Anda di halaman 1dari 49

USULAN PROPOSAL

ANALISIS PIUTANG TARIF JASA PENGELOLAAN SAMPAH


KATEGORI RUMAH TINGGAL PADA PERUSAHAAN DAERAH
KEBERSIHAN KOTA BANDUNG
(Stusi Kasus di Kecamatan Mandalajati)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Metode Penelitian Administrasi yang di ampu oleh :
Dr. Ai Siti Farida, M.Si

Disusun oleh : Kelompok 2

Kelas / Semester : B / 4

Diani Nurasiah 1178010049

Djatia Diningrum 1178010057

Dyana Kamelya 1178010060

Elvira Sekar Sujono 1178010067

Finny Dwi Rahmasari 1178010084

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2019 M / 1440 H
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ................................................................................................ 1


B. Fokus Masalah ................................................................................................................. 7
C. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 7
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 7
E. Kegunaan Penelitian ........................................................................................................ 7
F. Kerangka Pemikiran......................................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 13

A. Penelitian Terdahulu ....................................................................................................... 13


B. Tinjauan pustaka ............................................................................................................. 19
1. Administrasi Publik .................................................................................................. 19
2. Keuangan Negara ...................................................................................................... 24
3. Analisis Piutang ........................................................................................................ 26
4. Pengertian Piutang .................................................................................................... 28
5. Pengertian Pengelolaan ............................................................................................. 33
6. Pengelolaan Sampah ................................................................................................. 34
7. Rumah Tinggal.......................................................................................................... 34
8. Perusahaan Daerah .................................................................................................... 35
9. Perusahaan Daerah Kebersihan................................................................................. 36

i
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................... 37

A. Objek Penelitian ............................................................................................................. 37


B. Metode Penelitian............................................................................................................ 37
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................................................... 39
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................................. 40
E. Analisis Data ................................................................................................................... 42
F. Triangulasi Data .............................................................................................................. 44
G. Tempat dan Waktu Penelitan .......................................................................................... 45

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena kurangnya pengertian
masyarakat terhadap akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh sampah. Sampah telah menjadi
permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan
terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat,
dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Faktor yang
menyebabkan permasalahan sampah di Indonesia semakin rumit adalah meningkatnya taraf
hidup masyarakat yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan
dan juga partisipasi masyarakat yang kurang untuk memelihara kebersihan dan membuang
sampah pada tempatnya. Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan
teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak
negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Pertambahan penduduk dan perubahan pola komsumsi masyarakat menimbulkan volume,


jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Pengelolaan sampah selama ini belum
sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Dalam
pengelolaan sampah diperlukan kepastian hukum, kejelasan tanggung jawab dan kewenangan
pemerintah, pemerintah daerah, serta peran masyarakat dan dunia usaha sehingga pengelolaan
sampah dapat berjalan secara proporsional, efektif dan efesien.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 (Tentang Pengelolaan


Sampah) yang dimaksud dengan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan
atau/proses alam yang berbentuk padat. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 33 Tahun 2010 (Tentang Pedoman Pengelolaan Sampah) sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat yang terdiri atas sampah rmah
tangga maupun samah sejenis sampah rumah tangga. Sedangkan pengelolaan sampah adalah
kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambung yang meliputi perencanaan,

1
pengurangan, dan penanganan sampah. Dampak peningkatan aktivitas manusia, lebih lanjut
mengakibatkan bertambahnya sampah.

Pengelolaan sampah yang optimal merupakan suatu tantangan besar yang sekarang
dihadapu hapir di seluruh kota besar di Indonesia, khususnya Kota Bandung. Peningkatan
jumlah penduduk yang semakin tinggi mengakibatkan jumlah timbulnya sampah yang terus
meingkat dimana peningkatan jumlah timbulnya hatus diikuti pengelolaan yang optimal
sehingga masalah sampah tidak menyebabkab kerusakan lingkungan dan penurunan kualitas
kesehatan masyarakat.

Timbulan sampah masyarakat kota Bandung saat ini dipryoyeksikan sebesar 9 ton/hari
dengan jumlah penduduk pada tahun 2014 sebanyak 2.748.732 dan jumlah yang terangkut ke
Tempat Pemprosesan Akhir Sampah (TPA) sebesar 1100 ton/hari. Dengan komposisi sampah
organik sebesar 57% dan anorganik sebesar 43% (Final Respon ICA Tahun 2010).

Untuk pengelolaan sampah kota Bandung PD (Perusahaan Daerah) kebersihan melakukan


berbagai inovasi antara lain dengan bank sampah, pengomposan, biodigester, biokonversi
dengan maggot dan kain sebagainya agar sampah yang di buang di TPA berkurang. Hingga
saat ini TPA yang di gunakan adalah TPA Sarimukti yang berlokasi di Desa Sarimukti
Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat dengan luas lahan 25 Ha. Jarak tempuh dari
kota Bandung ke lokasi TPA 45 km sehingga waktu tempuh angkutan per ritasi 3-4 jam.
Sampah yang masuk TPA Sarimukti berasal dari kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten
Bandung Barat.

Untuk itu diperlukan biaya yang cukup besar mengingat kapasitas volume sampah yang besar
dan biaya bahan bakar minyak (BBM). Salah satu cara yaitu dengan menaikkan pendapatan
perusahaan dari sektor penagihan. Adapun tarif jasa pengelolaan sampah sesuai dengan Perwal
316 Tahun 2013 sebagai berikut:

Keterangan : DL = Daya Listrik; LT = Luas Tanah; LB = Luas Bangunan

Gambaran Tarif Jasa Pengelolaan Sampah Sesuai Dengan Peraturan Walikota Bandung Nomor
316 Tahun 2013.

2
Dari hasil evaluasi tahun 2015 pendapatan tercapai 86,30 % dari target pendapatan pada
tahun 2015 dengan rincian 70 % dari Kategori Rumah Tinggal, 14 % dari Kategori Komersial,
13 % dari Kategori Perdagangan Sektor Informal (PSI), dan 3 % dari Kategori Angkutan
Umum.

(http://pdkebersihan.bandung.go.id/index.php/profil/kondisi-sampah/)

Dalam hal tersebut kategori rumah tinggal yang memiliki presentaase terbesar 70 % sesuai
dengan target pendapatan, namun sebenarnya dikategori ini terdapat masalah yang dapat
merugikan bagi BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) Perusahaan Daerah Kebersihan Kota
Bandung seperti salah satunya didalam Kategori Rumah Tinggal adanya retribusi, realisasi,
tertagih dan piutang dalam hal tersebut piutang memuat beberapa permasalahan sebagai contoh
dalam retribusi kebersihan kategori rumah tinggal dikenakan tarif Rp. 3.000 s.d Rp. 20.000 per
rumah/perbulan namun realisasinya tidak sesuai banyak sekali warga masyarakat yang tidak
membayar dengan berbagai alasan dan membayar tidak sesuai tarif, ini jelas membuat kerugian
yang sangat besar dikarenakan piutang tersebut tidak dibayar oleh masyarakat, bahkan
masyarakat acuh dan serasa tidak perduli tidak membayar jasa pengololaan sampah.

Padahal sudah jelas jasa pengangkutan itu memuat beberapa proses pengangkutan sampah
rumah tinggal yakni, sampah yang bersumber dari rumah tinggal di angkut ke tempah
pembuangan sementara (TPS) secara swakelola oleh RT dan RW setempat. Dari TPS, sampah
diangkut oleh truk sampah PD (Perusahaan Daerah) kebersihan untuk kemudian dibuang ke
tempat pembuangan akhir (TPA) di sarimukti, Kabupaten Bandung Barat yang dikeolola oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Setelah dipilah, sampah anorganik akan dibawa ke bank sampah. Sementara sampah
organik akan diolah menjadi kompos di eks TPA Jelekong, Kabupaten Bandung.

(http://pdkebersihan.bandung.go.id/index.php/layanan/layanan-pengangkutansampah/)

3
GAMBAR 1.1

INFOGRAFIS PENGELOLAAN SAMPAH

(sumber: PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan Kota Bandung)

Dalam permasalahan yang ada penulis menyoroti satu masalah tentang tarif jasa
pengelolaan sampah khususnya kategori rumah tinggal. Sesuai dengan PERWAL (Peraturan
Walikota) Bandung No. 316 Tahun 2013 tentang pengelolaan sampah dalam pasal 5 golongan
wajib bayar jasa pengelolaan sampah :

a. Rumah tinggal
b. Komersial/non komersial
c. Sosial
d. Pedagang sektor informasi dan
e. Angkutan umum

Adapun penulis mengambil satu kategori yaitu rumah tinggal dikarenakan jumlah yang di
dapat dari PD (Perusahaan Daerah) kebersihan Kota Bandung. Jumlah penduduk kota Bandung
2-3 juta jiwa, dengan adanya komuter/urban rata-rata setiap orang membuang 0,6 sampah/hari.

*(SUMBER:PROF.ENRI DAMANHURI.ITB)

4
Sedangkan timbunan sampah setiap hari 1.600 ton/hari = 230 x (setara dengan 230 ekor
gajah dewasa / setara dengan 1 lapangan sepakbola dengan tinggi timbunan 1 meter, sedangkan
komposisi sampah perhari 0,2% logam 57% organik 7,4% kain 10,6% kertas 0,1% B3 18,5%
plastik karet 6,2% lain-lain.

*(SUMBER FINAL REPRT JICA 2010)

Tarif jasa pengelolaan sampah kaegori rumah tinggal sesuai dengan Peraturan Walikota
Bandung Nomor 316 Tahun 2013

Kategori Rumah Tinggal :

Kelas 1 (DL. 450 VA, LT. 60 M2 , LB. 27 M2 ) sebesar Rp. 3.000,00/bulan.

Kelas 2 (DL. 900-1,300 VA, LT> 60-100 M2 , LB. > 27-60 M2 ) sebesar RP. 5.000,00/bulan.

Kelas 3 (DL. > 1,300 – 2.200 VA, LT> 100-200 M2 , LB. > 60-150 M2 ) sebesar Rp.
7.000,00/bulan.

Kelas 4 (DL. > 2.200 – 3.600 VA, LT> 200-350 M2 , LB. >150-250M2 ) sebesar Rp.
10.000,00/bulan.

Kelas 5 (DL. > 3.600-6.600 VA, LT> 350-500 M2 , LB. >250-350 M2 ) sebesar Rp.
15.000,00/bulan.

Kelas 6 (DL. > 6.600 VA, LT> 500 M2 , LB. >350 M2 ) sebesar Rp. 20.000,00/bulan.

#keterangan : DL+Daya Listrik, LT=Luas Tanah, LB=Luas Bangunan.

Namun dalam hal ini peneliti akan menyoroti masalah piutang dalam tarif jasa pengelolaan
sampah kategori rumah tinggal karena sangat mendominan sekali dalam komposisi pembuangan
sampah saja terbesar dibanding kategori ;ain, dan peneliti mengambil kecamatan mandalajati
sebagai studi kasus permasalahan piutang pada PD (Perusahaan Daerah) kebersihan Kota Bandung
adapu datanya sebagai berikut:

Data lapora piutang Pd (Perusahaan Daerah) Kebersihan Kota Bandung tahun 2012-2016
kecamatan mandalajati:

5
TABEL 1.1

DATA PIUTANG KECAMATAN MANDALAJATI

20000000
18000000
16000000
14000000
12000000
10000000
8000000
6000000
4000000
2000000
0
TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017

LEMBAR (KARCIS) PIUTANG

KETERANGAN

2013 sebesar 2.672 lembar (karcis) Rp. 11.455.00,00

2014 sebesar 1.052 lembar (karcis) Rp. 4.740.000,00

2015 sebesar 1.630 lembar (karcis) Rp. 7.872.000,00

2016 sebesar 1.473 lembar (karcis) Rp. 6.877.000,00

2017 sebesar 4.268 lembar (karcis) Rp. 17.718.000,00

Dilihat dari masalah tersebut, PD (Perusahaan Daerah) kebersihan megalami permasalahan


keuangan yang menyangkut aset lancar (piutang) dalam pengelolaan sampah kategori rumah
tnggal, jelas hal ini sangat merugikan karena PD (Perusahaan Daerah) kesebersihan sendiri tidak
melakukan tindakan seperti tidak mengangkut sampah di rumah-rumah tidak akan membuat
masyarakat sadar namun akan muncul permasalahan baru, masyarakat akan membuang sampah
sembarangan bahkan bisa saja ke sungai.

Berdasarkan fenomena yang telah dijabarkan diatas penulis bermaksud untuk melakukan
penelitian dengan menganalisis kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan konsep
analisis piutang dan sesuai dengan fenomena yang diharapkan tersebut peneulis tertarik untuk

6
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Piutang Tarif Jasa dalam Pengelolaan Sampah
Kategori Rumah Tinggal pada Perusahaan Daerah Kebersihan Kota bandung (di
Kecamatan Mandalajati).”

B. Fokus Masalah

Perusahaan Daerah Kebersihan sebagai perusahaan yang ditangani leh pemerintah daerah
dituntut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, namun berbagai kendala yang datang harus
dapat ditangani oleh PD (Perusahaan Daerah) kebersihan, sehingga untuk membantu
memcahkan permasalahan ini, penulis perlu mengetahui beberapa hal yang penulis belum
ketahui. Penelitian ini berusaha memahami beberapa aspek mengenai kinerja keuangan, pada
hal ini dibatsi pada kinerja keuangan PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan Kota Bandung.

Beberapa pernyataan utama yang akan dicoba dijawab melalui penelitian adalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana cara perusahaan untuk mengumpulkan/menagih piutang?


2. Bagaimana cara perusahaan mengelola piutang khusus kategori rumah tinggal dlam
pengelolaan sampah?
C. Rumusan Masalah

Bagaimana nalaisis piutang tarif jasa dalam pengelolaan sampah kategori rumah tinggal
PD Kebersihan Kota Bandung di Kecamatan Mandalajati?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengethaui aktiva lancar (piutang) pada Perusahaan Daerah kebersihan dalam pengelolaan
sampah kategori rumah tinggal di Kota Bandung di Kecamatan Mandalajati.

E. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan diatas, maka diharapkan penelitian ini memiliki
manfaat sebagai berikut:

7
1. Kegunaan Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi perkembangan teori
dan untuk kepentingan penelitian dimasa akan datang.

2. Kegunaan Praktis
a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat memperluas pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai
piutang di perusahaan. Serta penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelas Sarja Administrasi Publik (S.AP).

b. Bagi Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung

Sebagai bahan saran dan pertimbangan dalam memperbaiki kinerja keungan khususnya
piutang kategori rumah tinggal dapat mendapatkan slusi untuk menyelesaikannya.

c. Bagi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Sebagai bahan bacaan dan rujukan bagi mahsiswa program studi Administrasi Publik
pada khususnya dan mahasiswa Universitas Islam Negeri Gunung Djati Bandung pada
umumnya.

F. Kerangka Pemikiran

Pengelolaan sampah memang banyak sekali menimbulkan maslaah dan sampai sekarang
pun belum terselesaikan adapun dalam kategori rumah tinggal yang menurut data dari PD
(Perusahaan Daerah) Kebersihan Kota Bandung komposisi pembuangan sampah terbesar
sekota Bandung ini sudah jelas banyak sekali menimbulkan masalah, salah satu masalah yang
peniliti soroti adalah pembayaran retribusi jasa pengelolaan sampah yang sering sekali
masyarakat mengabaikan. Sedangkan ini justru sangat penting karena dari retribusi tersebut
tentunya PD Kebersihan akan meningkatkan pelayanan seperti alat-alat mendaur ulang sampah
sehingga tidak terlalu menumpuk sampah dan dapat diminimalisir peredarannya.

Retribusi sampah adalah sumber pendapatan satu-satunya dari PD Kebersihan Kota


Bandung sudah sangat jelas jika masyarakat enggan membayar akan sangat rugi bagi PD
Kebersihan. Salah satu faktor masyrakat enggan membayar dikarenakan masyarkat merasa

8
dirugikan karena harus membayar 2 kali kepada RT/RW dan PD (Perusahaan Daerah)
Kebersihan. Namun sebenarnya memang ada pemisahan antara swakelola RT/RW dengan PD
Kebersihan sampah yang diangkut berdasarkan swakelola RT/RW jadi sudah jelas uang
retribusinya untuk membayar jasa orang yang mengangkut sampah tersebut, namun
pengangkutan sampah dari TPS (Tempat Pembuangan Sampah) menuju ke TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) itu tanggung jawab PD Kebersihan dengan diangkut oleh truk pengangkut
sampah hingga ke TPA. Jadi sudah jelas memang mekanismenya seperti itu namun masih saja
terjadi masyarakat yang engga membayar karena berbagai alasan dan terkadang tidak sesuai
dengan tarif yang ditentukan oleh PERWAL (Peraturan Walikota) No 316 Tahun 2013 tentang
Tarif Jasa Pengelolaan Sampah, sebenernya jika sesuai dengan aturan tarif di peraturan
Walikota juga belum maksimal pendapatan PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan karena kalau
dilihat dari daya listrik. satu rumah terkadang ada beberapa kepala keluarga dan yang memiliki
kamar kost yang disewakan hanya satu daya listrik. jelas sangat dirugikan karena yang
menempati rumah tidak hanya satu keluarga namun beberapa keluarga jelas pembuangan
sampah perhari juga akan meningkat, dengan adanya permasalahan tersebut penulis
menyimpulkan bahwa permasalahan piutang masyarakat kepada PD (Perusahaan Daerah)
kebersihan perlu di Analisis lebih lanjut sehingga dapat menemukan solusi dan meminimalisir
permasalahannya.

GAMBAR 1.2

ALUR PENGANGKUTAN SAMPAH

(Sumber: PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan Kota Bandung)

9
Analisis piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aset dan arus laba perusahaan
yang saling terkait. Pengalaman menunjukan bahwa perusahaan tidak dapat menagih semua
piutangnya. Meskipun keputusan mengenai kolektibilitas (ketertagihan) dapat dibuat kapan
saja, kolektibilitas piutang dalam satu kelompok hanya dapat di estimasi berdasarkan
pengalaman masa lalu, dengan pengisihan yang layak berdasarkan ekonomi saat ini, industri
dan kondisi debitur. Risiko analisis ini adalah pengalaman masa lalu mungkin bukan alat
prediksi yang layak atas kerugian masa depan, atau mungkin kita gagal mencerminkan kondisi
terkini. Kerugian piutang dapat menjadi sangat berarti dan mempengaruhi baik aset lancar serta
laba bersih sekarang dan masa depan.

Dalam praktiknya perusahaan melaporkan piutang sebesar nilai realisasi bersih (net
realizable value) jumlah piutang total dikurangi penyisihan piutang tak tertagih. Manajemen
mengestimasi penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan pengalaman, kondisi pelanggan
ekspektasi ekonomi dan industri, dan kebijakan penagihan. Piutang tak tertagih dihapus
mengurangi penyisihan (sering kali dilaporkan sebagai pengurangan piutang di neraca), dan
ekspektasi kerugian dicakup dalam beban operasi periode berjalan. Penilaian kualitas laba
seringkali di pengaruhi oleh analisis piutang dan oleh kolektibilitasnya. Analisis harus peka
terhadap perubahan pada akun penyisihan. Akun ini dihitung relatif berdasarkan penjualan,
piutang atau kondisi industri dan pasar (Subramanyam, 2014:275)

Piutang menurut K.R SUMBRAMANYAM dan JOHN J. WILD (2014:276)


(receivables) merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa atau
pemberian pinjaman uang. Piutang mencakup nilai jatuh tempo yang berasal dari aktivitas
seperti sewa dan bunga. Piutang usaha (account receivables) mengacu pada janji lisan untuk
membayar yang berasl dari penjualan produk dan jasa secara kresdit. Piutang diklasifikasikan
sebagai aset lancar jika diharapkan akan direalisasi atau di tagih dalam waktu satu tahun atau
satu siklus operasi, tergantung dari mana yang lebih panjang. (Subramanyam, 2014:275)

Analisis Piutang K.R SUBRAMANYAM dan JOHN J. WILD meskipun opini wajar
tanpa pengecualian dari auditor memberikan keyakinan akan validitas dan penilaian piutang,
analisis kita harus mengakui kemungkinan adanya kesalahan prosedur atau penilaian audit.
Kita juga harus waspada terhadap insentif manajamen (dan auditor) dalam melaporkan laba

10
dan aset. Dengan memperhatikan hal tersebut, terdapat pertanyaan penting dalam analisis
piutang kita. (Subramanyam, 2014:276)

Risiko kolektibilitas (ketertagihan). Sebagian besar penagihan piutang tak tertagih


berdasarkan pengalaman masa lalu, meskipun penyisihan dilakukan untuk ekonomi terkini
yang membaik, industri dan kondisi debitur. Dalam praktiknya, manajemen seringkali lebih
mementingkan pengalaman masa lalu hanya karena kondisi ekonomi dan industri sulit di
prediksi. Analisis harus mempertimbangkan bahwa meskipun pendekatan dengan rumus untuk
menghitung penyisihan piutang tak tertagih mudah dan praktis, perhitungan ini mencerminkan
penilaian mekanik yang menghasilkan kesalahan. Analisis harus bersandar pada pengetahuan
kita mengenai kondisi industri untuk dapat menilai penyisihan piutang dengan andal.

Informasi penuh untuk menilai resiko kolektibilitas biasanya tidak dicangkup dalam
perusahaan, alat analisi untuk memeriksa kolektibilitas mencakup :

1. Memeriksa konsentrasi pelanggan-resiko meningkat jika piutang terkonsentrasi


pada satu atau sedikit pelanggan.

Piutang seharusnya tidak terkonsentrasi kepada satu pelanggan sehingga tingkat


ketertagihan piutang ini resikonya kecil dapat tertagih jika hanya terkonsentrasi pada satu
pelanggan, akan tetapi piutang harus difokuskan kepada semua pelanggan dikarenakan
perusahaan jasa dan jasa yang perusahaan berikan semua masyarakat menikmati dampaknya,
oleh karena itu resiko ketertagihan piutang akan besar dapt tertagih jika semua pelanggan
difokuskan dalam ketertagihannya.

2. Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan atau perpanjangan


(renewal) dari piutang atau wesel tagih masa lalu.

Dalam penetuan piutang pengaliha/perpanjangan sesuai dengan waktu estimasi piutang tak
tertagih setiap satu tahun sekali piutang di perpanjang dan setiap tiga tahun piutang akan
dihapuskan sesuai dengan syarat yang berlaku diperusahaan tersebut jika estimasi piutang tak
tertagih benar-benar terjadi.

11
Peraturan walikota
Bandung No316 2013

Analisis piutang (K.R


Subramanyam dan John
J. Wild)

Risiko Kolektibilitas
(ketertagihan)

Memeriksa
Menghitung dan Menentukan bagian
konsentrasi
menyeldiki tren piutang yang
pelanggan-risiko
periode rata-rata merupakan
meningkat jika
kolektibilitas piutang pengalihan atau
piutang
dibandingkan dengan perpanjangan
terkonsentrasi
syarat kredit (renewal) dari
pada satu
pelanggan untuk piutang atau wesel
pelanggan atau
industri tagihan masa lalu
sedikit pelanggan

Gambar 1.3

Kerangka Pemikiran

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Pengambilan penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan acuan.


Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian yang telah dilakukan. oleh
karena itu, penulis memaparkan hasil hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu
sebagai berikut:

Suwarno, skripsi Analisis sistem Pengendalian internal atas piutang untuk meminimalkan
Jumlah piutang tak tertagih pada PT olympindo Multifinance (PT. OMF) (2009). Penelitian ini
tentang analisis sistem Pengendalian internal atas piutang untuk meminimalkan Jumlah piutang
tak tertagih PT. OMF. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem
Pengendalian internal atas piutang pada PT. OMF dalam menentukan calon debitur agar Jumlah
piutang tak tertagih nya dapat diminimalkan sekecil mungkin dan untuk mengetahui pengaruh dari
penerapan sistem Pengendalian internal atas piutang dalam meminimalkan Jumlah piutang tertagih
dengan menggunakan skedule aging atas penjualan yang telah dicapai PT. OMF. Hasil penelitian
ini akan menunjukkan bahwa penerapan sistem Pengendalian internal atas piutang PT. OMF
memiliki pengaruh dalam meminimalkan Jumlah piutang tak tertagihnya. Hasil tersebut
ditunjukkan oleh skedule aging per 31 Maret 2009 atas penjualan tahun 2008 di mana presentase
dari past due lebih dari 30 hari sebesar 8,5% dan past due lebih dari 60 hari sebesar 4,70%.

Christine Y.A. Mawitjere dan Herman Karamoy, jurnal, analisis piutang tak tertagih
berdasarkan umur piutang pada hotel berbintang di Kota Manado (2014). ada banyak produk dan
layanan yang ditawarkan dalam bisnis hotel seperti ruang pelayan, minuman dan makanan.
Penjualan produk dan layanan di usaha Hotel melakukannya dengan variasi cara, yaitu penjualan
tunai baik penjualan kredit. Dalam penjualan kredit ada dua sisi yaitu menerima kredit dan yang
lainnya memberi kredit. Ini menyebabkan piutang dagang dan kreditur untuk debitur. Jadi
sebenarnya dari kemampuan penjualan secara kredit akan membuat klaim yang diajukan terhadap
piutang kepada kreditor. Walaupun piutang yang muncul tidak dapat dibayarkan atau client
menjadi bangkrut atau go on, hal ini menyebabkan piutang ragu-ragu atau piutang tak tertagih. Hal
itu disebabkan karena transaksi kredit ada lebih banyak waktu sebelum debitur membayar

13
hutangnya, dalam hal ini kemungkinan piutang tak tertagih masih akan terjadi. Beban piutang atau
biaya piutang tak tertagih Biasanya pada bisnis yang persentase keputusannya menunjukkan
seberapa besar pengaruhnya terhadap keuangan bisnis. Persentase biasanya keputusan berdasarkan
umur piutang dan juga Berdasarkan pengalaman pada periode terakhir. Objek penelitian ini adalah
beberapa dari semua hotel atau hotel berbintang di Manado. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui umur piutang yang lebih lama, ada lebih banyak persentase piutang tak tertagih atau
piutang yang meragukan bahwa keputusan semua hotel di Manado. Metodologi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif statistik. Mana statistik menunjukkan tingkat
pekerjaan faktur cara mengumpulkan data, menyusun data, menyiapkan dan menganalisa data
nomor. Untuk memberikan gambaran, singkat dan jelas tentang kondisi hotel, maka dapat
disimpulkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, semakin lama umur piutang maka semakin
tinggi persentase beban piutang tak tertagih yang diambil keputusan oleh All Suite Hotel di
Manado. Hal ini membuat hasil perhitungan rata-rata dari tak tertagih nya piutang usaha
berdasarkan umur piutang, yaitu rata-rata piutang tak tertagih sebesar 2,86% selama 1- 30 hari,
rata-rata 30-60 hari adalah 7, 92%, rata-rata 60- 90 hari adalah 14,29%, rata-rata 91-180 hari
berikutnya adalah 20, 71% dan kemudian rata-rata 181-365 hari adalah 31,45% dan yang terakhir
1 tahun rata-rata piutang tak tertagih adalah 50%.

Shinta Noviana, Jurnal, analisis tingkat perputaran piutang dagang pada PT Perdana
Gapuraprima (2016). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar tingkat
perputaran piutang atas penjualan apartemen yang dilakukan PT Perdana Gapuraprima pada
periode 2012-2014. Di tengah persaingan bisnis yang ketat perusahaan dituntut untuk mampu
meraih posisi pasar, sehingga perusahaan perlu melakukan strategi penjualan secara kredit, agar
jumlah penjualan meningkat. Piutang secara umum dapat didefinisikan sebagai tagihan yang
timbul atas penjualan barang atau jasa secara kredit dengan jangka waktu yang telah ditentukan
sebagai akibat adanya penjualan kredit. Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang
tercantum dalam neraca. Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi perusahaan yang tidak
terdapat pada aktiva lancar lainnya. Piutang dapat menjadi potensi bila dikelola dengan baik tetapi
sebaliknya akan menjadi resiko bila tidak dikelola dengan baik. Resiko kerugian piutang dapat
berupa resiko tidak dibayarnya sebagian atau seluruh piutang, atau keterlambatan pelunasan
piutang. Pengelolaan piutang memerlukan perencanaan yang matang mulai dari penjualan kredit
yang menimbulkan piutang sampai menjadi kas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

14
penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang memakai data numerik (angka). Yang
kemudian dikelola dan dianalisis untuk diambil sebagai kesimpulan. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan adalah dengan wawancara dan dokumentasi. Dari data ini dianalisis menggunakan
analisis rasio khususnya yang berhubungan dengan tingkat perputaran piutang, periode
pengumpulan piutang, rasio tunggakan dan rasio penagihan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa tingkat perputaran piutang PT Perdana Gapuraprima pada tahun 2013 sebesar 2, 36 kali
dan pada tahun 2014 sebesar 0,44 kali, yang mana Masih kurang dari rata-rata industri yang sudah
ditetapkan yaitu 15 kali, sehingga penagihan yang dilakukan manajemen dianggap tidak berhasil.
Rata-rata perusahaan mengumpulkan piutangnya pada tahun 2013 dalam waktu 152,54 hari dan
pada tahun 2014 sebesar 818,18 hari. Periode pengumpulan piutang melebihi dari rata-rata industri
yaitu 60 hari, sehingga dapat dikatakan perusahaan tidak mampu melakukan penagihan secara
tepat waktu. Rasio tunggakan mengalami naik turun yang mana pada tahun 2012 sebesar 29,3%
dan tahun 2013 sebesar 42,58% dan tahun 2014 sebesar 34, 91%. Tunggakan tertinggi terjadi pada
tahun 2013 dan dapat merugikan perusahaan karena dana yang harusnya kembali berputar menjadi
kas tetap tertanam dalam piutang. Adapun penyebabnya pada tahun 2013 banyak penyetoran
angsuran yang tidak jelas siapa penyetor nya. Rasio penagihan mengalami kenaikan yang mana
pada tahun 2012 sebesar 67,39% dan tahun 2013 sebesar 72,74% dan tahun 2014 sebesar 92,25%.
Sehingga perusahaan mampu dengan baik dalam melakukan penagihan piutang.

Ardi Kurniawan Syahputera dan Siti Khairani, Jurnal, analisis piutang tak tertagih pada PT.
Bima Finance Palembang (2013). Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana
pengelolaan piutang tak tertagih pada PT Bima Finance Palembang. Ruang lingkup dibatasi pada
pengelolaan piutang tak tertagih pada PT. Bima Finance Palembang. Tujuannya untuk
menganalisis pengelolaan piutang tak tertagih pada PT. Bima Finance Palembang. Penelitian ini
termasuk penelitian deskriptif. Tempat penelitian dilakukan di PT Bima Finance Palembang. Data
yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penulisan
skripsi ini menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah metode kualitatif dengan menganalisis pengelolaan piutang pada PT. Bima Finance
Palembang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, banyaknya piutang tak tertagih pada PT.
Bima Finance Palembang disebabkan oleh pihak perusahaan maupun pihak konsumen.
Pengendalian yang seharusnya dilakukan PT. Bima Finance Palembang adalah lebih selektif lagi
dalam menentukan calon debitur, dalam melakukan survei yang lebih detail, teliti dan hati-hati

15
dalam melihat situasi dan kondisi calon debitur. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari dan
meminimalisasi piutang tak tertagih agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Analisis Ini seharusnya
dilakukan oleh setiap bagian karyawan mulai dari marketing, supervisor, credit analyst sampai ke
pimpinan cabang.

16
Tabel 2.1

Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu

No Nama dan Judul Persamaan Perbedaan

1 Suwarno (skripsi) Skripsi ini sama-sama Judul, objek penelitian berbeda,


membahas mengenai piutang dalam penelitian skripsi ini lebih
Analisis sistem
dan dengan metode penelitian fokus terhadap Pengendalian
Pengendalian internal atas
kualitatif internal untuk meminimalisir
piutang untuk
piutang tak tertagih sedangkan yang
meminimalkan Jumlah
sedang penulis teliti yaitu
piutang tak tertagih pada
permasalahan penyebab piutang itu
PT. olympindo
sendiri
Multifinance (2009).

2 Christine Y.A Sama-sama memfokuskan Metodologi yang digunakan


penelitian piutang itu sendiri berbeda dengan jurnal ini
MAWITJERE dan
sebagai objek nya menggunakan metode deskriptif
Herman Karamoy (Jurnal)
statistik
Analisis piutang tak
tertagih berdasarkan umur
piutang pada hotel
berbintang di kota Manado
(2014).

3 Shinta Noviana (Jurnal) Fokus utama yang dijadikan Metodologi penelitian yang dipakai
objek adalah piutang sama dalam penelitian ini deskriptif
Analisis tingkat perputaran
dengan penelitian yang kualitatif
piutang dagang pada PT
penulis sedang menelitinya
Perdana Gapuraprima
(2016)

17
4 Erdi Kurniawan Metode logit penelitian yang Fokus penelitian lebih menekankan
dipakai sama dengan pada umur piutang yang tak tertagih
SYAPUTRA dan Siti
penelitian yang peneliti
Khairani (Jurnal)
lakukan yaitu deskriptif
Analisis piutang tak kualitatif dan sama-sama
tertagih pada PT Bima meneliti mengenai piutang
Finance Palembang (2013)

18
Perbedaan dari penelitian sebelumnya dan penelitian yang sedang dilakukan ialah dari
perbedaan judul, objek penelitian, data yang digunakan dan sampel yang digunakan. Judul Dalam
penelitian ini adalah analisis piutang tarif jasa pengelolaan sampah kategori rumah tinggal pada
PD kebersihan Kota Bandung di Kecamatan Mandalajati. Variabel dalam penelitian ini ialah
variabel x analisis piutang dengan dimensi satu resiko kolektibilitas (2014:275).

Adapun hubungan penelitian terdahulu dengan penelitian penulis yaitu sama-sama membahas
mengenai piutang dimana penulis dapat menjadikannya sebagai referensi dalam penulisan skripsi
ini.

B. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teori seperti Grand theory, middle theory,
operasional theory (teori yang mendukung penelitian). Adapun beberapa teori tersebut sebagai
berikut:

1. Administrasi Publik

Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan


kebijakansanaan untuk mencapai tujuan. Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang
meliputi catat mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda dan
sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan. Administrasi dalam arti luas adalah sebuah proses
kerjasama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan tertentu secara berdaya guna dan
berhasil guna.

Menurut Anggara, (2012:11) Administrasi diartikan sebagai suatu proses pengorganisasian


sumber-sumber sehingga tugas pekerjaan dalam organisasi tingkat apapun dapat dilaksanakan
dengan baik.

Menurut The Liang Gie, (1999:14) administrasi adalah "Segenap rangkaian penataan terhadap
pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama untuk mencapai tujuan
tertentu".

19
Masih dari sumber yang sama, definisi administrasi menurut Luther Gullick yaitu "
Administration has to do with getting things done. Who is the a complement of definid adjectives."
Jadi menurut Gullick, administrasi berkenaan dengan penyelesaian Hal apa yang hendak
dikerjakan, dengan tercapainya tujuan-tujuan yang hendak ditetapkan.

Proses administrasi akan melaksanakan 3 fungsi utama yang berhubungan erat dengan tiga
tingkatan umum dalam hierarki formal. Di tingkat atas, yaitu fungsi pengarahan organisasi,
terutama berkaitan dengan proses perencanaan jangka dari suatu tujuan yang akan dicapai. Di
tingkat menengah, yaitu tingkat manajemen organisasi, terutama berkaitan dengan upaya
mempertahankan organisasi sebagai suatu pekerjaan yang terus berlangsung lama, seperti
memberikan bahan-bahan, sarana-sarana, instruksi-instruksi dan penciptaan iklim yang diperlukan
oleh staf teknis atau profesional yang terlibat dalam prosedur produksi (hasil). Di tingkat bawah
adalah fungsi pengawasan.

Sementara itu, menurut Nawawi (1999:1). Administrasi adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan sebagai proses pengendalian usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai
tujuan bersama yang telah ditetapkan. Menurut Siagian (2002:2). Administrasi adalah keseluruhan
proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Selain itu, ada juga beberapa ciri-ciri administrasi yaitu
sebagai berikut:

1. Adanya sekelompok manusia yang terdiri atas dua orang atau lebih
2. Adanya kerjasama
3. Adanya proses usaha
4. Adanya bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan, dan
5. Adanya tujuan.
Menurut Anggara, administrasi adalah proses keseluruhan kegiatan organisasi diarahkan pada
pencapaian tujuan antara dan tujuan akhir (goals and objectives). (Anggara, 2012:13)

Menurut The Liang Gie yang dikutip oleh Anggara, Administrasi adalah segenap rangkaian
perbuatan penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai
tujuan tertentu. (Anggara, 2012:21).

20
Dari penjelasan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa administrasi adalah proses yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih sehingga dapat memenuhi pencapaian tujuan yang diinginkan.

Publik pada dasarnya berasal dari bahasa Inggris "public" yang berarti umum, rakyat umum,
orang banyak dan rakyat. Nampaknya, kata "publik" diterjemahkan oleh beberapa kalangan
berbeda-beda sebagaimana kepentingan mereka. Misalnya kata "public administration"
diterjemahkan menjadi "administrasi negara". Pertanyaan yang timbul adalah Apakah "publik" itu
sama dengan "negara"?, kalau "public" sama dengan "negara" maka "public administration" sama
dengan "state administration" padahal, cangkupan "state" lebih luas daripada "public". (Pasolog,
2012:54).

H. Geogre Feederickson (1998:46) dikutip dalam buku Pasolog, menjelaskan konsep "publik"
dalam 5 perspektif yaitu:

1. Publik sebagai kelompok, kepentingan, yaitu publik dilihat sebagai manifestasi dari
interaksi kelompok yang melahirkan kepentingan masyarakat.
2. Publik sebagai pemilih yang rasional yaitu masyarakat terdiri atas individu-individu yang
berusaha memenuhi kebutuhan dan kepentingan sendiri.
3. Publik sebagai perwakilan kepentingan masyarakat, yaitu kepentingan publik diwakili
melalui "suara".
4. Publik sebagai konsumen yaitu konsumen sebenarnya tidak terdiri dari individu-individu
yang tidak berhubungan satu sama lain, namun dalam jumlah yang cukup besar mereka
menimbulkan tuntutan pelayanan birokrasi. Karena itu posisinya juga dianggap sebagai
publik, dan
5. Publik sebagai warga negara yaitu warga negara dianggap sebagai publik karena partisipasi
masyarakat sebagai keikutsertaan warga negara dalam seluruh proses penyelenggaraan
pemerintah di pandang sebagai sesuatu yang paling penting.
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa publik adalah rakyat yang memiliki
kepentingan untuk mencapai tujuan berdasarkan dengan nilai dan norma yang mereka ketahui.
Menurut Pfiffner dan Presthus yang dikutup Syafei (2003:31) memberikan penjelasan mengenai
administrasi negara sebagai berikut:

21
A. Administrasi negara meliputi implementasi kebijaksanaan pemerintah yang ditetapkan
oleh badan-badan perwakilan politik.
B. Administrasi negara dapat didefinisikan sebagai koordinasi usaha-usaha perorangan dan
kelompok untuk melaksanakan kebijaksanaan pemerintahan.
Hal ini terutama meliputi pekerjaan sehari-hari pemerintah. Secara ringkas, Administrasi
Negara adalah suatu proses yang bersangkutan dengan kebijaksanaan kebijaksanaan pemerintah,
pengarahan kecakapan dan teknik-teknik yang tidak terhingga jumlahnya, memberikan arah dan
maksud terhadap sejumlah orang.

Sedangkan menurut chander dan Plano dalam Keban (2004:3) mengemukakan bahwa:

" Administrasi Publik adalah proses di mana sumber daya dan personel publik diorganisir dan
dikoordinasikan untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengelola (manage),
keputusan-keputusan dalam publik".

Sementara itu Henry dalam Harbani pasolong (2008:8) mengatakan bahwa: " Administrasi Publik
adalah suatu Kombinasi yang kompleks antara teori dan praktik, dengan tujuan mempromosikan
pemahaman terhadap pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat yang diperintahkan, dan
juga mendorong kebijakan publik agar lebih responsif terhadap kebutuhan sosial." Administrasi
Publik berusaha melembagakan praktik-praktik manajemen agar sesuai dengan nilai efektivitas,
efisiensi, dan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara lebih baik.

Sedangkan Waldo dalam Pasolong (2008:8) mendefinisikan

"Administrasi Publik adalah manajemen dan organisasi dari manusia manusia dan peralatannya
guna mencapai tujuan pemerintah." kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa pengertian
tentang Administrasi Publik adalah kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang atau
lembaga dalam melaksanakan tugas tugas pemerintah untuk mencapai tujuan pemerintah secara
efektif dan efisien guna memenuhi kebutuhan publik.

22
Adapun beberapa pengertian administrasi publik menurut para ahli adalah sebagai berikut:

A. Menurut Sondang P.Siagian

"Administrasi Publik didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh
aparatur pemerintahan suatu negara dalam usaha mencapai tujuan tertentu." (Syafri,2012:25)

B. Menurut Chandler dan Plano

"Administrasi Publik adalah proses dimana sumber daya dan personal publik diorganisir dan
dikoordinasikan untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola (manage)
keputusan-keputusan dalam kebijakan." (Syafri, 2012:7)

Chandler dan Plano menjelaskan bahwa administrasi publik merupakan seni dan ilmu (art and
science) yang ditunjukkan untuk mengatur "public affairs" dan melaksanakan berbagai tugas yang
ditentukan. Administrasi Publik sebagai disiplin ilmu bertujuan untuk memecahkan masalah
publik melalui perbaikan-perbaikan, terutama di bidang organisasi, sumber daya manusia dan
keuangan.

C. Menurut Edward H.Litchfield

" Administrasi Publik adalah studi mengenai bagaimana bermacam-macam badan pemerintahan
organisasi, dilengkapi tenaga-tenaganya, digerakkan, dan dipimpin". (Syafri, 2012:25)

D. Menurut Jhon M.Pfiffner dan Robert V.Presthus

"Administrasi Publik adalah (1) meliputi implementasi kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan
oleh badan badan perwakilan politik, (2) koordinasi usaha usaha perorangan dan kelompok untuk
melaksanakan kebijakan pemerintah. Hal ini meliputi pekerjaan sehari-hari pemerintah, (3) suatu
proses yang bersangkutan dengan pelaksanaan kebijakan-kebijakan pemerintah, pengarahan,
kecakapan dan teknik-teknik yang tidak terhingga jumlahnya, memberikan arah dan maksud
terhadap usaha sejumlah orang". (Pasolong, 2013:7)

23
E. Menurut Nicholas Henry

" Administrasi Publik adalah suatu Kombinasi yang kompleks antara teori dan praktik, dengan
tujuan mempromosi pemahaman terhadap pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat
yang diperintah, dan juga mendorong kebijakan publik agar lebih responsif terhadap kebutuhan
sosial." (Pasolong, 2013:8) Administrasi Publik berusaha melembagakan praktik-praktik
manajemen agar sesuai dengan nilai efektivitas, efisiensi, dan pemenuhan kebutuhan masyarakat
secara lebih baik.

F. Menurut David H. Rosenbloom

" Administrasi Publik merupakan pemanfaatan teori-teori dan proses-proses manajemen politik
dan hukum untuk memenuhi keinginan pemerintah dibidang legislatif, eksekutif dalam rangka
fungsi-fungsi pengaturan dan pelayanan terhadap masyarakat secara keseluruhan atau sebagian."

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi publik adalah kerjasama yang
dilaksanakan oleh banyak orang untuk melaksanakan tugas guna memenuhi kebutuhan secara
efektif dan efisien.

2. Keuangan Negara

Adapun beberapa pengertian keuangan negara menurut para ahli, diantaranya sebagai berikut:

A. Menurut Sahya Anggara

" keuangan negara adalah kekayaan yang dikelola oleh pemerintah, yang meliputi barang yang
dimiliki; kertas berharga yang bernilai uang; dana dana pihak ketiga yang terkumpul atas dasar
potensi yang dimiliki dan atau yang dijamin baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan
badan usaha, yayasan, maupun institusi lainnya". (Anggara, 2012:11)

B. Menurut Indra Bastian

"Keuangan negara adalah pelaksanaan hak dan kewajiban warga yang dapat dinilai dengan uang,
dalam kerangka tata cara penyelenggaraan pemerintah". ( 2006:47)

24
C. Dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

" keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta
segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut". (Undang-Undang No. 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara, Pasal 1 ayat (1)) perumusan keuangan negara menggunakan
beberapa pendekatan yaitu : (Sutedi, 2010:11)

1. Dari sisi objek, Keuangan keuangan negara akan meliputi seluruh hak dan kewajiban
negara yang dapat dinilai dengan uang, didalamnya termasuk berbagai kebijakan dan
kegiatan yang terselenggara dalam bidang fiskal, moneter dan atau pengelolaan kekayaan
negara yang dipisahkan. Selain itu segala sesuatu dapat berupa uang maupun berupa barang
yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut.
2. Dari sisi subjek, keuangan negara meliputi negara dan/atau pemerintah pusat, pemerintah
daerah, perusahaan negara/daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan
negara.
3. Keuangan negara dari sisi proses mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan
dengan pengelolaan objek diatas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan
keputusan sampai dengan pertanggungjawaban.
4. Keuangan negara dari sisi tujuan, keuangan negara juga meliputi seluruh kebijakan,
kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan
objek sebagaimana tersebut diatas dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah.
D. Menurut Arifin P. Soeria Atmadja

" Keuangan negara bersifat plastis, tergantung kepada sudut pandang sehingga apabila berbicara
keuangan negara dari sudut pemerintah, yaitu keuangan negara disebut APBN. Sementara itu,
apabila bicara keuangan negara dari sudut pemerintah daerah, yang dimaksud keuangan negara
adalah APBD, demikian seterusnya dengan Perjan, PN-PN maupun Perum. Dengan perkataan lain
keuangan negara dalam arti luas meliputi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN),
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), keuangan negara pada Pejan, Perum dan
sebagainya, sedangkan definisi dalam arti sempit adalah hanya meliputi setiap badan hukum yang
berwenang mengelola dan mempertanggungjawabkannya". (Atmadja, 2009:2-3)

25
Berdasarkan Penjelasan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa keuangan negara adalah segala hal
dan kewajiban negara yang berkaitan dengan objek keuangan negara dimulai dari perumusan,
penetapan, penyusunan, sampai pertanggungjawaban atas hak dan kewajiban tersebut.

3. Analisis Piutang

Analisis piutang penting karena dampaknya terhadap posisi aset dan arus laba perusahaan
yang saling terkait. Pengalaman menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat menagih semua
piutangnya. Meskipun keputusan mengenai kolektibilitas (ketertagihan) dapat dibuat kapan saja,
kolektibilitas piutang dalam satu kelompok hanya dapat diestimasi Berdasarkan pengalaman masa
lalu, dengan penyisihan yang layak berdasarkan ekonomi saat ini, industri dan kondisi debitur.
risiko analisis ini adalah pengalaman masa lalu mungkin bukan alat prediksi yang layak atas
kerugian masa depan, atau mungkin kita gagal mencerminkan kondisi terkini. Kerugian piutang
dapat menjadi sangat berarti dan mempengaruhi baik aset lancar serta laba bersih sekarang dan
masa depan.

Dalam praktiknya perusahaan melaporkan piutang sebesar nilai realisasi bersih (net realizable
value) Jumlah piutang total dikurangi penyisihan piutang tak tertagih (kadang-kadang disebut juga
piutang sanksi atau piutang ragu-ragu) manajemen mengestimasi penyisihan piutang tak tertagih
Berdasarkan pengalaman, kondisi pelanggan ekspektasi ekonomi dan industri, dan kebijakan
penagihan. Piutang tak tertagih dihapus mengurangi penyisihan (sering kali dilaporkan sebagai
pengurangan piutang di neraca), dan ekspektasi kerugian dicakup dalam beban operasi periode
berjalan. Penilaian kualitas laba seringkali dipengaruhi oleh analisis piutang dan oleh
kolektibilitasnya. Analisis harus peka terhadap perubahan pada akun penyisihan. Akun ini dihitung
relatif berdasarkan penjualan, piutang atau kondisi industri dan pasar. (Subramanyam, 2014:275)

Piutang menurut K.R Subramanyam dan John J. Wild (2014:275), (receivables) merupakan
nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa atau pemberian pinjaman uang.
Piutang mencangkup nilai jatuh tempo yang berasal dari aktivitas seperti sewa dan bunga. Piutang
usaha (account receivables) mengacu pada janji lisan untuk membayar yang berasal dari penjualan
produk dan jasa secara kredit. piutang diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan akan
direalisasi atau ditagih dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung dari mana yang
lebih panjang.

26
Analisis Piutang K.R Subramanyam dan John J. Wild (2014:275), meskipun opini wajar tanpa
pengecualian dari auditor memberikan keyakinan akan validitas dan penilaian piutang, analisis
kita harus mengakui kemungkinan adanya kesalahan prosedur atau penilaian audit. Kita juga harus
waspada terhadap insentif manajemen dan (auditor) dalam melaporkan laba dan aset. Dengan
memperhatikan hal tersebut, terdapat pertanyaan penting dalam analisis piutang kita.

Risiko elektabilitas (ketertagihan). Sebagian besar penagihan piutang tak tertagih berdasarkan
pengalaman masa lalu, meskipun penyesuaian dilakukan untuk ekonomi terkini yang membaik,
industri dan kondisi debitur. Dalam praktiknya, manajemen seringkali lebih mementingkan
pengalaman masa lalu hanya karena kondisi ekonomi dan industri sulit diprediksi. Analisis harus
mempertimbangkan bahwa meskipun pendekatan dengan rumus untuk menghitung penyisihan
piutang tak tertagih mudah dan praktis, perhitungan ini mencerminkan penilaian mekanik yang
menghasilkan kesalahan. Analisis harus berdasar pada pengetahuan kita mengenai kondisi industri
untuk dapat menilai penyisihan piutang dengan andal.

Informasi penting untuk menilai resiko kolektibilitas biasanya tidak dicangkup dalam
perusahaan, alat analisis untuk memeriksa elektabilitas mencangkup:

1. Memeriksa konsentrasi pelanggaran-resiko meningkat jika piutang terkonsentrasi pada


satu atau sedikit pelanggan
Piutang seharusnya tidak terkonsentrasi kepada satu pelanggan sehingga tingkat ke bagian
piutang ini resikonya kecil dapat tertagih jika hanya terkonsentrasi pada satu pelanggan,
akan tetapi piutang harus difokuskan kepada semua pelanggan dikarenakan perusahaan
jasa dan jasa yang perusahaan berikan semua masyarakat menikmati dampaknya, oleh
karena itu risiko ketertagihan piutang akan besar dapat tertagih jika semua pelanggan
difokuskan dalam ketertagihannya.
2. Menentukan bagian piutang yang merupakan pengalihan atau perpanjangan (renewal) dari
piutang atau wesel tagih masa lalu.
Dalam penentuan piutang pengalihan/perpanjangan sesuai dengan waktu estimasi piutang
tak tertagih setiap 1 tahun sekali piutang diperpanjang dan setiap tiga tahun utang akan
dihapuskan sesuai dengan syarat yang berlaku di perusahaan tersebut jika estimasi piutang
tak tertagih benar-benar terjadi.

27
" analisis posisi keuangan terkini dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar,
yang tercermin dalam pengukuran seperti rasio lancar, juga harus mengakui pentingnya siklus
operasi normal bisnis perusahaan untuk mengklasifikasi piutang dalam kategori lancar. Hal
lainnya, deskripsi piutang pada catatan laporan keuangan biasanya tidak cukup untuk memberikan
tingkat kehandalan mengenai saldo piutang. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
keandalan piutang adalah menyangkut kebijakan kredit. Kebijakan kredit yang ketat dapat
berdampak bagi peningkatan kualitas informasi piutang dan mengurangi risiko tidak tertagihnya
piutang". (Hery, 2012:132)

4. Pengertian Piutang

Piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lainnya yang memiliki jangka waktu
tidak lebih dari satu tahun piutang ini terjadi akibat dari penjualan barang atau jasa kepada
konsumennya secara angsuran (kredit). (Kasmir,2013:41)

Menurut Munawir piutang merupakan penghasilan atau penghasilan yang masih harus
diterima adalah penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah
memberikan jasa/pretasina, tetapi belum diterima pembayarannya sehingga merupakan tagihan.
(Munawir,2012:16)

Dapat penulis simpulkan bahwa piutang adalah hak perusahaan yang berada dipihak lain atas
transaksi barang atau jasa secara kredit belum mendapatkan hasil dari pembayarannya oleh piutang
usaha.

“Dalam praktiknya piutang, diklasifikasikan menjadi piutang usaha. Piutang wasel, dan
piutang lain-lain. Piutang usaha adalah jumlah yang akan ditagih dari pelanggan sebab akibat
penjualan barang jasa secara kredit. Piutang usaha biasanya diperkirakan akan dapat ditagih dalam
jangka waktu yang relatif pendek, biasanya dalam waktu 30 hari hingga 60 hari, piutang usaha
diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar”. 9Hery,2012;114)

1. Piutang usaha
Piutang usaha (account receivable) timbul akibat adanya penjualan karena sebagian besar
perusahaan menjual barng secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk dan jasa. Istilah
piutang usaha melipiti klaim, dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu,
perusahaan atau organisasi lainnya. Menurut Mulyadi (2002:87) “Piutang merupakan klaim

28
kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun
atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan”. Piutang umumnya disajikan di neraca dalam dua
kelompok, piutang usaha dan piutang non usaha. Piutang usaha umumnya adalah kategori yang
paling signifikan dari piutang dan merupakan hasil dari aktivitis normal perusahaan atau entitas,
yaitu penjualan dengan janji pembayaran tertulis secara formal dan di klasifikasikan sebagai wasel
tagoh. Piutang usaha umumnya merupakan jumlah yang materia di neraca apabila dibandingkan
dengan piutang non usaha.

Penjajian piutang usaha menurut Mulyadi (2002: 88)

a. Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih
dari debitur pada tanggal neraca. Piutang usaha disajikan di neraca dalam jumlah bruto
dikurangi dengan taksiran kerugian tidak tertagihnya piutang.
b. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus dicantumkan
pengungkapanna di neraca bahwa saldo piutang usaha adalah jumlah nersih (netto)
c. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan riciannya di
neraca.
d. Piutang usaha yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang) pada tanggal neraca
harus disajikan dalam kelompok utang lancar.
e. Jika jumlahnya material, piutang non usaha harus disajikan terpisah dari piutang usaha.
Adapun ada beberapa metode dalam piutang menurut Hery S.E M.Si (2012:123)

1. Metode Hapus langsung


Metode hapus langsung sangatlah sederhana, akan tetapi metode ini tidak sesuai dengan
konsep penandingan (matcing concept). Dengan metode hapus langayng, karena perusahaan baru
mengetahui piutangya tidak dapat ditagih karena bebeapa waktu kemudian (setelah penjualan
terjadi), maka perusahaan tidak menandingkan beban kredit macet ke periode dimana pendapatan
terkait penjualan dicatat. Jadi beban kredit macet kemungkinan akan diakui atas penjualan yamg
telah terjadi dalam periode sebelumnya. Dengan kata lain bebas kredit macet sering dicatat dalam
periode dimana pendapatan tekait dicatat, penggunaan metode hapus langsung dapat mengurangi
utilitas (manfaat) laporan keuangan, baik laporan laba rugi maupun neraca. Tidak ada usaha yang
dilakukan untuk menandingkan beban kredit macet dengan penjualan yang ada dalam laporan laba
rugi periode berjalan.

29
Demikian piutang usaha di neraca sebesar jumlah bersihnya, yaitu jumlah yang diperkirakan dapat
ditagih setelah memperhitungkan besarnya cadangan estimasi kerugian, melaiknkan laporan
langsung sebesar jumlah brutonya.

Sebagai kesimpulan sekali lagi bahw metode hapus langsung diterapkan ketika besarnya kredit
macet atau piutang usaha adalah sangat kecil, sehingga berdasarkan prinsip matrealitas maka
metode yang simpel ini diperbolehkan dipakai meskipun bertujuan untuk pembukuan. Namun
secara keseluruhsn menurut prinsip-prinsip akuntasi yang berlaku umum, metode hapus langsung
tidaklah diperkenankan ntuk tujuan pembukuan. Berbeda untuk tujuan perhitungan pajak
penghasilan (income tax purpose) dimana metode langsung hapus ini justru merupakan metode
yang diwajibkan.

2. Metode Pencadangan
Sepanjang periode dimana piutang kredit terjadi, estimasi mengenai besarnya piutang usaha
yang tidak dapat ditagih. Pada titik ini dalam periode penjualan, karena perusahaan belum dapat
mengetahui dari mana pelanggannya yang tidak bisa membayar maka perusahaan tidak akan
menghapus piutang usahanya secara langsung, satu hal yang perusahaan dapat diprediksi adalah
bahwa berdasarkan pengalaman masa lampau selalu ada pelanggannya yang tidak bisa membayar.
Namun mengenai siapa orangnya dan berapa jumlah piutang yang mace tentu saja baru akan dapat
diketahui secara tidak pasti sampai pelanggan tertentu menyatakan tidak bisa membayar. Dengan
menggunakan metode pencadangan, besarnya estimasi atas beban piutang tidak tertagih aan di
akui(dicatat) dalam periode yang sama sebagaimana penjualan kredit dicatat, tanpa harus
menunggu terjadinya actual loss yang mungkin baru terjadi setelah periode penjualan berlangsung.
Besarnya estimasi ini diperoleh berdasarkan hasil pengamatan atau pengalaman masa lampau
mengenai jumlah piutang usaha yang macet.

Kebanayakan perusahaan besar menggunakan metode pencadangan untuk mengestimasi


bagian dan piutang usahanya yang tidak dapat ditagih. Secara teorirtis, jika besarnya estimasi atas
piutang yang tidak tertagih adalah akurat, maka akun cadangan ini selalu mendekati nol ( akan
tetapi estimasi tidak pernah nol karena perusahaan akan terus melakukan penjualan kredit dan
membuat estimasi yang baru). Akun cadangan dianggap sebagai akun pengurangan dari akun
piutang usaha.

30
Dapat disimpulkan bahwa metode pencadangan sangatlah tepat untuk dipakai peneliti dalam
meneliti piutang jasa karena dengan skala perusahaan yang besar sangatlah sesuai dengan metode
pencadangan ini, PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan memberikan jasa pengelolaan sampah
kepada masyarakat khususnya kecamatan Mandalajati akan tetapi estimasi piutang tidak menentu
dan tidak bisa dipredisikan akan selesai kapan periode piutang masyarakat tersebut kepada
Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung.

3. Estimasi Piutang Tak Tertagih


Ada dua cara yang biasanya dipakai untuk menentukan besarnya estimasi yang layak atas
jumlah metode piutang yang tak tertagih yaitu:

1. Sebesar Persentase Tertentu dari jumlah Penjualan


Cara ini dinamakan Metode laporan laba rugi (income statement method). Berdasarkan pada
data historis, sebuah persentase tertentu dari total penjualan kredit ditentukan dan digunakan untuk
menghitung besarnya estimasi beban kredit macet. Metode ini fokus pada penandingan yang layak
atas beban piutag tak tertagih terhadap besarnya pendapata penjualan terkait.

Dengan cara (metode) ini, besarnya cadangan piutang tak tertagih yang ada pada awal periode
tidaklah diperhitungkan ke dalam ayat jurnal penyesuaian yang akan dibuat pada setiap akhir
periode berjalan untuk mencatat besarnya estimasi beban kredit macet selama periode. Ingat
kembali bahwa akun pendapatan penjualan merupakan akun sementara (temporary account atau
nominal account yang akan ditutup saldonya pada setiap akhir periode dan tidak dibawa sebagai
besarnya penjualan untuk laporan laba rugi periode mendatang. Oleh karena itu, jika besarnya
estimasi beban kredit macet untuk periode berjalan ditetapkan sebesar persentase tertentu dari
jumlah penjualan yang telah terjadi sepanjang periode berjalan tersebut, dengan cara mengalihkan
persentase tersebut dengan jumlah penjualan yang terjadii, tanpa harus memperhitungan besarnya
cadangan piutang tak tertagih yang ada pada neraca pada awal periode berjalan (sebelum dibuatnya
ayat jurnal penyesuaian)-sehingga cara ini dinamakan sebagai metode laporan laba-rugi. Setelah
ayat jurnal penyesuaian dibuat, maka sekarang besarnya saldo akhir dari akun cadangan piutang
tak tertagih yang akan muncul di neraca adalah sebesar saldo awal cadangan piutang tak tertagih
ditambah dengan besarnya estimasi beban kredit macet untuk periode berjalan.

31
2. Sebesar Persentas Tertentu dari Jumlah Piutang Usaha
Pada dasarnya, cara yang ke 2 (dua) ini menenkankan penilaian piutang usaha pada nilai yang
bersihnya yang dapay do realisasi, yang nantinya akan dilaporkan dalam neraca. Atau dengan kata
lain, cara ini fokus pada penentuan figur piutang usaha yang secara nyata dapat ditagih. Cara ini
dapat dibagi menjadi dua metode, yaitu berdasarkan pada persentase tertentu dari jumlah saldo
terakhir piutang usaha atau pada persentase tertentu dari jumlah saldo akhir piutang usaha atau
bisa berdasarkan data historis, sebuah persentase tertentu dari jumlah piutang usaha ditentukan dan
digunakan untuk menghitung besarnya estimasi. Besarnya estimasi ini akan menjadi saldo akhir
akun cadangan piutang tak tertagih.

Dengan metode saldo akhir piutang, persentase tertentu dari jumlah saldo akhir piutang usaha
diperkirakan tidak dapat ditagih ditentukan. Saldo awal akun cadangan piutang tak tertagih lalu
aka disesuaikan besarnya (melalui ayat jurnal penyesuaian) agar supaya menghasilkan saldo akhir
yang nilainya sama dengan hasil persentase ini.

Sedangkan dengan metode umur piutang, pertama kali piutang usaha dikelompok-
kelompokkan berdasarkan pada masing-masing karakteristik umurya yang berarti adanya
pengelompokkan piutang usaha ke dalam kategori berdasarkan atas tanggal jatuh temponya
piutang. Karakteristik umur piutang disini dapat diklasifikasikan menjadi belum jatuh tempo, telah
tempo 1-30 hari, telah jatuh tempo 31-60 hari, telah jatuh tempo 61-90,telah jatuh tempo 91-180
hari, telah jatuh tempo 181-365 hari dan telah jatuh tempo diatas 365 hari. Lamanya umur piutang
tersebut merupakan lamanya hari mulai saat piutang tersebut jatuh tempo hingga laporan umur
piutang (aging schedule) disiapkan.

Berdasarkan umur piutang, piutang yang sudah lama beredar (jatuh tempo) sangat kecil
kemungkinan untuk dapat ditagih. Dengan metode umur piutang, estimasi secara terpisah atas
persentase piutang usaha yang tidak dapat ditagih diterapkan ke masing-masing kelompok umur.
Jadi, dalam hal ini persentase yang berbeda akan diterapkan atas kelompok umur yang berbeda.
Setelah persentase yang berbeda diterapkan, lalu masing-masing hasilnya tersebut akan
dijumlahkan secara bersama-sama untuk menentukan total estimasi. Dengan metode umur piutang,
seperti halnya metode saldo akhir piutang, saldo awal dari akun cadangan piutang tak tertagih
haruslah disesuaikan (melalui ayat jurnal penyesuaian) supaya menghasilkan saldo akhir yang

32
besarnua sama dengan total estimasi. Ayat jurnal penyesuaian akan dibuat sebesar selisih antara
besarnya total estimasi dengan saldo awal akun cadangan piutang tak tertagih (Hery,2012;123)

2. Pengertian Jasa
Kotler & Keller (2012:214) menurut mereka, jasa merupakan setiap aktivitas manfaat atau
perpomance yang ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain yang bersifat intagible dan tidak
menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun dimana dalam produksinya dapat terikat maupun
tidak dengan produk fisik.

Selanjutnya, (Zetha dan Bitner: 1996) dalam Lupioyadi (2014:7) memberikan batasan
tentang jasa berikut “Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentil
produk fisik atau kontruksi, ang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersama serta
memberikan nilai tambah (Misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangam, atau kesehatan
konsumen)”

Dapat penulis simpulkan bahwasannya Jasa adalah kegiatan yang dapat diidentifikasikan
secara tersendiri, kegiatan ekonomi dengan hasil keluaran yang tidak berwujud yang ditawarkan
dari penyedia jasa yaitu perusahaan kepada pengguna jasa atau konsumen.

5. Pengertian Pengelolaan

Menurut Suharsimi arikunta (1988:8) pengeloaan adalah subyantifa dari mengelola,


sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencana,
mengorganisasikan, melaksanakan, sampai dengan pengawasan dan penilaian. Dijelaskan
kemudian pengelolaan menghasilkan suatu dan sesuatu itu dapat merupakan sumber
penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan selanjutnya.

Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “Management” terbawa oleh derasnya arus
penambahan kata pungut ke dalam bahasa Indonesia, istilah inggris tersebut lalu di Indonesia
menjadi manajemen. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur, pengaturan
dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen. Jadi,
manajemen itu merupakan suatu proses mewujudkan tujuan yang diinginkan melalui aspek-
aspeknya antara lain planning,organizing, actuating.controlling.

33
Marry Parker Follet (1997) mendefinisikan pengelolaan adalah seni atau proses dalam
menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan dalam penyelesaian akan sesautu
tersebut, terdapat tiga faktor yang terlibat.

1. Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia maupun
faktor-faftor produksi lainnya.
2. Proses yang bertahap mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengimplemantasian hingga pengendalian dan pengawasan.
3. Adanya seni dalam menyelesaikan pekerjaan
(Erni,Kurniawan,2009:6)
Dapat penulis simpulkan bahwa pengelolaan adalah sebuah proses dalam menyelesaikan sesuatu
dalam penyusunan, pengelolaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai dengan pengawasan dan
penilaian sehingga dapat mencapai tujuan tersebut.

6. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah semya kegiatan yang dilakukan dalam menangani sampah sejak
timbulkan sampai dengan pembuangan terakhir. Secara garis besar, kegiatan di dalam pengelolaan
sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport,
pengelolaan dan pembuangan akhir. (Yudhi Kartikawan,2000)

Dapat penulis simpulkan bahwa pengelolaan sampah yaitu proses dimana adanya
pengendalian sampah sejak dari sumber sampah sampai dengan pembuangan akhir sampah
tersebut.

7. Rumah Tinggal
Rumah merupakan suatu bangunan, tempat manusia tinggak dan melangsungkan hidupnya.
Disamping itu rumah juga merupakan tampat berlangsungnya proses sosialiasi pada saat individu
diperkenalkan kepada norma dan aday kebiasaan yang berlaku di dalam suatu masyarakat. Jadi
setiap perumahan memiliki sistem nilai yang berlaku bagi warganya. Sistem nilai tersebut berbeda
antara satu perumahan dengan perumahann yang lain, tergantung pada daerah ataupun keadaan
masyrakat setempat. ( Sarwono dalam Budiardjo,1998:148)

Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana
pembinaan keluarga. (UU No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman)

34
Dapat penulis simpulkan bahwa rumah adalah tempat tinggal atau hunian yang sebagai
tempat perlindungan, ketenangan dan tempat terjadinya sosialisasi dan interaks sosial bagi
penghuninya.

8. Perusaahan Daerah
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan daerah telah memberikan
pengertian tentang perusahaan daerah, dimana dititik beratkan kepada faktor pemodalan yang
dinyatakan untuk seluruhnya atau sebagiannya merupksn kekayaan daerah yang dipisahkan.
Seperti yang disebutkan dalam pasal 2 bahwa “ Perusaahaan daerah ialah semua perusahaan yang
didirkan berdasarkan Undang-undanf ini yang modalnya untuk keseluruhan atau sebagian
kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali ditentukan lain dengan atau berdasarkan Undang-
undang”. Sementara Glosarium Dapartemen Dalam Negeri (www.depdagri.co.id) diakases tanggal
06 desember 2017) menjelaskan bahwa “ Perusahaan yang pendiriannya dipekarsai oleh
pemerintah daerah yang modalnya untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan
daerah yang dipisahkan.

Menurut Elita Dewi (2002:4) mengenai perusahaan daerah adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan Daerah adalah kesatuan produksi yang bersifat: memberi jasa,


menyelenggarakan pemanfaatan umum, memupuk pendapatan,
b. Tujuan perusahaan daerah untuk turut serta melaksanakan pembangunan daerah
khususnya dan pembangunan kebutuhan rakyat dengan mengutamakan industrialisasi
dan ketentraman serta ketenangan kerja menuju masyarakat yang adil dan makmur.
c. Perusahaan daerah bergerak dalam lapangan yang sesuai dengan urusam rumah
tangganya menurut perundang-undangan yang mengatur pokok-pokok pemerintahan
daerah.
d. Cabang-cabang produksi yang penting bagi daerah dan menguasai hajat hidup orang
banyak di daerah, yang modal untuk seluruhnya merupakan kekayaan daerah yang
dipisahkan.
Sedangkan menurut Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara yang dimaksud dengan perusahaan daerahm “ adalah badan usaha yang seluruh
atau sebagian modalnya dimiliki oleh pemerintah daerah.

35
9. Perusahaaan Daerah Kebersihan
Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung merupakan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) yang bergerak dibidang jasa kebersihan yang adapun tugas poko PD Kebersihan adalah
menyelenggarakan pelayanan jasa di bidang persampahan untuk mewujudkan kota yang bersih,
yang kegiatannya meliputi penyapuan jalan. Pengumpulan dan pemindahan, pengolahan,
pengangkutan dan permprosesan akhir sampah.

Selain itu, PD Kebersihan juga melaksanakan penugasan pemerintah daerah di bidang


pengeloaan sampah dalam rangka memberikan pelayanan kebersihan kepada masyarakat dan
memberikan kontribusi kepada pendapatan asli daerah (PAD)

(http:/pdkebersihan.bandung.go.id/index.php/profil//sejarah-singkat/)

36
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah Analisis Piutang. Penelitian ini dilakukan pada PD
(Perusahaan Daerah) Kebersihan kota Bandung sebagai perusahaan daerah yang berwenang dalam
penagihan retribusi kebersihan, dilakukan dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut
merupakan sarana bagi peneliti untuk mendapatkan informasi tentang piutang kecamatan
mandalajati terhadap PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan adapun Kecamatan Mandalajati juga
sebagai sarana peneliti untuk mendapatkan data penduduk di kecamatan tersebut.

Penelitian dilakukan kepada para pegawai khususnya Kepala Sarana dan Prasarana bagian
penagihan tarif jasa rumah tinggal serta Kepala Sub Bagian kesekretariatan PD (Perusahaan
Daerah) Kebersihan Kota Bandung, karena para pegawai tersebut dianggap sebagai pihak yabg
ahli dan memiliki informasi serta dapat memberikan data yang diperlukan untuk penelitian
mengenai Analisi Piutang Tarif Jasa Pengelolaan Sampah Kategori Rumah Tinggal pada PD
(Perusahaan Daerah) Kebersihan Kota Bandung di Kecamatan Mandalajati.

B. Metode Penelitian

Pada penelitian tentang Analisis Piutang Tarif Jasa Pengelolaan Sampah Kategori Rumah
Tinggal pada PD (Perusahaan Daerah) Kebersihan Kota Bandung di Kecamatan Mandalajati ini,
Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dimana penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif
yaitu memberikan gambaran dan penjelasan yang tepat mengenai masalah yang dihadapi.

Peneliti memilih pendekatan kualitatif karena dalam penelitian ini lebih menekankan pada
penyelidikan untuk memahami masalah sosial, berdasarkan pada pandanan responden yang
terperinci tentang suatu masalah. Metode kualitatif berangkat dari penggalian data berupa
pandangan responden dalam bentuk cerita rinci asli mereka, yang kemudian ditafsirkan sehingga
menciptakan konsep sebagai temuan.

37
"Lexi J Moleong dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif mengatakan :
Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan dll. Secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. (2011: 6)
Pada penelitian kualitatif yang dilakukan ini bersifat deskriptif, Menurut Sugiyono, penelitian
dengan menggunakan metode deskritif dapat diberikan terhadap variabel tunggal yaitu tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. (Sugiyono, 2011, hlm. 5)

Adapun yang dimaksud dengan metode deskritif menurut Moh. Nazi adalah:
"Suatu metode penelitian pada suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu
klias peristiwa pada masa sekarang. Sedangka tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah
menggambarkan atau melukiskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki".(1998:63)

Sedangkan pengertian lain menurut Hadari Nawawi (1991:63) yaitu:

"Metode ini diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
mendeskripsikan fakta-fakta pada tahap permulaan tertuju pada usaha mengemukakan gejala-
gejala secara bertahap didalam aspek yang diteliti dan kondisinya. Pada tahap berikutnya
metode ini dikembangkan dengan memberi penafsiran yang cukup terhadap fakta-fakta yang
ditemukan. Dengan kata lain metode ini tidak terbatas sampai penelitian data, tetapi meliputi
analisis dan interpretasi tentang arti data itu".
Penelitian deskriptif bertujuan mendeskriptifkan kejadian, kegiatan atau aktivitas pada waktu
penelitian dilakukan atau pada masa sekarang yang actual. Untuk mendukung penelitian tersebut,
peneliti melakukan pencarian data yang dilakukan dengan cara mencari mengumpulkan dan
menyusun data secara sistematis. Kemudian data tersebut dipilih dan dianalisis menjadi suatu
kesimpulan untuk mendapatkan jawaban dato permasalahan yang dihadapi dalam penelitian. Jadi,
dengan metode ini terdapat upaya untuk menguraikan, menggambarkan, mencatat, menganalisis,
menginterpretasikan kejadian-kejadian dam fakta-fakta yang ditemukan dalam penelitian
mengenai Analisis Piutang Tarif Jasa Pengelolaan Sampah Kategori Rumah Tinggal pada PD
Kebersihan Kota Bandung di Kecamatan Mandalajati.

38
C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian kualitatif sebagaimana yang dikatakan oleh Lofland dan Lofland yang
dikutip Maleong dalam bukunya "Metodologi Penelitian Kualitatif" yaitu sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain. (2011:157)

Sumber data dalam penelitian ini disesuaikan dengan objek penelitian. Adapun yang dijadikan
sumber data dalam penelitian ini adalah :

1. Sumber data Primer yaitu sumber dari lapangan yang diperoleh dari observasi dan hasil
wawancara. Sumber data primer ini bersifat langsung.

2. Sumber Data Sekunder meliputi bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah-masalah


yang akan diteliti berupa buku referensi, hasil penelitian, website. Sumber data sekunder
ini dalam pengambilan data bersifat tidak langsung.

Informan penelitian ini dilakukan kepada:

1. Kepala Bagian Penagihan Kategori Rumah Tinggal

2. Penagih P2RT (Pengelola Pelanggan Rumah Tinggal)

3. Admin P2RT (Pengelola Pelanggan Rumah Tinggal)

4. Kepala Sub Bagian kesekretariatan PD Kebersihan Kota Bandung

5. Seksi Humas (Hubungan Masyarakat)

6. Bidang Rumah Tinggal (Pengelola Pelanggan Rumah Tinggal)

7. Masyarakat Kecamatan Mandalajati Kelurahan Pasir Impun

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu wawancara dengan
menggunakan pedomana wawancara yang telah peneliti buat. Penelti memilih informan tersebut
dikarenakan informan tersebut dalam struktur yang terdapat di PD Kebersihan Kota Bandung
merupakan Kepala Bagian Penagihan Kategori Rumah Tinggal dan Kepala Sub Bagian
Kesekretariatan PD Kebersihan Kota Bandung beranggapan bahwa informan tersebut tepat untuk

39
peneliti melakukan penelitian, karena kedua informan tersebut merupakan ahli dalam sistematika
penagihan retribusi dan piutang tarif jasa pengelolaan sampah kategori rumah tinggal.

Keterkaitan Informan terhadap penagihan retribusi kebersihan:

1. Penyedia aktivitas rapat

2. Penyelenggara penagihan dan sistematika penagihan retribusi kebersihan

3. Penyelenggara penagihan piutang masyarakat kepada PD Kebersihan Kota Bandung

4. Memfasilitasi mengenai pengelolaan sampah dan pengangkutannya sampai di TPA

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian mengenai Analisis Piutang Tarif
Jasa Pengelolaan Sampah Kategori Rumah Tinggal pada PD Kebersihan Kota Bandung Studi
Kasus Kecamatan Mandalajati adalah sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Yaitu mengadakan pengumpulan data melalui penelaahan berbagai studi literatur yang
berhubungan dengan Analisis Piutang Tarif Jasa Pengelolaan Sampah Kategori Rumah Tinggal
pada PD Kebersihan Kota Bandung Studi Kasus Kecamatan Mandalajati. Peneliti mencari dan
mengumpulkan data-data dari buku-buku atau literature kepustakaan lainnya yang berhubungan
dengan Analisis Piutang.

2. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung, dimana peneliti
ditempatkan sebagai pengamat penuh. Observasi yang dilakukan yaitu observas partisipatif.

Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau
yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut
melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Observasi
ini dibagi lagi menjadi empat, diantaranya:

a. Partisipasi Aktif : Dalam hal ini peneliti datang ditempat kegiatan orang yang diamati,
tepai tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

40
b. Partisipasi Moderat: Peneliti dalam mengumpulan data ikut order basi partisipatif dalam
beberapa kegiatan tetapi tidak semuanya.

c. Partisipasi Aktif: Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber tetapi
belum sepenuhnya lengkap.

d. Partisipasi Lengkap: Peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apayang dilakukan


sumber data.

3. Wawancara

Menurut Esterberg, wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui Tanya Jawab. Sehingga dapat dikonstruksikan makna dakam suatu topik
tertentu.

Menurut Lexy Moleong (2011:186) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh kedua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Tabel 3.1

Kajian Parameter

No kajian Aspek Kajian Operasional Parameter Sumber Informasi

1 Analisis 1. Memeriksa 1. Masyarakat membayar 1. Dokumen


Piutang konsentrasi sesuai tarif yang 2. Observasi
pelanggan resiko ditentukan.
3. Wawancara
meningkat jika 2. Masyarakat mudah
piutang membayar sesuai
terkonsentrasi pada dengan aturan yang
satu atau sedikit ditentukan.
pelanggan.

2 3. Menentukan bagian 1. Waktu pembayaran 1. Dokumen


piutang yang tarif jasa pengelolaan 2. Observasi
merupakan sampah tepat waktu

41
pengalihan atau sesuai dengan yang di 3. wawancara
perpanjangan tentukan
(renewal) dari 2. Sebelum piutang
piutang atau wasel dihapuskan sudah
tagih masa lalu dibayar/terselesaikan
pembayarannya

4. Dokumentasi

Yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories ), cerita, biografi, peraturan serta
kebijakan. Kaitan dengan penelitian ini berarti dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
pelaksanaan Analisis Piutang Tarif Jasa Pengelolaan Sampah Kategori Rumah Tinggal pada PD
(Perusahaan Daerah) Kebersihan Kota Bandung Studi Kasus Kecamatan Mandalajati.

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi karena, pada penelitian kualitatif
berangkat kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan
diberlakukan ke populasi, tetapi di transferkan ketempat lain pada situasi sosial yang memiliki
kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.

E. Analisis Data

Dalam hal analisis data kualitatif, menurut Bogdan & Biklen dikutip dalam buku Lexy
Moleong (2011:248) menyatakan:

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mengsintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan orang lain.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain. Sehingga dapat mudah dipahami dan
temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

42
Dalam penelitan kualitatif analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersama
dengan pengumpulan data. Pada teknik analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis data
dari Miles dan Huberman. Analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang secara bersamaan, yaitu:

a. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan, dengan
maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan. Reduksi data dilakukan sejak
pengumpulan data.

b. Penyajian data. Penyajian data adalah proses penyajian data dalam bentuk uraian singkat,
bagian hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya.

c. Dalam hal ini berarti data yang diperoleh pada saat reduksi data disajikan berdasarkan pikiran,
intuisi pendapat atau kriteria tertentu untuk selanjutnya ditempatkan pada kategori masing-
masing. Menurut Miles dan Huberman, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

d. Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan merupakan kegiatan diakhir penelitian


kualitatif. Makna yang dirumuskan peneliti dari data harus diuji kebenaran, kecocokan dan
kekokohannya.

Pengumpulan
Data

Reduksi Data Display Data

Kumpulan/
verifikasi

Gambar 1.4

Analisis Data Model Interaktif Miles dan Huberman

(dalam Haris Herdiansyah, 2010: 163)

43
Analisis data dalam penelitian kualitatif isinya berupa:

a. Mengumpulkan data. Dalam analisis ini, data yang dikumpulkan dari pertanyaan, rumusan
masalah. Setiap pertanyaan dikeluarkan berupa instrument (indicator-indicator) untuk kisi-
kisi karyawan.

b. Menginventarisir data. Merupakan data yang dipetakan sesuai dengan kebutuhan. Jadi dalam
hal ini apakah data sudah lengkap atau ada yang kurang lengkap.

c. Mengklasifikasi data yaitu dikelompokan sesuai dengan kebutuhan. Pengklasifikasian data


akan diproses pada BAB IV.

d. Mengkaji data. Data yang telah diperoleh kemudian dipahami, diteliti dideskriptifkan atau
dijelaskan.

e. Menganalisis data. Dalam proses menganalisis data, apa yang kita tanyakan atau dibutuhkan
dengan teori yang ada sudah sesuai atau tepat, mendekati tepat atau tidak tepat. Maka
dibutuhkan alat, bila dalam kualitatif berarti berdasarkan teori.

f. Menarik kesimpulan yaitu menjawab pertanyaan dari kesimpulan atau hasil akhir dari
penelitian yang dilakukan.

F. Triangulasi Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu. (Lexy J. Moleong,
2011,hal. 330)

Pada penelitian ini peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan data dengan bertanya langsung
kepada informan yang memiliki data lengkap mengenai Analisis Piutang.

Norman K. Denkin mendefinisikan triangulasi sebagai :

"Gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang
saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Menurutnya, triangulasi
meliputi empat hal, yaitu: (1) triangulasi metode, (2) triangulasi antar-peneliti (jika penelitian
dilakukan dengan kelompok), (3) triangulasi sumber data, dan (4) triangulasi teori.

44
(Mudjia Rahardjo, Triangulasi Dalam Penelitian Kualitatif,
http://mudjiarahardjo.com/artikel/270.html?ask=views, diakses tanggal 02 November 2017)

Penelitian ini meng-kombinasian Triangulasi, yaitu: Triangulasi Metode, Triangulasi antar


peneliti, dan Triangulasi Sumber Data. Dikarenakan penelitian yang dilakukan mencakup ke tiga
hal triangulasi tersebut.

a. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara
yang berbeda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara, observasi, dan
survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai
informasi tertentu, Triangulasi tahap ini dilakukan agar data atau informasi yang diperoleh dari
informan penelitian tidak diragukan kebenarannya.

b. Triangulasi antar peneliti dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari satu orang dalam
pengumpulan dan analisis data. Dalam penelitian ini mengunakan lebih dari satu informan yaitu
Kepala Bagian Penagihan Kategori Rumah Tinggal serta Kepala Sub Bagian Kesekretariatan
PD Kebersihan Kota Bandung. Peneliti berpendapat bahwa teknik ini untuk memperkaya
khasanah pengetahuan mengenai informasi yang digali dari subjek penelitian. Peneliti pun
meyakini bahwa informan yang diwawancarai ini telah memiliki pengalaman penelitian dan
bebas dari konflik kepentingan agar tidak merugikan peneliti dan melahirkan bias baru dari
triangulasi.

c. Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode
dan sumber perolehan data. Pada penelitian ini selain melalui wawancara dan observasi, peneliti
juga menggunakan dokumen tertulis, arsip yang diberikan informan berupa laporan keuangan
selama 5 tahun dari 2013-2017 oleh PD Kebersihan Kota Bandung, dan gambar atau foto karena
masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan
memberikan pandangan (insight) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti.

Praktek di lapangan (saat penelitian dilakukan) dalam penelitian ini teknik triangulasi
dikombinasikan. Dengan teknik ini diharapkan data yang dikumpulkan memenuhi konstruk
penarikan kesimpulan.Kombinasi triangulasi ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan di
lapangan, sehingga peneliti bisa melakukan pencatatan data secara lengkap. Dengan demikian,
diharapkan data yang dikumpulkan layak untuk dimanfaatkan.

45
Dalam kegiatan penelitian lapangan sesorang akan begitu cepat kehilangan pandangannya
tentang berapa banyak data, data macam apa, yang telah dikumpulkan dari informan yang berbeda-
beda. Karena data ini seringkali kolkaboratif- dengan memverifikasi penjelasan yang diberikan
orang lain, menguji tesis yang muncul- ketidakhadirannya lebih serius daripada sekedar
"kehilangan data". (Mathew Miles B and A. Michael Huberman, 2010,hal. 134)

Keseluruhan data adalah landasan bukti tempat berdirinya bangunan yang harus disusun peneliti
menuju kesimpulan.

G. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perusahaan yang dijadikan tempat penelitian utama adalah
Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung. Hal tersebut dilakukakb didasarkan pada topik
yang diteliti oleh peneliti berkaitan dengan Analisis Piutang kepada PD Kebersihan di Kota
Bandung. Selain itu, lokasi perusahaan tersebut mudah dijangkau serta perusahaan tersebut sangat
berhubungan dengan topik yang diteliti. Dengan demikian peneliti dapat dengan mudah
melaksanakan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan peneliti untuk melaksanakan proses
penelitian. Proses ini mencakup keseluruhan kerja mulai dari penetapan judul sampai pada proses
pelaporan hasil penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu tiga bulan terhitung mulai
bulan Oktober 2017 sampai dengan bulan April 2018.

46

Anda mungkin juga menyukai