Biografi John Locke
Biografi John Locke
Situasi politik Inggris kembali berubah ketika William dari Orange berhasil menjadi pemimpin
Inggris dan menyebabkan James II harus melarikan diri dari Inggris.
Situasi politik Inggris kembali berubah ketika William dari Orange berhasil menjadi
pemimpin Inggris dan menyebabkan James II harus melarikan diri dari Inggris.[10] Locke
kini dapat pulang dengan tenang ke Inggris pada bulan Februari 1689, bahkan ditawari
posisi sebagai diplomat namun ia menolak karena alasan kesehatan.[3][6][10]
Pada tahun 1689, Locke bertemu dan menjalin hubungan dengan Newton. [10] Locke
menjadi salah satu pembaca pertama dari "Principia", karya penting
Newton.[10] Keduanya juga sering bertemu untuk berdiskusi dan mengirim surat untuk
membahas topik-topik tertentu.[10] Topik yang menjadi minat utama mereka berdua
bukanlah ilmu alam tetapi penafsiran Alkitab.[10]
Setelah bukunya "Essay tentang Pemahaman Manusia" terbit, ia segera
mempersiapkan revisi dari buku itu dan juga buku "Dua Tulisan tentang
Pemerintahan".[10] Selain itu, buku "Surat-Surat Perihal Toleransi" juga sedang
diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh William Popple.[10] Setelah diterbitkan pada
bulan Oktober 1689, buku itu terjual keras dan menimbulkan beragam reaksi.[10] Salah
satu yang menanggapi buku itu dengan keras adalah Jonas Proast pada tahun 1690 dan
ditanggapi kembali oleh Locke pada tahun yang sama.[10] Akan tetapi, identitas Locke
tetap menjadi rahasia.[10]Perdebatan mereka berlanjut hingga Juni 1692 ketika Locke
menulis "Surat Ketiga tentang Toleransi", dan Proast tidak menanggapi lagi. [10]
Setelah Locke kembali ke Inggris, Locke menetap beberapa waktu di London. [10] Ia
kehilangan posisinya di Sekolah Gereja Kristus dan tidak pernah berusaha
mengambilnya kembali.[10] Pada awal tahun 1691, ia diundang untuk tinggal
di Oates, Essexbagian utara, yang merupakan kediaman Francis Masham.[10] Istri
Masham, Damaris, adalah anak dari Ralph Cudworth dan merupakan teman diskusi
Locke melalui surat selama bertahun-tahun.[10] Akhirnya, Oates menjadi kediaman
Locke sepanjang sisa hidupnya, meski pada dekade 1690-an, Locke sempat tinggal di
London karena beberapa urusannya di pemerintahan.[10]
Setelah itu, Locke berupaya menyelesaikan karya lainnya dalam bidang pendidikan,
"Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan".[10] Karya itu dipublikasikan pada bulan Juli
1693 dan edisi baru berisi penambahan materi terbit dua tahun kemudian. [10]
Pada tahun 1695, Locke menerbitkan lagi tulisan yang berjudul "Kerasionalan Agama
Kristen" (The Reasonableness of Christianity).[10] Sebagaimana "Surat-Surat tentang
Toleransi", karya ini juga diterbitkan secara anonim dan segera menimbulkan
kontroversi.[10] Kontroversi itu muncul karena pemikiran-pemikiran Locke di dalam buku
itu dinilai terlalu melemahkan agama Kristen.[10] Lawan polemik Locke kali ini
adalah John Edwards, dan polemik mereka berdua terjadi hingga tahun 1697. [10]
Pada bulan-bulan awal tahun 1696, Locke menghabiskan waktunya untuk beristirahat di
Oates.[10] Pada bulan Juni, ia mulai melakukan pekerjaannya untuk pemerintah,
khususnya dalam bidang ekonomi dan koloni-koloni Inggris, selama empat tahun
berikutnya.[10] Selain mengurus masalah-masalah negara, Locke pada periode ini juga
berpolemik dengan Edward Stillingfleet, seorang uskup Gereja Anglikan. [6][10] Polemik
mereka berlangsung dari bulan November 1696 hingga akhir tahun 1698 ketika
kesehatan Stillingfleet menurun dan tidak memungkinkannya menanggapi pandangan
Locke lagi.[10]
Akhir hidupSunting
Pada bulan Juni 1700, Locke pensiun dari pekerjaannya di pemerintahan.[10] Ia
menjalani sisa kehidupannya selama 4 tahun dengan tenang dan tidak terlalu sering
mengunjungi London.[10]Meskipun demikian, Locke masih mengerjakan tulisan lainnya
yang berjudul "Parafrase dan Catatan terhadap Surat-Surat Rasul Paulus" (Paraphrase
and Notes on the Epistles of St Paul).[10] Karya ini menyatakan kedalaman karakter religius
dari pemikiran Locke.[10]
Kesehatan Locke makin menurun dalam tahun-tahun terakhir kehidupannya dan ia
menderita penyakit asma.[10] Kunjungan terakhirnya ke London pada bulan Januari
1698 karena dipanggil oleh Raja William III membuat kesehatannya semakin buruk. [10]
Bulan-bulan akhir tahun 1704 merupakan saat-saat terakhir kehidupannya.[6][10] Ia
meninggal tanggal 28 Oktober 1704 dan dikuburkan di High Laver.[6][10]
Salah satu pemikiran Locke yang paling berpengaruh di dalam sejarah filsafat adalah
mengenai proses manusia mendapatkan pengetahuan. Ia berupaya menjelaskan
bagaimana proses manusia mendapatkan pengetahuannya. [11] Menurut
Locke,[2][8][12] seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia. Posisi ini
adalah posisi empirisme yang menolak pendapat kaum rasionalisyang mengatakan
sumber pengetahuan manusia yang terutama berasal dari rasio atau pikiran manusia.
Meskipun demikian, rasio atau pikiran berperan juga di dalam proses manusia
memperoleh pengetahuan. Dengan demikian, Locke berpendapat bahwa sebelum
seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran atau rasio manusia itu belum berfungsi
atau masih kosong. Situasi tersebut diibaratkan Locke seperti sebuah kertas putih
(tabula rasa) yang kemudian mendapatkan isinya dari pengalaman yang dijalani oleh
manusia itu. Rasio manusia hanya berfungsi untuk mengolah pengalaman-pengalaman
manusia menjadi pengetahuan sehingga sumber utama pengetahuan menurut Locke
adalah pengalaman.
Ragam pengalaman ManusiaSunting
Lebih lanjut, Locke menyatakan ada dua macam pengalaman manusia,
yakni pengalaman lahiriah(sense atau eksternal sensation) dan pengalaman
batiniah (internal sense atau reflection).[8][12]Pengalaman lahiriah adalah pengalaman
yang menangkap aktivitas indrawi yaitu segala aktivitas material yang berhubungan
dengan panca indra manusia.[8] Kemudian pengalaman batiniah terjadi ketika manusia
memiliki kesadaran terhadap aktivitasnya sendiri dengan cara 'mengingat',
'menghendaki', 'meyakini', dan sebagainya.[8] Kedua bentuk pengalaman manusia
inilah yang akan membentuk pengetahuan melalui proses selanjutnya.[8]
Proses manusia mendapatkan pengetahuanSunting
Dari perpaduan dua bentuk pengalaman manusia, pengalaman lahiriah dan
pengalaman batiniah, diperoleh apa yang Locke sebut 'pandangan-pandangan
sederhana' (simple ideas) yang berfungsi sebagai data-data empiris.[8][12] Ada empat
jenis pandangan sederhana:[8]
1. Pandangan yang hanya diterima oleh satu indra manusia saja. Misalnya, warna diterima oleh mata,
dan bunyi diterima oleh telinga.
2. Pandangan yang diterima oleh beberapa indra, misalnya saja ruang dan gerak.
3. Pandangan yang dihasilkan oleh refleksi kesadaran manusia, misalnya ingatan.
4. Pandangan yang menyertai saat-saat terjadinya proses penerimaan dan refleksi. Misalnya, rasa
tertarik, rasa heran, dan waktu.