NIM : 19219141028
Kelas : SASINDO A
soal : Jelaskan amandemen (perubahan) pertama UUD 1945, Bab, Pasal, dan Ayat
berapakah yang diamandemen? Tuliskan rumusan naskah asli dan naskah setelah perubahan,
dan berikan keterangan alasan perubahannya!
Jawab:
Indonesia mengubah Pasal 5 Ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 Ayat (2), Pasal 14, Pasal,15,
Pasal 17 Ayat (2) dan (3), Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara.
Republik Indonesia Tahun 1945 sehingga selengkapnya menjadi berbunyi sebagai berikut:
Pasal 5
diubah menjadi
Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali.
diubah menjadi
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.
Pasal 9
Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama,
atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan MPR atau DPR sebagai berikut:
diubah menjadi
(1) Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama,
atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan MPR atau DPR sebagai berikut:
"Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia
(Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang
teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya
dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa."
(2) Jika MPR atau Dewan Perwakilan Rakyat tidak dapat mengadakan sidang, Presiden dan
Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di
hadapan pimpinan MPR dengan disaksikan oleh Pimpinan Mahkamah Agung.
Pasal 13
diubah menjadi
(3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat.
Pasal 14
menjadi
Pasal 15
menjadi
Presiden memberi gelar tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan
undang-undang.
Pasal 17
menjadi
Pasal 20
menjadi
2. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat
persetujuan bersama.Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama,
rancangan undang-undang itu tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu.
3. Presiden mengesahkan rancangan UU yang telah disetujui bersama untuk menjadi UU.
4. Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan
oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang-undang tersebut
disetujui, rancangan UU tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan.
Pasal 21
2. Jika rancangan itu, meskipun disetudjui oleh DPR, tidak disahkan oleh Presiden, maka
rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu.
1. Kekuasan yang sangat besar pada lembaga eksekutif atau Presiden, dalam pasal Pasal 5
Pasal 14 ;
Kedua pasal diatas memberikan hak-hak prerogatif kepada presiden,dimana selain sebagai
lembaga eksekutif atau pelaksana pemerintahan, maka presiden juga memiliki hak sebagai
lembaga legislatif yaitu membentuk UU, serta hak lembaga yudikatif yaitu memberikan
grasi,amnesti,rehabilitasi dan abolisi. Hak ini sangat besar potensinya untuk dijadikan alat
memperkuat kedudukan presiden.
3. Pasal-pasal yang terlalu luwes sehingga dapat menimbulkan multitafsir, salah satu
contohnya adalah Pasal 6 ;ayat(1) "Presiden adalah orang Indonesia asli", pasal ini bisa
menimbulkan penafsiran bahwa presiden haruslah orang Indonesia asli,dimana orang tuanya
berasal dari orang pribumi atau asli Indonesia. maka setelah amandemen dirubah menjadi
Pasal 6 ;
(1) Calon presiden dan calon wakil presiden hrs seorg WNI sejak kelahirannya dan tdk
pernah menerima kewarganegaraan lain krn kehendaknya sendiri,tdk pernah menghianati
negara,serta mampu secara rohani dan jasmani utk melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagai presiden dan wakil presiden
5.Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara belum cukup didukung
ketentuan konstitusi, sehingga banyak terjadi penyelewengan-penyelewengan dalam praktik
ketatanegaraan,disebabkan kurangnya keterbukaan dalam pelaksanaannya.Akibat adanya
praktik penyelenggaraan negara yang tidak sesuai dengan UUD NRI 1945