyak digunakan pada unit domestik) namun
kompresor torak dengan multi silinder juga banyak digunakan. Jumlah silinder
yang digunakan pada unit komersial dan industrial biasanya dapat mencapai 16
buah silinder. Gambar 2.5 memperlihatkan formasi susunan silinder pada
kompresor. Susunan silinder pada sistem multi silinder dapat diatur menjadi 4
formasi, yaitu:

1. Parallel

2. Bentuk V
10

3. Bentuk W

4. Bentuk VW

Gambar 2.5. Formasi Susunan Silinder

Kompresor torak dapat berupa stasioner atau portable, satu atau multi tingkat, dan
dapat digerakkan dengan motor bakar.

Kompresor torak kecil dengan daya sebesar 3,5 – 22 kW (5 – 30 HP)


umumnya dijumpai di industri sebagai utilitas udara tekan, dan khususnya bekerja
untuk intermiten. Kompresor torak skala besar yang dayanya mencapai 750 kW
(1000HP) juga banyak dijumpai beberapa aplikasi pada industri besar namun
jumlahnya semakin berkurang dan digantikan dengan beberapa jenis kompresor
lain seperti kompresor ulir atau kompresor setrifugal.

Bagian-bagian dari konstruksi kompresor udara jenis torak diantaranya


adalah silinder, kepala silinder, torak, batang torak, poros engkol, katup-katup,
kotak engkol dan alat-alat bantu. Berikut ini akan diuraikan beberapa bagian
utama dari kompresor udara jenis torak.

1. Silinder Dan Kepala Silinder

Silinder dapat digambarkan sebagai bejana hermetis (kedap udara) berbentuk


silindris tempat torak dapat bergerak bolak-balik untuk menghisap dan
memampatkan udara. Sudah sepatutnya, silinder mempunyai ketahanan yang
cukup untuk menanggung tekanan yang diberikan. Besi cor sebagai bahan
11

utama silinder biasanya digunakan untuk tekanan yang besarnya kurang dari 50
kgf/cm2 (4.9 MPa). Superfinis pada permukaan dalam silinder harus dilakukan
superfinis karena cincin torak akan bergerak meluncur pada permukaan dalam.
Untuk membiaskan panas yang dihasilkan pada kompresor dengan pendingin
udara, kompresor dilengkapi selubung air di dinding luar silinder.

Tutup silinder dibagi menjadi dua ruangan, yaitu satu sebagai sisi hisap dan sisi
keluar. Sisi hisap dilengkapi dengan katup hisap sedangkan sisi keluar
dilengkapi katup keluar. Terdapat dua tutup sendiri pada kompresor kerja
ganda yaitu tutup atas dan tutup bawah silinder. Sama dengan silinder, tutup
silinder juga harus kuat untuk menahan tekanan yang diberikan. Umumnya,
tutup silinder ini dibuat dari material dari besi cor dengan dinding luar yang
diberi sirip-sirip pemancar panas seperti diperlihatkan pada Gambar 2.6

Gambar 2.6. Konstruksi Silinder Pada Kompresor Torak (Sularso, hal.203)

2. Torak Dan Cincin Torak

Material torak seharusnya cukup tebal dan kuat agar dapat menahan tekanan
yang diberikan. Pemasangan torak juga harus seringan mungkin untuk
mengurangi getaran dan gaya inersia yang ditimbulkan dari gerakan bolak-
balik. Selain itu, bentuk torak perlu disesuaikan agar dapat menangani
pengaruh pemuaian yang disebabkan pemanasan saat proses pemampatan.

Cincin torak ditaruh pada alur yang mengelilingi torak yang berguna untuk
mengantisipasi kebocoran antara silinder dengan permukaan torak. Perbedaan
12

tekanan antara sisi atas dan sisi bawah torak mempengaruhi jumlah cincin
torak yang dipakai. Namun penggunaan 2 hingga 4 buah cincin pada
kompresor dapat dipandang cukup dengan catatan tekanannya kurang dari 10
kgf/cm2 (0.98MPa).

Cincin penyapu minyak dipasang di bagian alur paling bawah diantara alur-alur
yang lainnya pada kompresor tunggal dengan silinder yang tegak. Cincin
penyau minyak ini berfungsi untuk menyeka minyak yang terpecik pada
dinding dalam silinder, bukan untuk mencegah kebocoran udara.

Udara tekan yang bersih pada umumnya didapatkan dari penggunaan


kompresor bebas minyak. Udara tekan bersih yang dimaksud adalah udara
yang tidak tercampur uap minyak. Karena itu, pemakaian karbon yang bersifat
melunasi bagiannya sendiri pada cincin torak dan pengikat dapat dijadikan
alternatif lain jika permukaan dalam silinder tidak dilumasi. Bagian dalam
cincin torak dipasangkan cincin penegang agar cincin torak dapat terpasang
dengan benar pada permukaan dalam silinder. Gambar 2.7 memberikan
ilustrasi mengenai konstruksi torak.

Gambar 2.7. Konstruksi Torak(Sularso, 1985)

3. Katup

Katup hisap dan keluar yang digunakan pada kompresor dapat membuka dan
juga menutup secara otomatis. Hal ini dikarenakan terjadinya perbedaan
tekanan pada bagian dalam dan luar dari silinder. Kedua katup ini akan
membuka dan menutup jika ada gerakan bolak-balik pada torak. Karena itu,
13

katup memiliki frekuensi kerja tertinggi jika dibandingkan dengan bagian lain
kompresor. Katup keluar bekerja pada kondisi yang berat karena tugasnya
mengeluarkan udara bersuhu panas dan tidak jarang juga terdapat sumbatan
dikarenakan karbid yang terbawa oleh aliran udara. Maka dari itu, katup keluar
memerlukan perhatian khusus dalam hal pengoperasian dan perawatan.
Terdapat banyak kontruksi untuk katup, namun jenis katup yang umum dipakai
saat ini adalah katup cincin, katup pita, katup kanal dan katup kepak. .

Gambar 2.8. Katup Cincin (Sularso, hal.211)

4. Poros Engkol Dan Batang Penggerak

Poros engkol dan batang penggerak adalah komponen-komponen yang penting


dalam mengubah gerakan berputar menjadi gerakan bolak-balik. Poros engkol
ditumpu oleh bantalan utama sedangkan batang penggerak dipasang pada
engkol yang letaknya eksentrik terhadap sumbu putar. Terdapat pengimbang
yang berfungsi untuk mengurangi getaran pada saat poros berputar di titik yang
berseberangan dengan pen engkol terhadap sumbu putar. Pada ujung poros
engkol terdapat kopling yang berfungsi untuk meneruskan daya dari penggerak
awal. Untuk kompresor yang digerakkan melalui sabuk-V, ujung poros
engkolnya dipasang sebuah puli-V yang berfungsi sebagai roda gaya. Poros
engkol biasanya terbuat dari baja tempa karena memerlukan kekuatan yang
besar dan ketahanan yang cukup terhadap keausan.
14

Ujung keausan dari batang penggerak dipasang pada pen engkol sedang ujung
kecilnya dihubungkan dengan torak melalui pen torak dalam kompresor kerja
tunggal. Bagian kecil tersebut juga dihubungkan dengan kepala silang melalui
pen silang pada kompresor kerja ganda. Pada kedua ujung tersebut dipasang
metal bantalan.
Sama seperti poros engkol, batang penggerak juga terbuat dari baja tempa,
sedangkan bantalannya dipakaikan logam putih atau bantalan bola. Bantalan
pada ujung yang kecil agak berbeda bebannya dari bantalan biasa karena
bantalan ini menerima beban tumbukan yang besar. Beban yang besar ini
disebabkan karena adanya gerakan bolak-balik dan tekanan gas yang berubah-
ubah setiap putaran. Dengan demikian, cara pelumasan dan bahan metal harus
dipilih secara seksama. Pada bantalan ini umumnya digunakan paduan
tembaga.

5. Kotak engkol

Kotak engkol merupakan komponen penting pada kompresor dan menjadi


tempat bantalan utama poros engkol bertopang. Bantalan utama tersebut harus
menahan gaya inersia massa yang bergerak bolak-balik, juga gaya yang
diberikan pada torak. Untuk itu, kotak engkol harus mempunyai kekakuan yang
tinggi dengan deformasinya sekecil mungkin, kotak engkol yang juga berfungsi
sebagai penampung minyak harus memiliki kemampuan ketahanan terhadap
bocor. Untuk itu, pada kotak engkol harus dipakai konstruksi yang kokoh,
tertutup penuh, dan terbuat dari besi cor.

Bantalan utamanya dapat dipilih dari berbagai jenis, tergantung pada ukuran
kompresor itu sendiri. Jenis bantalan luncur yang biasa dipakai ada yang
terbelah dua dan ada juga yang terbelah empat dengan logam pendukung dari
baja cor atau baja tempa yang dilapisi logam putih. Bantalan metal presisi juga
dapat digunakan, namun bantalan yang lebih banyak digunakan adalah
bantalan gelinding, terutama dengan jenis bola dan rol kerucut.
15

6. Alat pengatur kapasitas

Jumlah udara yang diperlukan kompresor dapat menyesuaikan dengan laju


volume udara yang dihasilkan. Jika kompresor dibiarkan berjalan sedangkan
udara yang dihasilkan tidak digunakan, maka tekanan akan naik melebihi batas
yang berbahaya. Karena itu kompresor harus dilengkapi dengan alat yang
disebut pembebas beban (unloader). Unloader mengatur laju volume udara
yang dihisap sesuai dengan laju aliran keluar yang diperlukan.

Unloader dapat dikelompokkan berdasarkan azas kerjanya menjadi (a)


pembebas beban katup hisap, (b) pembebas beban celah katup, (c) pembebas
beban trotel hisap, dan (d) pembebas beban dengan pemutus otomatik. Untuk
kompresor torak, jenis (a) dan (d) paling banyak dipakai untuk saat ini.
Pembebas beban awal dapat dioperasikan secara automatic dan manual untuk
mengurangi beban pada saat kompresor dinyalakan dan penggerak awal
berjalan tanpa hambatan. Berikut ini akan dibahas beberapa jenis pembebas
beban meliputi ciri-ciri, cara kerja, dan pemakaiannya:

a. Pembebas beban katup hisap


Pembebas beban katup hisap acap kali digunakan pada kompresor
berukuran kecil ataupun sedang. Cara kerja pembebas beban jenis ini pada
saat langkah penghisapan dan kompresi adalah plat katupnya yang dapat
selalu dibuka agar udara dapat bergerak keluar masuk silinder dengan bebas
tanpa terjadinya kompresi. Gambar 2.9 mengilustrasikan proses yang terjadi
pada pembebas beban katup hisap.

Gambar 2.9. Konstruksi Alat Pembebas Beban (Sularso, hal.214)


16

Pada saat kompresor bekerja, udara akan mengisi tangki udara dan
menyebabkan tekanan udaranya akan naik secara perlahan. Tekanan udara
yang naik akan dialirkan menuju bagian bawah katup pilot pada pembebas
beban. Untuk mengatasi tekanan yang masih rendah di tangki udara, katup
akan tertutup karena kontribusi dari pegas atas katup pilot. Lain halnya, jika
tekanan pada tangki udara sudah naik dan dapat mengatasi gaya pegas dari
katup pilot, maka katup isap akan didorong sampai terbuka. Udara tekan
akan mengalir melalui pipa pembebas beban dan menekan torak pembebas
beban pada tutup silinder ke bawah. Dan katup isap akan terbuka, kemudian
operasi tanpa beban pun dimulai.

Tekanan di dalam tangki menurun karena udara yang terpakai dan


penambahan udara dari kompresor yang tidak ada merupakan ciri bahwa
kompresor bekerja tanpa beban. Gaya pegas dari katup pilot akan
mengalahkan gaya dari tekanan tangki udara jika tekanan turun melebihi
batas yang ditentukan. Pada saat katup pilot hampir jatuh, saluran udara juga
tertutup, dan tekanan di dalam pipa pembebas beban akan bernilai sama
dengan tekanan atmosfir. Maka dari itu, torak pembebas beban akan
terangkat oleh gaya pegas, katup isap kembali pada posisi normal, dan
kompresor bekerja biasa mengisap dan memadatkan udara.

b. Pembebas beban dengan pemutus otomatik


Pembebas beban dengan pemutus otomatik dipakai untuk kompresor yang
memiliki daya relatif rendah, yaitu kurang dari 7,5 kW. Pembebas beban
dengan pemutus otomatik ini memakai tombol tekanan (pressure switch)
yang berada di tangki udara. Jika tekanan udara di dalam tangki melebihi
batas tertentu, motor penggerak akan diberhentikan oleh tombol tekanan ini
secara otomatik. Maka sebaiknya jika tekanan di dalam tangki udara turun
sampai di bawah batas minimal yang ditetapkan, maka tombol akan tertutup
dan motor dapat dijalankan dengan baik kembali. Pembebas beban dengan
pemutus otomatik banyak diaplikasikan pada kompresor kecil karena katup
hisap pembebas beban yang berukuran kecil sulit diproduksi. Juga, motor
17

kompresor berdaya kecil dengan mudah dapat dihidupkan dan dimatikan


dengan tombol tekanan.

7. Pelumasan

Bagian-bagian yang meluncur seperti silinder, torak, kepala silang, metal-metal


bantalan batang penggerak dan bantalan utama memerlukan pelumasan.
Pelumasan bertujuan untuk mencegah keausan, merapatkan cincin torak dan
packing, mendinginkan bagian-bagian yang saling bergesek, dan mencegah
pengkaratan. Di kompresor kerja tunggal, pelumasan kotak engkol dan silinder
sebagai kompresor berukuran kecil digabungkan. Sedangkan kompresor kerja
ganda harus dilumasi secara terpisah karena terbuat untuk ukuran yang sedang
dan besar dimana silinder dipisah dari rangka oleh packing tekan. Karena itu,
pelumasan untuk silinder disebut pelumasan dalam dan rangkanya disebut
pelumasan luar.

Pelumasan dalam dan luar dilakukan bersamaan dengan pelumasan percik atau
pompa pelumas roda gigi pada kompresor kerja tunggal yang berukuran kecil.
Tuas pemercik minyak yang dipasang pada ujung besar batang penggerak
digunakan pada pelumasan percik, hal ini ditunjukkan pada Gambar 2.10. Tuas
yang dimaksud akan menyerempet permukaan minyak di dasar kotak engkol
sehingga minyak akan terpercik ke silinder dan bagian lain di dalam kotak
engkol.

Pompa roda gigi yang dipasang pada ujung poros engkol digunakan untuk
metode pelumasan paksa. Putaran poros engkol akan diteruskan ke poros
pompa melalui kopling Oldham. Minyak pelumas mengalir melewati saringan
minyak oleh isapan pompa. Kemudian pompa tekanan minyak akan menaikkan
minyak pelumas sampai mencapai harga tertentu lalu dialirkan ke semua
bagian yang memerlukan melalui saluran di dalam poros engkol dan batang
penggerak. Pada sisi keluar pompa roda gigi, sebuah katup pembatas tekanan
dipasang untuk membatasi tekanan minyak. Kompresor berukuran sedang dan
besar menggunakan pelumasan dalam yang dilakukan dengan pompa minyak
jenis plunyer secara terpisah, yang seperti diperlihatkan pada Gambar 2.11.
18

Pelumasan luarnya dilakukan dengan pompa roda gigi yang dipasang pada
ujung poros engkol seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 2.11.

Sebelum kompresor bekerja, sediakan terlebih dahulu pompa tangan yang


dipasang parallel dengn pompa roda gigi karena pompa roda gigi harus
dipancing terlebih dahulu. Jalur pipa minyak pelumas juga perlu dipasang rel
tekanan yang bekerja secara otomatis menghentikan kompresor kalau terjadi
penurunan tekanan minyak sampai di bawah batas minimum. Jika permukaan
tempat minyak kosong dan pompa diharuskan untuk menghisap udara maka rel
akan bekerja dan kompresor berhenti.

Gambar 2.10. Pelumasan Percik (Sularso, hal.215)

Gambar 2.11. Sistem Pelumasan Minyak Dalam (Sularso, hal.216)


19

Gambar 2.12. Sistem Pelumasan Minyak Luar (Sularso, hal.217)

8. Peralatan Pembantu

Agar kompresor bisa bekerja secara optimal, kompresor dilengkapi dengan


berbagai peralatan pembantu. Peralatan pembantu yang penting tersebut
diantaranya:

a. Saringan udara

Silinder dan cincin torak akan cepat aus dan terbakar jika udara yang
dihisap mengandung banyak debu. Untuk itu, kompresor harus dilengkapi
saringan udara yang dipasang pada sisi hisapnya.

Saringan yang umum digunakan saat ini tersusun dari tabung-tabung


penyaring yang memiliki diameter dan panjangnya sekitar 10 mm. Tabung-
tabung ini ditempatkan dalam kotak berlubang atau keranjang kawat, yang
kemudian dicelupkan ke dalam genangan minyak. Udara yang dihisap
kompresor harus mengalir melalui minyak dan tabung yang lembab oleh
minyak. Maka dari itu, debu yang terbawa akan melekat pada saringan
sehingga udara yang masuk ke kompresor menjadi bersih. Aliran yang
bergerak melewati saringan tersebut sangat turbulen dan arahnya membalik
sehingga sebagian besar dari partikel debu akan tertangkap pada peralatan
20

pembantu ini. Gambar 2.13 mengilustrasikan sebuah saringan udara jenis


genangan minyak.

Gambar 2.13. Saringan Udara (Sularso, hal.218)

b. Katup pengaman
Katup pengaman umumnya dipasang di pipa keluar pada setiap tingkat
kompresor. Katup pengaman bekerja untuk membuka dan membuang udara
ke luar jika tekanan melebihi 1 atau 2 kali tekanan normal maksimum
kompresor. Secara akurat, pengeluaran udara harus berhenti jika tekanan
sudah mendekati tekanan normal maksimum. Gambar 2.14 menunjukkan
ilustrasi penampang sebuah katup pengaman.

Gambar 2.14. Katup Pengaman(Sularso, hal.218)


21

c. Tangki udara
Tangki udara digunakan sebagai alat penyimpan udara tekan supaya jika
adanya perubahan jumlah pada kebutuhan udara tekan dapat dilayani
dengan lancar. Untuk kompresor torak dimana udaranya keluar dengan
berfluktuasi, tangki udara akan memperhalus aliran. Juga, udara yang
ditaruh di dalam tangki akan terjadi pendinginan secara perlahan dan uap air
yang mengembun bisa terkumpul di dasar tangki jika suatu saat uap air
perlu untuk dibuang. Maka dari itu, udara yang dialirkan ke pemakai sudah
dingin dan tidak terlalu lembab.
Kompresor juga memiliki alat-alat pengaman yang berfungsi untuk
menghindari kecelakaan, yaitu:
1) Alat penunjuk tekanan, rel tekanan udara dan rel tekanan minyak.

2) Alat penunjuk temperatur dan rel termal (untuk temperatur udara keluar,
temperatur udara masuk, temperatur air pendingin, temperatur minyak,
dan temperatur bantalan).

3) Rel aliran air, untuk mendeteksi aliran yang berkurang atau terhenti.

9. Van Belt

V-BELT adalah Sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampung
trapezium. Tenunan, teteron dan semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk
membawa tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V
pula. Bagian sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian
dalamnya akan bertambah besar.
a. Keuntungan Memakai V-Belt mempunyai kelebihan dari pada penggunakan
rantai dan sproket.Berikut ini adalah kelebihan yang dimiki oleh V-Belt:
1) V-Belt digunakan untuk mentransmisidaya yang jaraknya relatif jauh.
2) Kecilnya faktor slip.
3) Mampu digunakan untuk putaran tinggi.
Dari segi Harga V-Belt relatif lebih murah dibanding dengan element transmisi
yang lain. Sisitem operasi menggunakan V-belt Tidak Berisik (Noise Kecil)
dibandingkan dengan chain.
22

b. Fungsi V-Belt
V-BELT digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke
poros yang lainnya melalui pulley yang berputar dengan kecepatan sama
atau berbeda.Puli V-belt merupakan salah satu elemen mesin yang
berfungsi untuk mentransmisikan daya seperti halnya sproket rantai dan
roda gigi.

Van Belt Spesifikasi yang digunakan untuk pengujian alat :

Referensi: A42 V Belt

Lebar Atas: 1/2 in

Tinggi: 5/16 in

Durasi: 42 di Inside, 44 in Outside

Setara dengan: 4L440, 4L-440, A42, 4L 440, A 42, A-42, Dayco AP42, BTQ-
A42, Penggerak Daya A / D D42

Tabel 2.2. Belt Size Conversion


23

2.3 Fluida

Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk (dapat
dimampatkan) jika diberi tekanan. Jadi, yang termasuk ke dalam fluida adalah zat
cair dan gas. Perbedaan antara zat cair dan gas terletak pada kompresibilitasnya
atau ketermampatannya. Gas mudah dimampatkan, sedangkan zat cair tidak dapat
dimampatkan. Ditinjau dari keadaan fisisnya, fluida terdiri atas fluida statis atau
hidrostatika, yaitu ilmu yang mempelajari tentang fluida atau zat alir yang diam
(tidak bergerak) dan fluida dinamis atau hidrodinamika, yaitu ilmu yang
mempelajari tentang zat alir atau fluida yang bergerak. Hidrodinamika yang
khusus membahas mengenai aliran gas dan udara disebut aerodinamika.Jenis Jenis
Zat ada tiga macam jenis zat, yaitu zat padat, zat cair, dan zat gas.

1. Zat cair
Zat cair merupakan suatu benda yang dapat menempati suatu ruang
berdasarkan dengan bentuk ruang yang ditempatinya. Zat cair ini dapat
dikatakan juga sebagai suatu benda yang bentuknya mengikuti ruang yang
ditempatinya. Zat cair mempunyai ciri-ciri, yaitu:
a. Permukaan dari zat cair selalu datar dan tenang
b. Zat cair bentuknya mengikuti tempat, atau wadahnya
c. Akan mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah
d. Zat cair mempunyai tekanan dan akan menekan semua arah
e. Zat cair dapat meresap melalui celah-celah yang kecil
2. Zat Padat
Zat padat merupakan suatu benda yang keras, tersusun dari partikel-partikel
yang teratur, saling berdekatan dan mempunyai gaya tarik menarik antar
partikelnya, zat padat ini mempunyai bentuk yang tetap dan volumenya
selalu mengikuti zat. Contoh dari zat padat yang paling umum, yaitu batu.
Batu merupakan zat padat yang mempunyai susunan partikel yang padat dan
keras, tidak mudah berubah bentuk.
24

3. Zat Gas
Zat gas merupakan suatu zat yang tidak dapat dilihat bentuknya akan
tetapi dapat dirasakan. Zat ini tidak mempunyai partikel yang saling
tarik menarik. Misalnya yaitu udara dan gas yang digunakan untuk
memasak. Sifat dasar dari gas, yaitu:
a. Gas selalu menekan kesegala arah.
b. Zat gas mempunyai bentuk yang tidak tetap.

2.4 Manometer Pipa Terbuka


Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling
sederhana. Alat ini berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Perhatikan
Gambar 2.15.

Gambar 2.15. Manometer Pipa Terbuka


(Saripudin,2009)

Ujung yang satu mendapat tekanan sebesar p (dari gas yang hendak diukur
tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan dengan tekanan atmosfir (p0).
Besarnya tekanan udara di titik y1 = p0, sedangkan tekanan udara di titik y2 = p.
y1 memiliki selisih ketinggian Δy1 = 0 dan y2 memiliki selisih ketinggian Δy2 =
25

h. Berdasarkan tentang besar tekanan hidrostatik, besarnya tekanan udara dalam


tabung pada Gambar 2.15. dinyatakan dengan persamaan berikut ini.
P gas = p – p0 = ρ gh
Dimana
ρ = massa jenis zat cair dalam tabung.

2.5 Inverter
Pengertian Dasar Inverter adalah Rangkaian elektronika daya yang
digunakan untuk mengkonversikan tegangan searah (DC) ke suatu tegangan
bolak-balik (AC). Ada beberapa topologi inverter yang ada sekarang ini, dari yang
hanya menghasilkan tegangan keluaran kotak bolak-balik (push-pull inverter)
sampai yang sudah bisa menghasilkan tegangan sinus murni (tanpa harmonisa).
Inverter satu fasa, tiga fasa sampai dengan multifasa dan ada juga yang namanya
inverter multilevel (kapasitor split, diode clamped dan susunan kaskade).
Ada beberapa cara teknik kendali yang digunakan agar inverter mampu
menghasilkan sinyal sinusoidal, yang paling sederhana adalah dengan cara
mengatur keterlambatan sudut penyalaan inverter di tiap lengannya.

Gambar 2.16. Jenis Gelombang (Rohmatulloh, 2015)

Cara yang paling umum digunakan adalah dengan modulasi lebar pulsa (PWM).
Sinyal kontrol penyaklaran di dapat dengan cara membandingkan sinyal referensi
26

(sinusoidal) dengan sinyal carrier (digunakan sinyal segitiga). Dengan cara


ini frekuensi dan tegangan fundamental mempunyai frekuensi yang sama dengan
sinyal referensi sinusoidal.

Dalam industri, Inverter merupakan alat atau komponen yang cukup banyak
digunakan karena fungsinya untuk mengubah listrik DC menjadi AC.
Meskipunsecara umum kita menggunakan tegangan AC untuk tegangan masukan/
input dari Inverter tersebut. Inverter digunakan untuk mengatur kecepatan motor-
motor listrik/servo motor atau bisa disebut converter drive. Cuma kalau untuk
servo lebih dikenal dengan istilah servo drive. Dengan menggunakan inverter,
motor listrik menjadi variable speed. Kecepatannya bisa diubah-ubah atau
disetting sesuai dengan kebutuhan.

Inverter seringkali disebut sebagai Variabel Speed Drive (VSD) atau


Variable Frequency Drive (VFD). Pada dunia otomatisasi industri, inverter sangat
banyak digunakan. Aplikasi ini biasanya terpasang untuk proses linear (parameter
yang bisa diubah-ubah). Linear nya seperti grafik sinus, atau untuk sistem axis
(servo) yang membutuhkan putaran/aplikasi yang presisi.

Prinsip kerja inverter adalah mengubah input motor (listrik AC) menjadi DC
dan kemudian dijadikan AC lagi dengan frekuensi yang dikehendaki sehingga
motor dapat dikontrol sesuai dengan kecepatan yang diinginkan. Fungsi Inverter
adalah untuk merubah kecepatan motor AC dengan cara merubah Frekuensi
Outputnya :

f = frekuensi (Hz)

p = jumlah kutub

Jika sebelumnya banyak menggunakan sistem mekanik, kemudian beralih


ke motor slip maka saat ini banyak menggunakan semikonduktor.
Tidak seperti softstarter yang mengolah level tegangan, inverter menggunakan
frekuensi tegangan keluaran untuk mengatur speed motor pada kondisi ideal tanpa
slip.
27

Merubah kecepatan motor dengan Inverter akan membuat:

1. Torsi lebih besar.


2. Presisi kecepatan dan torsi yang tinggi.
3. Kontrol beban menjadi dinamis untuk berbagai aplikasi motor.
4. Dapat berkombinasi dengan PLC (Programmable Logic Control) untuk
fungsi otomasi dan regulasi.
5. Menghemat energy.
6. Menambah kemampuan monitoring.
7. Hubungan manusia dengan mesin (interface) lebih baik
8. Sebagai pengaman dari motor, mesin (beban) bahkan proses dll.

Semakin besar daya motor maka makin besar torsi yang dihasilkan dan
makin kuat motor menggerakkan beban, Torsi dapat ditambah dengan
menggunakan gear box (cara mekanis) dan Inverter (cara elektronik).

1. Dinamika gerakan rendah (tidak memungkinkan gerakan beban yg


kompleks).
2. Motor sering overload (motor rusak atau thermal overload relay trip).
3. Hentakan mekanis (Mesin/beban rusak, perlu perawatan intensif)
4. Lonjakan arus (Motor rusak atau Breaker Trip).
5. Presisi dalam proses hilang.
6. Proteksi tidak terjamin.

n = 120 × f/p

Dimana:
n = putaran per menit

Proses di industri seringkali memerlukan tenaga penggerak dari motor listrik


yang perlu diatur kecepatan putarnya untuk menghasilkan torsi dan tenaga/daya
yang diinginkan.Torsi adalah gaya putar yang dihasilkan oleh motor listrik untuk
memutar beban. Kelebihan Torsi (over torque) terjadi jika torsi beban lebih besar
dari Torsi nominal, pada 80% aplikasi terjadi pada saat kecepatan rendah atau saat
start awal.
Jika torsi inverter rendah akan mengakibatkan:
28

Maka dapat disimpulkan, peranan inverter dalam proses suatu industri


cukup penting. Karena dalam proses di industri seringkali memerlukan tenaga
penggerak dari motor listrik yang perlu diatur kecepatan putarnya untuk
menghasilkan torsi dan tenaga/daya yang diinginkan. Berdasarkan jumlah fasa
output inverter dapat dibedakan dalam:
1. Inverter 1 fasa, yaitu inverter dengan output 1 fasa.
2. Inferter 2 fasa, yaitu inverter dengan output 3 fasa.
Inverter juga dapat dibedakan dengan cara pengaturan tegangan-nya, yaitu:
1. Voltage Fed Inverter (VFI) yaitu inverter dengan tegangan input yang
diatur konstan.
2. Current Fed Inverter (CFI) yaitu inverter dengan arus input yang diatur
konstan.
3. Variable dc linked inverter yaitu inverter dengan tegangan input yang dapat
diatur.
2.6 Termokontrol dan Termocouple
1. Termokontrol
Termokontrol atau Temperature control adalah sistem otomatisasi yang
dapat berfungsi dengan memanfaatkan bantuan berbagai macam sensor
sebagai input, seperti sensor gerak,sensor suhu,sensor kecepatan dan masih
banyak lagi, yang selanjutnya akan di proses oleh control unit untuk
memberikan perintah kepada sistem selanjutnya.
2. Termocouple Sensor
Termocouple sensor atau temperature/ suhu adalah sensor yang digunakan
untuk mendeteksi gejala perubahan panas/temperature/suhu pada suatu
dimensi benda atau dimensi ruang tertentu. Sensor temperature mempunyai
banyak macamnya, seperti termokopel, RTD, thermistor, infrared
pyrometer, dioda (IC hybrid), bimetal, dan lain sebagainya.
a. Termokepel suhu
Termokopel adalah sensor suhu yang terdiri dari 2 jenis kawat logam konduktor
yang digabung pada ujungnya sebagai ujung pengukuran. Konduktor ini
kemudian akan mengalami gradiasi suhu dan dari perbedaan suhu antara ujung
termokopel/ujung pengukuran dengan ujung kedua kawat logam
konduktor yang terpisah, akan menghasilkan tegangan listrik karena terjadinya
29

efek termo elektrik. Termokopel dapat mengukur temperatur dalam jangkauan


suhu yang cukup luas dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1⁰ C.
b. Sensor RTD (Resitance Temperature Detector)
RTD adalah sensor suhu yang pengukurannya menggunakan prinsip perubahan
resistansi atau hambatan listrik logam yang dipengaruhi oleh perubahan suhu.
Dimana ketika suhu meningkat, maka resistansi elemen RTD juga akan
meningkat. Dengan kata lain, kenaikan suhu logam yang menjadi elemen
resistor RTD berbanding lurus dengan resistansinya. RTD adalah salah satu
sensor suhu yang paling banyak digunakan dalam otomatisasi dan proses
kontrol.

c. Termistor Detector Sensor


Termistor (thermistor) adalah komponen semikonduktor yang memiliki
tahanan (resistansi) yang dapat berubah dengan suhu/temperature.
Thermistor merupakan singkatan dari thermally sensitive resistor, yang
berarti resistor yang peka atau sensitif terhadap suhu. Ada dua jenis
termistor, yaitu: PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC
(Negative Temperature Coefficient ). Termistor PTC adalah jenis
termistor yang nilai resistansinya meningkat dengan meningkatnya suhu.
Sedangkan, termistor NTC adalah jenis termistor yang tahanannya atau
resistansinya menurun ketika suhu meningkat.
d. Sensor Detector pyrometer
Pirometer inframerah (Infrared pyrometer) adalah sensor suhu yang dapat
mengukur suhu dari jarak jauh tanpa melakukan kontak langsung dengan
objek yang akan diukur. Infrared pyrometer merupakan device pengukur
suhu yang juga biasa disebut sebagai termometer radiasi termal. Sensor
ini menggunakan cahaya inframerah untuk mengukur atau mendeteksi
radiasi panas (thermal) benda. jadi bisa dikatakan, infrared pyrometer
adalah sensor yang digunakan untuk mengukur suhu tanpa kontak ketika
sensor tipe probe atau sensor dengan kontak langsung, seperti
termokopel, RTD, dan lain sebagainya, tidak bisa digunakan atau tidak
bisa menghasilkan data yang akurat karena berbagai alasan.
30

e. Sensor Suhu IC (IC temperature sensor)


Sensor suhu IC merupakan sensor temperature yang prinsip kerjanya
didasarkan pada sifat atau perilaku PN junction silikon terhadap suhu/
temperature. Dimana tegangan maju PN junction akan menurun dengan
meningkatnya suhu, sehingga pada beberapa sensor suhu IC akan
menghasilkan sinyal output (tegangan, arus) yang berbanding lurus
dengan suhu/ temperatur.
f. Bimetal Sensor
Bimetal adalah sensor temperatur yang sangat populer digunakan karena
kesederhanaan yang dimilikinya. Bimetal biasa dijumpai pada alat strika
listrik dan lampu kelap-kelip (dimmer). Bimetal adalah sensor suhu yang
terbuat dari dua buah lempengan logam yang berbeda koefisien muainya
(α) yang direkatkan menjadi satu. Karena perbedaan reaksi muai
tersebut maka bimetal akan melengkung kearah logam yang muainya
lebih rendah. Dalam aplikasinya bimetal dapat dibentuk menjadi saklar
Normally Closed (NC) atau Normally Open (NO).

2.6 Tekanan dan Temperature


1. Hubungan Antara Tekanan dan Volume
Hubungan Antara tekanan dan volume, dalam Hukum Boyle dikatakan
bahwa” jika gas dikompresikan(atau diekspansikan) pada temperature tetap,
maka tekanannya akan berbanding terbalik dengan volumenya”. Dan dapat
dirumuskan pula sebagai berikut : jika suatu gas mempunyai volume V1 dan
tekanan P1 dan dimampatkan (atau diekspansikan) pada temperature tetap
hingga volumenya menjadi V2, maka tekanan akan menjadi P2 dimana

P1V1 = P2V2 = Tetap


Dimana :
P1 = Tekanan awal ( kgf/cm2 atau Pa )
P2 = Tekanan akhir ( kgf/cm2 atau Pa)
V1 = Volume awal (m3)
V2 = Volume akhir (m3)
31

Tekanan adalah sebuah istilah fisika yang digunakan untuk menyatakan


besarnya gaya per satuan luas. Perlu diperhatikan bahwa gaya yang
dimaksud disini adalah gaya yang tegak lurus dengan permukaan dari suatu
objek. Tekanan biasanya digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu
zat yang berupa cairan atau gas. Untuk zat padat jarang digunakan istilah
tekanan karena zat pada bentuk dan volumenya tidak berubah-ubah.
Tekanan juga sering dihubungkan dengan volume dan suhu. Semakin tinggi
tekanan di suatu tempat yang volumenya sama, maka suhu pada tempat
tersebut juga akan semakin tinggi. Satuan Internasional (SI) untuk tekanan
adalah Pascal (Pa), pascal ini sama dengan newton per meter persegi
(N/m2).

a. Klasifikasi Macam Macam Jenis Tekanan


Secara umum terdapat dua jenis tekanan, jika tekanan itu berhubungan
dengan zat cair disebut dengan Tekanan Hidrostatis, sedangkan tekanan
yang berhubugan dengan zat gas disebut Tekanan Udara.
1) Tekanan Hidrostatis
Sesuai dengan namanya, kata hidrostatis berasal dari dua kata, yaitu
“hidro” yang artinya air dan “statis” yang artinya tetap. Jadi tekanan
hidrostatis merupakan tekanan pada zat cair dalam keadaan diam.
Tekanan hidrostatisk ini ada pada kesetimbangan zat cair dalam
posisi diam karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Tekanan
Hidrostatis tidak dipengaruhi oleh volume dari zat cair tersebut. Tiga
hal utama yang mempengaruhi tekanan hidrostatis pada suatu tempat
adalah :

a) Kedalaman.
b) Massa jenis zat cair tersebut.
c) Gaya gravitasi pada tempat itu.

2) Tekanan Udara
32

Tekanan udara adalah tekanan yang menggerakkan massa udara


dalam setiap satuan luas tertentu. Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur tekanan udara disebut barometer. Satuan dari tekanan
udara adalah milibar (mb). Besarnya tekanan udara akan
berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat, semakin tinggi
tempat tersebut, maka semakin rendah tekanan udaranya, demikian
pula sebaliknya.

3) Persamaan Rumus dan Satuan Tekanan


𝐹
p=
𝐴
Dimana :
p = Tekanan (Pa)
F = Gaya (N)
A = Luas (m2)

2. Hubungan Antara Temperature dan Volume


Seperti halnya zat cair. Gas akan mengembang jika dipanaskan pada
tekanan tetap. Dibandingkan dengan zat padat dan zat cair, gas memiliki
koefisien muai jauh lebih besar. Dari pengukuran koefisien muai berbagai
gas diperoleh kesimpulan sebagai berikut :” semua macam gas apabila
dinaikkan temperaturenya sebesar 1°C pada tekanan tetap, akan mengalami
pertambahan volume sebesar 1/273 dari volumenya pada 0°C. sebaliknya
apabila diturunkan temperaturenya sebesar 1°C akan mengalami jumlah
yagn sama. Atau dapat pula dikatakan “ pada proses tekanan tetap, volume
gas berbanding lurus dengan temperature mutlaknya”. Pernyataan ini
disebut Hukum Charles.

𝑉1 𝑇1
=
𝑉2 𝑇2
Dimana :
T1 = Temperature awal (°C)
T2 = Temperature akhir (°C)
V1 = Volume awal (m3)
33

V2 = Volume akhir (m3)

Hukum Charles menyebutkan bahwa “semua macam gas apabila dinaikkan


temperatur sebesar 1°C pada tekanan tetap, akan mengalami perubahan
volume sebesar 1/273 dari volumenya pada 0°C. Sebaliknya apabila
diturunkan temperaturnya sebesar 1°C, akan mengalami pengurangan
volume dengan proporsi
yang.” Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1 𝑡1
V1 = V1 + 273.t1.Vo = Vo (1 + )
273

Pada temperatur t2°C untuk tekanan yang sama gas mempunyai volume
𝑡2
V2 = Vo (1 + )
273

Jika persamaan 1 dibagi dengan persamaan 2 menjadi:


𝑉1 (273+𝑡1)
=
𝑉2 (273+𝑡2)

Lambang t menyatakan temperatur dalam skala °C. Di samping skala


Celcius orang dapat memakai Kelvin (°K) dimana 0°K = -273 °C.
Temperature skala °K disebut temperatur mutlak dengan lambang T.
Hubungan antara t dengan T dapat dituliskan:
T(°K) = 273 + t (° C)

Jika temperatur dinyatakan dalam temperatur mutlak (°K) maka dapat


dituliskan sebegai berikut:
𝑉1 𝑇1
=
𝑉2 𝑇2
Jadi karena persamaan di atas Hukum Charles dapat pula dikatakan “Pada
proses tekanan tetap, volume gas berbanding lurus dengan temperatur
mutlaknya”.

Anda mungkin juga menyukai