PENDAHULUAN
1
besarnya hidrokel, testis harus dicari di sebelah dorsal karena testis terletak di
ventral epididimis sehingga tunika vaginalis berada di sebelah depan. Bila ada
hidrokel, testis dengan epididimis terdorong ke dorsal oleh ruang tunika
vaginalis yang membesar. Hidrokel testis mungkin kecil atau mungkin besar
sekali. Hidrokel bisa disebabkan oleh rangsangan patologik seperti radang atau
tumor testis. Hidrokel dapat dikosongkan dengan pungsi, tetapi sering kambuh
kembali. Pada operasi, sebagian besar dinding dikeluarkan. Kadang ditemukan
hidrokel terbatas di funikulus spermatikus yang berasal dari sisa tunika
vaginalis di dalam funikulus; benjolan tersebut jelas terbatas dan bersifat
diafan pada transiluminasi. Pada pungsi didapatkan cairan jernih. Jarang sekali
ditemukan benjolan diafan di funikulus yang dapat dihilangkan dengan
tekanan, sedangkan memberikan kesan terbatas jelas di sebelah kranial. Bila
demikian, terdapat tunika vaginalis yang berhubungan melalui saluran sempit
dengan rongga perut dan berisi cairan rongga perut. Hernia inguinalis lateralis
atau indirek yang mengandung sedikit cairan rongga perut ini kadang diberikan
nama salah hidrokel komunikans.
2
4. Agar Mahasiswa Mengetahui Tanda dan Gejala Hidrokel.
5. Agar Mahasiswa Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Hidrokel.
6. Agar Mahasiswa Mengetahui Penatalaksanaan Medis Hidrokel.
7. Agar Mahasiswa Mengetahui Komplikasi Hidrokel.
8. Agar Mahasiswa Mengetahui Pathway pada Hidrokel.
9. Agar Mahasiswa Mengetahui Pencegahan pada Hidrokel.
10. Agar Mahasiswa Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Hidrokel.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Hidrokel berasal dari dua kata yaitu hidro (air) dan cell (ronggga
atau celah). Dapat diartikan secara harfiah bahwa hidrokel adalah adanya
penumpukan air pada rongga khususnya pada tunika vaginalis. (Behram.
2000)
Hidrokel adalah penimbunan cairan dalam selaput yang
membungkus testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah
satu testis. Penyebabnya karena gangguan dalam pembentukan alat genitalia
eksternal, yaitu kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari
rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritonium mengalir melalui saluran
yang terbuka teersebut dan terperangkap didalam skrotum sehingga skrotum
membengkak. (Pramono, Budi 2008)
2.2 Etiologi Hidrokel
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena
belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran
cairan peritonium ke prosesus vaginalis atau belum sempurnanya sistem
limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.
Pada bayi laki – laki hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada
usia kehamilan 28 minggu, testis turun dari rongga perut bayi kedalam
sskrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga
terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut. Pada orang dewasa, hidrokel
dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder
dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang
menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan dikantong
hidrokel.
Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma
pada testis atau epididimis. Kemudian hal ini dapat menyebabkan produksi
cairan yang berlebihan oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau vena
di dalam funikulus spermatikus. Hidrokel komunikan. Pada hidrokel
4
komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga
peritonium sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum.
2.3 Patofisiologi Hidrokel
Hidrokel disebabkan oleh kelainan kongenital (bawaan sejak lahir)
ataupun ketidaksempurnaan dari prosessus vaginalis tersebut menyebabkan
tidak menutupnya rongga peritoneumdengan prossesus vaginalis. Sehingga
terbentuklah rongga antara tunika vaginalis dengan cavum peritoneal dan
menyebabkan terakumulasinya cairan yang berasal dari sistem limfatik
disekitarnya. Cairan yang seharusnya seimbang antara produksi dan
reabsorbsi oleh sistem limfatik disekitarnya. Tetapi pada penyakit ini, telah
terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi sistem limfa. Dan terjadilah
penimbunan ditunika vaginalis tersebut. Akibat dari tekanan yang terus
menerus ,mengakibatkan obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus
spermatikus. Dan terjadilah atrofi testis dikarenakan akibat dari tekanan
pembuluh darah yang ada di daerah sekitar testis tersebut.
5
Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum
dan membantu meihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel atau
spermatokel), vena abnormal (varikokel), dan kemungkinan adanya
tumor.
2) Transilumisasi Scrotum
Bila dilakukan transiluminasi pada hidrokel terlihat translusen, terlihat
benjolan terang dengan masa gelap oval dari bayangan testis
3) Pemeriksaan Urin
Kadang-kadang terdapat nanah dalam urin dan kemungkinan juga
terdapat bakteri.Juga perlu diperiksa cairan prostat untuk mengetahui
adanya penjalaran ke prostat.
4) Rontgen abdomen
Sebuah sinar X-dasar menggunakan radiasi elektromagnetik untuk
membuat gambar tulang, gigi dan organ internal. X-ray dapat
membedakan hidrokel dari hernia inguinalis.
6
1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah.
2) Indikasi kosmetik.
3) Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien
dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari. Tindakan pembedahan berupa
hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dilakukan anestesi umum
ataupun regional ( spinal ).
Teknik Operasi
Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai
berikut : dengan pembiusan regional atau umum. Posisi pasien terlentang (
supinasi ). Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril. Insisi kulit pada bagian
skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis sampai tampak tunika vaginalis.
Dilakukan prepasi tumppul untuk mmeluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar
sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu. Insisi bagian yang paling
menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan teknik jaboulay: tunika vaginalis
parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan diplikasi dengan benang chromic
cat gut. Teknik lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi
dengan benang chromic cat gut. Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan
benang chromic cat gut Komplikasi operasi. Komplikasi pasca bedah ialah
pendarahan dan infeksi luka operasi Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu
hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis
menutup, hidrokel akan sembuh sendiri; tetapi jika hidrokel masih tetap ada
atau bertambah besar perlu difikirkan untuk dilakukan koreksi. Tindakn untuk
cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi.
7
2.8 Pencegahan
Hidrokel dapat disebabkan oleh penyakit filariasis. Upaya pencegahan
penyakit filariasis adalah dengan menghindari gigitan nyamuk yang menjadi
pembawa cacing tersebut, seperti dengan memakai kelambu, mengenakan
pakaian panjang, atau menggunakan obat penolak nyamuk.
8
2.9 Pathway
9
2.10 Asuhan Keperawatan
Kasus :
Seorang ibu (Ny.A) membawa anaknya (An.C) umur 1 tahun laki-laki, ibu
mengatakan anaknya rewel sejak 3 hari yang lalu disertai dengan demam
menggigil, serta menangis terus dan sulit untuk ditenangkan. Hasil pengkajian : BB
11 Kg, Tb 80 cm, Suhu 38oC, TD 110/ 70 mmHg, N 80 x/menit, RR 24 x/menit,
adanya benjolan di skrotu, adanya rasa nyeri dibagian genetalia.
Umur : 2 Tahun
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Umur :-
10
II. Alasan datang ke Rumah Sakit
Ibu mengatakan anaknya rewel sejak 3 hari yang lalu disertai
dengan demam menggigil, serta menangis terus dan sulit untuk
ditenangkan
III. KeluhanUtama
Ibu mengatakan anaknya rewel sejak 3 hari yang lalu disertai
dengan demam menggigil
BB : 12 Kg
TB : 80 Cm
a. Penampilan Umum
Keadaan umum : Sedang
11
Kesadaran : compos mentis
Pernafasan = 24 x / menit
a. Kepala
a) Rambut : hitam, ikal, sukar dicabut
b) Wajah : simetris, oedema (-), deformitas (-)
c) Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-)
d) Pupil : bulat dan isokor
e) Telinga : serumen (+/+)
f) Hidung : sekret (-/-), NCH (-/-)
g) Bibir : bibir pucat (-), mukosa basah (+)
h) Lidah : hipersaliva (-)
i) Tonsil : sulit dinilai
j) Faring : sulit dinilai
b. Leher
a) Inspeksi : simetris
12
c. Thorax
a) Inspeksi
d. Abdomen
e. Genetalia
13
VII. ANALISA DATA
14
↓
Nyeri Akut
Masuk ke
hipotalamus
Hiperpireksia
15
VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
penyakit
2 Hipertermi Termoregulasi 1. Regulasi Temperatur
berhubungan 2. Pengobatan Deman
dengan proses 3. Managemen Cairan
infeksi
16
BAB III
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
a. Pada mahasiswa
b. Pada Dosen
17
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2005. Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. Jakarta: EGC
Donna L. Wong. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong Edisi 4. Jakarta:
EGC
18