Anda di halaman 1dari 12

1

PENGARUH PELATIHAN POSITIVE PARENTING PROGRAM


TERHADAP PENERIMAAN ORANGTUA PADA ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SLB N SLAWI

Anik Tyas Ifkarina 1), Agus Budianto 2), Ikawati Setyaningrum 3)

1)
Program Studi Sarjana Keperawatan dan Ners, STIKes Bhakti Mandala Husada
Slawi 52416, Tegal Indonesia
2) 3)
Dosen STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal Indonesia

Email : aniktyasifkarina@gmail.com

Abstrak

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan,


keluarbiasaan baik fisik, mental, intelektual, maupun emosional. Kondisi tersebut
menimbulkan berbagai reaksi dari orangtua terutama ibu. Reaksi positif yang
akhinya dapat muncul yaitu penerimaan, sedangkan reaksi negatif berupa
penolakan dan penyangkalan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh
pelatihan positive parenting program terhadap penerimaan orangtua pada anak
berkebutuhan khusus di SLB N Slawi. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan rancangan quasi eksperimen menggunakan pendekatan one
grup prepost tes design. Teknik pengambilan sample yang digunakan yaitu
probability sampling dengan jenis proportional random sampling, dan besar
sampel yang diambil yaitu 26 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner
baku PPAS (porter parental acceptance scale) yang dibuat oleh porter tahun 1954
dan dimodifikasi oleh Eliyanto tahun 2013 yang berisi 16 pertanyaan. Hasil
analisis data menggunakan uji statistik Wilcoxon Match Pair Test menunjukan
nilai P value 0,001 < 0,05 yang menandakan Ho ditolak dan Ha diterima atau
terdapat pengaruh pelatihan positive parenting program tehadap penerimaan
orangtua pada anak berkebutuhan khusus di SLB N Slawi. Bagi Sekolah Luar
Biasa hendaknya menerapkan kegiatan rutin berupa pelatihan positive parenting
program saat pertemuan dengan orangtua.

Kata kunci : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), Penerimaan Orangtua, Positive


Parenting Program.
2

THE INFLUENCE OF POSITIVE PARENTING PROGRAM FOR THE


PARENTAL ACCEPTANCE ON CHILDREN WITH SPECIAL NEEDS
IN SLB N SLAWI

Anik Tyas Ifkarina 1), Agus Budianto 2), Ikawati Setyaningrum 3)

1)
Student of Undergraduate Program of Nursing and Ners, STIKes Bhakti
Mandala Husada Slawi 52416, Tegal Indonesia
2) 3)
Lecturers of STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal
Indonesia
Email: aniktyasifkarina@gmail.com

Abstract

Children with special needs are children who have limitations, extraordinary skills
on physical, mental, intellectual, and emotional. These conditions lead to various
reactions from parents, especially mothers. The positive reaction is acceptance,
while the negative reactions are about rejection and denial. The research aimed to
find out the influence of positive parenting program for the parental acceptance on
children with special needs in SLB N Slawi. The research was a quantitative
research with quasi experimental design using one group prepost test design
approach. Sampling technique used probability sampling with proportional
random sampling type, namely 26 people. The research instrument used a
standard questionnaire of PPAS (porter parental acceptance scale) was created by
porter 1954 and modified by Eliyanto in 2013 contained 16 questions. The results
of data analysis used statistical test Wilcoxon Match Pair Test. It showed that P
value was lower than 0.05 (0.001 < 0.05) which means Ho was rejected and Ha
was accepted. On the other hand, there was an influence of positive parenting
program for parental acceptance on children with special needs in SLB N Slawi.
For the children with special needs school should be implementing a positive
parenting program training as a routine activity when meeting the parents.

Keywords: Children with Special Needs (CSN), Parental Acceptance, Positive


Parenting Program.
3

PENDAHULUAN khusus yang bersekolah di SLB N Slawi


Kelahiran anak dalam sebuah ada 243 siswa yang terdiri dari
keluarga merupakan harapan besar tunarungu, tunagrahita ringan,
orangtua yang muncul bahkan saat anak tunagrahita sedang, autis, dan kelainan
masih dalam kandungan. Namun ganda. Berdasarkan data diatas, jumlah
harapan tersebut akan hilang ketika ABK yang tidak sedikit akan
anak lahir dalam kondisi yang berbeda berdampak pada beberapa aspek.
dengan anak lainnya atau biasa disebut Berdasarkan hasil wawancara
dengan Anak Berkebutuhan Khusus dengan kepala SLB N Slawi di dapatkan
(ABK). ABK adalah anak yang hasil bahwa penerimaan wali murid
memiliki keterbatasan atau terhadap kondisi anak yang
keluarbiasaan, baik fisik, mental- berkebutuhan khusus belum optimal,
intelektual, sosial, maupun emosional, hal ini di karenakan belum adanya
yang berpengaruh secara signifikan pemahaman dari orangtua atau wali
dalam proses pertumbuhan atau murid terhadap kondisi anak
perkembangannya dibandingkan dengan berkebutuhan khusus. Penerimaan
anak-anak lain yang seusia dengannya orangtua dapat dilihat dari anak mulai
(Winarsih,dkk, 2013). mendaftar di SLB, orangtua yang
Jumlah ABK menurut World menerima kondisi anak akan merawat
Health Organization (WHO) tahun anak sebaik-baiknya sehingga anak
2017 cukup besar diperkirakan ada berpenampilan rapi, bersih dan wangi.
kurang lebih 5,1% atau 95 juta ABK di Orangtua yang tidak menerima kondisi
dunia (WHO, 2018). Jumlah ABK di anaknya akan membiarkan anak tidak
Indonesia menurut Kementrian terawat dan kotor.
Pendidikan dan Kebudayaan mencapai Dari beberapa orangtua yang
angka 1,6 juta anak (KEMENDIKBUD, menunjukan reaksi negatif berasal dari
2018). Menurut Badan Pusat Statistik tingkat pendidikan yang berbeda. Di
(BPS) tahun 2010, angka anak SLB N Slawi dari 10 orangtua siswa
berkebutuhan khusus (ABK) di yang di temui pada kamis 22 Maret
Kabupaten Tegal sebanyak 1.240 jiwa 2018 didapatkan hasil 3 orangtua
(BPS, 2018). Total anak berkebutuhan menolak untuk diwawancarai, dan 7
4

orang yang berhasil di wawancarai pelatihan untuk menunjang penerimaan


didapatkan hasil 2 orang merasa malu dan pengasuhan orangtua diantaranya
dan 5 orangtua tidak malu dengan parent management training, parenting
kondisi anaknya. skill, dan incredible mom namun
Hasil wawancara dengan 7 pelatihan ini tidak terbukti efektif untuk
orangtua di SLB N Slawi didapatkan meningkatkan penerimaan orangtua
bahwa 4 orangtua mengatakan tidak terhadap anak berkebutuhan khusus. Ada
mengetahui penyebab kondisi anaknya satu metode yang sedang dikembangkan
yang sekarang, sedangkan 3 orangtua yaitu Positive Parenting Program
dapat menjelaskan kondisi tersebut, satu (Triple P), yang merupakan metode
orangtua mengatakan ketika hamil pelatihan yang terbukti dalam
pernah jatuh, 1 orangtua mengatakan meningkatkan kemampuan orangtua
sakit TB, dan 1 orangtua lainnya dalam pengasuhan sehingga mampu
mengatakan anak saat berusia 4 bulan memberikan perubahan pada masalah
sampai 2 tahun sering kejang. Selain itu perilaku anak, memperbaiki hubungan
5 orangtua juga mengatakan belum orangtua anak, serta dapat mereduksi
pernah mengikuti pelatihan pengasuhan. dampak negatif dari disfungsi
Di SLB N Slawi sendiri belum ada pengasuhan seperti stress pengasuhan,
pelatihan serupa yang mengajarkan kecemasan, hingga depresi (Roihah,
orangtua wali terkait dengan pelatihan 2015. Dasar teori yang digunakan dalam
pengasuhan. penelitian ini adalah teori parent
Dari penjelasan tersebut, dapat acceptance yang di kembangkan oleh M.
disimpulkan bahwa dampak yang Porter, dan penggunaan metode
ditimbulkan dari kondisi ABK dapat pelatihan dengan pendekatan Triple P
memunculkan berbagai macam reaksi (Positive Parenting Program) yang
dari orangtua terutama ibu. Reaksi yang dikembangkan oleh Sanders.
ditunjukan orangtua dapat berupa reaksi Menurut Hoffman dan Lippit
negatif maupun reaksi positif. Reaksi ini bahwa penerimaan orangtua
timbl karena beberapa factor. dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
Ada beberapa peneliti yang pertama yaitu kepribadian orangtua,
sudah melakukan penelitian mengenai meliputi bagaimana pengalaman
5

orangtua sebelumnya ketika diasuh oleh Untuk memperbaiki faktor


orangtuanya. Kedua yaitu pendidikan tersebut diberikan pelatihan Triple P.
orangtua, Ketiga keadaan dalam Positive parenting adalah suatu teknik
keluarga dimana faktor tempat tinggal pengasuhan dengan mengekspresikan
dan budaya dapat mempengaruhi pola pengasuhan tersebut secara positif,
penerimaan, orangtua dengan ABK misalnya yaitu memberikan semangat
yang tinggal di daerah pedesaan lebih kepada anak dan tidak membebani
sulit mencari informasi dan fasilitas dengan cara membangkitkan rasa
pendukung untuk anaknya tanggung jawab (Adhim, 2015).
dibandingkan dengan orangtua yang Positive Parenting Program
tinggal di daerah perkotaan, selain itu (Triple P) merupakan sistem pengasuhan
budaya masyarakat sekitar juga yang dikembangkan oleh Sanders,
mempengaruhi penerimaan, masyarakat program ini dikembangkan untuk
yang tinggal dipedesaan cenderung orangtua yang mempunyai anak dengan
berpikir bahwa ABK adalah suatu usia dibawah tiga tahun, pra-sekolah dan
hukuman untuk orangtuanya sehingga remaja sampai mencapai 16 tahun.
harus dijauhkan dari masyarakat, namun Progam ini ditujukan kepada orangtua
masyarakat perkotaan lebih berwawasan dan anggota keluarga untuk mencegah
sehingga lebih dapat menerima ABK di gangguan emosi, perilaku dan berbagai
lingkungan. masalah yang dialami oleh anak.
Keempat pandangan orangtua Orangtua diharapkan dapat
terhadap anak dalam pelaksanaan pola meningkatkan pengetahuan tentang
asuh, dalam hal ini bagaimana orangtua pengasuhan, meningkatkan harga diri.
menerapkan disiplin kepada anak, dan Triple P didasarkan pada teori belajar
harapan kepada anak, kelima karateristik sosial bahwa pembentukan perilaku
pribadi anak yang meliputi kepribadian individu bisa dikembangkan dari
anak, jenis kelamin anak, konsep diri, modeling atau proses pembelajaran
tempramen anak dan kondisi fisik dalam sosial dari lingkungannya (Wijaya,
hal ini apakah anak lahir dalam keadaan 2015).
fisik dan mental normal atau abnormal
(Astutik, 2014).
6

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN


Jenis penelitian ini yaitu
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Usia
kuantitatif menggunakan pendekatan
dan Tingkat Pendidikan Orangtua
Quasi Eskperimen dengan pendekatan Siswa SLB N Slawi tahun 2018
Karakteristik n %
one grup only pre post test design. Usia
Penelitian ini dilaksanakan pada 8 – 12 Dewasa Awal 3 11,5%
(25 – 35 tahun)
Juni 2018 di SLB N Slawi dengan Dewasa Akhir 23 88,5%
populasi orangtua siswa SLB tingkat (36 – 40 Tahun)
Total 26 100%
SD kelas 1, 2, dan 3. Sampel berjumlah Tingkat Pendidikan
SD 10 38,5%
26 orangtua siswa yang terdiri dari 3 SMP 12 46,2%
orangtua siswa tuna rungu, 13 orangtua SMA 4 15,4$
Total 26 100%
siswa tuna grahita ringan, 9 orangtua
siswa tuna grahita sedang, dan 1
Berdasarkan hasil penelitian
orangtua siswa autis.
didapatkan bahwa sebanyak 11,5% (3
Pengambilan data dilakukan di
orangtua) berusia 25 – 35 tahun,
SLB N Slawi dengan menggunakan
sebanyak 88,5% (23 orangtua) berusia
kuisioner baku PPAS (Porter Parental
36 – 40 tahun. Tingkat pendidikan
Acceptance Scale) yang dibuat oleh
orangtua pada jenjang SD sebesar
Porter tahun 1954 dan dimodifikasi oleh
38,5% (10 orangtua), SMP sebesar
Eliyanto tahun 2013. Analisa univariat
46,2% (12 orangtua), dan SMA sebesar
ditampilkan dengan distribusi frekuensi
15,4% (4 orangtua) dijelaskan pada
yaitu penyajian data berupa jumlah dan
tabel 1.
prosentase. Analisis bivariat
menggunakan uji Wilcoxon Match Pair
Test untuk mengetahui perbedaan
penerimaan sebelum dan setelah
dilakuan pelatihan positive parenting
program (Triple P).
7

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tabel 3 Distribusi Frekuensi


Penerimaan Orangtua Sebelum Penerimaan Orangtua Setelah
Dilakukan Intervensi Dilakukan Intervensi
Penerimaan Penerimaan
n % n %
Orangtua Orangtua
Redah 5 19,6% Redah 0 0%
Sedang 20 76,9% Sedang 6 23,1%
Tinggi 1 3,8% Tinggi 20 76,9%
Total 26 100% Total 26 100%

Setelah pelatihan positive


Hasil penelitian menunjukan
parenting program didapatkan hasil
sebelum dilakukan pelatihan positive
penelitian, orangtua dengan
parenting program penerimaan
penerimaan rendah sebesar 0% ,
orangtua pada tingkat rendah sebesar
penerimaan sedang 23,1% (6
19,2% (5 orangtua), tingkat sedang
orangtua), dan penerimaan tinggi
sebesar 76,9% (20 orangtua), dan
sebesar 76,9% (20 orangtua).
tingkat tinggi sebesar 3,8% (1
orangtua).
Tabel 4 Perbedaan Penerimaan Orangtua Sebelum dan Setelah Dilakukan
Intervensi
Penerimaan PRETEST POSTTEST
Orangtua Z P Value
n % n %
Baik 5 19,6% 0 0% -4.347 .001
Cukup 20 76,9% 6 23,1%
Kurang 1 3,8% 20 76,9%
Total 26 100% 26 100%

Tabel 4 menjelaskan hasil penelitian diterima bahwa ada pengaruh


menunjukan ada perbedaan hasil yang pelatihan positive parenting program
didapatkan yaitu tidak ada orangtua terhadap penerimaan orangtua pada
yang penerimaanya turun setelah ABK di SLB N Slawi.
pelatihan, 21 orangtua Penerimaan
PEMBAHASAN
meningkat, dan 5 orangtua penerimaan
Berdasarkan hasil analisis
tetap. Hasil uji Wilcoxon Match Pair
univariat karakteristik orangtua menurut
Test menunjukan nilai p 0,001 < 0,005
usia mayoritas dewasa akhir (36 – 40
dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha
Tahun) sebanyak 23 orangtua (88,5%).
8

Karakteristik orangtua berdasarkan pendidikan rendah penerimaan tinggi.


tingkat pendidikan didapatkan hasil Saat pelatihan berlangsung sebagian
bahwa sebagian besar orangtua besar orangtua berpartisipasi aktif
menempuh pendidikan SMP sebanyak dalam semua sesi terutama sesi tanya
12 orangtua (46,2%). jawab, diskusi masalah pengasuhan,
Sarasvati dalam Sadiyah (2012) serta cara mengembangkan bakat
menyatakan bahwa semakin matang dan anaknya yang ABK.
dewasa usia orangtua memperbesar Melalui sesi tanya jawab dan
kemungkinan orangtua untuk menerima diskusi dapat diketahui bahwa orangtua
diagnosa anaknya yang berkebutuhan mempunyai pengalaman merawat
khusus dengan tenang dan lebih anggota keluarga yang termasuk ABK,
memfokuskan diri pada untuk mencari selain itu banyaknya pertanyaan yang
jalan keluar. Orangtua dengan tingkat disampaikan pada sesi diskusi
pendidikan tinggi memiliki pemahaman menunjukan bahwa orangua mengalami
yang jauh lebih tinggi dan lebih mudah kendala dalam mengasuh ABK dan
mencari informasi mengenai masalah membutuhkan solusi untuk
yang dialami oleh anaknya mengatasinya.
dibandingkan dengan orangtua dengan Berdasarkan penjelasan, peneliti
tingkat pendidikan rendah. berasumsi pengalaman pengasuhan
Berdasarkan hasil tersebut peneliti masa lalu dan kemauan orangtua untuk
menyimpulkan bahwa penerimaan mencari tahu kondisi anaknya juga
orangtua di SLB N Slawi dipengaruhi merupakan faktor yang dapat
oleh usia dan tingkat pendidikan, namun mempengaruhi penerimaan orangtua
dalam penelitian ini selain 2 faktor terhadap ABK.
tersebut ada faktor lain yang Tabel 2 menunjukan bahwa
berpengaruh terhadap penerimaan sebelum dilakukan pelatihan Triple P
orangtua pada ABK di SLB N yang mayoritas penerimaan orangtua
ditunjukan oleh orangtua dengan usia terhadap ABK pada tingkat sedang
orangtua dewasa awal dan pendidikan sedang sebesar 76,9% (20 orangtua).
rendah tetapi penerimaan pada tingkat Penelitian Kosasih dan Virlia tahun
cukup, adapula orangtua dengan tingkat 2016 menjelaskan bahwa adanya
9

penerimaan rendah disebabkan orangtua bereaksi orangtua terhadap anak dan


cenderung melihat ABK adalah anak pandangan orangtua dalam pelaksanaan
yang penuh dengan keterbatasan, pola asuh yang juga merupakan faktor
Hasil rendah yang diperoleh yang dapat memepengaruhi penerimaan
orangtua di SLB N Slawi pada domain orangtua terhadap ABK.
mencintai anak tanpa syarat dan dan Hasil penelitian pada tabel 4
menghargai anak yang berisi pernyataan menunjukan ada perbedaan hasil yang
mengenai cara beraksi orangtua didapatkan yaitu tidak ada orangtua
terhadap sikap anak disebabkan dengan penerimaan pada tingkat rendah,
orangtua di SLB N Slawi belum penerimaan pada tingkat sedang
mengetahui cara bereaksi yang benar berkurang dari 20 orangtuamenjadi 6,
terhadap sikap negatif ABK yang dan penerimaan pada tingkat tinggi naik
muncul, hal ini dapat diatasi dengan dari 1 orangtua menjadi 20. Tabel 5
melaksanakan pelatihan yang memberi menunjukan hasil uji Wilcoxon Match
pengetahuan baru mengenai pola Pair Test dengan nilai p 0,001 < 0,005.
pengasuhan yang baik terhadap ABK Peneliti menyimpulkan bahwa
dan diskusi pemecahan masalah yang terjadinya perbedaan penerimaan yang
muncul dalam pengasuhan. signifikan sebelum dan setelah
Tabel 3 menjelaskan hasil dilaksanakan pelatihan positive
setelah pelatihan positive parenting parenting program di sebabkan karena
program mayoritas penerimaan saat pelatihan berlangsung, orangtua
orangtua terhadap ABK pada tingkat aktif berpartisipasi mencari tahu
tinggi sebesar 76,9% (20 orangtua). mengenai permasalahan anaknya yang
Berdasarkan hasil tersebut peneliti ABK, cara mengasuh, serta
menyimpulkan bahwa materi dalam mengembangkan bakat yang dimiliki,
pelatihan meliputi konsep ABK, kiat ditandai dengan banyaknya orangtua
pengasuhan, bakat dan cara yang bertanya serta keterbukaan
mengenalinya serta diskusi masalah orangtua dalam setiap sesi pelatihan.
yang muncul dalam pengasuhan dapat Dengan adanya pertanyaan yang
merubah penyebab nilai rendah yang muncul menandakan bahwa orangtua
didapatkan sebelum pelatihan yaitu cara sedang dalam proses mencari informasi
10

mengenai anaknya yang ABK dari penuh pengertian, kesadaran emosional


mulai konsep ABK, cara pengasuhan, diri dan anak, pengaturan diri dalam
cara mengembangkan bakat hingga pengasuhan, tiga aspek tersebut
motivasi terhadap diri sendiri. Selain itu mengalami peningkatan signifikan.
pelathan ini juga memperbaiki cara Aspek mendengarkan dengan penuh
bereaksi orangtua terhadap anaknya perhatian dan pengaturan diri dalam
yang ABK. mindful parenting juga merupakan
Dalam penelitian ini pelatihan aspek penting dalam penerimaan,
positive parenting program mampu pengaturan diri dalam pengasuhan
menambah dan memperbaiki wawasan berarti orangtua mampu mentoleransi
orangtua yang mempengaruhi diri dan bereaksi secara positif terhadadap
orangtua untuk bersikap sesuai dengan anaknya atau dapat dikatakan orangtua
kondisi anak dan memperbaiki konsep mengetahui cara bereaksi terhadap
orangtua mengenai anaknya yang anak. Cara bereaksi terhadap anak
berkebutuhan khusus sehingga orangtua merupakan salah satu faktor dalam
akan mampu bersikap dan berperilaku penerimaan.
sesuai dengan kondisi anak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pelatihan ini SIMPULAN
dapat mempengaruhi terhadap Dalam penelitian ini dapat
penerimaan orangtua. disimpulkan bahwa ada pengaruh
Hasil penelitian ini sejalan pelatihan positive parenting program
dengan penelitian dari Mubarok tahun terhadap penerimaan orangtua pada
2016 mengenai program pengasuhan ABK di SLB N Slawi.
positif untuk meningkatkan
keterampilan mindful parenting SARAN
orangtua remaja dengan hasil bahwa 1. Bagi Kepala Sekolah Luar Biasa
program tersebut efektif untuk Bagi kepala sekolah luar biasa
meningkatkan kemampuan mindful hendaknya menetapkan aturan untuk
parenting orangtua remaja. Mubarok menerapkan pelatihan positive
menjelaskan aspek dalam mindful parenting program sebagai kegiatan
parenting yaitu mendengarkan dengan rutin saat pertemuan orangtua agar
11

meningkatkan penerimaan terhadap


ABK, menurunkan stress DAFTAR PUSTAKA
Astutik, S. (2014). Penerimaan
pengasuhan, dan terlaksananya
Orang Tua Terhadap Anak
pengasuhan posiitif terhadap ABK . Berkebutuhan Khusus.
SKRIPSI, Tidak
2. Bagi peneliti selanjutnya yang
Dipublikasikan. Universitas
tertarik untuk meneliti pengaruh Islam Negeri Sunan Ampel.
Surabaya.
positive parenting program terhadap
Badan Pusat Statistik Kabupaten
penerimaan orangtua pada anak Tegal. (2018). Sensus
Kependudukan Tahun 2010.
berkebutuhan khusus hendaknya
Diaskses pada 23 Maret 2018
menggunakan hasil penelitian ini melalui http://www.tegalkab.
bps.go.id//
sebagai sumber data atau referensi.
Eliyanto, H. (2013). Hubungan
Peneliti selanjutnya diharapkan Kecerdasan Emosi Dengan
Penerimaan Ibu Terhadap
dapat mengembangkan penelitian
Anak Kandung Yang
mengenai pelatihan positive Mengalami Cerebral Palsy.
SKRIPSI, Tidak
parenting program dengan
dipublikasikan. Universitas
menyempurnakan metodelogi Airlangga. Surabaya.
Mubarok, P.P. (2016). Program
pelatihan, dan memperbanyak
Pengasuhan Positif Untuk
subjek penelitian. Meningkatkan Keterampilan
Mindful Parenting Orangtua
Remaja. Jurnal Ilmiah
UCAPAN TERIMAKASIH Psiklogi. Volume 3, Juni
2016, 35-50.
Terlakasananya penelitian ini
Roihah, A.I.H. (2015). Efektifitas
karena bantua dari banyak pihak, untuk Pelatihan Incredible Mom
Terhadap Peningkatan Sikap
itu peneliti mengucapkan terimakasih
Penerimaan Orangtua
kepada : Dengan Kondisi Anak
Berkebutuhan khusus.
1. Kedua orangtua dan keluarga atas
SKRIPSI, Tidak
doa dan motivas yang diberikan. Dipublikasikan. Universitas
Islam Negeri Maulana Malik
2. Dosen pembimbing serta penguji
Ibrahim. Malang.
STIKes Bhamada Slawi Sadiyah, S.I. (2009). Pengaruh
Penerimaan Otangtua
3. SLB N Slawi
Tentang Kondisi Anak
4. PLP Quantum Terhadap Aktualisasi Diri
Anak Penyandang Cacat
5. Sahabat dan teman seperjuangan.
Fisik Di SLB D YPAC
12

Cabang Semarang tahun


2009. SKRIPSI, Tidak
Dipublikasikan. Universitas
Negeri Semarang.
Winarsih, S. dkk. (2013) Panduan
Penanganan Anak
Berkebutuhan Khusus Bagi
Pendamping (Orangtua,
Keluarga, & Masyarakat).
Jakarta: Kementerian
Pemberdayaan Perempuan &
Perlindungan Anak Republik
Indonesia.
World Health Organization. (2017).
World Report On Disability.
Diakses pada 23 Maret 2018
melalui
http://www.who.int/disabilitie
s/world_report.org.id//

Anda mungkin juga menyukai