PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
Tujuan umum :
1. Agar mahasiswa tahu bagaimana bentuk komunikasi pada usia lanjut
2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana prinsip komunikasi untuk lansia
3. Agar mahasiswa tahu apa manfaat dan tujuan komunikasi terapeutik pada lansia
4. Agar mahasiswa tahu bagaimana faktor yang mempengaruhi komter pada lansia
5. Agar mahasiswa tahu bagaimana model komunikasi pada lansia
Tujuan khusus :
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai acuan maupun sebagai penambah ilmu pengetahuan khususnya dalam
mempelajari komunikasi terapeutik pada lansia
2. Bagi Instasi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai tambahan dan acuan pendidikan yang lebih unggul dan
lebih bermutu
3. Bagi Pembaca
Dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang komunikasi terapeutik pada
lansia
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian lansia
Berdasarkan usianya, organisasi kesehatan dunia (WHO) mengelompokan usia lanjut
menjadi empat macam, meliputi:
1. Usia pertengahan (middle age), kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2. Usia lanjut (elderly), kelompok usia antara 60 sampai 70 tahun.
3. Usia lanjut usai (old), kelompok usia antara 75 sampai 90 tahun.
4. Usia tua (veryold), kelompok usia diatas 90 tahun
Meskipun batasan usia sangat beragam untuk menggolongkan lansia namun
perubahan-perubahan akibat dari usia tersebut telah dapat diindentifikasi, misalnya
perubahan pada aspek fisik berupa perubahan neurologis & sensorik, perubahan visual,
perubahan pendengaran. Perubahan-perubahan tersebut dapat menghambat proses
penerimaan dan interpretasi terhadap maksud komunikasi. Perubahan ini juga
menyebabkan klien lansia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Belum lagi
perubahan kognitif yang berpengaruh pada tingkat intelegensia, kemampuan belajar,
daya memori dan motivasi klien.
3
4
STUDI KASUS
3.1 Kasus
Pasien bernama TN. C umur 77 tahun pendidikan terakhir SD masuk
rumah sakit dengan keluhan sakit kepala sejak 3 hari yang lalu, Tn.C
mengatakan sakitnya berdenyut-denyut serta terasa kaku dibagian bahu,
sakitnya dating sewaktu-waktu Tn. C juga mengatakan nyeri sendi dan
penhlihatannya kabur, Tn. C ini sudah dirawat selama 3hari di RSUD
purwakarta tepatnya dikamar anggrek, dan saat di diagnosa Tn.C mengalami
hipertensi.
Perawat telah membuat janji dengan Tn.C dan keluarganya pasien
untuk dilakukan pemeriksaan tepatnya pukul 09:00 wib.
P1 dan p2 mendatangi Tn.C diruang perwatan
P1 : “Asalamualaikum”
Keluarga : “Wa’alaikum salam”
P1 dan p2 : “Selamat pagi bu, ke” (sambil tersenyum)
Keluarga : “Selamat pagi sus”
P1 : “Apakah bener ini dengan Tn.C ?”
Tn. C : “Iya sus”
P1 : “Memastikan gelang yang dipakai Tn. C, kake biasa di panggil kake
siapa?”
Keluarga : “kake cecep”
P1 : “Kake perkenalkan nama saya suster pipit dan ini suster widia, kami
disini bertugas dari jam 7:00-14:00 nanti, tujuan saya kesini saya akan
memeriksa tanda-tanda vital kake, seperti tekanan darah, suhu, nadi, dan
pernafasan kake, pemeriksaan ini dilakukan kurang lebih 15menit, apakah ada
yang ingin ditanyakan kek,bu? Apa kake bersedia?”
Tn. C : “(hanya menggangguk)”
P2 : “Bagaimana kabar kake hari ini?”
Tn. C :”Saya udah makan sus hari ini”
P2 : “Maaf kek saya menanyaakan kabar kake” (sambil tersenyum)
Keluarga : “Maaf sus kake saya kurang mendengar dengan baik ditanya pun
kadang suka nyambung kadang tidak”
7
8
merasa lebih nyaman), males gerak (nah disini juga kkake dianjurkan untuk
berolahraga, tapi hati-hati jangan berolahraga yang cukup berat, cukup dengan
berolahraga jalan kaki dipagi hari)”
Keluarga : “Oh gitu ya sus, baiklah mulai saat ini saya akan lebih
memperhatikan kake!”
P2 : kake maaf ya dibuka bajunya saya akan mengukur suhu kake
Tn.C : ya silahkan sus
P2 : “Membuka baju kake dan mengukur suhu sekaligus mengkur denyut nadi
kake”
P2 : “(memasang thermometer) kek langsng di jepit ya tangannya jangan dulu
di lepas sebelum saya suruh”
Tn.C : “Hanya mengangangguk”
Setelah beberapa menit kemudian tekanan darah dan suhu sudah
selesai diukur, kemudian perawatan dilepas kembali, dan setelah itu p2
melanjutkan untuk memeriksa nadi dan pernafasannya.
P2: “Saya pinjam tangan kake sebentar ya kek, untuk memeriksa nadi”
T. C :”(memberikan tangannya)”
Dan selanjutnya P2 memeriksa pernafasan
P2 : “pemeriksaannya sudah selesai kek”
Keluarga : “Bagaimana sus?”
Perawat mencatat hasil tekanan darah,nadi, suhu, dan pernafasannya
dibuku perawat dan memberitahu hasil pemeriksaan kepada keluarga pasien.
P2: “Tekanan darah kake saat ini 120/80 lebih baik dari kemarin yang saya
lihat di catatan Tn. C”
Tn.C: “Tapi kake masih pusing”
P2: “Oh engga ko ke itu adalah hal yang wajar, akan tetapi seiring dengan
waktu pusing kake akan menghilang dan kake sudah minum obat.”
Keluarga: “Apa sebaiknya itu tidak diberikan obat lagi sus?”
P2: “Oh engga perlu diberikan obat bu, karena ditakutkan kake banyak
mengkonsumsi obat takutnya lebih parah”
Keluarga:” Oh iya sus terimakasih sarannya”
P2: “Sama-sama”
P1: “Kake harus banyak minum air putih dan juga makan sayuran ya ke. Entar
ibunya nih yang harus rajin masak sayur buat kake. Orang tua ibu harus
10
banyak istirahat dan jangan dulu banyak pikiran biar kake cepet pulang ya
kek”
P1 : “Ada yang ingin ditanyakan kek,bu?”
Keluarga : “tidak sus”
P1 : “Kalau begitu kami permisi dulu ya kek,bu, kalo ibu sama kake butuh
bantuan saya atau perawat lain ibu bisa memanggil saya di ruang perawat,
kake cepet sembuh ya(sambil tersenyum)
P1 : “Saya akan kesini lagi jam 12 siang nanti untuk memberikan obat dan
makanan ya kek”
Keluarga : “Iya sus makasih”
P2 : “Mari bu,kek”
3.2 Penyelesaian Masalah
A. Pengkajian
1. Tahap prainteraksi
a. Untuk mengumpulkan data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi masalah-masalh yang ada
b. Membuat rencana pertemuan dihari pertama dengan klien
2. Tahap orientasi
P1 : “Asalamualaikum”
Keluarga : “Wa’alaikum salam”
P1 dan p2 : “Selamat pagi bu, ke” (sambil tersenyum)
Keluarga : “Selamat pagi sus”
P1 : “Apakah bener ini dengan Tn.C ?”
Tn. C : “Iya sus”
P1 : “Memastikan gelang yang dipakai Tn. C, kake biasa di panggil
kake siapa?”
Keluarga : “kake cecep”
P1 : “Kake perkenalkan nama saya suster pipit dan ini suster widia,
kami disini bertugas dari jam 7:00-14:00 nanti, tujuan saya kesini saya
akan memeriksa tanda-tanda vital kake, seperti tekanan darah, suhu,
nadi, dan pernafasan kake, pemeriksaan ini dilakukan kurang lebih
15menit, Apa kake bersedia?”
Tn. C : “(hanya menggangguk)”
11
3. Tahap kerja
P2 : “Kake maaf sebelumnya boleh saya pinjem tangannya”
Tn.C : “Kake belum mandi sus”
P2 : “Bukan kek, maksud saya pinjam tangan kake sebentar”
Tn.C : “Oh silahkan sus (sambil tersenyum)”
P2 : “Maaf ya ke (memakaikan spignomonometer ke tangan kake, kake
sudah memiliki berapa cucu kek?”
4. Tahap terminasi
Keluarga : “Bagaimana sus?”
P2: “Tekanan darah kake saat ini 120/80 lebih baik dari kemarin yang
saya lihat di catatan Tn. C”
Tn.C: “Tapi kake masih pusing”
Keluarga: “Apa sebaiknya itu tidak diberikan obat lagi sus?”
P2: “Oh engga perlu diberikan obat bu, karena ditakutkan kake banyak
mengkonsumsi obat takutnya lebih parah”
Keluarga:” Oh iya sus terimakasih sarannya”
P2: “Sama-sama”
B. Diagnosa
1. Tahap praorientasi
Klien bernama Tn.C masuk rumah sakit dengan diagnosa hipertensi
2. Tahap oreintasi
P2 : “Bagaimana kabar kake hari ini?”
Tn. C :”Saya udah makan sus hari ini”
P2 : “Maaf kek saya menanyaakan kabar kake” (sambil tersenyum)
Keluarga : “Maaf sus kake saya kurang mendengar dengan baik
ditanya pun kadang suka nyambung kadang tidak”
P2 : “Baik bu kalo begitu”
P1 : “Kake sudah makan apa bekum ke?”
Tn.C : “Sudah sus”
P2 : “Obatnya sudah di minum kek?”
Keluarga : “Sudah kok sus”
3. Tahap kerja
P2 : kake maaf ya dibuka bajunya saya akan mengukur suhu kake
Tn.C : ya silahkan sus
12
D. Implementasi
1. Tahap prainteraksi
Sesuai kontrak waktu yang telah dilakukan, perawat melakukan
implementasi atas rencana tindakan yang akan diberikan pada Tn. C
pada hari senin di ruang anggrek
2. Tahap orientasi
perawat menjelaskan kepada klien perihal tindakan apa saja yang akan
dilakukan
3. Tahap kerja
a. Tindakan tanda-tanda vital
b. Melihat ekspresi wajah klien
4. Tahap terminasi
Perawat telah pengkajian ulang dan berharap rasa pusing teratasi
E. Evaluasi
1. Tahap praorientasi
Setalah dirawat 3hari keadaan pasien mulai membaik, pusing yang
dirasakan teratasi.
2. Tahap orientasi
P2 : “pemeriksaannya sudah selesai kek”
Keluarga : “Bagaimana sus?”
Perawat mencatat hasil tekanan darah,nadi, suhu, dan pernafasannya
dibuku perawat dan memberitahu hasil pemeriksaan kepada keluarga
pasien.
P2: “Tekanan darah kake saat ini 120/80 lebih baik dari kemarin
3. Tahap kerja
Perawat telah melakukan pengkajian kepada pasien secara keseluruhan
dan pasien memberikan respon baik kepada perawat
4. Tahap terminasi
P1 : “Kalau begitu kami permisi dulu ya kek,bu, kalo ibu sama kake
butuh bantuan saya atau perawat lain ibu bisa memanggil saya di ruang
perawat, kake cepet sembuh ya(sambil tersenyum)
P1 : “Saya akan kesini lagi jam 12 siang nanti untuk memberikan obat
dan makanan ya kek”
Keluarga : “Iya sus makasih”
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan
perubahan verbal dan non verbal dari informasi dan ide. Komunikasi
mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada perasaan dan emosi
dimana individu menyampaikan hubungan ( Potter-Perry, 301)
Komunikasi pada lansia membutuhkan perhatian khusus. Perawat
harus waspada terhadap perubahan fisik, psikologi, emosi, dan sosial
yang memperngaruhi pola komunikasi. Perubahan yang berhubungan
dengan umur dalam sistem auditoris dapat mengakibatkan kerusakan
pada pendengaran. Perubahan pada telinga bagian dalam dan telinga
mengalangi proses pendengaran pada lansia sehingga tidak toleran
teradap suara.
4.2 Saran
1. Bagi mahasiswa
Agar mahasiswa dapat memperbaiki serta memperhatikan
pembuatan makalah selanjutnya, khususnya tentang komunikasi
terapeutik lansia
2. Bagi institusi
Memberikan masukan atau inovasi baru bagi institusi untuk
lebih baik dalam memberikan ilmu pengetahuan.
3. Bagi pembaca
Agar pembaca dapat menerapkan dan memahami tentang
komunikasi terapeutik lansia
14
15
DAFTAR PUSTAKA