Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEREKONOMIAN INDONESIA

“Kebijakan Ekspor Impor Indonesia”

Disusun Oleh:

NurulSafina H Do Ibrahim

02041711109

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya
makalah yang berjudul “Kebijakan Ekspor Impor Indonesia”. Makalah yang masih perlu
dikembangkan lebih jauh ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membacanya.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Perkonomian Indonesia, secara garis besar
membahas Definisi Kebijakan Ekspor Impor Yang Ada Di Indonesia, .
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak,
penulis tidak mungkin menyelesaikan penyusunan makalah ini, untuk itu ucapan terima kasih
penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu. Penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang konstruktif, terutama dari Bapak Dosen dan teman-teman.

Ternate, 1 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…..…………………………………………...…….…………… i
DAFTAR ISI...……….………………………………………………………………...... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..……………………..……………………….…………................. 1
B. Rumusan Masalah…..…………………..…………………………………............. 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian tentang ekspor
1. Tujuan dan manfaat ekspor ……….......................................................... 2
2. Kebijakan ekspor ...................................................................................... 3-4
3. Pengelompokan barnag ekspor ................................................................. 4-6
B. Pengertian tentang impor
1. Tujuan dan manfaat impor ………............................................................ 6-7
2. Kebijakan impor ........................................................................................ 7-8

BAB III PENTUTUP


A. Kesimpulan ..………………………………………………………..………..... 9
B. Saran ………………………………………………………………………….. 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah tertentu, tetapi
dengan semakin berkembangnya arus perdagangan maka hubungan dagang tersebut tidak hanya
dilakukan antara para pengusaha dalam satu negara saja, tetapi juga dengan para perdagangan
dari negara lain, tidak terkecuali Indonesia. Bahkan hubungan-hubungan dagang tersebut
semakin beraneka ragam, termasuk cara pembayarannya. Kegiatan ekspor impor didasari oleh
kondisi bahwa tidak ada suatu negara yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling
membutuhkan dan saling mengisi.
Setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim,
geografi, demografi, struktur ekonomi, dan struktur sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan
perbedaan komoditas yang di hasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas
produk. Secara langsung atau tidak langsung membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang atau
jasa antara satu negara dengan negara lain. Transaksi perdagangan internasional yang lebih
dikenal dengan istilah ekspor-impor, pada hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana yang
tidak lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat
tinggal atau berdomisili di negara-negara yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian Ekspor?
2. Bagaimana Tujuan dan Manfaat Kegiatan Ekspor?
3. Bagaimana kebijakan Ekspor?
4. Bagaimana Pengelompokan Barang Ekspor?
5. Apa itu pengertian Impor?
6. Bagaimana Tujuan dan Manfaat Kegiatan Impor?
7. Bagaimana kebijakan Impor?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. EKSPOR
1. Pengertian Ekspor
Ekspor adalah kegiatan menjual barang dari dalam ke luar negeri. Orang atau pihak yang
melakukan kegiatan ekspor disebut eksportir. Kegiatan ekspor yang meningkat akan memberikan
keuntungan bagi negara, yaitu negara memperoleh peningkatan pendapatan yaitu dari pajak
barang yang diekspor. Selain itu ada pula pihak-pihak dalam negeri yang juga mendapat
keuntungan seperti perusahaan transportasi, perusahaan asuransi, perusahaan penghasil barang
yang diekspor. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia terus meningkatkan usaha-usaha yang dapat
mendorong kegiatan ekspor.
Berdasarkan ketentuan pemerintah, setiap eksportir yang akan melaksanakan kegiatan
ekspor biasanya meminta izin kepada pemerintah. Izin untuk melaksanakan ekspor diterbitkan
dalam bentuk Surat Pengakuan Eksportir dan Ekspor (APE). Eksportir yang bersangkutan hanya
diperkenankan untuk melaksanakan ekspor jenis komoditi sebagaimana tercantum dalam Surat
Pengakuan Eksportir.

2. Tujuan dan Manfaat Kegiatan Ekspor


Tujuan Kegiatan Ekspor yaitu :
a. Meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta untuk memperoleh harga
jual yang lebih baik
b. Membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan pasar dalam negeri
c. Memanfaatkan kelebihan komoditas yang telah dimiliki
d. Membiasakan diri bersaing dalam pasar internasional sehingga mampu bersaing dengan
negara lain

Manfaat Kegiatan Ekspor yaitu :


a. Memperluas pasar bagi Indonesia
b. Menambah devisa Negara
c. Memperluas devisa Negara

2
3. Kebijakan Ekspor
Ekspor suatu negara harus lebih besar daripada impor agar tidak terjadi defisit dalam
neraca pembayaran. Oleh karena itu pemerintah selalu berusaha mendorong ekspor melalui
kebijakan ekspor dengan cara berikut :
a) Diversifikasi Ekspor atau Menambah Keragaman Barang Ekspor
Diversifikasi ekspor merupakan penganekaragaman barang ekspor dengan
memperbanyak macam dan jenis barang yang diekspor. Misalnya Indonesia awalnya
hanya mengekspor tekstil dan karet, kemudian menambah komoditas ekspor seperti kayu
lapis, gas LNG (Liquid Natural Gas), rumput laut dan sebagainya. Diversifikasi ekspor
dengan menambah macam barang yang diekspor ini dinamakan diversifikasi horizontal.
Sedangkan diversifikasi ekspor dengan menambah variasi barang yang diekspor seperti
karet diolah dahulu menjadi berbagai macam ban mobil dan motor atau kapas diolah
dahulu menjadi kain lalu diproses menjadi pakaian, diversifikasi yang demikian ini
disebut diversifikasi vertikal.
b) Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor diberikan dengan cara memberikan subsidi/bantuan kepada eksportir
dalam bentuk keringanan pajak, tarif angkutan yang murah, kemudahan dalam mengurus
ekspor, dan kemudahan dalam memperoleh kredit dengan bunga yang rendah.
c) Premi Ekspor
Untuk lebih meningkatkan dan mendorong para produsen dan eksportir, pemerintah dapat
memberikan premi atau insentif, misalnya penghargaan atas kualitas barang yang
diekspor. Pemberian bantuan keuangan dari pemerintah kepada pengusaha kecil dan
menengah yang orientasi usahanya ekspor.
d) Devaluasi
Devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam
negeri (rupiah) terhadap mata uang asing. Dengan kebijakan devaluasi akan
mengakibatkan harga barang ekspor di luar negeri lebih murah bila diukur dengan mata
uang asing (dollar), sehingga dapat meningkatkan ekspor dan bisa bersaing di pasar
internasional.

3
e) Meningkatkan Promosi Dagang ke Luar Negeri
Pemasaran suatu produk dapat ditingkatkan dengan mempromosikan produk yang akan
dijual. Untuk meningkatkan ekspor ke luar negeri maka pemerintah berusaha dengan
melakukan promosi dagang ke luar negeri, misalnya dengan mengadakan pameran
dagang di luar negeri agar produk dalam negeri lebih dapat dikenal.
f) Menjaga Kestabilan Nilai Kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing
Kestabilan nilai kurs rupiah terhadap mata uang asing sangat dibutuhkan oleh para
importir dan pengusaha yang menggunakan produk luar negeri untuk kelangsungan usaha
dan kepastian usahanya. Bila nilai kurs mata uang asing terlalu tinggi membuat para
pengusaha yang bahan baku produksinya dari luar negeri akan mengalami kesulitan
karena harus menyediakan dana yang lebih besar untuk membiayai pembelian barang
dari luar negeri. Akibatnya harga barang yang diproduksi oleh pengusaha tersebut
menjadi mahal. Hal ini dapat menurunkan omzet penjualan dan menurunkan laba usaha,
yang akhirnya akan mengganggu kelangsungan hidup usahanya.
g) Mengadakan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Internasional
Melakukan perjanjian kerja sama ekonomi baik bilateral, regional maupun multilateral
akan dapat membuka dan memperluas pasar bagi produk dalam negeri di luar negeri,
serta dapat menghasilkan kontrak pembelian produk dalam negeri oleh negara lain.
Misalnya perjanjian kontrak pembelian LNG (Liquid Natural Gas) Indonesia yang
dilakukan oleh Jepang dan Korea Selatan.

4. Pengelompokan Barang Ekspor


Pada keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 10/MPP/SK/1/1996 barang
ekspor digolongkan dalam empat kelompok berikut ini :
a. Barang yang Diatur Tata Niaga Ekspornya
Barang-barang ini meliputi tekstil dan produk tekstil, kerajinan rotan, kayu dan produk
kayu, barang hasil industri dan kerajinan kayu cendana, kopi, dan cengkeh.
b. Barang yang Diawasi Ekspornya
Barang yang diawasi ekspornya adalah barang yang ekspornya hanya dapat dilakukan
dengan persetujuan Menteri Perindustrian dan Perdagangan atau pejabat yang ditunjuk. Adapun
barang-barang yang diawasi ekspornya adalah :

4
1) Kacang kedelai, pecah atau utuh
2) Padi dan beras
3) Tepung gandum, tepung beras, tepung jagung, dan tepung gandum hitam
4) Tepung halus dan tepung kasar dari kacang kedelai
5) Gula tebu atau bit dalam bentuk padat
6) Ternak hidup seperti sapi dan kerbau
7) Binatang liar dan tumbuhan alam yang dilindungi secara terbatas
8) Jenis hasil perikanan dalam keadaan hidup
9) Inti kelapa sawit
10) Pupuk urea
11) Emas dan perak dalam berbagai bentuk
12) Minyak dan gas bumi
13) Timah

c. Barang-barang yang Dilarang untuk Diekspor


Barang yang dilarang ekspornya adalah barang-barang yang tidak boleh diekspor.
Adapun yang termasuk golongan ini adalah :
1) Jenis ikan arwana, benih ikan sidat, ikan hias air tawar botia macracanthu ukuran di atas
15 cm, udang galah (udang air tawar) di bawah ukuran 8 cm, udang penaeidae.
2) Binatang liar dan tumbuhan liar yang dilindungi secara mutlak
3) Kulit mentah, binatang melata/reptile
4) Karet bongkah
5) Limbah dari besi tuang dan baja stainless
6) Sisa dari tembaga
7) Kuningan rongsokan
8) Barang kuno yang bernilai kebudayaan

d. Barang yang Bebas Ekspor


Barang yang bebas ekspor adalah barang yang tidak termasuk ke dalam kelompok barang
yang diatur tata niaganya, diawasi, dan dilarang ekspornya dan digolongkan ke dalam barang
yang bebas ekspornya.

5
Suatu komoditi yang memiliki potensi untuk ekspor mempunyai ciri-ciri antara lain :
1) Mempunyai surplus produksi atau kelebihan jumlah produksi sehingga belum dapat
dikonsumsi seluruhnya di dalam negeri
2) Mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu seperti langka, murah, mutu baik, atau unik
jika dibandingkan dengan komoditi serupa yang diproduksi negara lain
3) Komoditi sengaja diproduksi untuk tujuan ekspor
4) Komoditi itu memperoleh izin pemerintah untuk ekspor

B. IMPOR
1. Pengertian Impor
Impor adalah kegiatan membeli barang atau jasa dari luar negeri. Orang atau pihak yang
mengimpor barang atau jasa tersebut disebut importir. Misalnya Indonesia tidak memiliki
tanaman gandum karena gandum tidak bisa tumbuh di Indonesia, untuk itu pihak Indonesia
meminta bantuan negara lain untuk mendatangkan gandum ke Indonesia. Kegiatan tersebut
disebut kegiatan impor.
Setiap importir harus memiliki izin kegiatan pengimporan barang dari pemerintah. Izin
dari pemerintah kepada importir dikeluarkan dalam bentuk TAPPI (Tanda Pengenal Pengakuan
Importir). Di mana jenis komoditas yang dapat diimpor disebutkan dalam izin tersebut. Untuk
mendapatkan barang yang diinginkan harus mengirimkan pesanan kepada eksportir yang ada di
luar negeri. Setelah ada kata kesepakatan dan syarat-syarat telah dilengkapi maka barang akan
dikirim oleh eksportir ke luar negeri.

Kegiatan impor terjadi karena faktor-faktor berikut :


a. Negara pengimpor kekurangan pasokan beberapa barang tertentu. Contohnya Imdonesia
mengimpor beras dari Thailand karena produksi beras dalam negeri tidak mencukupi
kebutuhan.
b. Teknologi yang modern. Misalnya suatu negara belum mampu memproduksi barang
elektronik dengan kualitas yang baik, maka negara itu perlu mengimpor barang
elektronik dari negara yang teknologinya lebih maju. Negara maju yang lebih menguasai

6
teknologi dapat menghasilkan barang-barang yang berkualitas bagus sehingga produk-
produk itu dapat laku di pasaran.
c. Harga yang lebih murah. Pada era globalisasi seperti ini harga barang sangat kompetitif.
Konsumen yang pintar tentu lebih menginginkan produk dengan harga yang lebih murah
bila kualitas barang akan dibeli sama. Hal inilah yang menyebabkan orang atau pihak
dalam negeri mengimpor barang dari luar negeri.
d. Permintaan pasar atau selera konsumen yang berbeda-beda juga merupakan penyebab
importir mendatangkan barang dari luar negeri.

2. Tujuan dan Manfaat Kegiatan Impor


Tujuan Kegiatan Impor yaitu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang-
barang dengan cara mendatangkan barang yang belum tersedia di dalam negeri dari luar negeri.

Manfaat Impor yaitu :


a. Memperoleh barang dan jasa yang tidak bisa dihasilkan
b. Memperoleh teknologi modern
c. Memperoleh bahan baku

3. Kebijakan Impor
Kegiatan impor di satu pihak sangat dibutuhkan oleh suatu negara untuk memenuhi
kebutuhannya, tetapi di lain pihak dapat merugikan perkembangan industri dalam negeri. Agar
tidak merugikan produk dalam negeri diperlukan adanya kebijakan impor untuk melindungi
produk dalam negeri dengan cara berikut :

a. Pengenaan Bea Masuk


Barang impor yang masuk ke dalam negeri dikenakan bea masuk yang tinggi sehingga
harga jual barang impor menjadi mahal. Hal ini dapat mengurangi hasrat masyarakat membeli
barang impor dan produk dalam negeri dapat bersaing dengan produk impor

7
b. Kuota Impor
Kuota impor merupakan suatu kebijakan untuk membatasi jumlah barang impor yang
masuk ke dalam negeri. Dengan dibatasinya jumlah produk impor mengakibatkan harga barang
impor tetap mahal dan produk dalam negeri dapat bersaing dan laku di pasaran.
c. Pengendalian Devisa
Dalam pengendalian devisa, jumlah devisa yang disediakan untuk membayar barang
impor dijatah dan dibatasi sehingga importir mau tidak mau juga membatasi jumlah barang
impor yang akan dibeli.
d. Substitusi Impor
Kebijakan mengadakan substitusi impor ditujukan untuk mengurangi ketergantungan
terhadap luar negeri dengan mendorong produsen dalam negeri agar dapat membuat sendiri
barang-barang yang diimpor dari luar negeri.
e. Devaluasi
Kebijakan berupa devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai
mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Misalnya 1US$ = Rp 8.000 menjadi 1USS$ =
Rp 10.000. dengan devaluasi dapat menyebabkan harga barang impor menjadi lebih mahal,
dihitung dengan mata uang dalam negeri, sehingga akan mengurangi pembelian barang impor.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam perdagangan internasional terdapat dua kegiatan pokok, yaitu kegiatan ekspor dan
kegiatan impor. Ekspor adalah kegiatan menjual barang dari dalam ke luar negeri. Orang atau
pihak yang melakukan kegiatan ekspor disebut eksportir.
Kebijakan ekspor yaitu :
1. Diversifikasi Ekspor atau Menambah Keragaman Barang Ekspor
2. Subsidi Ekspor
3. Premi Ekspor
4. Devaluasi
5. Meningkatkan Promosi Dagang ke Luar Negeri
6. Menjaga Kestabilan Nilai Kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing
7. Mengadakan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Internasional

Pengelompokan barang ekspor digolongkan dalam empat kelompok yaitu Barang yang
diatur tata niaga ekspornya, Barang yang diawasi ekspornya, Barang-barang yang dilarang untuk
diekspor, dan Barang yang bebas ekspor.
Impor adalah kegiatan membeli barang atau jasa dari luar negeri. Orang atau pihak yang
mengimpor barang atau jasa tersebut disebut importir.
Kebijakan impor yaitu :
1. Pengenaan Bea Masuk
2. Kuota Impor
3. Pengendalian Devisa
4. Substitusi Impor
5. Devaluasi

B. Saran
Bagi pembaca setelah membaca makalah ini di harapkan lebih memahami kebijakan
perdagangan internasional terhadap kebijakan ekspor dan impor.

9
DAFTAR PUSTAKA

Indrastuti, dkk.2008.Ilmu Pengetahuan Sosial 6.Jakarta: Pusat Perbukuan.


Wijayanti, Diatmika, dkk.2013.IPS Terpadu.Klaten : Intan Pariwara.
http://www.ssbelajar.net/2014/05/kebijakan-expor-dan-impor-perdagangan-internasional.html
Http://genggaminternet.com/pengertian-tujuan-manfaat-kegiatan-ekspor-dan-impor/

10

Anda mungkin juga menyukai