Anda di halaman 1dari 10

NEURO ANATOMI

NERVUS GLOSOFARINGEUS DAN NERVUS VAGUS

DISUSUN OLEH :
Maurin Asyita Pamuji

NIM
1461050053

PEMBIMBING
dr. Cynthia Sahetapy, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF

PERIODE 23 JULI – 25 AGUSTUS 2018

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Nervus glossofaringeus adalah saraf kranial kesembilan (IX) dari dua belas pasang
saraf kranial. Nervus IX berasal dari medulla oblongata bersamaan dengan nervus kranialis X
dan XI, melalui foramen jugularis juluran dari nervus glosofaringeus menginervasi daerah
lidah/faring dan leher yaitu mempersarafi daerah faring, otot stilopharingeal, glandula dari
faring (kelenjar parotis), tonsil, dan 1/3 posterior lidah. Saraf glosofaringeus merupakan saraf
motorik dan sensorik, saraf ini juga berfungsi sebagai pengecap karena saraf ini menpersarafi
papila sirkumvalata di bagian belakang lidah.

Sedangkan Nervus vagus adalah saraf yang paling luas distribusinya dari semua saraf
kranialis. Namanya mencerminkan distribusi yang luas dan jenis sensasi yang
disampaikannya (Arti Vagus dalam bahasa Latin: samar, tidak terbatas, mengembara). Fungsi
utama dari vagus adalah untuk fonasi/ berbicara dan menelan. Saraf vagus juga berperan
dalam mentransmisikan serat sensorik dari kulit bagian posterior dari meatus auditori
eksternal dan membran timpani. Saraf ini juga meyarafi lajur usus sejauh lengkungan lienalis
dari usus besar transversal (kasar), dan jantung, cabang trakeobronkial dan bagian interna
abdomen.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERJALANAN NERVUS IX

Nervus glosofaringeus terdiri dari serabut sensorik dan motorik. Ganglion untuk
bagian sensoriknya adalah ganglion petrosum. Serabut ganglion tersebut melintasi bagian
dorsolateral medula oblongata dan berakhir di sepanjang nucleus traktus solitarius. Berkas
serabut yang terkumpul di sekitar nukleus traktus solitaries ikut menyusun traktus solitarius.
Sebagian dari serabut-serabut tersebut menuju ke nukleus dorsalis vagi. Serabut-serabut
motorik nervus glosofaringeus berasal dari nukleus salivatorius inferior dan sebagian dari
nukleus ambiguus. Kedua jenis serabut muncul pada permukaan medula oblongata di sulkus
lateralis posterior. Bersama-sama dengan nervus vagus dan asesorius nervus glosofaringeus
meninggalkan tengkorak melalui foramen jugulare. Di leher nervus glosofaringeus membelok
ke depan. Dalam perjalanannya kebawah dan ke depan itu, ia melewati arteri karotis interna
dan vena jugularis interna. Kemudian ia berjalan diapit oleh arteri karotis interna dan eksterna
disamping larings. Di situ ia bercabang-cabang dan mensarafi muskulus stilofaringeus dan
selaput lendir farings. Cabang-cabang lainnya mensarafi tonsil, selaput lendir bagian
belakang palatum molle dan1/3 bagian belakang lidah.

Apabila diberikan rangsangan berupa rasa asam pada daerah pengecapan,maka


serabut-serabut yang menyalurkan implus pengecapan ikut menyusun nervus fasialis (kordha
timpani) dan nervus glosofaringeus serta nervus vagus. Nervus-nervus ini menghantarkan
implus itu ke nukleus traktus solitarii. Juluran inti tersebut menyalurkan implus ke Ventro
Posterior Medialis di talamus. Dari situ implus pengecapan dipancarkan ke bagian media dari
operkulum dan bagian bawah lobus parientalis.
Gambar 1 : penjalaran nervus IX

Nervus glossofaringeus terdiri dari serabut-serabut motorik dan sensorik. Serabut


motoriknya sebagian bersifat somatomotorik dan sebagian lainnya bersifat
sekretomotorik.Yang bersifat somatomotorik merupakan juluran perifer sel-sel yang
menyusun inti ambigus. Inti ini terletak di formatio-retikularis medulla oblongata, dorsal
daripada oliva inferior dan merupakan serabut preganglionar bagi ganglion otikum. Serabut-
serabut eferen nervus glosofaringeus adalah sebagian somatosensorik dan sebagian
viserosensorik khusus, yang mengantarkan implus cita rasa. Ganglion kedua serabut eferen
ini ialah ganglion petrosum dan ganglion jugulare. Implus sensorik eksteroseptif dari nervus
glosofaringeus disampaikan oleh juluran sentral sel di ganglion petrosum ke nucleus ramus
descendens nervus trigeminus dan selanjutnya mengikuti penghantaran implus susunan
nervus trigeminus. Adapun kawasan sensorik eksteroseptif nervus glossofaringeus itu ialah
bagian posterior membrana timpani dan liang telinga. Implus viserosensorik dari mukosa
palatum molle, arkus faringeus, tuba eustachii, lidah sepertiga bagian belakang, tonsil, kavum
timpani, dan dinding farings dihantarkan oleh juluran sel ganglion petrosum ke nucleus
traktus solitarius (jadi tidak ke susunan sentral nervus trigeminus). implus cita rasa dari
sepertiga bagian lidah dihantarkan ke nucleus traktus soliter juga. Serabut aferen dan eferen
yang menyusun nervus glosofaringeus meninggalkan medulla oblongata dari permukaan
lateralnya. Bersama-sama dengan nervus vagus dan nervus accesorius, nervus glosofaringeus
ini meninggalkan tengkorak melalui foramen jugulare. Dalalm perjalanannya ke tepi
melewati arteri karotis interna dan vena jugularis interna. Kemudian ia diapit oleh arteri
karotis interna dan eksterna. Disini ia bercabang-cabang. Cabang somatomotoriknya
mensarafi muskulus stilofaringeus, cabang viseromotoriknya yang dinamakan nervus
Jacobsoni menuju ke kavum timpani dan tuba Eustachii. Cabang-cabang viseromotorik
lainnya dinamakan rami atau pleksus faringeus, tonsilaris, linguaris dan karotikus, masing-
masing merujuk kepada kawasan yang ditujunya.

Gambar 2 : perjalanan nervus glosofaringeus


2.2 PEJALANAN NERVUS X

Saraf Vagus berkembang dari medulla oblongata. Kemudian saraf ini meninggalkan
fosa kranial posterior melalui foramen jugularis. Di bawah foramen tersebut terdapat dua
ganglia sensorik yakni: jugularis dan nodose, keduanya mengandung badan sel dari serat
sensorik. Cabang aurikuler dari saraf vagus melewati kanal dalam tulang temporal dan
menyampaikan impuls sensorik dari meatus akustik eksternal dan membran
timpani.Selanjutnya saraf vagus turun melalui selubung karotis posterior di belakang vena
jugularis interna dan arteri karotid internal. Dan diujungnya terbagi menjadi 2 saraf yakni
saraf faringeal dan saraf laringeal superior yang terbagi kembali menjadi 2 yakni saraf
internal ( berperan dalam persarafan sensorik di atas pita suara) dan cabang eksternal
(krikotiroid).Cabang cardiac dan trakea timbul pada bagian dada leher dan bagian atas.
Cabang trakealis berperan dalam fungsi sensoris sedangkan bagian cardiac memiliki fungsi
otonom yakni melambatkan denyut jantung.
Dari titik tersebut kedua saraf sangat dekat dengan esophagus, serat saraf kanan melekat pada
sisi posterior dan serat saraf kiri melekat ke sisi anterior esophagus. Bersama-sama serat
membentuk pleksus esophagus. Cabang terminal berjalan dengan esophagus ke dalam rongga
abdomen melalui hiatus esophagus diafragmatika.

Cabang saraf vagus pada perjalanannya dari ganglion superior ke rongga abdomen, saraf
vagus memberikan cabang-cabang berikut:

Cabang dura: cabang ini berasal dari ganglion superior, kembali melalui foramen jugularis
dan mensarafi dura dari fossa posterior.

Cabang auricularis: berjalan turun dari ganglion superior, cabang ini mensarafi kulit sisi
posterior dari telinga dan dinding posterior meatus auditorius eksterna. Hanya cabang dari
saraf vagus yang mensarafi kulit.

Cabang faringeal: bersama dengan serat saraf faringeus dan rantai simpatik servikal, serat-
serat ini memasuki pleksus faringeal dan memberikan persarafan motorik ke otot-otot faring
serta palatum mole.
Cabang laryngeal superior: saraf ini berjalan dari ganglion inferior ke laring. Cabang
eksternanya mempersarafi otot konstriktor faring dan otot krikotiroid. Cabang eksternanya
mempersarafi otot konstriktor faring dan otot kirikotiroid. Cabang sensorik internanya
membawa impuls dari mukosa laring ke bawah ke pita suara dan mukosa epiglottis. Saraf ini
juga membawa serat pengecapan dari epiglottis dan serat parasimpatik untuk kelenjar
mukosa.

Cabang laringal rekuren: pada sisi kanan, loop cabang rekuren melingkari arteri subklavia
dan pada sisi kiri melingkari arkus aorta. Kemudian dua cabang tersebut berjalan naik di
antara trakea dan esophagus, sampai mencapai laring. Cabang-cabang ini memberikan
persarafan motorik ke seluruh otot-otot laring, kecuali otot krikotiroideus. Bagian
sensoriknya bertanggung jawab untuk mukosa laring di bawah tingkat pita suara.

Cabang-cabang kardiak servikal superior dan cabang-cabang kardiak torakalis:


cabang-cabang ini berjalan bersama serat simpatik melalui pleksus kardiak ke jantung.

Cabang-cabang brankial: cabang-cabang ini membentuk pleksus pulmoner pada dinding


bronki.

Cabang-cabang gastrikus anterior dan posterior, hepatikus dan renalis: semua cabang
ini bergabung dengan pleksus mesenterikus superior dan soalikus.

Cabang anterior dan posterior bersama dengan serat simpatik mensarafi visera kavum
abdomen (lambung, hati, pankreas, limpa, ginjal dan adrenal, juga usus kecil serta bagian
pertama dari kolon). Cabang-cabang dari kedua saraf vagus ini bercampur-baur dengan serat
sistem saraf simpatik dalam rongga abdomen dan tidak dapat dibedakan secara jelas dengan
serat saraf simpatik.
BAB III

KESIMPULAN

Nervus glossofaringeus terdiri dari serabut-serabut motorik dan sensorik. Serabut-


serabut eferen nervus glosofaringeus adalah sebagian somatosensorik dan sebagian
viscerosensorik, khusus yang menghantarkan impuls citarasa. Nervus glossofaringeus
merupakan saraf motorik utama bagi farings yang memegang peranan penting dalam
mekanisme menelan. Nervus ini menpersarafi otot Stilofaringeus yang merupakan levator
farings. Di samping tugas motorik , nervus glossofaringeus menangani inervasi sensorik
protopatik permukaan orofarings dan pengecapan 1/3 bagian belakang lidah.

Nervus vagus juga terdiri dari dua ganglia, sama seperti nervus glossofaringeus.
Yaitu ganglion superius ( jugularis) dan ganglion inferius (nodosus), keduanya ditemukan di
regio jugularis. Percabangan dari nervus ini ada beberapa, yang dimana percabangan tersebut
membantu proses metabolisme hampir seluruh organ, khususnya organ pada abdomen.
Secara bersamaan kedua nervus ini tergabung dalam sistem vagal, dimana kedua saraf ini
memiliki komponen motorik dan sensorik. Selain itu kedua saraf ini berasal dari nuklei
batang otak yang sama (nukleus ambiguus dan nukleus solitarius).
DAFTAR PUSTAKA

1. Baehr, Mathias et all.2012. Diagnosis Topik Neurologi DUUS.jakarta:EGC.


2. Sidharta, P. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Dian Rakyat. Jakarta. 2010.

3. Snell, Richard S. Anatomi Klinik ed. 7. EGC : Jakarta. 2010.

Anda mungkin juga menyukai