Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
menurut World Health Organitation (WHO) Pada tahun 2014
menyebutkan bahwa diperkirakan 26 juta penduduk Indonesia
mengalami gangguan kejiwaan. dari tingkat ringan hingga berat.
WHO (2014) Memperkirakan 450 juta orang di seluruh dunia
mengalami gangguan jiwa mental, sekitar 10% orang dewasa
mengalami gangguan jiwa saat ini dan 25% penduduk diperkirakan
akan mengalami gangguan jiwa padaa usia tertentu selama
hidupnya usia ini biasaya terjadi pada dewasa muda antara usia
18-21 tahun (Dimyati, 2014).
Diperkirakan lebih dari 300 juta orang diseluruh dunia terkena
skbies prevalensi cenderung lebih tinggi pada pasien jiwa
khususnya defisit perawatan diri. Di Brazil Amerika selatan
pravalensi pasien jiwa yang mengalami scabies mencapai 18% di
Benua Afrika Barat 28,33% di kota Enugu Nigeria 13,55% dipulau
pinang Malaysia 31% ( Ikrar, 2015).
Menurut Departemen Kesehatan (Depkes) Sulawesi Selatan
(2014), menyatakan jumlah pasien gangguan jiwa terdapat 31.780
orang . di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Berdasarkan hasil yang diperoleh jumlah responden yang defisit
perawatan diri tinggi sebanyak 12 orang (20.0%) dimana yang
personal hygiene baik sebanyak 7 orang (11.7%) dan yang
personal hygiene kurang sebanyak 5 orang, sedangkan responden
yang defisit perawatan diri rendah sebanyak 48 orang (80.0%)
dimana personal hygiene baik sebanyak 10 orang (16.7%) dan
yang personal hygiene kurang sebanyak 38 orang (63.3%) Ikrar
(2015).

1
2

Depertemen kesehatan Republik Indonesia menyatakan


jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta
yang terdiri dari pasien defisit perawatan diri. kecilnya anggaran
untuk menangani pasien sakit jiwa juga berdampak pada
pelayanan dirumah sakit jiwa.
Pada orang gangguan jiwa biasanya akan terjadi masalah-
masalah dalam pemenuhan kebutuhan diri, diantaranya yaitu
kurangnya kebutuhan merawat diri atau defisit perawatan diri.
Persoanal yang artinya perorangan dan hyginene berarti sehat
kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis sesuai kondisi kesehatannya. Keadaan individu mengalami
kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan
penurunan kemampuan untuk melakukan masing-masing dari
kelima aktivitas perawatan diri (makan, mandi atau hygiene,
berpakaian atau berhias, toileting, Instrumental) (Fitria, 2015).
Hygiene atau biasanya disebut juga dengan kebersihkan
adalah upaya untuk memelihara hidup sehat yang meliputi personal
hygiene, kehidupan bermasyarakat dan kebersihan bekerja
kebersihan merupakan suatu perilaku yang diajarkan dalam
kehidupan manusia untuk mencegah timbulnya penyakit personal
hygiene atau mempertahankan kesehatannya. Banyak penyakit
yang bisa timbul karena personal hygiene yang kurang baik
diantaranya adalah scabies, dan sebagainya. personal hygiene ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya budaya nilai sosial
individu atau keluarga, pengetahuan dan persepsi mengenai
personal hygiene (Fitria, 2015).
Sebagai besar orang yang mengalami gangguan jiwa tidak
lagi memperhatikan kebersihan dirinya. Oleh karena itu pasien jiwa
banyak yang mengalami masalah kesehatan pada kulitnya scabies
3

paling sering ditemukan pada pasien yang kurang merawat diri atau
defisit perawatan diri (Ikrar, 2015).
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien gangguan
jiwa dengan defisit perawatan diri di RS Khusus Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan
asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dalam hal ini adalah untuk dapat:
a. Melakukan pengkajian pada pasien gangguan jiwa dengan
Defisit Perawatan Diri di RS Khusus Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan.
b. Merumuskan diagnosa pada pasien gangguan jiwa dengan
Defisit Perawatan Diri di RS Khusus Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan.
c. Merencanakan intervensi pada pasien gangguan jiwa
dengan Defisit Perawatan Diri di RS Khusus Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan.
d. Untuk dapat melakukan implementasi pada pasien
gangguan jiwa dengan Defisit Perawatan Diri di RS Khusus
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
e. Melakukan evaluasi pada pasien gangguan jiwa dengan
Defisit Perawatan Diri di RS Khusus Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan.
4

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan proposal ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa
Dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan,
pengalaman dalam memberikan Asuhan keperawatan
serta mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama
pendidikan.
2. Bagi Institusi
Digunakan sebagai masukan dalam meningkatkan mutu
pendidikan khususnya pada departemen jiwa
3. Profesi
Sebagai perawat dapat menerapkan ilmu yang telah
diperoleh serta mendapatkan pengalaman dalam
melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung
pada pasien sehingga dapat digunakan sebagai berkas
penulis dalam melaksanakan tugas sebagai perawat.

Anda mungkin juga menyukai