Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KASUS EMOSI

DAN PERASAAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Psikologi umum 2

Dosen Pengampu : Rulita Hendriyani

Oleh

Erna Resetian

1511410040

Rombel 1

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
PENDAHULUAN

Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain


Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci),
Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan).
Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear (ketakutan),
Rage(kemarahan), Love (cinta).

Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang


tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu :

 Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati


 Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
 Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada,
tidak tenang, ngeri
 Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
 Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat,
bakti, hormat, dan kemesraan
 Terkejut : terkesiap, terkejut
 Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
 malu : malu hati, kesal

Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman
pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu
mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap
stimulus yang ada.

Dalam the Nicomachea Ethics pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang


kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah menguasai kehidupan
emosional kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan memiliki
kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita.

Tetapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu
seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya bukanlah mengenai
emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan cara
mengekspresikan (Goleman, 2002 : xvi).

Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 65) orang cenderung menganut gaya-gaya


khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam
dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi
setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih
bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia.
PEMBAHASAN

a. Kasus

Cemburu, Suami Siram Istri Pakai Air Panas

Senin, 18 April 2011 - 18:35 WIB

BANDUNG (Pos Kota) – Cemburu isteri sering menerima SMS, ER 28 tahun,


warga Bojongkoneng, Bandung, Jawa Barat, nekat memukuli isteri PK 26 tahun,
kemudian menyiramnya dengan air panas. Meski sudah dirawat, kondisi kulit
punggung sang isteri kini masih nampak melepuh. Pihak keluarga, akan
melaporkan kejadian ini ke Mapolrestabes Bandung setelah kondisi korban agak
membaik. ” Sebelum disiram air panas korban dipukuli,” kata Suh,64 tahun, ayah
korban,Senin.

Dia menjelaskan, penganiayaan terhadap PK yang dilakukan suaminya terjadi tiga


hari lalu. Sabtu malam, pasangan suami siteri yang sudah menikah tujuh tahun ini
terlibat pertengkaran seru di rumahnya. Penyebabnya lanjut, Suh, korban dituding
selingkuh karena sering menerima SMS. Tudingan itu ditentang sang isteri
kemudian terjadi pertengkaran. ER nampaknya kalap. Dia langsung memukuli
punggung isterinya dengan kepalan tangan.

Amarah sang suami terus memanas, buntutnya, kata Suh, tersangka ER lari ke
dapur kemudian mengambil termos yang berisi air panas. Tanpa pikir panjang, air
itu pun disiramkan ke punggung korban hingga kulitnya pun luka. Mendapat
penyiksaan seperti itu, korban pun memaksakan diri keluar dari rumah kemudian
melapor ke ayahnya. ” Saat ditanya korban mengaku disiksa dan disiram air
panas. kami bergegas membawa korban ke Rumah Sakit Santo Yusuf,” ujar Suh.
(dono/B)
Sumber kasus : http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/04/18/cemburu-
suami-siram-istri-pakai-air-panas

b. Pembahasan

Jika dilihat dari teorinya Max Scheler, maka kasus diatas merupakan
tingkatan dalamperasaan yang keempat yaitu perasaan kepribadian yang
berhubungan dengan keseluruhan kepribadian yaitu perasaan harga diri, perasaan
putus asa, maupun perasaan puas.

Apabila dilihat pembagian emosi menurut J. B Watson yaitu emosi dibagi


menjadi macam, diantaranya adalah takut, marah dan cinta. Sedangkan dalam
kasus diatas kebanyakan membicarakan tentang emosi marah.

Kemarahan bisa timbul sehubungan dengan keadaan yang sebetulnya


tidak lazim menimbulkan kemarahan. Kerap kali kemarahan timbul sebagai
sambutan terhadap perasaan jengkel atau mendongkol yang telah bertumpuk-
tumpuk. Pada orang dewasa kemarahan bisa ditimbulkan oleh gangguan-
gangguan pada segala yang dimilikinya, segala sesuatu yang menghalangi
rencana, tujuan dan harapannya serta kecaman yang dilancarkan terhadap
pikirannya atau kekurangan-kekurangannya dan segala sesuatu yang mengancam
gagasan serta pikiran yang bagus mengenai dirinya sendiri.

Novaci (1986, dalam Berkowitz, 1993) mengemukakan bahwa amarah


“bisa dipahami sebagai reaksi tekanan perasaan”. Yang mereka maksudkan pada
dasarnya adalah bahwa orang cenderung menjadi marah dan terdorong menjadi
agresif jika harus menghadapi keadaan yang mengganggu.

Berkowitz berpandangan bahwa perasaan negative yang ditimbulkan oleh


tekanan eksternal menghasilkan kecenderungan agresif dan amarah. Semua
perasaan agresif, semua perasaan tidak enak adalah dorongan dasar bagi agresi
emosional, semakin banyak perasaan negative semakin kuat pula dorongan agresi
yang dihasilkannya. Orang yang tidak merasa nyaman sedikit banyak cenderung
agresif.

Formulasi Berkowitz mempunyai beberapa tahapan dalam pembentukan


pengalaman dan perilaku emosional, setelah seseorang mengalami kejadian
negative. Dan keadaan ini yang menimbulkan perasaan negative, dan secara
teoritis, mungkin karena program biologis kita, perasaan tidak enak itu otomatis
menimbulkan berbagai reaksi ekspresif motorik, perasaan, pikiran, dan memori.
Dan sebagian berkaitan dengan kecenderungan untuk menyerang seseorang
sedangkan reaksi lain berhubungan dengan reaksi dengan kecenderungan untuk
melarikan diri atau menghindari situasi negative.

Kecenderungan bertarung bisa mempunyai dua komponan yaitu pertama,


kecenderungan menyerang sasaran yang ada dan yang kedua adalah dorongan
untuk melukai seseorang.

Secara teoritis pengalaman marah yang sederhana berangkat dari


kesadaran reaksi fisik, pikiran dan memori. Orang yang terganggu, mengaitkan
perasaannya dengan penyebab tertentu, memikirkan kemungkinan akibat kejadian
itu, memperhitungkan pengalaman sebelumnya dan aturan social tentang emosi
yang pas untuk situasi itu dan mencocokkan sensasi serta pikirannya dengan
konsepsi mereka tentang jenis emosi yang bisa muncul dalam situasi ini.
Pengalaman emosional lengkap dan “ terbentuk”

Menurut dugaan Berkowitz, rangkaian perubahan fisik, respon motorik,


dan keadaan emosional dari perasaan negative menjadi rasa takut, amarah, dan
mungkin beberapa emosi negatif utama lainnya dan kemudian sampai emosi yang
lebih berkembang sepeeti cemburu atau muak didukung oleh pikiran dan ingatan
yang sesuai.
Dari ringkasan pembahasan diatas dapat dikatakan bahwa ER merasa
marah karena adanya rasa cemburu yang berupa perasaan negative, dan untuk
mempertahankan dirinya, ER menyerang PK, serangan ini berarti berupa respon
motorik yang dihasilkan oleh serangkaian proses yang sebelumnya sudah ada
terlebih dahulu sebagaimana telah dijelaskan diatas.

c. Komentar
Pada kasus diatas, si tersangka atau kita sebut saja ER tidak bisa atau
belum bisa menguasai kecerdasan emosi. Sehingga ER tidak bisa mengendalikan
emosinya dan berakibat pada penganiayaan pada istrinya dengan memukul dan
menyiram istrinya sendiri (PK) dengan air panas hingga kulitnya melepuh.
Disini bisa dikatakan bahwa kecerdasan emosi yaitu kemampuan,
kapasitas atau keterampilan seseorang untuk dapat menerima, mengukur dan
mengatur emosi dirinya sendiri, sangatlah penting. Hal ini juga bisa digunakan
untuk mengukur kedewasaan kita.
DAFTAR PUSTAKA

Sobur, alex. 2009. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia

Walgito, Bimo. 1980. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : ANDI

http://belajarpsikologi.com/pengertian-emosi/

Anda mungkin juga menyukai