Pada tahun 1988 UNICEF telah mengembangkan kerangka konsep makro, sebagai
salah satu strategi untuk menanggulangi masalah kurang gizi.
Penyebab langsung
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya
gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga
penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada
akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian pula pada anak yang tidak
memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah dan akan
mudah terserang penyakit.
2. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan
dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat
tumbuh kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial.
Gizi Buruk
Biasanya diderita bayi berumur kurang dari 1 tahun, bila ditimbang berat
badannya kurang dari 60% dari berat badan standar usia tersebut.
Kulit keriput dan lapisan lemak dibawah kulit sangat tipis sehingga kulit
mudah diangkat
Otot daging sangat menyusut dan lembek yang dapat diliat dipaha dan lengan
atas yang seharusnya tebal dan kencang
Perut cekung
Otot dagingnya menyusut dan lembek, tetapi masih ada lapisan lemak dibawah
kulit
Terjadi pembengkakan (Oedem) terutama dikaki bagian bawah
Bentuk muka seperti bulan (moon face) dan pandangan mata sayu.
Wajah tampak murung, rewel dan apatis
Warna kulit pucat karena menderita anemia. Selain itu, bisa terjadi kelainan kulit,
yaitu bercak-bercak merah muda yang terus meluasdan berubah warna menjadi
cokelat kehitaman dan mudah mengelupas
Rambut berubah. Jika normalnya berwarna hitam bisa berubah menjadi cokelat,
coklat kemerahan (pirang) seperti rambut jagung, atau abu-abu dan sangat mudah
dicabut tanpa rasa sakit. Selain itu, rambut yang keriting bisa menjadi lurus.
Terjadi pembesaran hati
Tidak mempunyai nafsu makan sehingga sulit diberi makan
Sering disertai penyakit infeksi, anemia, diare
Marasmic-kwashiorkor
Biasanya dijumpai tanda-tanda gabungan kedua keadaan tersebut diatas
D. Antropometri
Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh
manusia.Dalam bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang
sering digunakan adalah berat badan dan tinggi badan. Selain itu juga ukuran
tubuhlainnya seperti lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit, tinggi
lutut,lingkaran perut, lingkaran pinggul. Ukuran-ukuran antropometri tersebut
bisaberdiri sendiri untuk menentukan status gizi dibanding baku atau berupa
indeksdengan membandingkan ukuran lainnyaseperti BB/U, BB/TB. TB/U
(Sandjaja,dkk., 2010).
E. Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan
prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat
badan (BB) ideal (Wikipedia)
Yang dimaksud dengan Gizi menurut kamus bahasa Indonesia adalah makanan
pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan. Asupan Gizi atau
Nutrisi yang cukup merupakan hal yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh agar
hidup lebih produktif dan terhindar dari berbagai penyakit. Dikatakan “Gizi yang
Cukup” karena asupannya tidak boleh kurang dari kebutuhan ataupun melebihi
kebutuhan tubuh kita. Kekurangan Gizi akan menyebabkan tubuh lebih rentan terkena
penyakit akibat turunnya daya tahan tubuh sedangkan asupan Gizi yang berlebihan
akan menimbulkan resiko terkenanya penyakit seperti darah tinggi, serangan jantung,
stroke dan diabetes. Oleh karena itu, perlu adanya keseimbangan dalam
mengkonsumsi Gizi yang biasanya disebut dengan Gizi Seimbang yang
divisualisasikan seperti bentuk Piramida. Gizi Seimbang yang biasanya digambarkan
dengan bentuk Piramida Makanan adalah susunan makanan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh,
dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik,
kebersihan dan berat badan ideal.
Piramida Makanan versi Indonesia terdiri dari 5 tingkatan makanan dan minuman
sesuai kebutuhan tubuh manusia serta 1 Tingkat pondasi hidup sehat seperti berolahraga
teratur dan menjaga berat badan yang ideal. Berikut ini adalah gambar Piramida Makanan
untuk menjaga keseimbangan Gizi yang dibutuhkan oleh tubuh kita.
Tingkat Pertama
Tingkat Pertama atau tingkat dasar adalah dalam piramida makanan sehat adalah menjaga
berat badan ideal dan rutin berolahraga. Kedua unsur tersebut sangat mempengaruhi
kualitas hidup sehat kita. Salah satu alasan akan pentingnya olahraga adalah dengan
menggunakan aturan sederhana seperti dibawah ini :
“Perubahan Berat Badan sama dengan Kalori yang masuk dikurangi dengan Kalori yang
keluar”
Dengan berolahraga kita dapat membakar kalori yang kita konsumsi dan menjaga tubuh
tetap berada di berat badan yang ideal. Makan lebih banyak daripada yang dibakar akan
menyebabkan pertambahan lemak dan berat badan sehingga menimbulkan penyakit-
penyakit yang berkaitan dengan kelebihan berat badan tersebut.
Tingkat Kedua
Air memegangkan peranan yang sangat penting dalam tubuh manusia. Dalam tubuh
manusia, air berfungsi sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh, pengatur suhu tubuh,
pelarut zat-zat gizi lainnya dan sebagai pembantu dalam proses pencernaan. Dalam satu
hari, tubuh kita memerlukan 8 gelas air atau setara dengan 2 liter air.
Tingkat Ketiga
Tingkat Keempat
Tingkat keempat dari Piramida Makanan adalah sayur-sayuran dan buah-buahan yang
merupakan sumber serat, vitamin dan mineral. Sayur-sayuran sebaiknya dikonsumsi 3
hingga 5 porsi sedangkan buah-buah dapat dikonsumsi 2 sampai 3 porsi sehari.
Tingkat Kelima
Tingkat kelima adalah makanan-makanan yang merupakan sumber protein baik protein
nabati maupun protein hewani. Protein Nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan seperti Kacang-kacangan dan makanan olahannya (tempe, tahu). Sedangkan
Protein Hewani adalah Protein yang didapat dari hewan diantaranya seperti daging sapi,
ikan, ayam, telur dan produk-produk susu. Makanan-makanan yang berprotein (nabati dan
hewani) sebaiknya dikonsumsi 2 hingga 3 porsi setiap hari.
Pembentukan Perilaku
Proses pembentukan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam
diri individu itu sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain :
2. Motivasi, Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai sutau
tujuan tertentu, hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk
perilaku
3. Emosi, Perilaku juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis yang
mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan keadaan
jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan), Manusia dalam mencapai kedewasaan
semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai
dengan hukum perkembangan, oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi
merupakan perilaku bawaan.
4. Belajar, Belajar diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari praktek-
praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson (1964) mengatakan bahwa belajar
adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku terdahulu.
Perilaku manusia terjadi melalui suatu proses yang berurutan. Penelitian Rogers (1974)
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di
dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:
3. Evaluation (menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya). Hal ini berarti sikap
responden sudah lebih baik lagi.
5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan
sikapnya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari
oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi
kebiasaan atau bersifat langgeng (Notoatmodjo: 2003).
1. Perilaku tertutup, Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi
belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka, Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah
jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).
2. Motivasi, Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai sutau
tujuan tertentu, hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk
perilaku
3. Emosi, Perilaku juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis yang
mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan keadaan
jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan), Manusia dalam mencapai kedewasaan
semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai
dengan hukum perkembangan, oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi
merupakan perilaku bawaan.
4. Belajar, Belajar diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari praktek-
praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson (1964) mengatakan bahwa belajar
adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku terdahulu
Dibuat Oleh
Cahya Rachmatuloh Koenela
BANDUNG