Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN SKRINING FITOKIMIA

Pada praktikum kali ini membahas tentang skrining fitokimia tanaman atau bagian tanaman
dengan menggunakan uji tabung. Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan adalah daun
jambu biji (Psidium guajava). Tujuan melakukan skrining fitokimia pada daun jambu biji (Psidium
guajava) yaitu untuk mengetahui apakah daun jambu biji mengandung senyawa golongan
flavonoid, antrakinon, saponin, steroid/triterpenoid, alkaloid, fenolik.

Daun Jambu Biji (Psidium guajava) harus diserbukkan atau dihaluskan terlebih dahulu
sebelum dilakukan skrining fitokimia. Hal ini bertujuan untuk menghancurkan dinding sel yang
sifatnya kaku sehingga senyawa target (metabolic sekunder) yang berada dalam vakuola mudah
diambil dan memudahkan dalam pengujian. Daun jambu biji yang telah diserbuk direndam atau
dimaserasi dengan penambahan air panas, kemudian disaring. Filtrate yang diperoleh, dibagi
dalam beberapa tabung dan dilakukan uji steroid/triterpenoid, flavonoid, alkaloid, glikosida
antrakinon, saponin, fenolik dan tanin.

Pada uji steroid/triterpenoid, dilakukan dengan mengambil kurang lebih 1 ml filtrate,


ditambah dengan pereaksi Lieberman Burchard, setelah diamati terjadi perubahan warna pada
larutan menjadi warna merah. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada sampel daun jambu biji
mengandung senyawa golongan triterpenoid. Warna merah adalah warna komplementer. Reaksi
pembentukan warna ini dapat terjadi karena adanya gugus kromofor (gugus tak jenuh) yang
disebabkan oleh absorpsi panjang gelombang tertentu oleh senyawa organik.

Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula sebagai glikosida dan
aglikon flavonoid dengan rumus molekul C6C3C6. Pada uji flavonoid, dilakukan dengan
mengambil kurang lebih 1 ml filtrate, lalu ditambahkan dengan serbuk magnesium dan asam
klorida yang menghasilkan buih yang terasa panas, lalu ditambahkan amil alcohol, kemudian
dikocok. Setelah diamati terbentuk lapisan berwarna merah pada lapisan amil bagian atas yang
menunjukkan bahwa sampel daun jambu biji positif mengandung senyawa golongan flavonoid.

Pada uji alkaloid, dilakukan dengan mengambil kurang lebih 1 ml filtrate, lalu ditambahkan
dengan pereaksi Mayer, setelah diamati terbentuk endapan berwarna kuning yang larut pada
penambahan dengan etanol. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada sampel daun jambu biji positif
mengandung senyawa alkaloid.
Pada uji glikosida antrakinon, dilakukan dengan mengambil kurang lebih 1 ml filtrate, lalu
ditambahkan dengan asam sulfat encer, benzene dan natrium hidroksida, setelah diamati terbentuk
lapisan benzene yang tidak berwarna dan lapisan air yang berwarna merah. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pada sampel daun jambu biji, positif mengandung glikosida antrakinon.

Saponin merupakan komponen lipida polar yang bersifat ampifilik (memiliki gugus
hidrofilik dan gugus hidrofobik). Pada uji saponin, dilakukan dengan mengambil kurang lebih 1
ml filtrate, lalu ditambahkan dengan asam klorida, setelah dikocok dan diamati terbentuk buih
setinggi 1-10 cm. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel daun jambu biji positif mengandung
saponin. Buih tersebut terbentuk karena adanya gelembung-gelembung udara yang terjebak dalam
larutan. Saponin merupakan zat yang memiliki senyawa aktif permukaan.

Secara kimia, tanin adalah ester yang dapat dihidrolisis oleh pemanasan dengan larutan
asam sampai menghasilkan senyawa fenol, biasanya merupakan derivate atau turunan dari asam
garlic dan gula. Pada uji fenolik dan tannin dilakukan dengan mengambil kurang lebih 1 ml filtrate,
lalu ditambahkan dengan besi (III) klorida, dimana jika terbentuk warna hijau, violet atau hitam
menunjukkan bahwa sampel tersebut positif mengandung fenolik. Sedangkan jika terbentuk biru
kehitaman atau hijau kehitaman menunjukkan bahwa sampel tersebut postif mengandung tanin.
Setelah dilakukan pengamatan, pada sampel daun jambu biji menunjukkan bahwa pada larutan
tersebut terjadi perubahan warna menjadi hijau kehitaman yang berarti bahwa sampel daun jambu
biji positif mengandung tanin.

Anda mungkin juga menyukai