Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

METABOLISME LEMAK

Dislipidemia

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Metabolisme Zat Gizi Makro
Dosen Pengampu : Zana Fitriana Octavia, S. Gz, M. Gizi

Disusun oleh :

1. Titin Priyanti (1897026088)


2. Kayes Aghnissa Ar Rohim (1897026089)
3. Rizka Tri Kartika (1897026090)
4. Mir’atuts Tsaniyyatul Munaa (1897026091)
5. Elviana Agustin (1807026092)
6. Ines Rohmattul Hinyah (1897026093)

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, puji syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan berkat, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah mata kuliah Metabolisme Zat Gizi Makro
yang bertemakan “Penyakit Pada Metabolisme Lemak: Nieman Pick” dengan tepat
waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, berdasarkan referensi dari
buku, internet, dan jurnal ilmiah sebagai penunjang untuk memerlancar penyusunan
makalah guna memenuhi tugas mata kuliah Metabolisme Zat Gizi Makro.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, kami menyadari
banyaknya kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun, serta koreksi penulisan makalah sangat kami
harapkan untuk memperbaiki makalah selanjutnya, semoga makalah yang kami susun
dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, 24 Oktober 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap mahluk hidup pasti tidak lepas dari lemak dan minyak. Keduanya
merupakan trigliserida yang di mana keduanya memiliki sifat seperti umumnya
diperoleh dari hewan, berwujud padat pada suhu ruang, tersusun dari asam lemak
jenuh. Sedangkan untuk minyak memiliki sifat seperti umumnya diperoleh dari
tumbuhan, berwujud cair pada suhu ruang, tersusun dari asam lemak tak jenuh. Itu
beberapa bagian dari sifat lemak dan minyak sehingga dari kedua bagian ini dapat
disimpulkan bahwa lemak dan minyak mempunyai persamaan yang sama akan tetapi
sifat yang bertolak belakang dan berbeda.
Lemak adalah sumber energi penting bagi tubuh. Tubuh menyimpan lemak
secara konstan, diuraikan dan dibentuk kembali untuk menyeimbangkan kebutuhan
energi tubuh dengan persediaan makanan. Kelompok enzim khusus membantu tubuh
menguraikan dan memproses lemak. Beberapa ketidaknormalan pada enzim ini bisa
menyebabkan bertambahnya zat-zat lemak yang secara alami akan sulit diuraikan oleh
enzim. Sepanjang waktu, penumpukan bahan bahan ini bisa membahayakan
banyak organ tubuh. Gangguan disebabkan oleh penumpukan lemak disebut sebagai
Lipidoses.
Sebagaian besar lemak yang terdapat di dalam tubuh akan masuk ke dalam
kategori asam lemak dan triasilgliserol, gliserofosfolipid, sfingolipid, eikosanoid,
kolesterol, garamempedu, dan hormone steroid serta vitamin larut lemak. Lemak-
lemak ini memiliki fungsi dan struktur kimia yang sangat beragam. Namun, mereka
memiliki satu sifat yang sama yaitu relative tidak larut dalam air
Gangguan metabolisme lemak dapat memicu timbulnya berbagai penyakit
dalam tubuh manusia, apabila gangguan metabolisme tidak teratur maka hal-hal yang
tidak diinginkan akan terjadi dan menyebabkan kerugian pada tubuh manusia. Dalam
makalah ini akan menjelaskan gangguan metabolisme lemak yang disebut dengan
dislipidemia. Dislipidemia adalah suatu kelainan yang terjadi pada metabolisme
lipoprotein, baik itu berlebihan ataupun kekurangan.
Di Indonesia gangguan metabolise lemak menjadi masalah yang sering
dialami banyak masyarakat, seperti kolsterol tinggi dan yang menjadi penyebab
kematian utama yaitu jantung koroner. Hal ini disebabkan karena pola makan dan
kebiasaan yang dilakukan oleh kebanyakan masyarakat Indonesia adalah kurang
sehat. Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko utama aterosklerosis dan
penyakit jantung koroner. Dislipidemia juga menjadi salah satu komponen dalam trias
sindrom metabolik selain diabetes dan hipertensi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dislipidemia?
2. Bagaimana hubungan dislipidemia dengan metabolisme protein?
3. Bagimana penanganan dislipidemia dari aspek gizi?

C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi dari dislipidemia
2. Mengetahui dan memahai hubungan antara dislipidemia dengan metabolisme protein
3. Mengetahui penanganan dislipidemia dari aspek gizi
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI DISLIPIDEMIA
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai peningkatan kolesterol
total, kolesterol LDL, trigliserida di atas nilai normal serta penurunan kolesterol HDL di
dalam darah (Setiono, 2012).
Dislipidemia merupakan sebuah faktor resiko yang besar di dalam pembentukan dan
perkembangan dari aterosklerosis, dan hal ini meningkatkan resiko terjadinya penyakit
kardiovaskuler. Dislipidemia muncul melalui interaksi kompleks antara faktor genetik
dan lingkungan. Bentuk yang paling umum ditemui dari dislipidemia adalah
hiperlipidemia, yang didefinisikan sebagai kenaikan yang tidak normal dari lipid atau
lipoprotein dalam darah(Firdaus, 2017)
Menurut Tjokroprawiro (2015), dislipidemia terbagi atas dislipidemia primer dan
dislipidemia skunder.
1. Dislipidemia primer
Dislipidemia primer adalah dislipidemia akibat kelainan genetik.
2. Dislipidemia sekunder
Dislipidemia sekunder adalah dislipidemia yang terjadi akibat suatu penyakit lain.
Tata laksana penyakit primer akan memperbaiki dislipidemia yang ada.
Penyakit primer yang sering menimbulkan dislipidemia sekunder antara lain:
 Diabetes melitus
 Sindroma metabolik
 Hipertiroidisme
 Penyakit hati obstruktif
 Sindromanefrotik

B. HUBUNGAN ANTARA DISLIPIDEMIA DENGAN METABOLISME LEMAK


Dislipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar Low Density
Lipoprotein (LDL), kolestrol dalam darah, atau trigliserida dalam darah yang dapat
disertai dengan penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL). (Kumar.2007). Low
Density Lipoprotein (LDL) disebut juga β-lipoprotein yang mengandung 21% protein
dan 78% lemak. LDL dikatakan kolesterol jahat karena LDL berperan membawa
kolesterol ke sel dan jaringan tubuh, sehingga bila jumlahnya berlebihan, kolesterol
dapat menumpuk dan mengendap pada dinding pembuluh darah dan mengeras menjadi
plak. Plak dibentuk dari unsur lemak, kolesterol, kalsium, produk sisa sel dan materi-
materi yang berperan dalam proses pembekuan darah. Hal inilah yang kemudian dapat
berkembang menjadi menebal dan mengerasnya pembuluh darah. (Gandha, 2009).
Trigliserida yang berlebihan dalam sirkulasi juga dapat mempengaruhi
lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan HDL mengalami lipolisis, akan terbentuk
small dense LDL dan HDL. Abnormalitas ini secara tipikal ditandai oleh kadar
kolesterol HDL yang rendah (Antonioet al.,2005).
Trigliserida dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit
mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas sedang
kolesterol sebagai kolesterol teresterifikasi. Di dalam usus halus, asam lemak bebas
akan diubah lagi menjadi trigliserida, sedangkan kolesterol mengalami esterifi kasi
menjadi kolesterol ester dan keduanya bersama-sama dengan fosfolipid dan
apoliprotein membentuk lipoprotein yang dikenal sebagai kilomikron. Kilomikron
masuk ke dalam saluran limfa dan akhirnya melalui duktus torasikus (saluran limfa)
masuk ke dalam aliran darah. Trigliserida dalam kilomikron mengalami hidrolisis oleh
enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel pembuluh darah menjadi asam lemak
bebas/free fa y acid (FFA) dan non-esterifi ed fa y acid (NEFA). Asam lemak bebas
dapat disimpan sebagai trigliserida kembali di jaringan lemak (adiposa), tetapi bila
terdapat dalam jumlah yang banyak, sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan
untuk pembentukan trigliserida hati. Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar
trigliserida akan menjadi kilomikron remnant (kilomikron sisa) yang mengandung
esterkolesterol dan dibawa ke hati.
C. PENANGANAN DISLIPIDEMIA DARI ASPEK GIZI
1. Diet
Diet yang dapat dipakai untuk menurunkan kolesterol LDL adalah diet
asam lemak tidak jenuh seperti MUFA dan PUFA.Konsumsi PUFA omega-3,
PUFA omega-6, dan MUFA berhubungan dengan peningkatan konsentrasi
kolesterol HDL sampai 5% dan penurunan TG sebesar 10-15%. (PERKI.2017)
Makanan kaya karbohidrat merupakan salah satu pilihan untuk
menggantikan diet lemak jenuh. Akan tetapi diet kaya karbohidrat (>60% kalori
total) dapat menurunkan konsentrasi kolesterol HDL dan peningkatan TG.
Sehingga asupan karbohidrat dianjurkan kurang dari 60% kalori total. Diet
karbohidrat kaya serat dianggap diet optimal pengganti lemak jenuh. Berikut
adalah tabel pengaruh gaya hidup terhadap konsentrasi kolesterol
LDL.(PERKI.2017)

Berikut merupakan Rekomendasi diet untuk menurunkan konsentrasi


kolesterol LDL dan profil lipid lainnya.(PERKI.2017)
a. Syarat diet : (Depkes.2013)
 Energi disesuaikan menurut Berat Badan dan aktivitas fisik. Jumlah energi dibatasi
pada pasienyang gemuk.
 Protein 10-20 % dari energi total.
 Lemak kurang dari 30 % energi total, diutamakan lemak tidak jenuh. Kolesterol
200-300 mg/hari.
 Karbohidrat 50-60 % energi total.
 Serat lebih dari 25 g/hari
b. Cara diet Mediteranian adalah : (Mahan, L. dkk. 2017)
1. Menggunakan lemak sehat atau lemak tidak jenuh untuk mengolah/menyiapkan
makanan. Mengganti mentega, margarine, krim, minyak goreng (minyak
kelapa/minyak kelapa sawit) dengan minyak zaitun, atau minyak kacang kedelai
2. Mengkonsumsi sayuran dan buah – buahan dengan porsi yang lebih banyak setiap
kali makan
3. Mengganti tehnik memasak yang menggunakan banyak lemak seperti menggoreng
atau kuah santan dengan memanggang, mengukus, atau menumis dengan sedikit
minyak.
4. Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung banyak gula dan
garam, mengganti snack manis dengan buah – buahan.
5. Mengurangi konsumsi daging merah, diganti dengan ikan, daging ayam tanpa kulit,
kacang – kacangan.
6. Memperbanyak penggunaan bawang putih, bawang merah, daun bawang sebagai
bumbu masak
7. Bahan makanan yang dianjurkan pada diet Mediteranian ini antara lain sayuran,
buah – buahan, kacang – kacangan, dan biji – bijian, minyak zaitun, minyak ikan,
minyak kacang kedelai, ikan, daging ayam tanpa kulit, susu rendah lemak, roti
gandum utuh, teh hijau, dan bumbu masak alami terutama bawang putih, bawang
merah, daun bawang.
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan (Depkes.2013)
 Bila disertai dengan darah tinggi diberikan pula diet rendah garam.
 Hati-hati dengan minuman atau suplemen berenergi (lebih baik konsultasi Dokter).
 Untuk membuat variasi menu gunakan bahan makanan penukar
2. Aktivitas fisik
Tujuan melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah mencapai berat badan
ideal, mengurangi risiko terjadinya sindrom metabolik, dan mengontrol faktor risiko
PJK. Aktivitas fisik yang dianjurkan adalah aktivitas yang terukur seperti jalan cepat
30 menit per hari selama 5 hari per minggu atau aktivitas lain setara dengan 4-7
kkal/menit. Beberapa jenis latihan fisik lainnya antara lain:(PERKI.2017)
a) Berjalan cepat (4,8-6,4 km per jam) selama 30-40 menit
b) Berenang selama 20 menit
c) Bersepeda baik untuk kesenangan atau transportasi, jarak 8 km dalam 30 menit
d) Bermain voli selama 45 menit
e) Menyapu halaman selama 30 menit
f) Menggunakan mesin pemotong rumput yang didorong selama 30 menit
g) Membersihkan rumah (secara besar-besaran)
h) Bermain basket selama 15 hingga 20 menit
i) Bermain golf tanpa caddy (mengangkat peralatan golf sendiri)
j) Berdansa selama 30 menit
3. Penurunan berat badan
Indeks Massa Tubuh dan lingkar pinggang dipakai sebagai ukuran untuk
menilai obesitas umum dan obesitas abdominal. Konsep obesitas terutama
dihubungkan dengan konsep sindrom metabolik. IMT sendiri adalah prediktor kuat
untuk mortalitas secara keseluruhan. Lingkar pinggang normal untuk Asia adalah
<90 cm (pria) dan <80 cm (wanita). Setiap penurunan 10 kg BB terjadi penurunan
kolesterol LDL sebesar 8 mg/dL dan kolesterol HDL juga berkurang penurunanBB
dan akan meningkat ketika berat badan sudah stabil. (PERKI.2017)
4. Menghentikan kebiasaan merokok
Berhenti merokok dapat meningkatkan konsentrasi kolesterol HDL sebesar
5-10%. Merokok berhubungan dengan peningkatan konsentrasi TG.(PERKI.2017)
5. Diet suplemen
a. Fitosterol
Fitosterol berkompetisi dengan absorpsi kolesterol di usus sehingga dapat
menurunkan konsentrasi kolesterol total. fitosterol banyak didapat dalam minyak
nabati dan, dalam jumlah lebih sedikit, dalam buah segar, kacang kenari, dan
kacang polong. Konsumsi fitosterol sebagai diet suplemen menurunkan kolesterol
LDL sampai 15%.Asupan sebesar 2 gram/hari dianggap sebagai pilihan terapi
untuk menurunkan kolesterol LDL. (PERKI.2017)
b. Protein kedelai
Protein kedelai berhubungan dengan penurunan 3-5% kolesterol LDL.
Sebuah studi menunjukkan asupan 25 mg/hari berhubungan dengan penurunan
kolesterol LDL sebesar 5 mg/Dl.(PERKI.2017)
c. Makanan kaya serat
Diet seratyang larut dalam air sebanyak 5-10 gram/hari dapat menurunkan
kolesterol LDL sebesar 5%.128,129 Anjuran diet serat yang larut dalam air untuk
menurunkan kolesterol LDL adalah 5-15 gram/hari.(PERKI.2017)
d. PUFA Omega-3
Polyunsaturated fatty acid (PUFA)-omega-3 ada dalam minyak ikan atau
diet mediterania. Asupan PUFA omega-3 yang berasal dari produk laut (seperti
minyak ikan) sebesar 4 gram sehari dapat menurunkan konsentrasi TG 25-30%,
menurunkan konsentrasi kolesterol LDL 5-10%, dan menaikkan konsentrasi
kolesterol HDL sebesar 1-3%. Dosis farmakologis untuk menurunkan konsentrasi
TG adalah >2 gram/ hari. Suplementasi PUFA omega-3 rantai panjang dosis
rendah (400 mg/hari) manfaat PUFA omega-3 terhadap mortalitas kardiovaskular
berdasarkan berbagai studi tidak konsisten96, walau satu studi di Jepang
melaporkan terapi EPA berhubungan dengan penurunan 19% kejadian
kardiovaskular.(PERKI.2017)

Keterangan Singkatan dan akronim


 DHA = Docosahexaenoic acid
 EPA = Eicosapentanoic acid
 HDL = High-Density Lipoprotein
 IMT = Indeks Massa Tubuh
 LDL = Low-Density Lipoprotein
 MUFA = Monounsaturated Fatty Acid
 PJK = Penyakit jantung koroner
 PUFA = Polyunsaturated Fatty Acid
 TG = Trigliserida
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai peningkatan


kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida di atas nilai normal serta penurunan
kolesterol HDL di dalam darah.
Keabnormalan metabolisme lemak yang terjadi akibat kadar kolesterol dalam darah yang
tinggi. jenis lipoprotein LDL yang terlalu tinggi yang sifatnya kolesterol tidak baik bagi
tubuh dan di sisi lain kolesterol HDL( kolesterol baik) menurun. Sehingga efek dari
meningkatnya lipoprotein LDL menyebabkan penumpukan lemak dalam pembuluh darah
. Sirkulasi darah yang seharusnya lancar menjadi terhambat akibat penumpukan lemak
pada dinding pembuluh darah. Kesalaham metabolisme nya terletak pada pembentukan
LDL dan HDL.
Penanganan dislipidemia dari aspek gizi bisa dilakukan diet asam lemak tidak
jenuh( seperti MUFA ,PUFA) untuk menurunkan kolesterol LDL.selain iitu dapat
melakukan diet suplemen, aktivitas fisik, tidak merokok.
DAFTAR PUSTAKA

 Tjokroprawiro, Askandar dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya: Airlangga
UniversityPress
 Setiono, Laurentia Yustiana. 2012. Dislipidemia Pada Obesitas Dan Tidak Obesitas Di Rsup
Dr. Kariadi Dan Laboratorium Klinik Swasta Di Kota Semarang. Jurnal Media Medika Muda
Karya Tulis Ilmiah, Universitas DipoNEGORO
 Firdaus, Muhammad. 2017. Diabetes dan Rumput Laut Cokelat. Malang: UB Press
 Erwinanto.Dkk, 2017. panduan Tata Laksana Dislipidemia, Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia
 Mahan, L. Kathleen, Raymond, Janice L. 2017. Krause ‘s : Food & The Nutrition
Care Process, 14th edition. Elsevier Inc. St Louis, Missouri.
 http://rskariadi.co.id/news/159/DIET-UNTUK-DISLIPIDEMIA/Artikel ( di akses
tanggal 23 november 2019 )
 http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2013/08/Brosur-Diet-Rendah-Lemak-dan-
Kholesterol1.pdf ( di akses tanggal 23 november 2019 )

Anda mungkin juga menyukai