P
NIM : A2A017005
Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat
FAKTOR KIMIA
A. Definisi
Faktor kimia adalah faktor didalam tempat kerja yang bersifat kimia, yang
meliputi bentuk padatan (partikel, cair, gas, kabut, aerosol, dan uap yang berasal
dari bahan- bahan kimia, mencakup wujud yang bersifat partikel adalah debu,
awan, kabut, uap logam, dan asap, serta wujud yang tidak bersifat partikel adalah
gas dan uap (pasal 1, butir 11, dan butir 12. Permennakertransi No.PER.
13/MEN/X/2011, tentang NAB (Nilai Ambang Batas) Faktor Fisika dan Kimia di
Tempat Kerja). Sedangkan bahan kimia (chemical), adalah unsur kimia dan
senyawanya dan campurannya, baik yang bersifat alami maupun sintetis.
B. Klasifikasi B3
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat
meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala
lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi
keras dari bahan.
pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat
meledak . Sebagai contoh, asam nitrat
Sifat eksplosif bahan kimia ditentukan oleh sifat reaksinya dengan senyawa-
senyawa tertentu, antara lain:
Contoh reaksi antara gas metana (CH4) dengan oksigen (O2), jika metana dan
oksigen berada di suatu ruangan dengan konsentrasi oksigen lebih tinggi
dibandingkan metana, maka adanya api sedikit saja sudah bisa terbakar dan
timbulnya ledakan karena reaksi yang terjadi sangat eksotermis.
a. Zat-zat peledak.
b. Benda peledak, kecuali alat-alat yang berisi zat peledak seperti jumlah atau
sifat yang tidak hati-hati atau pembakaran yang disengaja yang seharusnya tidak
menyebabkan efek luar apapun baik dari alat pengerasan, pembakaran, asap,
panas atau bunyi yang keras.
c. Zat dan benda yang tidak disebutkan pada poin a dan b di atas yang
dihasilkan dengan maksud untuk menghasilkan efek praktis mudah meledak atau
piroteknik.
b. Berdasarkan kegunaan
Penandaan dan pemberian label terhadap bahan kimia dengan karakter mudah
meledak diperlukan agar kita mengenal dan mengetahui sifat tersebut guna dalam
penanganannya serta penyimpanannya. Bahan kimia dengan notasi bahaya mudah
meledak (explosive) ditandai dengan benturan, gesekan, pemanasan, api, dan
sumber nyala lain. Ledakan dapat dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan
tersebut. Energi tinggi yang dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang
bergerak dengan sangat cepat. Apabila bekerja dengan bahan mudah meledak
jumlah pemakaian usahakan sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun
persediaan. Frase “R” untuk bahan tersebut yaitu R1, R2, R3, R4, R5, R6, R9,
R16, R18, dan R19.
2. Oxidizing (pengoksidasi)
Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat
sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely
Nama : Eka Arya Putra.P
NIM : A2A017005
Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat
flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah
0 0C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C). Bahan
amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu
campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan
amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi
ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-
heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka
mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21 0C). Beberapa bahan sangat mudah
terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh
kelembaban.
4. Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit.
Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan
Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko
merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit. Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20,
R21 dan R22 Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ atau kode
Xi adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan
kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan
R41.
6. Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup.
Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat
Nama : Eka Arya Putra.P
NIM : A2A017005
Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat
diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5),
ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat
menyebabkan efek tiba tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu
kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma)
dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi
lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53.
Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan ataupun dalam
kondisi kedua-duanya dapat berbahaya terhadap kehidupan sekelilingnya. Bahan
beracun harus disimpan dalam ruangan yang sejuk, tempat yang ada peredaran
hawa, jauh dari bahaya kebakaran dan bahan yang inkompatibel (tidak dapat
dicampur) harus dipisahkan satu sama lainnya.
Jika panas mengakibatkan proses penguraian pada bahan tersebut maka tempat
penyimpanan harus sejuk dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena sinar matahari
langsung dan jauh dari sumber panas[8].
Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat
bereaksi dahsyat dengan uap air. Uap dari asam dapat menyerang/merusak bahan
struktur dan peralatan selain itu beracun untuk tenaga manusia. Bahan ini harus
disimpan dalam ruangan yang sejuk dan ada peredaran hawa yang cukup untuk
mencegah terjadinya pengumpulan uap. Wadah/kemasan dari bahan ini harus
ditangani dengan hati-hati, dalam keadaan tertutup dan dipasang label. Semua
logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan adanya
kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan lantai
yang tahan terhadap bahan korosif, memiliki perlengkapan saluran pembuangan
untuk tumpahan, dan memiliki ventilasi yang baik. Pada tempat penyimpanan
harus tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama bagi pekerja yang terkena
bahan tersebut
Praktis semua pembakaran terjadi antara oksigen dan bahan bakar dalam
bentuk uapnya atau beberapa lainnya dalam keadaan bubuk halus. Api dari bahan
padat berkembang secara pelan, sedangkan api dari cairan menyebar secara cepat
dan sering terlihat seperti meledak. Dalam penyimpanannya harus diperhatikan
sebagai berikut :
a. Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan tidak
sengaja pada waktu ada uap dari bahan bakar dan udara
b. Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup, sehingga
bocoran uap akan diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah
percikan api
c. Lokasi penyimpanan agak dijauhkan dari daerah yang ada bahaya
kebakarannya
d. Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang
mudah menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi dengan
udara atau uap air yang lambat laun menjadi panas
Nama : Eka Arya Putra.P
NIM : A2A017005
Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat
Bahan ini adalah sumber oksigen dan dapat memberikan oksigen pada suatu
reaksi meskipun dalam keadaan tidak ada udara. Beberapa bahan oksidator
memerlukan panas sebelum menghasilkan oksigen, sedangkan jenis lainnya dapat
menghasilkan oksigen dalam jumlah yang banyak pada suhu kamar. Tempat
penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar suhunya tetap dingin, ada
peredaran hawa, dan gedungnya harus tahan api. Bahan ini harus dijauhkan dari
bahan bakar, bahan yang mudah terbakar dan bahan yang memiliki titik api
rendah.
Nama : Eka Arya Putra.P
NIM : A2A017005
Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat
Bahan ini bereaksi dengan air, uap panas atau larutan air yang lambat laun
mengeluarkan panas atau gas-gas yang mudah menyala. Karena banyak dari
bahan ini yang mudah terbakar maka tempat penyimpanan bahan ini harus tahan
air, berlokasi ditanah yang tinggi, terpisah dari penyimpanan bahan lainnya, dan
janganlah menggunakan sprinkler otomatis di dalam ruang simpan.
Bahan ini bereaksi dengan asam dan uap asam menghasilkan panas, hydrogen
dan gas-gas yang mudah menyala. Ruangan penyimpanan untuk bahan ini harus
diusahakan agar sejuk, berventilasi, sumber penyalaan api harus disngkirkan dan
diperiksa secara berkala. Bahan asam dan uap dapat menyerang bahan struktur
campuran dan menghasilkan hydrogen, maka bahan asam dapat juga disimpan
dalam gudang yang terbuat dari kayu yang berventilasi. Jika konstruksi gudang
trbuat dari logam maka harus di cat atau dibuat kebal dan pasif terhadap bahan
asam.
Radiasi dari bahan radioaktif dapat menimbulkan efek somatik dan efek
genetik, efek somatik dapat akut atau kronis. Efek somatik akut bila terkena
radiasi 200(Rad) sampai 5000(Rad) yang dapat menyebabkan sindroma system
saraf sentral, sindroma gas trointestinal dan sindroma kelainan darah, sedangkan
efek somatik kronis terjadi pada dosis yang rendah. Efek genetik mempengaruhi
alat reproduksi yang akibatnya diturunkan pada keturunan. Bahan ini meliputi
isotop radioaktif dan semua persenyawaan yang mengandung radioaktif.
Risiko kesehatan timbul dari pajanan berbagai bahan kimia. Banyak bahan
kimia yang memiliki sifat beracun dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan
kerusakan pada sistem tubuh dan organ lainnya. Bahan kimia berbahaya dapat
berbentuk padat, cairan, uap, gas, debu, asap atau kabut dan dapat masuk ke
dalam tubuh melalui tiga cara utama antara lain:
kerja secara teknis sehingga kadar bahan-bahan kimia di udara lingkungan kerja
tidak melampaui nilai ambang batas (NAB).
F. Pengendalian
Salah satu upaya untuk mencegah atau mengurangi resiko akibat penggunaan
bahan kimia B3 adalah dengan memahami Lembar Keselamatan Bahan
atauMSDS (Material Safety Data Sheet) bahan kimia B3 tersebut. MSDS
merupakan salah satu bentuk pengendalian resiko berkaitan dengan bahan kimia
B3. Jadi sebelum menggunakan bahan kimia B3, hal pertama yang harus kita
lakukan adalah memahami dengan baik MSDS bahan kimia tersebut. Nah,
sekarang mari kita bahas secara singkat satu persatu hal-hal penting yang terkait
dengan MSDS.
Sedangkan lembar data keselamatan bahan adalah lembar petunjuk yang berisi
informasi tentang sifat fisika, kimia dari bahan berbahaya, jenis bahaya yang
dapat ditimbulkan, cara penanganan dan tindakan khusus yang berhubungan
dengan keadaan darurat dalam penanganan bahan berbahaya. Di Indonesia, selain
lembar data keselamatan, penyediaan pelabelan bahan kimia merupakan salah satu
kewajiban pengusaha/pengurus dalam mengendalikan bahan kimia di tempat
kerja. Adapun lembar data keselamatan bahan dan pelabelan beserta klasifikasi
bahaya bahan kimia yang berdasarkan sistim global harmonisasi telah juga
diadopsi oleh Pemerintah Indonesia. Di pabrik Anda, atau ketika pengangkutan
bahan kimia, maka perlu di ikuti pedoman nasional tentang pelabelan. Jika tidak
ada, label GHS menyediakan cara yang jelasdan berguna dalam memberikan
peringatan dan informasi untuk semua pihak.
Nama : Eka Arya Putra.P
NIM : A2A017005
Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat
Sekitar 32 juta pekerja bekerja dengan dan berpotensi terpapar pada satu atau
lebih bahaya kimia. Diperkirakan ada 650.000 produk kimia yang ada, dan ratusan
yang baru diperkenalkan setiap tahun. Ini menimbulkan masalah serius bagi
pekerja yang terpapar dan majikan mereka.
Karena keseriusan masalah keselamatan dan kesehatan ini, dan karena banyak
pengusaha dan karyawan tidak tahu banyak tentang mereka, Administrasi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHA) mengeluarkan Standar Komunikasi
Bahaya. Tujuan dasar dari standar ini adalah untuk memastikan pengusaha dan
karyawan tahu tentang bahaya kerja dan bagaimana melindungi diri mereka
sendiri; ini akan membantu mengurangi insiden penyakit dan cedera sumber
kimia.
perlindungan dibuat tersedia untuk pengusaha lain di tempat, jika perlu. Selain itu,
semua pengusaha yang dilindungi harus memiliki program komunikasi bahaya
tertulis untuk mendapatkan informasi bahaya kepada karyawan mereka melalui
label pada wadah, MSDS, dan pelatihan.
Program tertulis tidak harus panjang atau rumit, dan beberapa pengusaha
mungkin dapat mengandalkan program komunikasi bahaya yang ada untuk
memenuhi persyaratan di atas. Program tertulis harus tersedia untuk karyawan,
perwakilan yang ditunjuk, Asisten Sekretaris Perburuhan untuk Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, dan Direktur Institut Nasional untuk Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (NIOSH).
Selain itu, produsen, importir, dan distributor bahan kimia harus yakin bahwa
wadah bahan kimia berbahaya yang meninggalkan tempat kerja diberi label,
ditandai, atau ditandai dengan identitas bahan kimia, peringatan bahaya yang
sesuai, dan nama dan alamat pabrik atau pihak yang bertanggung jawab lainnya. .
Di tempat kerja, setiap wadah harus diberi label, ditandai, atau ditandai
dengan identitas bahan kimia berbahaya yang terkandung di dalamnya, dan harus
menunjukkan peringatan bahaya yang sesuai untuk perlindungan karyawan.
Peringatan bahaya dapat berupa semua jenis pesan, kata-kata, gambar, atau simbol
yang memberikan setidaknya informasi umum tentang bahaya bahan kimia dalam
wadah dan organ target yang terkena dampak, jika berlaku. Label harus dapat
dibaca, dalam bahasa Inggris (ditambah bahasa lain, jika diinginkan), dan
ditampilkan dengan jelas.
MSDS adalah buletin informasi terperinci yang disiapkan oleh produsen atau
importir bahan kimia yang menggambarkan sifat fisik dan kimia, bahaya fisik dan
kesehatan, rute paparan, tindakan pencegahan untuk penanganan dan penggunaan
yang aman, prosedur pertolongan pertama dan pertolongan pertama, dan langkah-
langkah pengendalian.
Setiap MSDS harus dalam bahasa Inggris dan termasuk informasi mengenai
identitas kimia spesifik dari bahan kimia berbahaya yang terlibat dan nama-nama
umum. Selain itu, informasi harus diberikan mengenai karakteristik fisik dan
kimia bahan kimia berbahaya; diketahui efek kesehatan akut dan kronis dan
informasi kesehatan terkait; batas pajanan; apakah bahan kimia tersebut dianggap
sebagai karsinogen oleh NTP, IARC, atau OSHA; tindakan pencegahan; prosedur
Nama : Eka Arya Putra.P
NIM : A2A017005
Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat
Daftar Pustaka
https://www.osha.gov/Publications/osha3084.html