Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MASA NIFAS

Disusun Oleh :

Kelompok 1
Ahmad Khusni Mubarok (113119052)
Rangga Tri Sadita (113119042)
Endah Ariyani (113119012)
Rizkia Halimatusyadiyah (113119032)

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Masa Nifas


Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Post Partum
Sasaran : Ibu Post Partum
Tempat : Ruang Flamboyan
Hari / Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2019
Waktu : 12.30 – 13.15WIB
Penyuluh : Kelompok 11 STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyah Cilacap

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan pasien mengerti, mampu
melakukan perawatan pada ibu nifas dirumah dan dapat menerapkan tata cara
bersuci yang benar menurut ajaran Islam
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mampu:
a. Peserta mampu menjelaskan pengertian nifas
b. Peserta mampu menjelaskan tujuan dilakukan perawatan nifas
c. Peserta mampu mengenali tanda-tanda bahaya pada masa nifas
d. Peserta mampu melakukan perawatan pada masa nifas
e. Peserta mampu paham dan bisa mengplikasikan cara bersuci dari masa nifas
yang benar menurut ajaran Islam

B. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian nifas
2. Tujuan perawatan nifas
3. Tanda-tanda bahaya masa nifas
4. Perawatan nifas
5. Masa nifas dan cara bersuci dari nifas yang benar menurut Islam
C. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media Metode


Pendahuluan 12.30.12.40 Mempersiapkan Ibu menyiapkan - -
peserta, alat dan diri di ruang
pemateri flamboyan

Pembukaan 12.40-12.48 Pembukaan acara oleh Mendengarkan dan - Ceramah


moderator menjawab salam
Penyampaian materi
oleh pemateri :
1. Memberi salam
pembuka
2. Memperkenalkan
diri dan anggota
3. Menjelaskan
tujuaan
4. Kontrak waktu
5. Membalas salam
6. Mendengarkan
7. Memberi respon
Penyajian 12.40–13.10 1. Pengertian nifas Mendengarkan dan Leaflet Ceramah
2. Tujuan perawatan memberikan
nifas umpan balik
3. Tanda-tanda terhadap materi
bahaya masa nifas yang disampaikan.
4. Perawatan nifas
5. Masa nifas dan
bersuci dari nifas
yang benar sesuai
ajaran Islam

Penutup 13.10–13.20 1. Tanya jawab - Mengajukan - Tanya


2. Menyimpulkan pertanyaan Jawab
hasil penyuluhan mengenai materi
3. Memberikan salam yang kurang
penutup dipahami.
4. Menanyakan hal- - Menjawab
hal yang kurang pertanyaan yang
jelas diajukan.
5. Feedback dari ibu
6. Membalas salam

D. Setting Tempat
Keterangan :
: Penyuluh
: Fasilitator
: Observer
: Moderator
: Peserta penyuluhan
: flipchart

E. Media Penyuluhan
1. Media
Leaflet
2. Sarana
Ruang penyuluhan

F. Pengorganisasian
Moderator : Endah Ariyani
Penyaji : Rizkia Halimatusyadiyah
Observer : Ahmad Khusni Mubarok
Fasilitator : Rangga Tri Sadita

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a Kehadiran peserta 75 %
b Persiapan alat dan media penyuluhan dan demonstrasi
2. Evaluasi Proses
a Moderator, penyuluh, observer, fasilitator dan peserta mampu menjalankan
fungsi dan perannya dengan baik.
b Peserta antusias dalam mendengarkan penyuluhan dengan kriteria : tidak
berbicara dengan peserta lainnya, menyimak penyaji dalam menyampaikan
materi, peserta aktif dalam diskusi dengan bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan penyaji.
c Peserta mendengarkan penjelasan yang disampaikan penyaji dan bertanya
tentang hal-hal yang belum dimengerti.
3. Evaluasi Hasil
Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diberikan penyaji.

H. Daftar Pustaka
Suraji, S. 2011. panduan menyusui pas ibu. Bandung: Salemba Medika
Simkin, Penny. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan Melahirkan dan Bayi.
Jakarta : Arcan
Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo
Musbikin, Imam. 2005. Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Jogjakarta :
Metra Pustaka
https://dalamislam.com/hukum-islam/wanita/masa-nifas-menurut-agama-islam
diakses Sabtu, 26 Oktober 18.30 WIB
https://muslimafiyah.com/batasan-lama-waktu-nifas-syariat-dan-medis.html diakses
Sabtu, 26 Oktober 18.30 WIB
Materi Penyuluhan

A. Pengertian Nifas
Puerperium (nifas) adalah masa sesudah persalinan untuk pulihnya kembali alat-
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. (Obstetri Fisiologi : 315)
Puerperium (nifas) adalah masa dimulai setelah persalinan dan berakhir kira-kira
6 minggu, akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada
kehamilan dalam waktu 5 bulan. (Ilmu Kebidanan : 237).

B. Tujuan perawatan nifas


1. Memulihkan kesehatan umum
2. Mempertahankan kesehatan psikologis
3. Mencegah infeksi dan komplikasi
4. Memperlancar pembentukan air susu ibu
5. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas
selesai dan dapat merawat bayinya dengan baik

C. Tanda-tanda bahaya nifas


Ibu nifas harus segera pergi/memeriksakan sirinya ketenaga kesehatan jika
dijumpai tanda-tanda bahaya, seperti :
1. Perdarahan lewat jalan lahir
2. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
3. Demam lebih dari 2 hari
4. Bengkak dimuka, tangan dan kaki mungkin dengan sakit kepala dan kejang-
kejang
5. Payudara bengkak, kemerahan disertai rasa sakit
6. Mengalami gangguan jiwa (post partum blues)

D. Perawatan Masa Nifas


1. Mobilisasi
Ibu yang baru melahirkan mungkin enggan bergerak karena letih dan sakit.
Berdasarkan penelitian ibu sudah diperbolehkan miring kekanan dan kekiri pada
2 jam setelah melahirkan dan ibu boleh turun dari tempat tidur dalam kurun
waktu 3 jam setelah persalinan dengan bantuan keluarga atau bidan / perawat.
Pasien sectio caesarea mobilisasi dilakukan dalam kurun waktu 24 – 36 jam
setelah melahirkan
2. Diet/ Nutrisi
Dalam periode nifas diperlukan nutrisi yang keseluruhan baik , kaya protein,
vitamin dan karbohidrat. Ibu menyusui harus mendapatkan paling sedikit 2500
kalori dalam satu hari, dengan tambahan 500 ml susu per hari (Derek J, 2005)
Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, pil zat besi harus diminum untuk
menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin (Saifuddin AB,
2002)
Nutrisi dan cairan pada ibu nifas:
a. Kebutuhan gizi ibu nifas adalah 700 kkal/hari.
b. Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup.
c. Minum setiap sebelum menyusui sedikitnya 3 liter/hari.
d. Pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan.
e. Minum kapsul vit. A (2000000 unit) agar bisa memberikan vit. A kepada bayi
melalui ASI.
f. Vit. C 100 mg, B1 1,3 mg dan B2 1,3 mg.
g. Makanan yang mengandung asam lemak omega 3 yang banyak terdapat pada
ikan laut
3. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan dalam 6-8 jam PP, kadang-kadang wanita
sulit kencing, karena spingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme
sehingga terjadi iritasi dan nyeri, bila kandung kemih penuh dapat menyebabkan
terganggunya kontraksi uterus sehingga dapat terjadi perdarahan, infeksi
kandung kemih, jadi upayakan untuk mempercepat BAK. Jika tidak bisa
dilakukan kateterisasi
4. Hygiene
Masa nifas adalah masa yang rentan terjadi infeksi pada ibu. Oleh karena itu, ibu
nifas disarankan :
a. Menjaga kebersihan seluruh tubuh dengan mandi
b. Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Untuk membersihkan
daerah disekitar kelamin dilakukan dari arah depan ke belakang kemudian
didaerah sekitar anus setiap selesai buang air kecil maupun buang air besar.
Keringkan dengan handuk dengan cara ditepuk – tepuk dari arah muka ke
belakang.
c. Menyarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari
d. Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah membersihkan daerah
kelaminnya
5. Laktasi
Ibu disuruh mencoba menyusui bayinya untuk merangsang timbulnya laktasi,
kecuali ada kontraindikasi untuk menyusui bayinya,
6. Seksual
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa
nyeri. Begitu darah merah berhenti dan dia tidak merasakan ketidaknyamanan,
aman untuk memulai hubungan suami istri kapan saja ibu siap
7. Latihan Senam Nifas
Tujuan : mempercepat involusi uteri, menambah kebugaran tubuh, dan untuk
mengembalikan bentum tubuh seperti sebelum hamil.
a. Senam otot dasar panggul
1) Kerutkan/kencangkan otot sekitar vagina seperti menahan BAK
selama 5 detik. Kemudian kendorkan selama 3 detik lalu kencangkan
lagi. Mulailah dengan 10x 5 detik pengencangan otot 3x sehari.
2) Secara bertahap lakukan senam sampai 30 – 50x dalam sehari.
b. Senam otot perut
Senam ini dilakukan dengan posisi berbaring dan lutut tertekuk pada alas
yang datar dan keras, mulai dengan melakukan 5x/hari untuk tiap jenis
senam ini. Tiap minggu frekuensi ditambah 5x, maka pada akhir masa
nifas tiap jenis senam ini dilakukan 30 x.

8. Perawatan Payudara
Perawatan payudara dilakukan untuk memperlancar pengeluaran ASI. Perawatan
payudara dilakukan dengan cara :
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
b. Menggunakan BH yang menyokong payudara.
c. Apabila putting lecet oleskan kolostrum/ASI yang keluar pada sekitar
putting susu tiap kali selesai menyusui.
d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
e. Untuk menghilangkan nyeri, minum parasetamol 1 tablet tiap 4 – 6 jam.
9. Kontrasepsi
Sebaiknya sebelum memilih kontrasepsi dikonsulkan terlebih dahulu ke bidan
atau dokter. Kontrasepsi yang dianjurkan adalah IUD/spiral, implan,suntik 3
bulanan dan steril. Yang tidak dianjurkan adalah pil kombinasi dan suntik 1
bulanan.
10. Perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat bayi dirumah :
a. Tali pusat jika masih belum lepas bisa dibungkus dengan kasa kering dan
bersih. Tidak diperbolehkan memberi rempah-rempah atau jenis yang
lain pada tali pusat bayi.
b. Mengganti kasa pembungkus tali pusat jika basah atau terkena kotoran
bayi. Jangan menunggu diganti saat memandikan bayi saja.
c. Daerah sekitar tali pusat harus selalu dalam keadaan kering dan bersih
untuk mencegah terjadinya infeksi.

Masa Nifas Dan Tata Cara Bersuci Menurut Islam


“Andaikata ada seorang wanita mendapati darah lebih dari 40,60 atau 70 hari dan
berhenti, maka itu adalah nifas. Namun jika berlanjut terus maka itu darah kotor, dan
bila demikian yang terjadi maka batasnya 40 hari, karena hal itu merupakan batas
umum sebagaimana dinyatakan oleh banyak hadits.”
A. Masa Nifas Menurut Agama Islam
Masa nifas merupakan masa dimana wanita mengalami pendarahan rahim.
Dalam islam masa nifas biasanya berlangsung selama 40 hari atau lebih. Selama
masa tersebut seorang wanita dibebaskan dari kewajibannya seperti larangan saat
haid yaitu shalat lima waktu dan puasa wajib. Dalam hadist riwayat Tirmidzi
berkata:
“Ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi Saw., tabi’in dan orang-orang setelah
mereka bersepakat, bahwa wanita nifas itu meninggalkan shalat selama empat
puluh hari, kecuali jika dia sudah suci bersih sebelum genap empat puluh hari,
maka pada saat itu dia harus mandi dan shalat.”
1. Masa Nifas yang Terjadi Jika Lebih dari 40 Hari
Namun, jika masa nifas melebihi dari 40 hari. Dan pada saat itu
menunjukkan tanda-tanda akan berhenti, maka hendaknya menunggu hingga
darah sampai benar-benar berhenti baru kemudian mandi wajib. Jika setalah
masa 40 hari tidak menunjukkan tanda darah akan berhenti dan malah terus
menerus keluar maka ia mustahadhah. Dalam kondisi ini maka hendaknya ia
kembali kepada kewajibannya yaitu hendaklah ia mandi wajib , shalat dan
menjalankan kewajiban lainnya. Menurut Al-Majd Ibnu Taimiyah, sebagaimana
dinukil dalam kitab Syarhul Iqna’:
“Manakala seorang wanita mendapati darah yang disertai rasa sakit sebelum
masa (minimal) itu, maka tidak perlu dianggap (sebagai nifas). Namun jika
sesudahnya, maka ia tidak shalat dan tidak puasa. Kemudian, apabila sesudah
kelahiran temyata tidak sesuai dengan kenyataan maka ia segera kembali
mengerjakan kewajiban; tetapi kalau tidak teryata demikian, tetap berlaku
hukum menurut kenyataan sehingga tidak pedu kembali mengerjakan
kewajiban”

2. Ketentuan Masa Nifas


Nifas hanya ditetapkan kepada mereka wanita yang telah melahirkan
bayi yang berbentu manusia. Sedangkan bagi mereka yang keguguran atau
melahirkan janin yang belum berbentuk manusia maka jika mereka
mengeluarkan darah, darah tersebut bukan merupakan darah nifas dan
dinyatakan sebagai darah penyakit. Oleh karena itu, bagi mereka berlaku hukum
wanita yang mustahadahah.
Dalam islam, wanita yang sedang dalam masa nifas tidak diperkenankan
untuk keluar rumah selama masa tersebut. Seperti yang diungkapkan Dari Ali
bin Abdil A’la, dari Abu Sahl, dari Mussah al-Azdiyyah, dari Ummu Salamah
ra., dia berkata:
“Para wanita nifas berdiam diri di masa Rasulullah Saw. selama 40 (empat
puluh hari). Kami memoles wajah kami dengan waras yang berwarna hitam
kemerahan.” (HR. Tirmidzi, Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)
Apabila darah nifas berhenti sebelum empat puluh hari, namun kembali
keluar pada hari empat puluh, maka darah tersebut diragukan sebagai darah
nifas. Namun pada masa ini si wanita tidak boleh melakukan salat fardhu atau
puasa sebagaimana kewajibannya. Dan setelah masa sucinya tiba, maka ia wajib
mengqhada’ apa yang diperbuatnya selama masa yang diragukan tadi. Apabila
darah masih keluar pada masa yang dimungkinkan maka darah tersebut masuk
kedalam masa nifas.
Jika tidak maka darah tersebut ialah darah haid, Terkecuali jika kondisi
dimana darah tersebut keluar terus menerus maka hal tersebut merupakan
istihadah . Seperti dalam kitab Al-Mughni’, Imam Malik mengatakan:
“Apabila seorang wanita mendapati darah setelah dua atau tiga hari, yakni
sejak berhentinya, maka itu termasuk nifas. Jika tidak, berarti darah haid.”
3. Larangan Selama Masa Nifas
Dalam hal ini keragu-raguan merupakan hal yang relatif. Tergantung dari
bagaimana masing-masing orang terhadap pemahamannya sendiri. Karena itu
dalam Al-Quran sebenarnya telah berisi penjelasan akan segala sesuatu.
Allah SWT juga tidak mewajibkan umatnya untuk berpuasa dan thawaf dua kali
terkecuali jika terdapat kesalahan pada tindakan pertama maka ia wajib
mengqhada’nya.
Selain itu, ketika seseorang mampu melakukan kewajiban sesuai dengan
kemampuannya maka ia terbebas tanggungannya. Sebagaimana Firman Allah
SWT
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupan..
” [Al-Baqarah/2: 286]
4. Pandangan Islam Terhadap Masa Nifas Usai Melahirkan Melalui
Operasi Cesar
Menurut keterangan Al-Lajnah ad-Daimah “hukum bagi wanita seusai
bedah Caesar, maka hukumnya sama dengan wanita yang mengalami nifas
karena persalinan normal. Jika melihat keluarnya darah dari kemaluannya,
maka ia meninggalkan shalat dan puasa sampai suci. Apabila tak melihat lagi
keluarnya darah, maka ia harus mandi, shalat dan puasa seperti halnya wanita-
wanita suci lainnya”. Artinya bahwa bagaimanapun proses persalinannya
selama terdapat darah yang keluar dari kemaluan maka kondisi tersebut disebut
sebagai masa nifas.
Dapat disimpulkan bahwa, dalam islam masa nifas berlangsung kurang
lebih selama 40 hari. Hal ini berdasarkan hadits Ummu Salamah, ia berkata,
“Dahulu di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, wanita menunggu
masa nifasnya selesai hingga 40 hari atau 40 malam.”
Demikian juga keterangan dari Ibnu Abbas,
“Wanita nifas tidak boleh melaksanakan shalat selama 40 hari.”
Hal ini juga didukung oleh ilmu kedokteran yang menyatakan bahwa
masa nifas berlangsung selama 40 hari yang berlangsung dan terdiri dari
beberapa fase yaitu :
a. Fase lochia rubra (berwarna merah segar) biasanya minggu pertama.

b. Fase lochia sanguinolenta (berwarna kecoklatan dan kekuningan) biasa


selama 2 minggu dan,

c. Fase lochi alba (lendir kuning berwarna putih kekuningan).

Dengan demikian, maka anda akan bisa memahami lebih dalam


mengenai masa nifas menurut agama islam yang wajib diketahui kaum
hawa. Sebagai bahan referensi bagi anda simak juga hukum menunda
mandi wajib setelah haid , cara mandi wajib bagi wanita , cara mandi
dalam islam . Semoga artikel ini bermanfaat

B. Bersuci Menurut Islam

Salah satu hal yang menyebabkan seseorang harus melakukan mandi


wajib adalah nifas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Nifas adalah darah
yang keluar dari rahim wanita sesudah melahirkan (lamanya 40—60 hari).
Darah nifas merupakan darah yang tertahan dalam rahim selama hamil. Ketika
melahirkan, darah tersebut keluar sedikit demi sedikit. Setelah selesai masa nifas
yang berlangsung selama 40-60 hari, maka wanita harus melaksanakan mandi
wajib karena proses keluarnya darah dari organ intim setelah melahirkan ini
merupakan hadas besar bagi seorang wanita. Maka perlu untukmu para wanita
untuk mengetahui tata cara mandi wajib setelah nifas. Sebelum berbicara lebih
jauh tentang tata cara mandi wajib setelah nifas, ada baiknya kita mengetahui
dahulu sedikit informasi tentang mandi wajib.
Mandi wajib atau sering juga disebut mandi besar adalah kegiatan yang wajib
dilakukan oleh manusia baik laki-laki maupun perempuan ketika mereka telah
melakukan beberapa hal. Hal tersebut di antaranya :

1. Keluar air mani

2. Mimpi basah

3. Melakukan persetubuhan

4. Bertemunya kedua kemaluan walaupun tidak mengeluarkan air mani

5. Berhentinya haid

6. Berhentinya nifas

Kegiatan mensucikan diri dari hadas besar ini wajib dilakukan dalam
agama Islam. Syarat sah mandi adalah niat, dimana niat itu menjadi pembeda
antara mandi wajib dan mandi biasa. Dan berikut adalah tata cara mandi wajib
setelah nifas beserta niat dan rukunnya.
Niat mandi besar setelah berhentinya nifas :

“BISMILLAHI RAHMANI RAHIM NAWAITU GHUSLA LIRAF'IL


HADATSIL AKBAR MINAN NIFASI FARDLON LILLAHI TA'ALA”

Artinya :

“Dengan menyebut nama Allah Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats
besar dari nifas, fardlu karena Allah Ta'ala”

Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan pada saat hendak


melaksanakan mandi wajib. Hal-hal tersebut disebut rukun. Dan berikut adalah
rukun mandi wajib :

1.Mengguyur air keseluruh badan


2.Mengguyur kepala tiga kali
3. Mengguyur bagian tubuh yang lain

Hal ini harus dilaksanakan secara berurutan. Jika seseorang telah


memenuhi ketiga rukun mandi wajib di atas, maka mandinya dianggap sah,
dengan disertai niat. Jikakalau seseorang mandi wajib menggunakan shower
ataupun di pancuran air lalu airnya mengenai tubuhnya secara menyeluruh,
maka mandinya dianggap sah. Ada beberapa sunnah dalam melakukan mandi
wajib. Di antaranya :

1.Madhmadhoh atau berkumur-kumur


2.Istinsyaq atau memasukkan air dalam hidung
3. Ad dalk atau menggosok-gosok badan

Melakukan ketiga hal di atas sangat dianjurkan oleh para alim ulama.
1. Tata Cara Mandi Wajib Setelah Nifas Beserta Niat dan Rukunnya

Berdasarkan dalil hadits dari ‘Aisyah dan hadits dari Maimunah,


berikut adalah tata cara mandi wajib setelah nifas yang benar dan sah :

a. Mencuci tangan sebanyak tiga kali terlebih dahulu sebelum mandi wajib

b. Membersihkan bagian kemaluan dan kotoran yang ada menggunakan


tangan kiri

c. Mencuci tangan setelah membersihkan bagian kemaluan dengan


menggunakan sabun. Jika tidak ada sabun, bisa menggunakan tanah

d. Melakukan wudhu yang sempurna seperti ketika kamu hendak


melaksanakan sholat

e. Mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke ujung
rambut

f. Mencuci kepala bagian kanan, lalu dilanjutkan ke kepala bagian kiri

g. Pastikan air memasuki sela-sela rambut

h. Mengguyur air ke seluruh badan dimulai dari sisi kanan dan dilanjutkan
ke bagian sisi sebelah kiri

i. Usahakan tanganmu tidak menyentuh bagian kemaluan karena jika


tersentuh baik sengaja ataupun tidak di sengaja, kamu harus berwudhu
kembali
DAFTAR HADIR
PENYULUHAN MASA NIFAS DAN TATACARA BERSUCI MENURUT
AJARAN ISLAM
PROFESI NERS STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYAH CILACAP
DI RUANG FLAMBOYAN
RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

NO NAMA ALAMAT TTD

Anda mungkin juga menyukai