Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGOLAHAN HASIL HUTAN


Pinus merkusii ATAU TUSAM

Oleh :

ABDUL ROHIM
CCA 117 021

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayat serta inayahnya atas selesainya Makalah Matakuliah Pengolahan Hasil
Hutan sebagaimana waktu yang telah ditetapkan.
Penyusun mengucakan sebanyak-banyaknya terimaksih kepada semua
pihak yang terlibat dalam pembuatan Makalah ini. Penyusun sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari unsur kesempurnaan dan segala kesempurnaan itu
hanya milik Allah Tuhan Semesta Alam. Maka dari itu penulis mohon kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi terciptanya suatu keteraturan yang ada
dalam makalah ini. Harapan Penyusun dari dibuatnya laporan ini semoga dapat
berguna bagi kita semua.

Palangka Raya, Nopember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II ISI
2.1 Gambaran Umum Pohon Tusam atau Pinus............................................. 3
2.2 Prinsip Pembentukan Getah Pada Pohon Pinus ...................................... 3
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Produksi Getah Pinus ............ 4
2.4 Manfaat Hasil Pengolahan Getah Pinus .................................................. 5
2.5 Macam-macam Bentuk Penyadapan Getah .............................................. 6
2.6 Proses Pengolahan Getah Pinus ............................................................... 6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 9
3.2 Saran ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
I. PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Hutan memiliki berbagai aspek manfaat bagi kehidupan manusia baik
manfaat langsung yang dirasakan maupun yang tidak langsung. Hutan
menghasilkan tanaman yang bermanfaat bagi manusia, contohnya yaitu tanaman
pinus. Pinus mekusii merupakan satu-satunya jenis pinus yang tumbuh asli di
Indonesia. Pinus termasuk dalam jenis pohon serba guna yang terus menerus
dikembangkan dan diperluas penanamannya pada masa mendatang untuk
penghasil kayu, produksi getah, dan konservasi lahan. Di Pulau Jawa, pinus atau
tusam dikenal sebagai penghasil kayu, resin dan gondorukem yang dapat diolah
lanjut sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.

Tanaman Tusam ini memiliki peranan yang penting, sebab selain sebagai
tanaman pioner, bagian kulit pinus dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan
abunya digunakan untuk bahan campuran pupuk, karena mengandung kalium,
ekstrak daun pinus mempunyai potensi sebagai bioherbisida untuk mengontrol
pertumbuhan gulma pada tanaman. Selain itu, keistimewaan dari pohon pinus
yaitu menghasilkan getah yang diolah lebih lanjut akan mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi. Getah yang dihasilkan oleh pinus yaitu gondorukem dan terpentin
yang dipergunakan dalam industri batik, plastik, sabun, tinta cetak, bahan plitur,
dan sebagainya, sedangkan terpentin digunakan sebagai bahan pelarut cat.

Semakin pesatnya perkembangan menimbulkan semakin meningkatnya


kebutuhan manusia, maka prospek gondorukem dan terpentin untuk industri
sangat cerah, sehingga peranan hutan pinus sebagai penyuplai industri
gondorukem dan terpentin harus tetap lestari. Namun produksi gondorukem untuk
keperluan industri di Indonesia masih kurang, maka untuk memenuhi kebutuhan
tersebut perlu diadakan peningkatan produksi getah pinus.
2

I.2 Rumusan Masalah


Berkata dengan Latar Belakang diatas maka Rumusan Makalah ini
adalah :
1. Bagaimana Gambaran Umum Pohon Tusam atau Pinus ?

2. Prinsip Pembentukan Getah Pada Pohon Pinus?

3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Produksi Getah Pinus?

4. Apakah manfaat dari pengolahan hasil getah pinus?

5. Jelaskan macam-macam sistem penyedapan getah pinus ?

6. Bagaimanakah proses pengolahan getah pinus?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan Gambaran Umum Pohon Tusam atau Pinus ?

2. Memaparkan Prinsip Pembentukan Getah Pada Pohon Pinus?

3. Mengenalkan Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Produksi Getah


Pinus?

4. Menjelaskan manfaat dari pengolahan hasil getah pinus?

5. Menjelaskan macam-macam sistem penyedapan getah pinus ?

6. Memaparkan proses pengolahan getah pinus?


BAB II
ISI

2.1 Gambaran Umum Pohon Tusam atau Pinus


Tusam atau pinus adalah sebutan bagi sekelompok tumbuhan yang
semuanya tergabung dalam marga pinus. Di Indonesia penyebutan tusam atau
pinus biasanya ditujukan pada tusam Sumatera (Pinus merkusii Jungh. et
deVries). Tusam kebanyakan bersifat berumah satu (monoecious), yaitu dalam
satu tumbuhan terdapat organ jantan dan betina namun terpisah, meskipun
beberapa spesies bersifat setengah berumah dua (sub-dioecious). Adapun
klasifikasi pinus sebagai berikut :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Coniferophyta
Kelas: Pinopsida
Ordo: Pinales
Famili: Pinaceae
Genus: Pinus
Spesies: Pinus merkusii Jungh.& De Vr
2.2 Prinsip Pembentukan Getah Pada Pohon Pinus
Secara mendasar keluarnya getah dari luka adalah saluran getah pada
semua sisi dikelilingi oleh jaringan parenkim diantara saluran getah dan sel-sel
parenkim terdapat keseimbangan osmotik. Jika dibuat luka pada batang pinus
sehingga saluran getahnya terbuka, maka tekanan dinding berkurang akibatnya
getah keluar. Beberapa cara dalam pembentukan saluran getah, diantaranya yaitu :
a. Lysegeneous
Lysegeneous yaitu beberapa sel parenkim yang berdekatan hancur
sehingga isinya tercampur, maka terbentuk rongga yang kemudian terisi cairan.
Rongga ini dibtasi oleh sel-sel yang tidak hancur, dimana sel-sel yang tidak
hancur ini dapat menjadi sel epitel. Proses semacam ini disebut gummosis.
4

b. Schizogeneous
Schizogeneous yaitu beberapa sel parenkim memisahkan diri melalui
lamella tengah sehingga terjadi suatu saluran yang dikelilingi oleh belahan sel-sel
parenkim yang menjadi sel epitel.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Produksi Getah Pinus


1. Faktor internal pohon
a. Kesehatan pohon,yaitu jika pohon sehat mungkin menghasilkan getah
lebih banyak.
b. Persen kayu gubal,yaitu batang kayu Pinus dengan jumlah kayu gubal
terbanyak dapat menghasilkan getah maksimum sebab kayu gubal
adalah tempat akumulasi getah tertinggi
c. Jenis pohon Pinus yaitu pinus yang berbeda hasil getahnya
d. Sistem perakaran,yaitu Pinus dengan perakaran yang luas berarti
mampun menyerap lebih banyak zat makanan dari tanah,sehingga
getah lebih banyak.
e. Persen tajuk (lebar dan tinggi tajuk pohon) yaitu Pinus dengan tajuk
lebih banyak memungkinkan proses fotosintesis lebih optimal dan
menghasilkan banyak getah.
2. Faktor Eksternal (Lingkungan luar pohon)
Faktor Eksternal (Lingkungan luar pohon), yaitu pada jarak tanam. Hutan pinus
dengan jarak tanam yang jarang iklim mikronya tidak lembab dan bersuhu tinggi
sehingga menghasilkan getah pinus lebih banyak,demikian sebaliknya.
Iklim dan tempat tumbuh yaitu pohon pinus yang tumbuh didaerah dengan
curah hujan tinggi,dingin atau di daerah dengan tinggi > 700 m dpl menghasilkan getah
sedikit.curah hujan rata-rata < 2000mm/th,suhu antara 22-28’ C dan tinggi tempat 400-
700m dari permukaan laut menghasilkan getah optimal.
Bonita yaitu pada tanah yang subur memungkinkan menghasilkan getah pinus
yang lebih banyak ( ada 7 kelas bonita) Asal (umur pohon) getah yang diperoleh makin
tua semakin banyak dan bagus kualitas getah yang tersedia.
5

3. Faktor perlakuan oleh manusia


Bentuk sadapan yaitu hasil sadapan dari bentuk koakan lebih banyak dari
rill dan bor. Arah sadapan yaitu arah menghadapnya luka sadapan menghadap
timur paling banyak menghasilkan getah kemudian disusul arah utara,selatan dan
barat.
Arah pembaruan, yaitu kea rah atas atau bawah.pembaruan ke atas
menghasilkan lebih banyak getah. Lama menuggu terasuk penyimpanan, makin
lama disimpan makin tidak baik. Penyimpanan dalam proses pencampuran dengan
bahan penolong , bila tepat maka optimal rendemen dan kualitas.
Upaya stimulansia, yaitu upaya perangsangan pada luka sadapan dengan
bahan kimia asam.upaya stimulansia harus menggunakan pedoman yang teliti
agar tidak merugikan.bahan stimulansia yang dapat dipakai misalnya asam
sulfat,asam oksalat,CuSO4,bolus alba,Ethrel dengan jumlah tertentu yang
ditentukan.

2.4 Manfaat Hasil Pengolahan Getah Pinus


1. Gondorukem
Manfaat gondorukem adalah pada industri batik yakni bahan penyampur
lilin batik sehingga diperoleh malam.kebutuhn kira-kira 2.500 ton/thn. Pada
industri kertas bahan pengisi dalam pembuatan kertas.kebutuhan kira-kira 0,5 %
dari produksi kertas atau 2.000 ton/thn. Pada industri sabun dijadikan sebagai
campuran kira-kira 5-10% dari berat sabun. Pembuatan Vernish, tinta,bahan
isolasi listrik, korek api, lem, industri kulit dan lalin-lain.
Di luar negeri manfaat lain gondorukem dan derivatnya digunakan untuk
membuat resin sintetis, plastic, lem, aspal, bahan pliitur, lak sintetis, industry
sepatu, galangan kapal.
2. Terpentin
Hasil dari getah pinus itu bisa menghasilkan minyak terpentin yang
mengandung senyawa terpene yaitu salah satu isomer hidrokarbon tak jenuh dari
C10 H163 terutama monoterpene alfa-pinene dan beta-pinene, yang dapat
digukana secara langsung dan murni melalui upaya distilasi ulang serta melalui
pengolahan lanjutan. Terpentin biasanya digunakan sebagai pelarut untuk
6

mengencerkan cat minyak, pelarut resin, bahan semir sepatu, bahan kamfer
sintetis bahan campuran vernis yang biasa kita gunakan untuk mengkilapkan
permukaan kayu dan bisa untuk bahan baku kimia lainnya.

2.5 Macam-macam Bentuk Penyadapan Getah


1. Bentuk koakan
Teknik ini dilakukan denagn cara mengerok kulot batang lebih dulu,
kemudian kayunya dilukai sedalam 1-2 cm, sedang lebarnya 10 cm. Pelukaan
dengan cara ini membentuk huruf U terbalik dengan jarak dari permukaan tanah
sekitar 15-20 cm. Pelukaan yang baru diatas luka lama dengan tebal jarak 5 mm.
2. Bentuk V
Teknik ini hampir sama dengan teknik diatas tetapi berbentuk huruf V.
dapat juga dimodifikasi menjadi V ganda atau seri arah ke atas (rill) yang
bentuknya seperti sirip ikan.
3. Goresan atau guratana
Cara ini pada penyadapan pinus jarang dilakukan, umumnya dilakukan
pada agathis (kopal). Hal ini mengingat kulit pinus yang tebal. Goresan dilakukan
dengan kemiringan 45° atau melingkar.
4. Dengan bor
Dengan syarat diameter 3 cm, 3-12 cm ke atas atau ke dalam. Dari
keempat teknik tersebut yang paling efektif atau paling banyak menghasilkan
getah pinus adalah dengan menggunakan metode koakan, kemuidian teknik
bentuk V dan teknik bor.
2.6 Proses Pengolahan Getah Pinus
Dalam proses pengolahan Getah Pinus di Pabrik Gondorukem &
Terpentin (PGT) Perum Perhutani, bahan baku industri berupa Getah Pinus (Pinus
Merkusii) diproses melalui beberapa tahapan :
1) Penerimaan & Pengujian Bahan Baku
Getah Pinus sebagai bahan baku untuk produksi Gondorukem &
Terpentin, dihasilkan dari hasil penyadapan pohon Pinus Merkusii. Getah Pinus
yang dikumpulkan dan diterima di PGT berupa : cairan kental yang bercampur
7

dengan kristal,air,serpihan kayu, daun pinus,kembang pinus,dan kotoran-kotoran


lain yang sengaja/tak sengaja dicampurkan (tanah, pasir dll).
2) Pengenceran
Getah yang telah masuk di Bak Getah kemudian dialirkan ke Melter.
Pada bagian ini, getah pinus diencerkan dengan mencampur getah pinus dengan
terpentin sebanyak 1000 liter dan dipanaskan dengan suhu 180 oc. Getah pinus
yang telah cair kemudian dialirkan menuju Settler yang berfungsi untuk
menampung getah pinus yang telah encer hasil pemrosesan getah pinus yang
terjadi di Melter.
4) Pemanasan/pemasakan
Dari tangki penampung, getah dialirkan ke tangki pemasak untuk
dimasak selama 24 jam untuk menghasilkan gondorukem dan terpentin. Terpentin
terbentuk dari hasil penguapan yang terjadi selama proses memasak getah pinus.
Uap yang dihasilkan tersebut dialirkan ke tangki pendingin (Condensor) dan
berubah menjadi cairan yang kemudian dipisahkan antara cairan terpentin dan air
yang dilakukan di tangki Separator. Setelah itu, terpentin yang telah terpisah dari
air ditampung kedalam tangki-tangki persediaan terpentin.
Pada proses pemasakan yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Pemanasan harus bertahap
b. Tekanan vakum
c. Tekanan uap dari uap penekan (Open steam) tidak terlalu besar (golakan
tidak terlalu besar)
d. Suhu pemanasan
e. Suhu peludangan (canning).
5) Pengujian & Pengemasan
Untuk proses Gondorukem sendiri langsung dialirkan kedalam kemasan-
kemasan khusus gondorukem yang telah disiapkan sambil dilakukan pengujian
untuk menentukan mutu gondorukem yang dihasilkan.
8

2.7 Hal-hal yang harus dilakukan untuk Meningkatkan dan Melancarkan Produksi
Getah Pinus khusunya di Indonesia
Permintaan getah pinus di Indonesia maupun di dunia semakin
meningkat. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan
produktivitas getah pinus di Indonesia. Meningkatkan produktivitas getah pinus
dapat dilakukan dengan cara pemberian stimulansia. Namun, stimulansia yang
sering dikenal adalah stimulansia anorganik berupa cairan asam sulfat yang dapat
menyebabkan kerusakan pada pohon pinus, lingkungan, dan mengganggu
kesehatan getah serta olahannya tidak dapat dijadikan food grade. Menurut LIPI
(2004), uap asam sulfat dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan
serta mengganggu paru-paru. Selain itu, cairan asam sulfat juga dapat merusak
kulit dan menimbulkan kebutaan jika terkena mata.
Pengelolaan hutan pinus lestari memerlukan stimulansia yang tidak
hanya dapat meningkatkan produktivitas getah pinus, tetapi juga harus aman bagi
penyadap getah serta tidak merusak pohon dan lingkungan. getah serta olahannya
tidak dapat dijadikan food grade. Menurut LIPI (2004), uap asam sulfat dapat
menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan serta mengganggu paru-paru.
Selain itu, cairan asam sulfat juga dapat merusak kulit dan menimbulkan kebutaan
jika terkena mata.
Salah satu aspek yang berperan dalam usaha meningkatkan dan
melancarkan produksi getah pinus adalah tenaga penyadap. Tenaga penyadap
tidak sepenuhnya bekerja pada penyadapan dalam arti menyadap hanya
merupakan pekerjaan sampingan, sehingga akan mempengaruhi tingkat produksi
getah pinus. Hal tersebut akan mengakibatkan potensi getah pinus tidak tergarap
dengan maksimal.
Akan tetapi, pada saat ini pihak Perhutani memberikan kebijakan kepada
penyadap dengan memberi areal sadapan yang disesuaikan dengan kemampuan
penyadap yaitu berkisar antara dua sampai lima hektar. Untuk itu, perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui berapa jumlah pohon yang optimal yang sebaiknya
diberikan kepada penyadap berdasarkan kemampuan masing-masing penyadap.
BAB III
PENUTUP

2.2 Kesimpulan
Berdasarkan bahasan yang telah diutarakan pada bab sebelumnya
praktikum Sifat Dasar Kayu ini menghasilkan kesimpulan yaitu sebagai berikut :
Getah yang dihasilkan pohon Tusam digolongkan sebagai oleoresin yang
merupakan cairan asam-asam resin dalam terpentin yang menetes keluar apabila
saluran resin pada kayu atau kulit pohon jenis jarum tersayat atau pecah.
Pembentukan saluran getah terdiri dari dua cara yaitu lysegenius dan
schizogeneous. Faktor dalam memproduksi getah pinus yaitu faktor internal
pohon, faktor eksternal pohon dan faktor perlakuan manusia.
Beberapa Manfaat hasil pengolahan getah Tusam, gondorekum
bermanfaat untuk indusrtri batik, kertas dan sabun sedangkan untuk terpentin
digunakan sebagai pelarut untuk mengencerkan cat minyak, pelarut resin, bahan
semir sepatu, bahan kamfer sintetis bahan campuran vernis yang biasa kita
gunakan untuk mengkilapkan permukaan kayu dan bisa untuk bahan baku kimia
lainnya. Sistem penyadapan getah pinus terdiri dari metode rill dan metode kuare.
Peningkatan produktivitas getah pinus dapat dilakukan stimulansia dan perlu
adanya peningkatan tenaga kerja penyadap.

2.3 Saran
Pohon pinus menghsasilkan getah yang memiliki manfaat yang cukup
penting bagi kehidupan manusia maka dari itu hutan khususnya pohon pinus patut
untuk dijaga, dilindungi serta pelestarian ekosistemnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ardinsya, Herman. 2012. Getah Pinus.


http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/11827/E08yaa.p
df. Diakses pada tanggal 01 Nopember 2019 Pukul 21.34 WIB.
Adhisuryaperdana. 2011. Pengenalan Hutan.
http://adhisuryaperdana.wordpress.com/pengenalan-hutan. Diakses
pada tanggal 03 Nopember 2019 Pukul 21.08 WIB.
Bagaskara. 2013. Penyadapan Getah Pinus.
http://bagaskara90.wordpree.com/2011/10/07/penyadapan-getah-pinus.
Diakses pada tanggal 02 Nopember 2019 Pukul 21.10 WIB.
Prawira. 2013. Gonderukem. http://prawira.wordpress.com/gondorukem. Diakses
pada tanggal 01 Nopember 2019 Pukul 20.23 WIB
Saputri, Ririn. 2011. Botani Pinus merkusii. http://komunitas-
kompak.blogspot.com/2011/Botani-pinus-merkusi.html.Diakses pada
tanggal 01 Nopember 2019 Pukul 22.19 WIB.

Anda mungkin juga menyukai