Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

TN. M 51 TAHUN DENGAN TB PARU ON OAT

BAB I
N

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat


dalam menempuh Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh :
M Rifqi Patta Ariq 030.13.115
Desi Purnamsari Yanwar 030.14.047

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN


KOMUNITAS / KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 19 AGUSTUS – 26 OKTOBER 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama


menyerang penyakit parenkim paru. Nama tuberkulosis berasal dari tuberkel yang
berarti tonjolan kecil dan keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan
membangun tembok mengelilingi bakteri dalam paru. Tb paru ini bersifat
menahun dan secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan
menimbulkan nekrosis jaringan. Tb paru dapat menular melalui udara, waktu
seseorang dengan Tb aktif pada paru batuk, bersin atau bicara.1

Tuberkulosis adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh


mycobacterium, yang berkembang biak di dalam bagian tubuh dimana terdapat
banyak aliran darah dan oksigen. Infeksi bakteri ini biasanya menyebar melewati
pembuluh darah dan kelenjar getah bening, tetapi secara utama menyerang.2
Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit radang parenkim paru yang menular
karena infeksi kuman TB yaitu Mikobakterium tuberkulosisi. Sebagian besar
kuman TB menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain.3

Sekitar 75 % pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif


secara ekonomis (25-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan
kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3-4 bulan dan berakibat kehilangan
pendapatan keluarga. Selain itu merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan
dampak buruk lainnya secara social, stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat.4
Berdasarkan laporan WHO dalam Global Tuberculosis Report 2014, Indonesia
menempati urutan kelima terbesar di dunia sebagai penyumbang penderita TB
setelah negara India, Cina, Nigeria, dan Pakistan. Tingkat resiko terkena penyakit
TB di Indonesia berkisar antara 1,7% hingga 4,4%. Secara nasional, TB dapat
membunuh sekitar 67.000 orang setiap tahun, setiap hari 183 orang meninggal
akibat penyakit TB di Indonesia.5

1
BAB II
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

I. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA


A. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 51 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status pernikahan : Belum Menikah
Alamat : Jl. Abuserin I No. 23 RT/RW 005/006
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Penjaga Empang
Riwayat Pekerjaan : Swasta

B. Identitas kepala keluarga


Nama : Tn. M
Umur : 80 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status pernikahan : Sudah Menikah
Alamat : Jl. Abuserin I No. 23 RT/RW 005/006
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Riwayat Pekerjaan : Buruh

2
C. Sumber Pembiayaan Kesehatan
Jaminan : BPJS
Non-Jaminan : 0001616672619

D. Perilaku Kesehatan Keluarga


1. Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan:adalah
Periksa ke dokter di Puskesmas terdekat. Pasien sendiri rutin berobat
ke Puskesmas apabila obat habis.
2. Keikutsertaan pada program kesehatan di lingkungan rumah:
- Posyandu balita : Tidak
- Posyandu lainnya : Tidak
- Perkumpulan Kesehatan Lainnya : Tidak
3. Pemanfaatan waktu luang:
- Olahraga :Tidak, sejak sakit
pasien tidak pernah berolah raga
- Rekreasi :Tidak.
- Melakukan hobi : Tidak
- Aktivitas sosial di lingkungan pemukiman :
- Arisan : Tidak
- Pertemuan RT : Tidak
- Organisasi : Tidak

3
II. PROFIL KELUARGA
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Kandung
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan Tempat
dalam tinggal
Keluarga
1 Tn.M Bapak L 80 thn SMA Tidak Bekerja Serumah

2 Ny. S Ibu P 75 thn SMP IRT Serumah

3 Tn. M Anak I L SMP Meninggal Serumah


pada usia
51 tahun
4 Tn. Z Anak II L 56 thn SMP Pak RT Rumah Sendiri

5 Tn. M Anak III L 51 thn SMP Swasta Sakit Serumah


(pasien)
6 Tn, A Anak IV L 50 thn SMP Satpam Rumah Sendiri

Diagram 1. Genogram Keluarga kandung Pasien


Keterangan :
1. Ayah Pasien : Sehat
2. Ibu Pasien : Sehat
3. Anak pertama : Meninggal
4. Kakak Pasien : Sehat
5. Pasien : Sakit
6. Adik Pasien : Sehat

4
III. RESUME PENYAKIT DAN TATALAKSANA YANG DILAKUKAN
I. Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 23 September 2019
A. Keluhan Utama
Pasien dengan keluhan sesak nafas sejak 2 minggu yang lalu.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. M mengeluhkan sesak nafas sejak 2 minggu yang lalu. Sesak nafas
muncul saat sedang di kamar mandi namun saat istirahat sesak nafas tidak
muncul. Tn. M mengatakan awalnya pasien merasakan batuk yang disertai
dengan dahak yang tidak sembuh-sembuh mulai 3 bulan yang lalu. Pasien
juga mengeluh demam, sesak nafas dan keringat pada malam hari. Saat itu
pasien lalu dibawa ke RS dr. Abdul Radjak dan di diagnosa TB Paru.
Pasien dirawat di RS selama 5 hari lalu diberi obat OAT untuk obat
pulang. Saat ini pasien tidak ada nafsu makan dan terjadi penurunan berat
badan. Keluhan seperti batuk dan demam disangkal oleh pasien. BAB dan
BAK dalam batas normal.. Pasien kemudian rutin memeriksakan diri ke
Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan saat obat sudah habis. Keluhan
cukup berkurang setelah meminum obat.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah dirawat dirumah sakit dengan diagnosa Tb Paru. Riwayat
penyakit lainnya seperti hipertensi, DM, asma, alergi dan penyakit jantung
disangkal oleh pasien
Riwayat Kebiasaan Pasien
Frekuensi makan pasien tidak menentu sekitar 2-3x sehari yang dimasak
sendiri. Pasien jarang mengonsumsi buah, hanya beberapa kali dalam
seminggu. Pasien tidak rutin berolahraga karena pasien berbaring terus
dikasur, sulit untuk melakukan aktifitas. Sehari-hari pasien hanya di
rumah. Pasien rutin kontrol ke puskesmas kelurahan gandaria selatan
untuk memeriksakan kesehatanya. Sebelum sakit pasien sering merokok 1
bungkus sehari. Kebiasaan minum alkohol, teh, kopi, dan jamu disangkal.

5
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Kedua orang tua pasien memiliki penyakit diabetes mielitus dan Ayah
pasien memiliki penyakit stroke namum terkontrol. Anggota keluarga
pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien. Di
keluarga pasien tidak ada yang mengalami Tb paru. Riwayat penyakit
keluarga seperti alergi dan asma disangkal.

Hasil Pemeriksaan Fisik


Tanggal 23 September 2019 di Rumah Pasien
Keluhan : Sesak nafas
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tinggi Badan :168 cm
Berat Badan :38 kg
Keadaan Gizi : Berat Badan Kurang

Tanda Vital
Tensi : 110/80 mmHg
Pernafasan : 32x / menit
Nadi : 90x / menit
Suhu : 36,6oC

Status Generalis
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor
Telinga : Normotia, serumen -/-, sekret -/-
Hidung : Bentuk normal, sekret -/-, septum deviasi -
Tenggorok :T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-), detritus -/-, kripta -/-
Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-)

6
Dada
Cor
I : Iktus kordis tampak
Pa : Iktus kordis teraba di SIC V 2cm medial LMCS
Pe : Konfigurasi jantung dalam batasnormal
Au : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo I : Simetris saat statis dan dinamis
Pa :Vocal fremitus simetris kanan dan kiri
Pe : Ka : Sonor
Ki : Sonor
Au: Ka : Suara nafas vesikuler, rhonki (+), wheezing (-)
Ki : Suara nafas vesikuler, rhonki (+), wheezing (-)

Abdomen
I : Datar
Pa : Supel, hepar dan lien tidak teraba,nyeri tekan (-)
Pe : Timpani, Balotemen -/-, nyeri ketuk CVA -/-
Au : Bising usus (+) di 4 kuadran

Ekstremitas Superior Inferior


Oedema -/- -/-
Akral hangat +/+ +/+

Status Lokalis
Ekstremitas Atas : Tampak deformitas pada Os. Ulna Dextra.
Krepitasi (-), Perabaan hangat (-), Nyeri Tekan (-). ROM tidak terbatas, Nyeri (-).
Ekstremitas Bawah : Tidak tampak oedem, bekas luka, hiperemis, maupun
deformitas pada punggung kaki kanan. Krepitasi (-) Perabaan hangat (-), Nyeri
Tekan (-). ROM tidak terbatas, Nyeri (-).

7
E. Pemeriksaan Penunjang

Ro Thorax:

Kesan: Gambaran sugestif (mendukung tb)

Diagnosa Kerja: Tb paru on OAT

F. Rencana Penatalaksanaan
Pengobatan yang telah diberikan:
Terapi medikamentosa:
- OAT (Rifampisin)
- Ambroxol

8
Terapi edukasi:
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai keadaan penyakit yang
dialami oleh pasien.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya berobat dan
pemeriksaan kesehatan setiap bulan dan rutin meminum obat
sesuai anjuran dokter.
- Edukasi pasien dan keluarga agar rutin mengingatkan pasien akan
pentingnya melakukan aktivitas fisik namun bukan aktifitas berat.
- Edukasi pasien dan keluarga untuk mengonsumsi makanan dengan
gizi seimbang.
- Edukasi pasien dan keluarga untuk menjaga kerapihan dan
kebersihan baik diri sendiri maupun lingkungan khususnya rumah.
G. Hasil Penatalaksanaan Medis
Keluhan yang dirasakan oleh pasien sudah berkurang.
Faktor pendukung:
- Keluarga pasien mendukung pengobatan pasien
Faktor penghambat:
- Pasien jarang berolahraga maupun aktifitas fisik
- Pasien memiliki kebiasaan makan yang tidak menentu dan nutrisi tidak
seimbang

9
IV. IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Biologis
Dari hasil wawancara dengan pasien didapatkan informasi bahwa pasien
mengeluhkan sesak nafas saat ke kamar mandi. Pasien memiliki kebiasaan
makan sedikit dan tidak menentu. Pasien juga jarang melakukan aktifitas
fisik. Setelah dilakukan kunjungan ke rumah dan diberikan edukasi,
keluarga pasien berusaha untuk mendisiplinkan pola hidup sehat pada
pasien serta ingin pasien lebih disiplin untuk memeriksakan kesehatan
secara rutin.
B. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal dirumah sendiri. Terdapat 3 orang yang tinggal dirumah
tersebut yaitu pasien, ayah pasien, dan ibu pasien. Tempat tinggal pasien
berdekatan dengan rumah saudara-saudara. Hubungan pasien dengan
kelurga cukup baik, anak-anak pasien juga ikut serta mengurus kondisi
pasien dan memantau perkembangan kesehatan pasien.
C. Fungsi Ekonomi
Pasien merupakan pekerja menjaga empang dan belum menikah.
Kebutuhan sehari-hari di rumah saat ditanggung oleh kakak dan adik
pasien. Kebutuhan untuk pengobatan pasien masih tercukupi.
D. Fungsi Pendidikan
Pasien sekeluarga merupakan golongan dengan pendidikan yang cukup
rendah.
E. Fungsi Religius
Pasien dan keluarganya beragama Islam. Pasien mengaku saat ini sudah
jarang beribadah sejak sakit. Anggota keluarga pasien yang lain rajin
mengikuti ibadah ke masjid.
F. Fungsi Sosial Budaya
Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat. Lingkungan rumah pasien
ramah dan selalu saling membantu. Keluarga pasien aktif dalam kegiatan
disekitar rumah, namun tidak aktif dalam bidang kesehatan yang bekerja
sama dengan puskesmas.

10
V. POLA KONSUMSI MAKANAN PENDERITA
Formulir 24 hours recall (Catatan: Asupan makanan/ minuman KEMARIN
mulai bangun pagi hingga tidur malam)
Tabel 2. Food recall
Nama makanan atau Jumlah
Waktu Jam Bahan makanan
minuman URT
Bubur Ayam Nasi 1 mangkuk
Makan Sayur 1 porsi
09.00
Pagi Kuah kaldu ½ mangkuk
Ayam 1 potong
Selingan - - - -
Nasi sayur Nasi 1 mangkuk
Makan
14.00 Sayur 1 porsi
Siang
Kuah ½ mangkuj

Selingan - - - -

Nasi sayur Nasi 1 mangkuk


Makan Sayur 1 porsi
22.00
Malam Kuah ½ mangkuk

Penjelasan: frekuensi makan rata-rata setiap harinya 2-3 kali, saat makan pagi,
siang dan malam dengan variasi makanan yang sama yaitu sebagai berikut: nasi,
sayur, kuah kaldu dan ayam. Berdasarkan food recall, pasienkurang mendapatkan
kalori dari makanan yang seusai dengan kebutuhan.
VI. IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. Faktor Perilaku
Pasien memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur dan kurang bervariasi.
Pasien meminum obat dengan anjuran dokter. Pasien tidak merokok.
Pasien mengaku jarang berolahraga dan aktifitas fisik lainnya. Jika ada
anggota keluarga sakit, langsung dibawa ke dokter puskesmas terdekat.

11
B. Faktor Non Perilaku
Rumah pasien memiliki ventilasi yang kurang baik. Lingkungan
perumahan pasien cukup padat. Rumah pasien kurang tertata rapi, ada
banyak barang yang diletakkan sembarangan dan menumpuk. Jarak dari
rumah ke fasilitas pelayanan kesehatan tempat pasien biasa memeriksakan
dirinya cukup dekat, bisa dijangkau dengan berjalan kaki, keluarga pasien
tidak merasa kesulitan mengantar pasien untuk berobat.

VII. DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA


A. Fungsi Biologis
Tidak ada anggota keluarga lainnya yang memiliki keluhan serupa dengan
pasien.
B. Fungsi Psikologis
Hubungan pasien dengan anggota keluarga cukup baik, sementara itu
hubungan pasien dengan tetangga kurang baik.
C. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Menurut pasien, saat ini kondisi ekonomi keluarga tidak baik. Adik pasien
merupakan pencari nafkah utama di dalam rumah yang di tempati pasien.
D. Fungsi Sosial
Pasien kurang dapat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Pasien
jarang mengikuti kegiatan masyarakat yang rutin dilaksanakan walaupun.
Alasan pasien adalah karena ia berbaring terus di rumah dan sulit untuk
aktifitas.
E. Faktor Perilaku
Pasien tidak ada nafsu makan dan gizi makanan kurang. Tidak ada
aktivitas fisik yang rutin dilakukan oleh pasien selain berbaring ditempat
tidur dan bolak balik ke kamar mandi. Pasien bangun di pagi hari. Pasien
rutin memeriksakan dirinya ke Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan.
Pasien mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter.

12
F. Faktor Non Perilaku (Lingkungan, pelayanan kesehatan, keturunan)
Rumah pasien memiliki ventilasi yang kurang baik. Lingkungan
perumahan pasien cukup padat. Rumah pasien kurang tertata rapi, ada
banyak barang yang diletakkan sembarangan dan menumpuk. Jarak dari
rumah ke fasilitas pelayanan kesehatan tempat pasien biasa memeriksakan
dirinya cukup dekat, bisa dijangkau dengan berjalan kaki, keluarga pasien
tidak merasa kesulitan mengantar pasien untuk berobat.

G. Penilaian Fungsi Fisiologis  APGAR Score


SKOR APGAR KELUARGA
NO Items Penilaian Selalu Kadang- Tidak
(2) Kadang Pernah
(1) (0)
1. A: Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu V
pada waktu ketika ada sesuatu yang membuat
saya sulit
2. P: Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) V
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah saya
3. G: Growth
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas V
4. A: Afek
Saya puas dengan cara keluara (teman-teman)
saya mengekspresikan afek dan berespon V
terhadap emosi-emosi saya seperti marah, sedih,
kasih sayang, dll
5. R: Resolve
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
V
saya menyediakan waktu bersama-sama untuk
dihabiskan bersama anggota keluarga
Berdasarkan nilai APGAR yang dijawab oleh pasien didapatkan nilai 6.
Instrument ini dapat menggambarkan tingkat kepuasan mengenai hubungan
keluarga secara individual, dan juga beratnya disfungsi keluarga. Nilai 6 tersebut
mengartikan bahwa terdapat adanya disfungsi keluarga ‘Sedang’ pada keluarga
pasien.

13
H. Penilaian Fungsi Patologis  SCREEM Score
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial yang baik antar anggota
keluarga, partisipasi dalam masyarakat kurang.
Hubungan dengan tetangga cukup baik. +
Keluarga kurang aktif dalam kegiatan
masyarakat. Interaksi sosial pasien dengan
masyarakat cukup baik, karena masih aktif
mengikuti posyandu balita.
Cultural Pasien dan keluarga menggunakan bahasa +
Indonesia, tata karma sopan.
Religious Pemahaman agama seluruh anggota keluarga
cukup baik yang ditandai keluarga selalu rutin -
beribadah ke gereja setiap hari minggu dan
cukup paham kitab.
Economy Ekonomi keluarga cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan sekunder -
seperti rutin pergi rekreasi setiap bulan.
Education Tingkat Pendidikan dan pengetahuan anggota -
keluarga cukup.
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga
menggunakan pelayanan puskesmas dan RS
Swasta secara rutin. Pasien sudah mempunya +
jaminan kesehatan, namun masih lebih senang
membeli obat di warung.

Berdasarkan nilai SCREEM yang dijawab oleh pasien, didapatkan


patologi pada keluarga pasien terdapat di bagian Sosial dan Kesehatan. Di bagian
sosial karena keluarga pasien kurang bersosialisasi dan aktif mengikuti kegiatan
kemasyarakatan. Pada bidang medical atau kesehatan, didapatkan masalah karena
kebiasaan pasien sendiri yang tidak mengutamakan mencari bantuan untuk
kesehatan ke pelayanan kesehatan yang tepat.

14
VIII. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
A. Gambaran Lingkungan Rumah
Rumah pasien terletak di perumahan yang padat dengan ukuran 20
x 15 m, bentuk bangunan satu lantai. Secara umum gambaran rumah
terdiri dari satu ruang tamu, satu teras yaitu pada bagian depan, dua
kamar tidur, satu dapur dan 1 kamar mandi. Lantai terbuat dari
keramik, dinding terbuat dari tembok beton, atap rumah dari genteng,
jendela ada di depandan belakang rumah, berukuran 100 x 70 cm.
Penerangan di dalam ruangan kurang baik. Kebersihan dalam dan luar
rumah kurang baik, tata letak barang-barang tidak rapi ada banyak
barang yang diletakkan sembarang dan menumpuk. Sumber
pencahayaan listrik 4000 watt, sumber air dari PAM. Pada kamar
mandi terdapat kloset jongkok. Air limbah dialirkan ke saluran
pembuangan tersendiri. Sampah rumah dikumpulkan di tempat sampah
di depan rumahnya, dan diangkut oleh petugas kebersihan.
B. Denah Rumah

5
6

3 20 meter

15 meter

15
Keterangan ruangan:
1. Teras
2. Ruang tamu + tempat tidur pasien
3. Kamar tidur
4. Ruang makan + ruang keluarga
5. Kamar mandi
6. Dapur

Analisis Keadaan Rumah:


1. Letak rumah di daerah : Padat
2. Bentuk bangunan rumah : 1 lantai
Kepemilikan rumah : Milik sendiri
3. Luas rumah : 300 m2
Jumlah orang dalam satu rumah : 4 orang
Luas halaman rumah : 10 m2
4. Lantai rumah dari : Keramik
5. Dinding rumah dari : Tembok beton
6. Atap rumah : Genteng
7. Pembagian ruangan rumah:
- Ruang tamu : ada, ukuran 15x7 m2
- Ruang makan + ruang keluarga : ada, ukuran 15x5 m2
- RuangTidur : ada, ukuran 5x3 m2
- Dapur : ada, ukuran 8x4 m2
- Kamar Mandi : ada, ukuran 1x 1 m2
8. Jendela rumah : ada 2 buah Ukuran100 x50 cm
Perbandingan luas lantai dan jendela di :
- Ruang tamu : 60%: 40%
Penerangan di dalam rumah :Cukup
9. Listrik di rumah :ada,4000watt

16
10. Lubang ventilasi :
Ruang tamu : ada; ukuran 0,2x0,2 m2
Ruang makan : ada; ukuran 0,2x0,2 m2
Ruang tidur : ada; ukuran 0,2x0,2 m2
Kelembaban dalam rumah : terasa lembab
Kesan ventilasi di dalam rumah : kurang
11. Kebersihan dalam rumah : kurang
12. Sumber air minum dari : Galon
13. Kamar mandi : ada
14. Limbah rumah tangga di alirkan ke : saluran pembuangan
15. Tempat sampah diluar rumah : ada; tertutup
16. Jalan di depan rumah lebarnya : 3 meter, terbuat dari: aspal
Kesan kebersihan lingkungan pemukiman: cukup baik

IX. DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA


Tidak ada riwayat
keluarga dengan Tb
Genetik paru

Lingkunga
Yan Kes Status n
Kesehatan

Pelayanan Kesehatan  Kebersihan rumah


cukup terjangkau kurang
 Pencahayaan kurang
 Rumah terasa
lembab
Perilaku
 Interaksi sosial
kurang

 Jarang berolahraga
 Frekuensi makan tidak tentu
 Asupan makanan kurang
bergizi seimbang
17
X. TABEL PERMASALAHAN PADA KELUARGA

Indikator
No Resiko dan Masalah Rencana Pembinaan KeberhasilanPenilaian
Kesehatan

1. Kurangnya aktivitas fisik Memberikan edukasi mengenai Ada aktifitas fisik yang
perlunya berolah raga dan aktifitas rutin dilakukan pasien
fisik.
2. Jadwal makan dan gizi Memberikan penjelasan tentang Terdapat perubahan
kondisi pasien saat ini dan pentingnya pola makan pada pasien.
untuk menjaga pola makan dengan gizi
yang sesuai

XI. PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN


Keluarga Indikator
Tanggal Kegiatan yang
yang Hasil kegiatan evaluasi
kunjungan dilakukan
terlibat kegiatan
23  Memperkenalkan diri Pasien dan  Terbinanya  Pasien
September dan menjelaskan keluarga hubungan baik bersedia
2019 maksud kedatangan. pasien. dengan pasien untuk
 Bina rapor awal. dan keluarga. diperiksa.
 Identifikasi anggota  Pasien dan  Pasien dan
keluarga dan kondisi keluarga keluarga
kesehatannya. memahami lebih
 Melakukan penyakit yang memahami
anamnesis dan sedang diderita penyakit
pemeriksaan fisik dan cara yang diderita
kepada pasien. mengatasinya.
 Memberi penjelasan
kepada pasien dan
keluarga mengenai
penyakit pasien.

24  Evaluasi keluhan dan Pasien dan  Pasien mulai  Pasien


September keadaan umum keluarga mengerti memahami
2019 pasien. pasien. kegunaan dan pentingnya
 Melakukan risiko bila tidak meminum

18
pemeriksaan fisik. minum obat obat sesuai
 Memberi motivasi sesuai anjuran. anjuran.
untuk rutin minum  Pasien mulai  Rumah
obat. mengerti jadwal menjadi lebih
 Edukasi makanan apa dan jenis rapih dan
saja yang sebaiknya makanan yang bersih.
dikonsumsi. bergizi
 Edukasi mengenai seimbang.
kebersihan dan  Pasien mulai
kerapihan rumah. mengerti
mengenai
kebersihan dan
kerapihan
rumah.

25  Evaluasi keluhan dan Pasien dan  Pasien dan  Pasienrutin


September keadaan umum keluarga dibantu keluarga minum obat.
2019 pasien. pasien. pasien sudah  Rumah
 Melakukan mulai lebih menjadi lebih
pemeriksaan fisik. memilih rapih dan
 Evaluasi tentang pola makanan yang bersih.
makanpasien. dikonsumsi.  Pasien mulai
 Evaluasi pola  Pasien dan menerapkan
aktivitas pasien. keluarga mulai aktivitas fisik
 Edukasi mengenai merapikan yang
aktivitas fisik yang barang-barang di disarankan.
dapat dilakukan di rumah.
rumah  Pasien dan
 Evaluasi mengenai keluarga mulai
kebersihan rumah. mengerti
aktivitas fisik
yang dapat
dilakukan.

19
XII. KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA
1. Tingkat pemahaman : Pasien dapat memahami penjelasan yang
diberikan
2. Faktor pendukung : Pasien dan keluarga dapat memahami
penjelasan yang diberikan. Sikap pasien dan keluarga cukup kooperatif
sehingga dapat menerapkan edukasi yang diberikan
3. Faktor penyulit : Sulitnya mengubah perilaku pasien untuk
rutin melakukan aktivitas fisik, dan makan-makanan dengan gizi yang
seimbang.
4. Indikator keberhasilan : Pasien dapat mengetahui tentang
penyakitnya yang meliputi penyebab, faktor risiko, pencegahan,
penatalaksanaannya dan komplikasi yang dapat terjadi serta berusaha
untuk menerapkan pola hidup sehat. Keluarga ikut membantu pasien
dalam pengobatan dan menerapkan pola hidup sehat.

20
LAMPIRAN

Kunjungan Rumah
Hari ke 1

21
Hari ke 2

22
Hari ke 3

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Amin, Zulkifli dan Asril Bahar. Tuberkulosis Paru dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi kelima Jilid III. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia, 2009; h. 2230-
472.
2. Pasipanodya J, et al. (2011). “Tuberculosis and Other Mycobacterial
Diseases.” Conn’s Current Therapy.
3. Depkes RI, Ditjen PP dan PL. (2008). Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis dan Starndart Internasional Untuk Pelayanan Tuberkulosis
4. Darmanto Djojodibroto. (2015), Respirologi (Respiratory Medicine), ed.2,
Buku Kedokteran EGC.
5. Dinas Kesehatan Kota Medan. (2014). Profil Dinas Kesehatan Kota
Medan. dinkes. pemkomedan.go.id/hal-profil- dinas-kesehatan.htm

24

Anda mungkin juga menyukai