Anda di halaman 1dari 15

TUGAS AMDAL

RESUME MATERI PERTEMUAN KE-8


PERIZINAN DAN PERUBAHAN IZIN LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH :

SILVIA RAHMI ASTUTI


NIM : P27834119114
NO. ABSEN : 07

PROGRAM STUDI D4 ALIH JENJANG ANALIS KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
2019
RESUME MATERI PERTEMUAN KE-8
PERIZINAN DAN PERUBAHAN IZIN LINGKUNGAN

A. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup )

 Setiap usaha dan/ kegiatan yang berdampak penting terhadap Lingkungan Hidup wajib
memiliki AMDAL
 Dasar Hukum pasal 22-33 UU 32/2009
 Usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap Lingkungan Hidup tidak
wajib AMDAL adalah :
a. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatannya berada dikawasan yang telah memiliki
Amdal kawasan → UKL-UPL
b. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatannya berada pada kabupaten/kota yang telah
memiliki rencana detail tata ruang dan rencana tata ruang kawasan strategis
kabupaten/kota → UKL-UPL
c. Usaha dan/atau kegiatannyadilakukan dalam rangka tanggap darurat bencana

■ Proses AMDAL dan Izin lingkungan :

a. Rencana usaha/kegiatan → dilakukan oleh pemrakarsa


b. Proses penyusunan Amdal → dilakukan oleh pemrakarsa yang dibantu oleh
penyusun Amdal bersertifikat kompetensi (perorangan/LPJP) dan melibatkan
masyarakat yang yg akan terkena dampak
c. Proses penilaian Amdal → dilakukan oleh Komisi Penilai Amdal (KPA) dibantu
oleh sekretariat dan tim teknis KPA, serta melibatkan masyarakat (pengumuman
permohonan izin lingkungan)
d. Izin lingkungan / izin PPLH → diterbitkan oleh mentri lingkungan, gubernur, atau
bupati/walikota, serta melibatkan masyarakat (pengumuman izin lingkungan)
e. Izin usaha dan/atau kegiatan
f. Pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan, pelaksanaan izin lingkungan dan izin PPLH
→ dilakukan oleh pemrakarsa atau pemegang izin
g. Penaatan terhadap BML dan KBKL
h. Penurunan beban pencemaran dan laju kerusakan lingkungan hidup
i. Kualitas lingkungan hidup yang baik dan sehat
Pengawasan lingkungan hidup dan penegakkan hukum lingkungan → dilakukan
oleh mentri lingkungan, gubernur, atau bupati/walikota

B. UKL UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan


Lingkungan Hidup )

 Setiap usaha dan/ kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib AMDAL yang tidak
berdampak penting terhadap Lingkungan Hidup wajib memiliki UKL-UPL
 Berdasarkan pasal 14-15 PP 27/2012 izin lingkungan formulir UKL-UPL terdiri dari
identitas pemrakarsa, rencana usaha dan/atau kegiatan, dampak lingkungan yang akan
terjadi, dan program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
 Berdasarkan PERMEN LH No.16 Th 2012 (5 Oktober 2012) lampiran IV Pedoman
Pengisian FormulirUKL-UPL memuat
a. Identitas pemrakarsa
b. Rencana usaha dan/atau kegiatan yang sesuai dengan tata ruang dan pra konstruksi,
konstruksi, operasi, dan pasca operasi
c. Dampak lingkungan yang ditimbulkan dan upaya pengelolaan LH serta upaya
pemantauan LH
d. Jumlah dan jenis izin PPLH yang dibutuhkan
e. Surat pernyataan
f. Daftar Pustaka
g. Lampiran yang terdiri dari ijin prinsip/lokasi, bukti formal kesesuaian tata ruang,
peta,lokasi, pengelolaan dan pemantauan

● UU No. 32 th 2009 : peraturan jenis usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL dan
SPPL(Kesanggupan pengelolaan pemantauan Lingkungan hidup)

● Pasal 34 ayat (1) UU 32/2009 : Wajib UKL-UPL : setiap usaha dan/atau kegiatan yang
tidak termasuk wajib AMDAL
● Tahap penyusunan UKL-UPL : rencana umum, studi kelayakan, desain rinci, konstruksi,
operasi

● Sistematika UKL-UPL (Per. Men. LH No. 13 th 2010)


a. Idenditas pemrakarsa
b. Deskripsi rencana usaha/kegiatan (Pra-konstruksi, konstruksi, operasi, pasca-dan
konstruksi)
c. Dampak lingkungan yang a n terjadi
d. Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan
e. Pernyataan pelaksana (Tanda tangan & Cap/stempel)

● Proses izin lingkungan : Penyusun AMDAL dan UKL-UPL, penilaian AMDAL dan
UKL-UPL, permohanan dan penerbitan izin AMDAL dan UKL-UPL

● Kewenangan pemeriksaan UKL-UPL (Berdasarkan pasal 36 PP 27/2012) :

a. MENTERI : berlokasi dilebih dari satu wilayah provinsi, di wilayah NKRI yang
sedang dalam sengketa dengan negara lain, di wilayah laut lebih 12 mil laut diukur
dari garis pantai kearah laut lepas, dilintas batas NKRI dengan negara lain
b. GUBERNUR : berlokasi dilebih dari satu kabupaten/kota dalam satu provinsi,
dilintas wilayah kabupaten/kota, diwilayah laut paling jauh 12 mil laut dari garis
pantai kearah laut lepas dan/atau kearah perairan kepulauan
c. BUPATI/WALIKOTA : berlokasi pada satu wilayah kabupaten/kota, diwilayah
paling jauh ⅓ dari wilayah laut kewenagan provinsi

■ Proses UKL-UPL dan izin lingkungan

a. Rencana usaha/kegiatan → dilakukan oleh pemrakarsa


b. Proses penyusunan UKL- UPL → dilakukan oleh pemrakarsa
c. Proses pemeriksaan UKL-UPL → dilakukan mentri lingkungan, gubernur, atau
bupati/walikota, serta melibatkan masyarakat (pengumuman permohonan izin
lingkungan)
d. Izin lingkungan / izin PPLH → diterbitkan oleh mentri lingkungan, gubernur,
atau bupati/walikota, serta melibatkan masyarakat (pengumuman izin
lingkungan)
e. Izin usaha dan/atau kegiatan
f. Pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan, pelaksanaan izin lingkungan dan izin
PPLH → dilakukan oleh pemrakarsa atau pemegang izin
g. Penaatan terhadap BML dan KBKL
h. Penurunan beban pencemaran dan laju kerusakan lingkungan hidup
i. Kualitas lingkungan hidup yang baik dan sehat
j. Pengawasan lingkungan hidup dan penegakkan hukum lingkungan → dilakukan
oleh mentri lingkungan, gubernur, atau bupati/walikota

C. SPPL (Surat Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan)


a. pasal 35 ayat (1) UU 32/2009: Wajib membuat SPPL : setiap usaha dan/atau
kegiatan yang tidak termasuk wajib AMDAL dan UKL-UPL
b. pasal 35 ayat (2) UU 32/2009: Wajib membuat SPPL : setiap usaha dan/atau
kegiatan yang tidak berdampak penting seperti kegiatan usaha mikro dan kecil

D. Proses Izin Lingkungan


1) penyusunan AMDAL & UKL - UPL
Penyusunan AMDAL dilakukan oleh pemrakarsa rencana usaha dan/ atau kegiatan
serta dilakukan pengumuman dan konsultasi publik kepada masyarakat .
Pemrakarsa adalah setiap orang atau instansi pemerintah yang bertanggung jawab
atas suatu usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan
Penyusunan UKL-UPL dilakukan oleh pemrakarsa rencana usaha dan/ atau
kegiatan. Pemrakarsa adalah setiap orang atau instansi pemerintah yang
bertanggung jawab atas suatu usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan
2) Penilaian AMDAL & pemeriksaan UKL UPL
Penilaian AMDAL dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL (KPA) dibantu oleh
sekretariat dan Tim Teknis KPA serta dilakukan pengumuman permohonan izin
lingkungan kepada masyarakat
Pemeriksaan UKL-UPL dan penerbitan rekomendasi UKL-UPL dapat dilakukan
oleh pejabat yang ditunjuk oleh menteri, kepala instansi LH Provinsi , atau kepala
instansi LH kabupaten/kota.
Jangka waktu pemeriksaan teknis UKL-UPL yaitu 14 hari kerja tidak termasuk
dalam perbaikan penyempurnaan

3) Penerbitan Rekomendasi UKL-UPL ,


Menteri, gubernur, bupati/walikota menerbitkan rekomendasi UKL-UPL memuat
rekomendasi persetujuan UKL-UPL yaitu dasar pertimbangan
dikeluarkannyapersetujuan UKL-UPL, pernyataan persetujuan UKL-UPL,
persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai dengan yang tercantum dlaam RKL
RPL, serta jumlah dan jenis izin PPLH yang diwajibkan (jika wajib memiliki izn
PPLH)
4) Permohonan izin Lingkungan
 Permohonan izin lingkungan disampaikan bersamaan dengan pengajuan
penilaian AMDAL atau pemeriksaan UKL-UPL
 Penanggungjawab usaha/kegiatan melakukan permohonan tertulis kepada
menteri,gubernur, bupati/walikota dengan persyaratan Dokumen AMDAL atau
formulir UKL-UPL, dokumen pendirian usaha dan atau kegiatan dan profil usaha
atau kegiaran
5) Penerbitan Izin Lingkungan
 Dalam pasal 47 PP 27/2012 izin lingkungan diterbitkan oleh menteri, gubernur,
atau bupati/walikota bersamaan dengan diterbitkannya keputusan kelayakan
lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL serta dilakukan pengumuman
izin lingkungan kepada masyarakat
 Berdasarkan ketentuan pasal 73 PP No. 27 tahun 2012 Dokumen LH yang telah
mendapat persetujuan sebelum berlakunya PP No. 27 /2012 (23 Februari 2012)
dinyatakan tetap berlaku dan dipersamakan sebagai izin lingkunga
6) Pengumuman Permohonan Izin Lingkungan
 Berdasarkan pasal 45-46 PP 27/2012 izin Lingkungan Menteri, gubernur,
Bupati/Walikota melngumumkan kepada masyarakat melalui multimedia dan
papan pengumuman paling lama 5 hari kerja terhitung sejak dokumen
persyaratan administratif serta AMDAL dan RKL RL yang dimohonkan
dinyatakan lengkap, paling lama 5 hari kerja terhitung sejak dokumen
persyaratan administratif serta UKL-UPL yang dimohonkan dinyatakan lengkap
7) Selanjutnya melakukan Izin usaha dan /atau kegiatan
pemegang izin/pemrakarsa melaksanakan usaha dan/atau kegiatan juga
melaksanakan izin lingkungan dan izin PPLH yang dilakukan pengawasan
Lingkungan Hidup & penegakan hukum lingkungan oleh Menteri LH, Gubernur,
atau Bupati/walikota yang kemudian dilakukan penataan terhadap BML & KBKL
sehingga terjadi penurunan beban pencemaran dan laju kerusakan Lingkungan
Hidup dan menjadikan kualitas Lingkungan Hidup yang Baik dan Sehat

E. Instrumen untuk pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan Lingkungan Hidup


Instrumen untuk pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan Lingkungan Hidup diatur
dalam UU 32/2009 yang terdiri atas
a. KLHS ( Kajian Lingkungan Hidup Strategis ) dibuat pemerintah dan pemerintah
daerah untuk menjadi dasar bagi kebijakan, rencana dan/atau program pembangunan
dalam suatu wilayah
b. Tata Ruang ,digunakan untuk menjaga kelestarian fungsi Lingkungan Hidup (LH)
dan keselamatan masyarakat, setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan
pada KLHS
c. Baku Mutu Lingkungan Hidup, Penentuan terjadinya pencemaran LH diukur melalui
baku mutu LH
d. Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup, meliputi kriteria baku kerusakan
ekosistem dan kritria baku kerusakan akibat perubahan iklim
e. AMDAL, setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap LH wajib
memiliki AMDAL
f. UKL-UPL, setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib
AMDAL wajib memiliki UKL-UPL
g. Perizinan, setiap usahadan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL atau UKL-
Upl wajib memiliki izin lingkungan
h. Instrumen ekonomi LH, meliputi perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi,
pendanaan LH, dan insentif atau disinsentif
i. Peraturan perundang undangan berbasis LH, setiap penyusunan peraturan
perundangan pada tingkat nasional dan daerah wajib memperhatikan perlindungan
fungsi LH dan prinsip perlindungan dan pengelolaan LH
j. Anggaran berbasis LH, pemerintah dan DPR Riwajib mengalokasikan anggaran yang
memadai untuk membiayai kegiatan perlindungan dan pengelolaan LH dan
programpembangunan yang berwawasan LH
k. Analisis risiko LH, meliputi pengkajian risiko, pengeolaan risiko, atau komunikasi
risiko
l. Audit LH, pemerintah mendorong penanggungjawab usaha untuk audit Lhdalam
rangka meningkatkan kinerja LH
m. Instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.

F. Tata Kelola izin lingkungan meliputi beberapa tahap


1. Permohonan dan penerbitan izin lingkungan -> Tata kelola izin lingkungan baik
ditandai dengan proses permohonan dan penerbitan izin lingkungan dilakukan sesuai
dengan NSPK sistem kajian dampak lingkungan
2. Proses pelaksanaan izin lingkungan dan pelaporan pelaksanaan izin lingkungan ->
pemegang izin wajib melaksanakan berbagai persyaratan dan kewajiban yang
tercantum dalam izin lingkungan, melakukan continuous improvement dalam
pelaksanaan izin lingkungan serta melaporkannya secara regular/berkala
3. Proses pengawasan dan penegakan hukum terhadap izin lingkungan -> pengawasan
terhadap izin lingkungan dibutuhkan sebagai perlindungan hukum bagi lingkungan
hidup dan warga negara terhadap dampak dari penerbitan keputusan tata usaha negara
tersebut.
Sehingga terciptanya Lingkungan Hidup yang baik dan sehat

G. Pemegang Izin Lingkungan


 Identitas pemegang izin lingkungan sesuai dengan akta notaris, meliputi: nama
perusahaan; jenis usaha dan/atau kegiatan; nama penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan dan jabatan; alamat kantor; dan lokasi kegiatan
 Kewajiban Pemegang izin lingkungan berkewajiban untuk:
1. Mentaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam izin lingkungan
2. Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan
kewajiban dalam izin lingkungan kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota, dan
3. Menyediakan danapenjamin untukpemulihan fungsi lingkungan hidup sesuai
ketentuan PUU
4. Laporan disampaikan secara berkala setiap 6 bulan

H. Muatan Izin Lingkungan dan Obyek Pengawasan Izin Lingkungan


 berdasar surat keputusan kelayakan lingkungan atau rekomendasi persetujuan
UKL-UPL
 identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris
 Deskripsi lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan
 Persyaratan pemegang Izin Lingkungan, antara lain:
a. persyaratan sebagaimana tercantum dalam RKL-RPL atau UKL-UPL; dan
b. memperoleh Izin PPLH yang diperlukan;
c. persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup;
I. Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Lingkungan
Lampiran Izin Lingkungan : RKL RPL
ANDAL → Dampak penting hipotetik (DPH) → rona lingkungan hidup awal →
prakiraan dampak & evaluasi secara holistik → rencana pengelolaan lingkungan untuk
dampak penting -> rencana pemantauan lingkungan untuk dampak penting
Pengelolaan Dampak Lingkungan meliputi dampak penting dan dampak lainnya,
sumber dampak, indikator keberhasilan pengelolaan LH, bentukpengelolaan LH, lokasi
pengelolaan LH, periode pengellaan LH, Institusi pengelolaan LH
Pemantauan Dampak Lingkungan meliputi jenis dampak yang terjadi, komponen
lingkungan yang terkena dampak, dan indikator /parameter yang dipantau dan sumber
dampak
Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup meliputi metode pengumpulan dan analisis
data, lokasi pemanatauan, waktu dan frekuensi pemantauan
Institusi pemantauan Lingkungan Hidup meliputi pelaksana pemantauan, pengawas
pemantauan, dan penerima laporan pemantauan

J. AMDAL, UKL-UPL dan Izin Lingkungan pada Kawasan Industri


Setiap perusahaan Industri dalam kawasan Industri wajib memiliki UKL-UPL dan
Kawasan industri wajib memiliki Amdal kawasan.
Dasar Hukum
Pasal 8 PP 27 Tahun 2012 Dalam penyusunan dokumen AMDAL, pemrakarsa wajib
menggunakan pendekatan studi tunggal, terpadu dan kawasan
Pasal 13 ayat 1 huruf a PP No. 27 /2012 kawasan industri yang telah memiliki AMDAL
→ usaha atau kegiatan perusahaan industri yang berdampak penting terhadap LH
dikecualikan dari kewajiban menyusun AMDAL
Pasal 13 ayat 1 PP No. 27/2012 usaha atau kegiatan tersebut wajib menyusun UKL-UPL
berdasarkan dokumen RKL-RPL Kawasan industri
Contoh perubahan usaha/kegiatan di kawasan industri
Jenis usaha /kegiatan perusahaan industri baru yang belum dilingkup dalma AMDAL
kawasan industri-> perubahan keputusan kelayakan LH Kawasan Industri yaitu Amdal
baru atau Adendum Andal & RKL-RPL untuk kawasan industri -> perusahaan industri
wajib menyusun UKL-Upl berdasarkan RKL-RPL Kawasan industri

K. Perubahan Usaha/Kegiatan dan Perubahan Izin Lingkungan


 Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib mengajukan permohonan perubahan
izin lingkungan apabila usaha dan/atau kegiatan yang telah memperoleh izin lingkungan
direncanakan untuk dilakukan perubahan yang terdiri dari perubahan kepemilikan,
perubahan pengelolaan & pemantauan lingkungan, perubahan yang berpengaruh
terhadap Lingkungan Hidup (ada 9 kriteria), perubahan dampak/resiko Lingkungan
Hidup (ERA/Audit LH), Rencana usaha/kegiatan tidak dilaksanakan setelah 3 tahun izin
lingkungan diterbitkan.
 Jenis dan kriteria perubahan yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup
 Perubahan dalam alat – alat produksi
 Penambahan kapasitas produksi
 Perubahan spesifikasi teknik
 Perubahan sarana dan/atau kegiatan
 Perluasan lahan dan bagunan
 Perubahan waktu dan durasi operasi usaha dan/atau kegiatan
 Usaha dan/atau kegiatan di dalam kawasan yang belum tercakup dalam izin
lingkungan
 Perubahan kebijakan pemerintah
 Perubahan lingkungan hidup yang mendasar akibat peristiwa alam atau akibat
lainya

Dasar Hukum
 Pasal 40 ayat 3 UU No 32 tahun 2009 tentang PPLH , ketentuan Pasal 40 ayat 3 UU
PPLH diterjemahkan dalam pasal 50 dan pasal 51 PP izin Lingkungan dan akan
dijabarkan secara rinci dalam peraturan MENLH tentang pedoman Perubahan Izin
Lingkungan
 pasal 50 dan pasal 51 PP No. 27 Tahun 2012 tentang izin Lingkungan
Lima jenis perubahan usaha/kegiatan secara umum dan mekanisme perubahan izin
lingkungan secara umum
 Peraturan MENLH tentang pedoman Perubahan Izin Lingkungan meliputi jenis-jenis
perubahan, kriteria perubahan dan jenis dokumen LH, muatan dokumen LH, dan tata
cara
Tahapan/proses perubahan izin lingkungan :

1. Pemegang izin lingkungan


Pemrakarsa yang telah memiliki dokumen LH dan persetujuannya sebelum
berlakunya PP 27/2012 dan pemrakarsa yang telah memiliki dokumen LH dan/atau
SKKL atau rekomendasi UKL-UPL dan izin lingkungan setelah berlakunya PP
27/2012
2. Perubahan usaha dan/atau kegiatan
a. Perubahan kepemilikan;
b. Perubahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
c. Perubahan yang berpengaruh terhadap limgkungan hidup (9 kriteria)
d. Perubahan dampak/resiko lingkungan hidup (ERA/audit lingkungan hidup)
e. Rencana usaha/kegiatan tidak dilaksanakan setelah 3 tahun izin diterbitkan
3. Perubahan izin lingkungan
a. Tanpa melalui penyusunan dokumen LH
b. Dengan melalui penyusunan dokumen LH
■ Wajib Amdal : Amdal baru (pengembangan) Adendum, Andal dan RKL-
RPL
■ UKL-UPL : UKL-UPL baru pengembangan atau Amdal baru
pengembangan
4. Pelaksanann perubahan usaha dan/atau kegiatan

Perubahan usaha dan/atau kegiatan tidak dapat dilakukan sebelum diterbitkannya


perubahan izin lingkungan, kecuali untuk perubahan kepemilikan

L. Konsep Dasar Tata Cara Perubahan Izin Lingkungan untuk Usaha dan/atau
Kegiatan Wajib Amdal
1. Permohonan Arahan Perubahan Izin Lingkungan: Penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan mengajukan permohonan arahan tindak lanjut perubahan izin
lingkungan terkait dengan rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan yang akan
dilakukan;
2. Proses Penapisan dan Pemberian Arahan Tindak Lanjut Perubahan Izin
Lingkungan: Instansi lingkungan hidup dengan bantuan tim teknis KPA atau
pakar terkait melakukan telaahan terhadap rencana perubahan usaha dan/atau
kegiatan serta memberikan arahan tindak lanjut proses perubahan izin
lingkungan*)
3. Penyusunan Amdal Baru atau ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL:
Penangggung jawab usaha dan/atau kegiatan menyusun dokumen lingkungan
(Amdal Baru atau Adendum Andal dan RKL-RPL) sesuai dengan arahan tindak
lanjut proses perubahan izin lingkungan
4. Permohonan Izin Lingkungan dan Penilaian Dokumen LH: Penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan mengajukan perubahan izin lingkungan dan penilaian
Amdal Baru atau Adendum Andal dan RKL-RPL;
5. Penilaian Dokumen Lingkungan Hidup: Tim Teknis dan/atau KPA melakukan
penilaian Amdal Baru atau Adendum ANDAL dan RKL-RPL;
6. Penerbitkan Keputusan Perubahan SKKL dan Perubahan Izin Lingkungan:
Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenanganya
menerbitkan perubahan keputusan kelayakan lingkungan dan perubahan izin
lingkungan
Muatan Izin Lingkungan & Obyek Pengawasan Izin Lingkungan

2. Dasar diterbitkannya izin lingkungan berupa surat keputusan kelayakan lingkungan


atau rekomendasi persetujuan UKL-UP;
3. Identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris, meliputi:
a. Nama perusahaan;
b. Jenis usaha dan/atau kegiatan;
c. Nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan;
d. Alamat kantor
e. Lokasi kegiatan
4. Deskripsi lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;
5. Persyaratan pemegang Izin Lingkungan, antara lain:
a. Persyaratan sebagaimana tercantum dalam RKL-RPL atau UKL-UPL dan
b. Memperoleh Izin PPLH yang diperlukan
c. Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
6. Kewajiban pemegang izin lingkungan antara lain:
a. Memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingku- ngan dan/atau kriteria
baku kerusakan lingkungan sesu- ai dengan peraturan perundang-undangan
b. Menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dan ke wajiban yang dimuat
dalam Izin Lingkungan selama 6 (enam) bulan sekali;
c. Mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apbl direncanakan untuk
melakukan perubahan terhadap lingkup deskripsi rencana usaha dan/atau
kegiatannya.
d. Kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya ber dasarkan kepentingan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup;
7. hal-hal lain, antara lain:
a. Pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang Izin Lingkungan dapat dikenakan
sanksi administratif apabila ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum
dalam Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan;
b. Pernyataan yang menyatakan bahwa Izin Lingkungan ini dapat dibatalkan
apabila di kemudian hari ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam
Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
c. Pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang izin lingkungan wajib
memberikan akses kepada pejabat pengawas lingkungan hidup untuk melakukan
pengawasan sesuai dengan kewenangan sebagaimana tercantum dalam Pasal 74
Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
8. Masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa izin lingkungan ini berlaku
selama usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atas
usaha dan/atau kegiatan dimaksud; dan
9. Penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan

K. Penegakan hukum terhadap ijin lingkungan

a. Pasal 111 UU 32/2009 → pejabat yang menerbitkan izin lingkungan tanpa Amdal
atau UKL-UPL dan pejabat yang menerbitkan izin usaha dan/atau kegiatan tanpa
ijin lingkungan

b. Pasal 98-100 UU 32/2009 → pelanggaran Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML)


dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKL)

c. Pasal 109 UU 32/2009 → usaha dan/atau kegiatan tanpa ijin lingkungan

d. Pasal 71 PP 27/2012 → sanksi administrasi bagi pemegang izin lingkungan yang


melanggar ketentuan pasal

Anda mungkin juga menyukai