Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

Shampo adalah produk perawatan rambut yang digunakan untuk menghilangkan


minyak, debu, serpihan kulit, ketombe, partikel-partikel kotor yang berasal dari lingkungan
dan kotoran lain dari rambut. Pada praktikum teknologi farmasetika ini dibuat shampo
dengan zat aktif lidah buaya (Aloe vera L.). Bagian lidah buaya yang digunakan adalah gel
lidah buaya yang terdapat dalam daging daun. Gel lidah buaya dapat membantu
perkembangan sel-sel baru dimana mampu meregenerasi folikel-folikel rambut yang
menyebabkan rambut tumbuh dengan baik dan mengangkat sel-sel yang telah mati.
Dalam formulasi shampo lidah buaya ini menggunakan Sodium Lauril Sulfat (SLS)
sebagai deterjen yang mempunyai gugus hidrofilik dan gugus lipofilik. SLS merupakan
detergen yang baik karena garamnya berasal dari asam kuat, larutan yang netral. Detergen
jenis SLS dangat mudah didegradasi secara biologis oleh mikrooganisme dan tidak
berakumulasi di lingkungan. Selain itu juga menggunakan TEA sebagai penstabil pH,
karbopol sebagai pengental di pilih karena memiliki penampilan yang jernih dan
mempunyai viskositas yang tinggi, propilenglikol sebagai humektan, nipangin dan nipasol
sebagai pengawet. Na2EDTA dalam formulasi ini digunakan sebagai pengkhelat. Bahan
pengkhelat digunakan untuk mengkhelat logam-logam yang terdapat dalam air atau bahan
lain sehingga dapat mencegah berkurangnya evektifitas surfaktan dan green tea oil sebagai
pewangi.
Kemudian selanjutnya dilakukan evaluasi sediaan shampo Aloe vera yang pertama
yaitu dilakukan pengujian pH menggunakan pH meter elekroda yang sebelumnya telah
dikalibrasi pada larutan buffer pH 4, pH 7, dan pH 9 didapatkan hasil masing-masing pH
shampoo dari setiap kelompok adalah 6, 6, 5, 6, dan 5, maka dapat disimpulkan bahwa pH
sediaan tersebut bagus karena pH tersebut sesuai dengan pH rambut dan kulit kepala, yaitu
sekitar 5-6. Pengujian pH dilakukan untuk mengetahui derajat keasaman sediaan agar tidak
mengiritasi kulit saat pemakaian dan diharapkan sesuai dengan persyaratan. Kemudian
dilanjutkan dengan uji viskositas, uji ini digunakan untuk mengukur kekentalan dan
didapatkan hasil masing-masing 0,8, 1,5, 9, 5 dan 9 dPas, maka dapat disimpulkan bahwa
viskositas sediaan tidak memenuhi persyaratan karena syarat kekentalan dari sediaan
shampo adalah minimal 200 dPas, agar sediaan shampoo tidak mudah tumpah dari
tempatnya.

Anda mungkin juga menyukai