Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Latar belakang
Gerakan Nonblok (GBN) atau yang dalam bahasa inggris disebut Non-Aligned Movement adalah
organisasi internasional yang berkeinginan untuk lepas dari kekuatan blok mana pun. Munculnya
organisasi ini karena perbedaan ideologi yang membuat negara berkembang sulit membangun
perekonomiannya. Blok Barat maupun Blok Timur sama sama mengklaim ideologinya yang paling
benar. Pertarungan ideologi keduanya lebih banyak berdampak negatif.
Menyadari pengutuban dunia dalam dua blok tersebut indonesia akhirnya memutuskan
menerapkan sistem politik luar negeri bebas aktif diperkenalkan pertama kali oleh Bung Hatta pada
2 September 1948. Dasar hukum pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif dijelaskan dalam
pembukaan UUD 1945 alinea 1 dan 4.
Pada 28 April sampai dengan 2 Mei 1954 diselenggarakan Konferensi Kolombo di Srilanka.
Konferensi yang menjadi pelopor diadakannya KAA ini dihadiri oleh :
KAA menjadi cikal bakal lahirnya GNB. GNB bukanlah suatu organisasi yang bertujuan membentuk
blok sendiri. Pada akhir konferensi ditanda tangani sebuah Deklarasi yang dikenal sebagai Deklarasi
Bandung atau DASASILA bandung.
Pada awal berdirinya, GNB hanya beranggota 25 negara. Namun, dalam perkembangannya,
keanggotaannya terus bertambah setiap tahun. Bagi negara yang ingin bergabung dengan GNB, ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut.
3. Tidak menjadi anggota salah satu pakta militer Amerika serika atau Unit Soviet.
1. Meredakan ketegangan dunia sebagai akibat persaingan dan permusuhan dua blok adidaya.
2. Mengusahakan terciptanya suasana dunia yang aman dan damai.
5. Memperjuangkan kebebasan dalam bidang ekonomi dan kerja sama atas dasar persamaan
derajat.
7. Menggalang kerja sama antara negara berkembang dan negara maju menuju terciptanya tatanan
ekonomi dunia baru.
d. Ke eksistensian GNB
Pertemuan pertama GNB dihadiri oleh 25 pemimpin negara ditambah 3 negara peninjau. Dimana ke-
25 negara itu ialah negara-negara berkembang yang baru merdeka pada sekitaran tahun 1961.
Dimana Indonesia termasuk pendirinya. Pada masa itu, GNB lebih bertujuan untuk meredakan
Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Namun setelahnya, tujuan GNB pun terus
berkembang meliputi kerjasama antarbangsa pada bidang-bidang lainnya sesuai kesepakatan
mereka.
GNB sangat dibutuhkan karena dapat dijadikan poros yang memiliki kekuatan dalam PBB untuk
memperjuangkan keberadaan dan hak daripada negara-negara berkembang. Perlu diketahui bahwa
sekitar enam puluh persen dari anggota PBB juga anggota dari GNB. Perwakilan Tetap RI di PBB,
Duta Besar Hasan Kleib juga menyatakan bahwa GNB masih relevan sebagai persatuan yang memilki
sifat penekan terbesar dalam organisasi PBB untuk menekan negara-negara adikuasa yang acapkali
mendominasi. Adanya keanggotaan-keanggotaan baru dalam GNB pun juga menunjukkan relevansi
terhadap eksistensi GNB di abad ke-21 ini.
Sebagai salah satu negara pendiri GNB, Indonesia perlu membuktikan relevansi eksistensi GNB di
abad ke-21 ini. Namun begitu, GNB harus lebih dipoles agar lebih sesuai dengan keadaan di abad ke-
21 ini. Dimana selain dominasi negara maju dalam perekonomian dan pembangunan, dunia juga
tengah mengalami dinamika sosial di dalam masing-masing negara. Tak lain, dinamika itu sendiri
juga disebabkan oleh persoalan politik, menyangkut sistem dan kehidupan politik, terorisme,
derasnya arus globalisasi, kesenjangan ekonomi yang kian meluas, permasalahan toleransi antar-
umat beragama, dan sebagainya.
Peran Indonesia dalam gerakan non blok dilaksanakan dalam beberapa pertemuan. Pertemuan
Gerakan Non Blok ini berlangsung tiga tahun sekali. Setelah pelaksanaan konferensi, kepala
pemerintah ataupun kepala negara tuan rumah konferensi akan dijadikan sebagai ketua gerakan
dengan masa jabatan selama tiga tahun. Di bawah ini terdapat beberapa pertemuan Gerakan Non
Blok.
KTT III bertempat di Lusaka pada tanggal 8 September 1970 – 10 September 1970
KTT VII bertempat di New Delhi pada tanggal 7 Maret 1983 – 12 Maret 1983
KTT VIII bertempat di Harare pada tanggal 1 September 1986 – 6 September 1986
KTT XI bertempat di Cartagena de Indias pada tanggal 18 Oktober 1995 – 20 Oktober 1995
KTT XII bertempat di Durban pada tanggal 2 September 1998 – 3 September 1998
KTT XIII bertempat di Kuala Lumpur pada tanggal 20 Februari 2003 – 25 Februari 2003
KTT XIV bertempat di Havana pada tanggal 11 September 2006 – 16 September 2006
Pada tahun 1990, lebih tepatnya setelah keruntuhan Uni Soviet, Gerakan Non Blok lebih
memperhatikan kerjasama dalam bidang politk, ekonomi dan pembangunan negara. Peran
Indonesia dalam Gerakan Non Blok tersebut bertahan dan berlanjut sampai sekarang.
Note ; sudah dirangkum dan penting semua. SEMANGAT NGEDIT PPT YANG BAGUS OKE !!!!