BAB I
N
Disusun oleh :
M Rifqi Patta Ariq 030.13.115
Desi Purnamsari Yanwar 030.14.047
1
BAB II
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
2
C. Sumber Pembiayaan Kesehatan
Jaminan : BPJS
Non-Jaminan : 0001616672619
3
II. PROFIL KELUARGA
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Kandung
No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan Tempat
dalam tinggal
Keluarga
1 Tn.M Bapak L 80 thn SMA Tidak Bekerja Serumah
4
III. RESUME PENYAKIT DAN TATALAKSANA YANG DILAKUKAN
I. Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 23 September 2019
A. Keluhan Utama
Pasien dengan keluhan sesak nafas sejak 2 minggu yang lalu.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn. M mengeluhkan sesak nafas sejak 2 minggu yang lalu. Sesak nafas
muncul saat sedang di kamar mandi namun saat istirahat sesak nafas tidak
muncul. Tn. M mengatakan awalnya pasien merasakan batuk yang disertai
dengan dahak yang tidak sembuh-sembuh mulai 3 bulan yang lalu. Pasien
juga mengeluh demam, sesak nafas dan keringat pada malam hari. Saat itu
pasien lalu dibawa ke RS dr. Abdul Radjak dan di diagnosa TB Paru.
Pasien dirawat di RS selama 5 hari lalu diberi obat OAT untuk obat
pulang. Saat ini pasien tidak ada nafsu makan dan terjadi penurunan berat
badan. Keluhan seperti batuk dan demam disangkal oleh pasien. BAB dan
BAK dalam batas normal.. Pasien kemudian rutin memeriksakan diri ke
Puskesmas Kelurahan Gandaria Selatan saat obat sudah habis. Keluhan
cukup berkurang setelah meminum obat.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah dirawat dirumah sakit dengan diagnosa Tb Paru. Riwayat
penyakit lainnya seperti hipertensi, DM, asma, alergi dan penyakit jantung
disangkal oleh pasien
Riwayat Kebiasaan Pasien
Frekuensi makan pasien tidak menentu sekitar 2-3x sehari yang dimasak
sendiri. Pasien jarang mengonsumsi buah, hanya beberapa kali dalam
seminggu. Pasien tidak rutin berolahraga karena pasien berbaring terus
dikasur, sulit untuk melakukan aktifitas. Sehari-hari pasien hanya di
rumah. Pasien rutin kontrol ke puskesmas kelurahan gandaria selatan
untuk memeriksakan kesehatanya. Sebelum sakit pasien sering merokok 1
bungkus sehari. Kebiasaan minum alkohol, teh, kopi, dan jamu disangkal.
5
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Kedua orang tua pasien memiliki penyakit diabetes mielitus dan Ayah
pasien memiliki penyakit stroke namum terkontrol. Anggota keluarga
pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien. Di
keluarga pasien tidak ada yang mengalami Tb paru. Riwayat penyakit
keluarga seperti alergi dan asma disangkal.
Tanda Vital
Tensi : 110/80 mmHg
Pernafasan : 32x / menit
Nadi : 90x / menit
Suhu : 36,6oC
Status Generalis
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor
Telinga : Normotia, serumen -/-, sekret -/-
Hidung : Bentuk normal, sekret -/-, septum deviasi -
Tenggorok :T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-), detritus -/-, kripta -/-
Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-)
6
Dada
Cor
I : Iktus kordis tampak
Pa : Iktus kordis teraba di SIC V 2cm medial LMCS
Pe : Konfigurasi jantung dalam batasnormal
Au : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo I : Simetris saat statis dan dinamis
Pa :Vocal fremitus simetris kanan dan kiri
Pe : Ka : Sonor
Ki : Sonor
Au: Ka : Suara nafas vesikuler, rhonki (+), wheezing (-)
Ki : Suara nafas vesikuler, rhonki (+), wheezing (-)
Abdomen
I : Datar
Pa : Supel, hepar dan lien tidak teraba,nyeri tekan (-)
Pe : Timpani, Balotemen -/-, nyeri ketuk CVA -/-
Au : Bising usus (+) di 4 kuadran
Status Lokalis
Ekstremitas Atas : Tampak deformitas pada Os. Ulna Dextra.
Krepitasi (-), Perabaan hangat (-), Nyeri Tekan (-). ROM tidak terbatas, Nyeri (-).
Ekstremitas Bawah : Tidak tampak oedem, bekas luka, hiperemis, maupun
deformitas pada punggung kaki kanan. Krepitasi (-) Perabaan hangat (-), Nyeri
Tekan (-). ROM tidak terbatas, Nyeri (-).
7
E. Pemeriksaan Penunjang
Ro Thorax:
F. Rencana Penatalaksanaan
Pengobatan yang telah diberikan:
Terapi medikamentosa:
- OAT (Rifampisin)
- Ambroxol
8
Terapi edukasi:
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai keadaan penyakit yang
dialami oleh pasien.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya berobat dan
pemeriksaan kesehatan setiap bulan dan rutin meminum obat
sesuai anjuran dokter.
- Edukasi pasien dan keluarga agar rutin mengingatkan pasien akan
pentingnya melakukan aktivitas fisik namun bukan aktifitas berat.
- Edukasi pasien dan keluarga untuk mengonsumsi makanan dengan
gizi seimbang.
- Edukasi pasien dan keluarga untuk menjaga kerapihan dan
kebersihan baik diri sendiri maupun lingkungan khususnya rumah.
G. Hasil Penatalaksanaan Medis
Keluhan yang dirasakan oleh pasien sudah berkurang.
Faktor pendukung:
- Keluarga pasien mendukung pengobatan pasien
Faktor penghambat:
- Pasien jarang berolahraga maupun aktifitas fisik
- Pasien memiliki kebiasaan makan yang tidak menentu dan nutrisi tidak
seimbang
9
IV. IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Biologis
Dari hasil wawancara dengan pasien didapatkan informasi bahwa pasien
mengeluhkan sesak nafas saat ke kamar mandi. Pasien memiliki kebiasaan
makan sedikit dan tidak menentu. Pasien juga jarang melakukan aktifitas
fisik. Setelah dilakukan kunjungan ke rumah dan diberikan edukasi,
keluarga pasien berusaha untuk mendisiplinkan pola hidup sehat pada
pasien serta ingin pasien lebih disiplin untuk memeriksakan kesehatan
secara rutin.
B. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal dirumah sendiri. Terdapat 3 orang yang tinggal dirumah
tersebut yaitu pasien, ayah pasien, dan ibu pasien. Tempat tinggal pasien
berdekatan dengan rumah saudara-saudara. Hubungan pasien dengan
kelurga cukup baik, anak-anak pasien juga ikut serta mengurus kondisi
pasien dan memantau perkembangan kesehatan pasien.
C. Fungsi Ekonomi
Pasien merupakan pekerja menjaga empang dan belum menikah.
Kebutuhan sehari-hari di rumah saat ditanggung oleh kakak dan adik
pasien. Kebutuhan untuk pengobatan pasien masih tercukupi.
D. Fungsi Pendidikan
Pasien sekeluarga merupakan golongan dengan pendidikan yang cukup
rendah.
E. Fungsi Religius
Pasien dan keluarganya beragama Islam. Pasien mengaku saat ini sudah
jarang beribadah sejak sakit. Anggota keluarga pasien yang lain rajin
mengikuti ibadah ke masjid.
F. Fungsi Sosial Budaya
Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat. Lingkungan rumah pasien
ramah dan selalu saling membantu. Keluarga pasien aktif dalam kegiatan
disekitar rumah, namun tidak aktif dalam bidang kesehatan yang bekerja
sama dengan puskesmas.
10
V. POLA KONSUMSI MAKANAN PENDERITA
Formulir 24 hours recall (Catatan: Asupan makanan/ minuman KEMARIN
mulai bangun pagi hingga tidur malam)
Tabel 2. Food recall
Nama makanan atau Jumlah
Waktu Jam Bahan makanan
minuman URT
Bubur Ayam Nasi 1 mangkuk
Makan Sayur 1 porsi
09.00
Pagi Kuah kaldu ½ mangkuk
Ayam 1 potong
Selingan - - - -
Nasi sayur Nasi 1 mangkuk
Makan
14.00 Sayur 1 porsi
Siang
Kuah ½ mangkuj
Selingan - - - -
Penjelasan: frekuensi makan rata-rata setiap harinya 2-3 kali, saat makan pagi,
siang dan malam dengan variasi makanan yang sama yaitu sebagai berikut: nasi,
sayur, kuah kaldu dan ayam. Berdasarkan food recall, pasienkurang mendapatkan
kalori dari makanan yang seusai dengan kebutuhan.
VI. IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. Faktor Perilaku
Pasien memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur dan kurang bervariasi.
Pasien meminum obat dengan anjuran dokter. Pasien tidak merokok.
Pasien mengaku jarang berolahraga dan aktifitas fisik lainnya. Jika ada
anggota keluarga sakit, langsung dibawa ke dokter puskesmas terdekat.
11
B. Faktor Non Perilaku
Rumah pasien memiliki ventilasi yang kurang baik. Lingkungan
perumahan pasien cukup padat. Rumah pasien kurang tertata rapi, ada
banyak barang yang diletakkan sembarangan dan menumpuk. Jarak dari
rumah ke fasilitas pelayanan kesehatan tempat pasien biasa memeriksakan
dirinya cukup dekat, bisa dijangkau dengan berjalan kaki, keluarga pasien
tidak merasa kesulitan mengantar pasien untuk berobat.
12
F. Faktor Non Perilaku (Lingkungan, pelayanan kesehatan, keturunan)
Rumah pasien memiliki ventilasi yang kurang baik. Lingkungan
perumahan pasien cukup padat. Rumah pasien kurang tertata rapi, ada
banyak barang yang diletakkan sembarangan dan menumpuk. Jarak dari
rumah ke fasilitas pelayanan kesehatan tempat pasien biasa memeriksakan
dirinya cukup dekat, bisa dijangkau dengan berjalan kaki, keluarga pasien
tidak merasa kesulitan mengantar pasien untuk berobat.
13
H. Penilaian Fungsi Patologis SCREEM Score
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial yang baik antar anggota
keluarga, partisipasi dalam masyarakat kurang.
Hubungan dengan tetangga cukup baik. +
Keluarga kurang aktif dalam kegiatan
masyarakat. Interaksi sosial pasien dengan
masyarakat cukup baik, karena masih aktif
mengikuti posyandu balita.
Cultural Pasien dan keluarga menggunakan bahasa +
Indonesia, tata karma sopan.
Religious Pemahaman agama seluruh anggota keluarga
cukup baik yang ditandai keluarga selalu rutin -
beribadah ke gereja setiap hari minggu dan
cukup paham kitab.
Economy Ekonomi keluarga cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan sekunder -
seperti rutin pergi rekreasi setiap bulan.
Education Tingkat Pendidikan dan pengetahuan anggota -
keluarga cukup.
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga
menggunakan pelayanan puskesmas dan RS
Swasta secara rutin. Pasien sudah mempunya +
jaminan kesehatan, namun masih lebih senang
membeli obat di warung.
14
VIII. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
A. Gambaran Lingkungan Rumah
Rumah pasien terletak di perumahan yang padat dengan ukuran 20
x 15 m, bentuk bangunan satu lantai. Secara umum gambaran rumah
terdiri dari satu ruang tamu, satu teras yaitu pada bagian depan, dua
kamar tidur, satu dapur dan 1 kamar mandi. Lantai terbuat dari
keramik, dinding terbuat dari tembok beton, atap rumah dari genteng,
jendela ada di depandan belakang rumah, berukuran 100 x 70 cm.
Penerangan di dalam ruangan kurang baik. Kebersihan dalam dan luar
rumah kurang baik, tata letak barang-barang tidak rapi ada banyak
barang yang diletakkan sembarang dan menumpuk. Sumber
pencahayaan listrik 4000 watt, sumber air dari PAM. Pada kamar
mandi terdapat kloset jongkok. Air limbah dialirkan ke saluran
pembuangan tersendiri. Sampah rumah dikumpulkan di tempat sampah
di depan rumahnya, dan diangkut oleh petugas kebersihan.
B. Denah Rumah
5
6
3 20 meter
15 meter
15
Keterangan ruangan:
1. Teras
2. Ruang tamu + tempat tidur pasien
3. Kamar tidur
4. Ruang makan + ruang keluarga
5. Kamar mandi
6. Dapur
16
10. Lubang ventilasi :
Ruang tamu : ada; ukuran 0,2x0,2 m2
Ruang makan : ada; ukuran 0,2x0,2 m2
Ruang tidur : ada; ukuran 0,2x0,2 m2
Kelembaban dalam rumah : terasa lembab
Kesan ventilasi di dalam rumah : kurang
11. Kebersihan dalam rumah : kurang
12. Sumber air minum dari : Galon
13. Kamar mandi : ada
14. Limbah rumah tangga di alirkan ke : saluran pembuangan
15. Tempat sampah diluar rumah : ada; tertutup
16. Jalan di depan rumah lebarnya : 3 meter, terbuat dari: aspal
Kesan kebersihan lingkungan pemukiman: cukup baik
Lingkunga
Yan Kes Status n
Kesehatan
Jarang berolahraga
Frekuensi makan tidak tentu
Asupan makanan kurang
bergizi seimbang
17
X. TABEL PERMASALAHAN PADA KELUARGA
Indikator
No Resiko dan Masalah Rencana Pembinaan KeberhasilanPenilaian
Kesehatan
1. Kurangnya aktivitas fisik Memberikan edukasi mengenai Ada aktifitas fisik yang
perlunya berolah raga dan aktifitas rutin dilakukan pasien
fisik.
2. Jadwal makan dan gizi Memberikan penjelasan tentang Terdapat perubahan
kondisi pasien saat ini dan pentingnya pola makan pada pasien.
untuk menjaga pola makan dengan gizi
yang sesuai
18
pemeriksaan fisik. minum obat obat sesuai
Memberi motivasi sesuai anjuran. anjuran.
untuk rutin minum Pasien mulai Rumah
obat. mengerti jadwal menjadi lebih
Edukasi makanan apa dan jenis rapih dan
saja yang sebaiknya makanan yang bersih.
dikonsumsi. bergizi
Edukasi mengenai seimbang.
kebersihan dan Pasien mulai
kerapihan rumah. mengerti
mengenai
kebersihan dan
kerapihan
rumah.
19
XII. KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA
1. Tingkat pemahaman : Pasien dapat memahami penjelasan yang
diberikan
2. Faktor pendukung : Pasien dan keluarga dapat memahami
penjelasan yang diberikan. Sikap pasien dan keluarga cukup kooperatif
sehingga dapat menerapkan edukasi yang diberikan
3. Faktor penyulit : Sulitnya mengubah perilaku pasien untuk
rutin melakukan aktivitas fisik, dan makan-makanan dengan gizi yang
seimbang.
4. Indikator keberhasilan : Pasien dapat mengetahui tentang
penyakitnya yang meliputi penyebab, faktor risiko, pencegahan,
penatalaksanaannya dan komplikasi yang dapat terjadi serta berusaha
untuk menerapkan pola hidup sehat. Keluarga ikut membantu pasien
dalam pengobatan dan menerapkan pola hidup sehat.
20
LAMPIRAN
Kunjungan Rumah
Hari ke 1
21
Hari ke 2
22
Hari ke 3
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Amin, Zulkifli dan Asril Bahar. Tuberkulosis Paru dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi kelima Jilid III. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia, 2009; h. 2230-
472.
2. Pasipanodya J, et al. (2011). “Tuberculosis and Other Mycobacterial
Diseases.” Conn’s Current Therapy.
3. Depkes RI, Ditjen PP dan PL. (2008). Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis dan Starndart Internasional Untuk Pelayanan Tuberkulosis
4. Darmanto Djojodibroto. (2015), Respirologi (Respiratory Medicine), ed.2,
Buku Kedokteran EGC.
5. Dinas Kesehatan Kota Medan. (2014). Profil Dinas Kesehatan Kota
Medan. dinkes. pemkomedan.go.id/hal-profil- dinas-kesehatan.htm
24