Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ayuni Kurnia Wulandari

NIM : 19219141028

Kelas : SASINDO A

soal : Jelaskan amandemen (perubahan) pertama UUD 1945, Bab, Pasal, dan Ayat
berapakah yang diamandemen? Tuliskan rumusan naskah asli dan naskah setelah perubahan,
dan berikan keterangan alasan perubahannya!

Jawab:

PERUBAHAN PERTAMA UNDANG-UNDANG DASAR

NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Perubahan Pertama, Disahkan 19 Oktober 1999 Setelah mempelajari, menelaah, dan


mempertimbangkan dengan saksama dan sungguh sungguh hal-hal yang bersifat mendasar
yang dihadapi oleh rakyat, bangsa dan Negara serta dengan menggunakan kewenangannya
berdasarkan Pasal 37 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik.

Indonesia mengubah Pasal 5 Ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 Ayat (2), Pasal 14, Pasal,15,
Pasal 17 Ayat (2) dan (3), Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara.

Republik Indonesia Tahun 1945 sehingga selengkapnya menjadi berbunyi sebagai berikut:

Pasal 5

(1) Presiden memegang kekuasan membentuk undang-undang dengan persetujuan DPR.

diubah menjadi

(1) Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR.

Pasal 7

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali.

diubah menjadi

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.

Pasal 9

Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama,
atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan MPR atau DPR sebagai berikut:

Sumpah Presiden (Wakil Presiden):


"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia
(Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang
teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya
dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa."

Janji Presiden (Wakil Presiden):

"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik


Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya,
memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan
peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa". 1)

diubah menjadi

(1) Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama,
atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan MPR atau DPR sebagai berikut:

Sumpah Presiden (Wakil Presiden):

"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia
(Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang
teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya
dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa."

Janji Presiden (Wakil Presiden):

"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik


Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya,
memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan
peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa". 1)

(2) Jika MPR atau Dewan Perwakilan Rakyat tidak dapat mengadakan sidang, Presiden dan
Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di
hadapan pimpinan MPR dengan disaksikan oleh Pimpinan Mahkamah Agung.

Pasal 13

(1) Presiden mengangkat duta dan konsul.

(2) Presiden menerima duta Negara lain.

diubah menjadi

(1) Presiden mengangkat duta dan konsul.

(2) Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR.

(3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat.
Pasal 14

Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi.

menjadi

1. Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA.

2. Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.

Pasal 15

Presiden memberi gelaran, tanda dyasa dan lain-lain tanda kehormatan.

menjadi

Presiden memberi gelar tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan
undang-undang.

Pasal 17

2. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.

3. Menteri-menteri itu memimpin Departemen Pemerintahan.

menjadi

2. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.

3. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.

Pasal 20

1. Tiap-tiap undang-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakiln rakyat.

2. Jika sesuatu rantjangan undang-undang tidak mendapat persetujuan Dewan Perwakilan


rakyat, maka rantjangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu.

menjadi

1. Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.

2. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat
persetujuan bersama.Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama,
rancangan undang-undang itu tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu.

3. Presiden mengesahkan rancangan UU yang telah disetujui bersama untuk menjadi UU.

4. Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan
oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang-undang tersebut
disetujui, rancangan UU tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan.
Pasal 21

1. Anggota-anggota Dewan Perwakilan rakyat berhak memajukan rancangan undang-undang.

2. Jika rancangan itu, meskipun disetudjui oleh DPR, tidak disahkan oleh Presiden, maka
rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu.

Menjadi Anggota DPR berhak mengajukan usul rancangan undang-undang.

ALASAN PERUBAHAN AMANDEMEN :

1. Kekuasan yang sangat besar pada lembaga eksekutif atau Presiden, dalam pasal Pasal 5

2. Presiden memegang kekuasaan membentuk UU dengan persetujuan DPR

Pasal 14 ;

“Presiden memberi grasi,amnesti,abolisi dan rehabilitasi"

Kedua pasal diatas memberikan hak-hak prerogatif kepada presiden,dimana selain sebagai
lembaga eksekutif atau pelaksana pemerintahan, maka presiden juga memiliki hak sebagai
lembaga legislatif yaitu membentuk UU, serta hak lembaga yudikatif yaitu memberikan
grasi,amnesti,rehabilitasi dan abolisi. Hak ini sangat besar potensinya untuk dijadikan alat
memperkuat kedudukan presiden.

3. Pasal-pasal yang terlalu luwes sehingga dapat menimbulkan multitafsir, salah satu
contohnya adalah Pasal 6 ;ayat(1) "Presiden adalah orang Indonesia asli", pasal ini bisa
menimbulkan penafsiran bahwa presiden haruslah orang Indonesia asli,dimana orang tuanya
berasal dari orang pribumi atau asli Indonesia. maka setelah amandemen dirubah menjadi
Pasal 6 ;

(1) Calon presiden dan calon wakil presiden hrs seorg WNI sejak kelahirannya dan tdk
pernah menerima kewarganegaraan lain krn kehendaknya sendiri,tdk pernah menghianati
negara,serta mampu secara rohani dan jasmani utk melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagai presiden dan wakil presiden

4. Kewenangan pada Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang ,


sebelum amandemen Presiden memiliki kekuasaan yang besar untuk mengatur hal-hal
penting melalui UU,misalnya tentang HAM Sebelumnya hanya diatur dengan UU Setelah
amandemen UUD NRI 1945 diatur dalam pasal 28a sampai 28i.

5.Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara belum cukup didukung
ketentuan konstitusi, sehingga banyak terjadi penyelewengan-penyelewengan dalam praktik
ketatanegaraan,disebabkan kurangnya keterbukaan dalam pelaksanaannya.Akibat adanya
praktik penyelenggaraan negara yang tidak sesuai dengan UUD NRI 1945

Anda mungkin juga menyukai