Anda di halaman 1dari 14

BAB VII

MIKROBA UDARA, TANAH, DAN AIR INOKULASI

A. Inokulasi
7.1. Tujuan
Mahasiswa mampu menghitung dan menentukan jumlah bakteri serta
mengetahui morfologi dan jenis gram bakteri.

7.2. Tinjauan Pustaka


Inokulasi mikroba adalah proses penanaman mikroba secara aseptik ke media
tumbuhnya, baik berbentuk padat, cair, atau semi padat. Media tumbuh berebntuk
padat dapat dibagi menjadi agar tegak (deep agar), agar miring (slant agar) dan
lempeng agar (plate agar). Tujuan utama inokulasi adalah untuk menumbuhkan
mikroba pada media tumbuh sehingga akan memudahkan dalam mempelajarinya.
Tujuan lainnya dari kegiatan inokulasi mikroba adalah untuk memurnikan mikroba,
penyimpanan sampel mikroba atau peremajaan mikrobasimpanan sebelum
digunakan untuk berbagai keperluan.Keberhasilan inokulasi mikroba sangat
ditentukan oleh media tumbuh,keterampilan pekerja dan kebersihan (Hadioetomo,
1990)
Inokulasi mikroba umumnya menggunakan alat yang disebut sebagai jarum
ose yang berfungsi menginokulasi kultur mikrobia serta memindahkan suatu kultur
mikroba (koloni) pada media satu ke media lainnya. Ada beberapa metode yang
digunakan untuk menginokulasi mikroba antara lain:
a. Metode gores
Cara penggoresan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk
lempeng.
b. Metode tuang
Suatu teknik untuk menumbuhkan mikroorganisme didalam media agar
dengan cara mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur
bakteri (agar) sehingga sel –sel tersebut tersebar merata dan diam baik
dipermukaan agar atau didalam agar (Harley and Presscot, 2002).

Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan 82


c. Metode sebar
Suatu teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar
dengan cara menuangkan stok kultur bakteri di atas media agar yang telah
memadat.
d. Metode tusuk
Dengan cara meneteskan atau menusukkan ujung jarum ose yang
didalamnya terdapat inokulum, kemudian dimasukkan kedalam media.
(anonim, 2014)

7.3. Alat dan Bahan


7.3.1. Alat
1. Gelas ukur
2. Cawan porselen
3. Batang pengaduk
4. Neraca analitik
5. Inkubator
7.3.2. Bahan
1. Udara bundaran ITS
2. Tanah pasar Keputih
3. Air lindi
4. Media agar petridish

7.4. Prosedur Kerja


7.4.1. Prosedur kerja inokulasi udara bundaran ITS
Tabel 7.1. Prosedur Kerja Inokulasi Udara Bundaran ITS
No Prosedur Kerja Pengamatan Keterangan
1 Membuka kertas Dibuka hati –hati
sampul cokelat pada jangan sampai
petridish sobek

Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan 83


No Prosedur Kerja Pengamatan Keterangan
2 Membuka tutup Dibuka tutup nya
petidish sebagian

3 Mengarahkan petridish Diletakkan


berlawanan arah angin ditempat terbuka
selama ±3 menit

4 Menutup kemabali Ditutup dengan


petridish dengan kertas kertas sampul
sampul cokelat cokelat

5 Memasukkan petridish Diinkubasi


ke dalam inkubator selama 1x24 jam

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan 84


7.4.2. Prosedur Kerja Inokulasi Air Lindi
Tabel 7.2. Prosedur Kerja Inokulasi Air Lindi
No Prosedur Kerja Pengamatan Keterangan
1 Menuangkan air lindi Dituangkan
ke dalam cawan secukupnya
porselen

2 Memasukkan air lindi Digoyangkan


ke dalam media agar sedikit petridish
petridish agar air lindi
merata

3 Menutup kembali Ditutup dengan


petridish menggunakan rapat
kertas sampul cokelat

4 Memasukkan petridish Diinkubasi


ke dalam inkubator selama 1x24 jam

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan 85


7.4.3. Prosedur Kerja Inokulasi Tanah Pasar Keputih
Tabel 7.3 Prosedur Kerja Inokulasi Tanah Pasar Keputih
No Prosedur Kerja Pengamatan Keterangan
1 Menimbang tanah Ditimbang
menggunakan neraca seberat 1 gram
analitik tanah

2 Melarutkan tanah Ditambahkan


dengan aquades aquades 10 ml
kedalam cawan
porselen dan
diaduk hingga
larut.

3 Menuangkan larutan Dituangkan


tanah ke dalam media secukupnya dan
agar petridish secara digoyangkan
merata pelan petridish
agar larutan
merata.

4 Menutup kemabali Ditutup dengan


petridish dengan kertas sampul
kertas sampul cokelat cokelat

Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan 86


No Prosedur Kerja Pengamatan Keterangan
5 Memasukkan Diinkubasi
petridish ke dalam selama 1x24 jam
inkubator

Sumber : Dokumentasi Pribadi

7.5. Analisa dan Pembahasan


Inokulasi adalah untuk menumbuhkan mikroba pada media tumbuh sehingga
akan memudahkan dalam mempelajarinya. Pada praktikum ini digunakan media
agar NB lempeng atau media agar pada petridish. Pada media ini pada umunya
digunakan untuk menginokulasi mikroorganisme, pada media ini akan tumbuh
koloni –koloni bakteri dan jamur yang diduga pada pada sampel.
Motede inokulasi yang digunkaan pada praktikum ini adalah metode sebar,
karena pada saat praktikum media agar NB yang digunakan adalah media agar
padat, lalu menuangkan sampel pada media. Sampel yang digunakan adalah air
lindi, tanah pasar Keputih, udara Bundaran ITS. Oleh karena itu disebut metode
sebar, metode sebar sendiri adalah suatu teknik dalam menumbuhkan
mikroorganisme dengan cara menuangkannya diatas nedia yang telah memadat.
Bakteri mudah ditemukan di air, udara, dan tanah. Mereka hidup dalam suatu
koloni, baik bersimbiosis, bebas, ataupun parasit pada makhluk hidup. Jumlah
bakteri di alam sangat melimpah dengan keragaman yang sangat tinggi. Memilih air
lindi sebagai sampel karena air lindi sendiri mengandung banyak bahan organik dan
juga bakteri didalamnya dan juga beragam. Demikian juga tanah pasar karena
kegiatan jual beli yang dilakukan yang biasanya air sisa jualan dibuang ke tanah hal
ini menjadi ketertarikan untuk mengamati dan menjadikan sampel. Sedangkan
sample udara dapat menjadi salah satu transmisi bagi bakteri pathogen untuk dapat
menginfeksi inang yang baru.

Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan 87


7.6. Kesimpulan
Inokulasi adalah untuk menumbuhkan mikroba pada media tumbuh sehingga
akan memudahkan dalam mempelajarinya. Motede inokulasi yang digunakaan pada
praktikum ini adalah metode sebar. Sampel yang diguanakan adalah air lindi, tanah
pasar Keputih, dan udara Bundara ITS.

Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan 88


7.7. Daftar Pustaka
1. Anonim. 2014. Laporan Praktikum Mikrobiologi Perairan. Jatinagor :
Universitas Padjajaran.
2. Hadioetomo, Ratna S. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta:
PT. Gramedia
3. Harley and Presscot. 2002. Laboratory Exercise in Microbiology. USA: Mc.
Graw Hill Publisher.

Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan 89


B. Perhitungan Jumlah Koloni
7.1. Tujuan
Mahasiswa mampu menghitung jumlah koloni pada media yang telah
diinokulasi dengan air lindi, tanah pasar, dan udara menggunakan colony counter.

7.2. Tinjauan Pustaka


Penetapan jumlah bakteri dapat dilakukan dengan menghitung jumlah sel
bakteri yang mampu membentuk koloni didalam media biakan atau membentuk
suspensi dalam larutan biak. (Schlegel and Schmidt, 2000)
Ada beberapa macam cara untuk menghitung jumlah sel bakteri antara lain
dengan lempeng total cawan (plate count), hitungan mikroskopik langsung (direct
microscopic count) atau MPN (Most Probable Number). (Fardiaz, 2000)
Metode lempeng total cawan (plate count) adalah metode yang paling umum
digunakan untuk menentukan jumlah mikroba yang masih hidup berdasarkan
jumlah koloni yang tumbuh. Teknik ini diawali dengan pengenceran sampel dengan
kelipatan 1:10. Masing –masing suspensi pengenceran ditanam dengan metode
cawan tuang (pour plate) atau cawan sebar (spread plate). Bakteri akan berproduksi
pada medium agar dan membentuk koloni setelah diinkubasi selama 18-24 jam.
Metode ini dibantu dengan menggunkan alat, yaitu colony counter.
(Berazandeh,2008)
Colony counter adalah alat untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau
mikroorganisme dalam cawan petri yang biasanya dilengkapi dengan pencatat
elektronik (counter electronic). Dengan adanya counter tersebut peneliti tinggal
menandai koloni bakteri yang dihitung menggunakan pen yang terhubung dengan
counter. Setiap koloni ditandai maka counter akan menghitung (Asriyah, 2010).

7.3. Alat dan Bahan


7.3.1. Alat
1. Colony counter
7.3.2. Bahan
1. Media inokulasi tanah pasar Keputih
2. Media inokulasi air lindi
3. Media inokulasi udara Bundaran ITS.

Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan 90


7.4. Prosedur Kerja
Tabel 7. 4. Prosedur Kerja Perhitungan Jumlah Koloni
No Prosedur Kerja Pengamatan Keterangan
1 Mengambil media Dikeluarkan dari
inokulasi air lindi, inkubator
tanah pasar keputih,
dan bundaran ITS.

2 Meletakkan media Dibuka layar


inokulasi ke dalam colony counter
colony counter

3 Menghitung koloni Ditekan layar


menggunakan colony colony counter
counter

4 Mengeluarkan media Diambil dengan


inokulasi dari colony hati –hati
counter

Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan 91


No Prosedur Kerja Pengamatan Keterangan
5 Memasukkan media Ditutup rapat
inokulasi ke dalam kembali
inkubator inkubator setelah
dimasukkan

Sumber : Dokumentasi Pribadi

7.5. Analisa dan Pembahasan


Colony counter adalah alat untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau
mikroorganisme dalam cawan petri yang biasanya dilengkapi dengan pencatat
elektronik (counter electronic).
7.5.1. Analisa dan Pembahasan Media Inokulasi Tanah Pasar Keputih
Tabel 7.5. Analisa dan Pembahasan Media Inokulasi Tanah Pasar Keputih
Analisa Pengamatan
Jumlah koloni : 222
Bentuk koloni menyebar berbintik –
bintik

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Jika mikroorganisme yang diinginkan berada di dalam tanah, maka cara
pengambilannya disesuaikan dengan tujuan. Aktivitas mikroorganisme tanah
merupakan suatu proses yang terjadi karena adanya kehidupan mikroorganisme
yang melakukan aktivitas hidup dalam suatu massa tanah. Aktivitas
mikroorganisme tanah berbanding lurus dengan jumlah total mikroorganisme di
dalam tanah, jika total mikroorganisme tinggi maka aktivitas mikroorganisme
juga semakin tinggi. Bahan organik tanah menentukan total mikroorganisme di
dalam tanah, semakin tinggi bahan organik di dalam tanah, maka total
mikroorganisme tanah juga semakin tinggi. Oleh karena itu jumlah koloni tanah
pada colony counter sangat banyak.
Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan 92
7.5.2. Analisa dan Pembahasan Media Inokulasi Air lindi
Tabel 7.6. Analisa dan Pembahasan Media Inokulasi Air lindi
Analisa Pengamatan
Jumlah koloni: 666
Koloni bewarna sedikit abu –abu
Bentuk pertumbuhan hanya pad
sebagian tempat dan banyak
jumlahnaya.

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Air lindi adalah cairan dari sampah yang mengandung unsur unsur
terlarut dan tersuspensi. air air lindi merupakan cairan yang keluar dari
tumpukan sampah, dan ini salah satu bentuk pencemaran lingkungan yang
dihasilkan oleh timbunan sampah. Pada timbunan sampah terjadi proses
dekomposer oleh mikroorganisme biasanya yang sering ditemui adalah bakteri
methanogen dan netromonas.
7.5.3. Analisa dan Pembahasan Media Inokulasi Udara Bundaran ITS
Tabel 7.7. Analisa dan Pembahasan Media Inokulasi Udara Bundaran ITS
Analisa Pengamatan
Jumlah koloni: 135
Bentuk koloni bintik kecil
Bewarna putih agak kekuningan

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Komponen penyusun udara meliputi bakteri, air, polen, debu, senyawa
organik maupun senyawa anorganik. Mikroorganisme yang paling banyak
memenuhi komponen udara bebas adalah bakteri, jamur dan mikro alga, dalam
bentuk vegetatif atau generatif, umumnya berbentuk spora.

Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan 93


7.6. Kesimpulan
Praktikum perhitungan jumlah koloni menggunakan alat yang disebut colony
counter. Colony counter adalah alat untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau
mikroorganisme dalam cawan petri yang biasanya dilengkapi dengan pencatat
elektronik (counter electronic). Jumlah koloni air lindi sebesar 666 koloni, jumlah
koloni udara bundaran ITS 135 koloni, dan jumlah koloni tanah pasar Keputih
adalah 222 koloni

Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan 94


7.7. Daftar Pustaka
1. Asriyah. 2010. Hitung Jumlah Bakter Metode Pour Plate.
2. Berazandeh, n. 2018. Microbiology Titles. Jerman Springer. Verlag Berling
Heidelberg Media
3. Ferdiez, s. 2000. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia
4. Schlegel, HG and K. Schnmidt. 2000. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta:
UGM press.

Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan 95

Anda mungkin juga menyukai