Anda di halaman 1dari 6

John Locke dilahirkan pada tanggal 28 Agustus 1632

di Wrington, Somerset.[6][10] Keluarganya berasal dari kelas menengah dan ayahnya


memiliki beberapa rumah dan tanah di sekitar Pensford, sebuah kota kecil di bagian
selatan Bristol.[10] Selain bekerja sebagai pemilik tanah, ayah Locke bekerja juga
sebagai pengacara dan melakukan tugas-tugas administratif di pemerintahan lokal.[6][10]
Pada tahun 1647, Locke belajar di Sekolah Westminster, yang pada waktu itu merupakan
sekolah terkenal di Inggris.[6][10] Pendidikan di sana berpusat pada pelajaran bahasa-
bahasa kuno, yaitu pertama-tama bahasa Latin, kemudian bahasa Yunani, dan juga bahasa
Ibrani.[10] Setelah itu, pada tahun 1652, Locke mendapat beasiswa untuk menempuh
pendidikan di Sekolah Gereja Kristus(Christ Church), Oxford, dan tinggal di sana sejak bulan
Mei 1652.[6][10]
Di sekolah itu, Locke kurang menyukai metode skolastik dalam berdebat dan juga tema-
tema metafisika dan logika.[6][10] Karena itu, Locke tidak mendapatkan nilai yang
mengesankan ketika ia mendapatkan gelar hingga strata dua.[10] Ia lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk membaca karya-karya sastra, seperti drama, roman, dan
sebagainya.[10]
Setelah itu, Locke mulai menyenangi bidang medis, sebagaimana tertulis di dalam beberapa
catatan pribadi Locke yang ditulis pada periode akhir dekade 1650-an.[10] Ia membuat
banyak catatan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan.[10]
Melalui minatnya dalam bidang medis, Locke mulai meminati filsafat alam sejak tahun
1658.[10] Pada awal tahun 1660, ia berjumpa dengan Robert Boyleyang akan banyak
memengaruhinya kelak.[6][10] Sejak tahun 1660, Locke menambah minatnya dengan
membaca filsafat mekanis yang baru muncul, yang dimulai dengan membaca karya
Boyle.[10] Selain itu, ia juga mulai rajin membaca karya-karya Descartes.[10]
Perhatian Locke pada waktu-waktu ini tidak terbatas pada bidang medis dan filsafat alam
saja, namun juga kepada bidang politik.[10] Situasi politik di Inggris pada waktu itu memang
sedang bergejolak.[10]Cromwell, yang pada waktu itu telah mengubah sistem politik
Inggris, meninggal pada tahun 1658 sehingga terjadi perubahan lagi di bawah
pemerintahan Raja Charles II.[10] Charles II menghendaki pemerintahan yang dengan kuat
menguasai negara dan gereja Inggris, dan Locke pada waktu itu mendukung pemerintahan
Charles II.[10] Pada bulan November hingga Desember 1660, ia membuat suatu karangan
singkat untuk menanggapi pandangan Edward Bagshaw, yang menegaskan perlunya hakim
sipil dalam menentukan bentuk-bentuk ibadah keagamaan.[10] Kemudian pada tahun 1661-
1662, Locke menulis dua karya lagi dalam bahasa Latin.[10] Karya pertama menegaskan lagi
tesis yang dipakai untuk melawan argumentasi Bagshaw, dan karya kedua berisi penolakan
terhadap posisi Gereja Katolik Roma yang menyatakan Alkitabperlu ditafsir tanpa ada
kesalahan melalui lembaga magisterium.[10] Di sini, Locke menggunakan teologi Gereja
Anglikan dalam mempertahankan pendapatnya.[10]
Pada tahun 1661, Locke diangkat menjadi dosen di sekolah Gereja Kristus tempatnya
belajar dulu.[6][10] Ia mengajar bahasa Yunani dan bahasa Latin.[6][10]Kemudian pada tahun
1664, ia menjadi petugas sensor dalam bidang filsafat moral.[6][10] Selama periode ini,
Locke melanjutkan minatnya pada bidang pengobatan dan filsafat alam.[10] Kemudian
Locke belajar kepada Thomas Willis selama tahun 1661-1662 dan mempelajari kimia pada
tahun 1663 kepada Boyle.[10] Selain itu, Locke juga membantu penelitian-penelitian yang
mereka lakukan.[10]
Pada tahun 1665, Locke mendapat kesempatan untuk menjadi sekretaris Walter Vane yang
bertugas melakukan misi diplomatik ke beberapa negara.[6][10]Locke meninggalkan Inggris
pada bulan November dan kembali pada bulan Februari.[10] Melalui surat yang dikirimnya,
tampak bahwa Locke menikmati kunjungan luar negeri pertamanya itu.[10] Setelah itu,
Locke ditawarkan pekerjaan menjadi sekretaris untuk pekerjaan diplomasi
ke Spanyol namun ia menolak.[6][10] Sekembalinya Locke ke Oxford, ia melanjutkan
studinya dalam bidang kimia dan fisiologi.[10]
Pada tahun 1666, Locke bertemu dengan Lord Ashleyyang di kemudian hari membuat
perubahan besar dalam hidup Locke.[10] Pada tahun 1667, Locke pindah dari Oxford
menuju London untuk bekerja di rumah Lord Ashley.[3][6][10] Locke tinggal di sini selama
delapan tahun.[10] Selama di London, Locke juga membaca buku-buku pengobatan, namun
di situ ia mendapatkan pengalaman langsung dalam soal-soal klinis karena ia menjadi
asisten dari Thomas Sydenham yang adalah seorang dokter.[6][10] Locke menemani
Sydenham dalam perjalanan-perjalanannya dan juga membuat catatan-catatan tentang
soal-soal kesehatan.[10] Di sini, Locke membuat catatan yang akhirnya dibukukan dengan
judul De Arte Medica, yang di dalamnya dipakai pendekatan empiris.[10]
Pada tahun 1668, Lord Ashley mengalami gangguan kesehatan yang cukup parah.[10] Locke
melakukan operasi terhadap liver Lord Ashley dan keadaannya semakin
membaik.[10] Karena itu, Lord Ashley menganggap Locke sebagai penyelamat
hidupnya.[10]Setelah itu, untuk mendukung studi Locke dalam bidang kimia, Lord Ashley
menyediakan laboratorium di rumahnya.[10]
Selain meningkatkan kemampuan dalam bidang kesehatan dengan praktik langsung
bersama Sydenham, perkenalan Locke dengan Lord Ashley juga menambah pengalaman
Locke dalam bidang politik.[10] Setahun setelah datang ke London, Locke menulis "Essay
tentang Toleransi" yang isinya amat berbeda dengan dua karya yang ia tulis pada tahun
1660-1662.[10] Pada tahun 1669, Lord Ashley melibatkan Locke dalam urusan pendirian
koloni baru di Carolina, khususnya dalam membuat konstitusiCarolina.[6][10] Locke
menjalani tugasnya dalam membantu Lord Ashley hingga ia meninggalkan Inggris
menuju Prancis pada tahun 1675.[6][10]
Di PrancisSunting
Hingga tahun 1670, Locke belum dapat dikatakan sebagai seorang filsuf.[10] Akan tetapi, ia
mulai mengorganisir suatu pertemuan dengan beberapa temannya untuk berdiskusi
mengenai topik-topik tertentu.[10] Ada tulisan tentang epistemologi yang ditulis pada tahun
1671 berdasarkan diskusi-diskusi yang dilakukan Locke.[10]
Selama tahun 1672 hingga 1675, kebanyakan waktu Locke dipakai untuk mengerjakan
tugas-tugas administratif.[10] Pada bulan Maret 1672, Lord Ashley diangkat sebagai
pangeran dari Shaftesbury dan Locke tetap membantunya hingga Lord Ashley keluar dari
jabatan tersebut pada tahun 1673.[10] Pada bulan November 1675, tugas Locke usai dan
Locke pergi ke Prancis.[6] Locke tinggal di sana selama kurang lebih tiga setengah
tahun.[10] Pada tanggal 4 Januari 1676, Locke tiba di Montpellier, di mana ia tinggal selama
setahun.[10] Ia berteman dengan dua dokter Protestan yang bernama Charles
Barbeyrac dan Pierre Magnol, serta seorang filsuf Cartesian, Sylvain Regis, yang menjadi
guru bahasa Prancis bagi Locke.[10] Setelah mempelajari bahasa Prancis, Locke mulai
membaca buku-buku dalam bahasa Prancis.[10]
Selama di Montpellier, Locke meneruskan pembelajarannya dalam bidang filsafat,
sebagaimana tertulis di dalam jurnal pribadinya.[10] Bulan Februari 1677, Locke
meninggalkan Montpellier dan menuju Paris.[10] Ia bermukim sebentar di Paris lalu pergi
ke beberapa tempat hingga tahun 1678 kembali ke Inggris.[10]
Kembali ke Inggris dan pergi ke BelandaSunting
Ketika Locke memutuskan kembali ke Inggris pada bulan Mei 1679, situasi politik Inggris
sedang mengalami krisis.[6] Terdapat rumor yang menyatakan akan terjadinya
pembunuhan terhadap Raja Charles II untuk digantikan dengan saudaranya, James, yang
beragama Katolik.[10] Selama empat tahun berikutnya, hingga Locke melarikan diri
ke Belanda untuk mencari suaka politik, Locke memusatkan perhatian kepada
politik.[10] Hal itu disebabkan Lord Ashley, yang merupakan sahabat Locke, adalah salah
satu pemimpin kaum yang anti terhadap pemerintahan Raja Charles II.[10]
Raja Charles II melihat Lord Ashley sebagai musuhnya yang amat berbahaya dan ingin
membunuhnya, namun beberapa kali usahanya gagal.[10] Hal itu mendorong Lord Ashley
untuk melarikan diri dari Inggris menuju Belanda pada akhir tahun 1682 dan meninggal di
Belanda pada bulan Januari 1683.[6][10] Kehidupan Locke di Inggris turut terancam karena
gerakan-gerakan dari kaum anti pemerintahan Charles II masih terus ada sehingga ia terus
dicurigai sebagai pengkhianat oleh pemerintah.[10] Akhirnya, Locke meninggalkan Inggris
pada tahun 1683 dan menuju Rotterdam, Belanda.[3][6][10]
Buku Locke yang terkenal berjudul "Dua Tulisan tentang Pemerintahan" ditulis ketika
Locke berada di Belanda.[6][10] Tentu saja proses penulisan buku itu telah dimulai
sebelumnya.[10] Di dalam karya ini, Locke memberikan kritik terhadap buku "Patriarcha"
karangan Robert Filmer karena Filmer menganjurkan monarki absolut.[3][10]
Buku tersebut bukan satu-satunya karya Locke dalam bidang politik pada periode
ini.[10] Pada periode ini, Locke juga berpolemik dengan Edward Stillingfleet, yang menulis
buku untuk menyerang kaum Protestan Inggris yang tidak mau menerima Gereja
Anglikan.[10]Jikalau pada tahun 1660-1662 Locke pernah berdebat untuk membela Gereja
Anglikan, kini justru Locke menyanggah posisi Gereja Anglikan.[10] Locke menulis karya
yang menyanggah buku Stillingfleet bersama dengan seorang teman dari Oxford yang
bernama James Tyrrell.[10]
Di Belanda, Locke melakukan kontak kepada beberapa politikus Inggris yang sedang
melarikan diri juga.[10] Pada tahun 1684, nama Locke tercantum di dalam daftar pencarian
orang dari pemerintahan Belanda sehingga Locke harus bersembunyi dan berpindah-
pindah tempat hingga bulan Mei 1685.[10]Di sinilah Locke menyelesaikan karya terpenting
lainnya, "Essay tentang Pemahaman Manusia", yang mana ia kirim salinannya ke Inggris
pada tahun 1686 dengan amat hati-hati.[10] Pada akhir tahun 1686, naskah-naskah dari
tulisan itu hampir selesai dan menyerupai bentuk akhir yang ada saat ini.[10]
Dalam mengerjakan buku tersebut, Locke sempat terinterupsi karena pekerjaannya dalam
menulis karya lain, "Surat Perihal Toleransi".[6][10] Karya itu dikerjakan selama tahun 1685
hingga 1686 di Amsterdam.[10] Locke memang telah lama bergumul soal toleransi agama
sesuai konteks politik Inggris, namun dorongan langsung terhadap pembuatan karya itu
adalah pencabutan kembali Maklumat Nantes pada bulan Oktober 1685.[10] Pemilihan
bahasa Latin dalam karya itu menunjukkan bahwa karya itu ditujukan Locke kepada
pembaca Eropasecara luas.[10] Karya itu terbit pada bulan Mei 1689, setelah Locke kembali
ke Inggris, dan diterbitkan secara anonim.[6][10]
Kembali ke Inggris pada periode pemerintahan William dari OrangeSunting

John Locke pada tahun 1697

Situasi politik Inggris kembali berubah ketika William dari Orange berhasil menjadi pemimpin
Inggris dan menyebabkan James II harus melarikan diri dari Inggris.

Situasi politik Inggris kembali berubah ketika William dari Orange berhasil menjadi
pemimpin Inggris dan menyebabkan James II harus melarikan diri dari Inggris.[10] Locke
kini dapat pulang dengan tenang ke Inggris pada bulan Februari 1689, bahkan ditawari
posisi sebagai diplomat namun ia menolak karena alasan kesehatan.[3][6][10]
Pada tahun 1689, Locke bertemu dan menjalin hubungan dengan Newton. [10] Locke
menjadi salah satu pembaca pertama dari "Principia", karya penting
Newton.[10] Keduanya juga sering bertemu untuk berdiskusi dan mengirim surat untuk
membahas topik-topik tertentu.[10] Topik yang menjadi minat utama mereka berdua
bukanlah ilmu alam tetapi penafsiran Alkitab.[10]
Setelah bukunya "Essay tentang Pemahaman Manusia" terbit, ia segera
mempersiapkan revisi dari buku itu dan juga buku "Dua Tulisan tentang
Pemerintahan".[10] Selain itu, buku "Surat-Surat Perihal Toleransi" juga sedang
diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh William Popple.[10] Setelah diterbitkan pada
bulan Oktober 1689, buku itu terjual keras dan menimbulkan beragam reaksi.[10] Salah
satu yang menanggapi buku itu dengan keras adalah Jonas Proast pada tahun 1690 dan
ditanggapi kembali oleh Locke pada tahun yang sama.[10] Akan tetapi, identitas Locke
tetap menjadi rahasia.[10]Perdebatan mereka berlanjut hingga Juni 1692 ketika Locke
menulis "Surat Ketiga tentang Toleransi", dan Proast tidak menanggapi lagi. [10]
Setelah Locke kembali ke Inggris, Locke menetap beberapa waktu di London. [10] Ia
kehilangan posisinya di Sekolah Gereja Kristus dan tidak pernah berusaha
mengambilnya kembali.[10] Pada awal tahun 1691, ia diundang untuk tinggal
di Oates, Essexbagian utara, yang merupakan kediaman Francis Masham.[10] Istri
Masham, Damaris, adalah anak dari Ralph Cudworth dan merupakan teman diskusi
Locke melalui surat selama bertahun-tahun.[10] Akhirnya, Oates menjadi kediaman
Locke sepanjang sisa hidupnya, meski pada dekade 1690-an, Locke sempat tinggal di
London karena beberapa urusannya di pemerintahan.[10]
Setelah itu, Locke berupaya menyelesaikan karya lainnya dalam bidang pendidikan,
"Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan".[10] Karya itu dipublikasikan pada bulan Juli
1693 dan edisi baru berisi penambahan materi terbit dua tahun kemudian. [10]
Pada tahun 1695, Locke menerbitkan lagi tulisan yang berjudul "Kerasionalan Agama
Kristen" (The Reasonableness of Christianity).[10] Sebagaimana "Surat-Surat tentang
Toleransi", karya ini juga diterbitkan secara anonim dan segera menimbulkan
kontroversi.[10] Kontroversi itu muncul karena pemikiran-pemikiran Locke di dalam buku
itu dinilai terlalu melemahkan agama Kristen.[10] Lawan polemik Locke kali ini
adalah John Edwards, dan polemik mereka berdua terjadi hingga tahun 1697. [10]
Pada bulan-bulan awal tahun 1696, Locke menghabiskan waktunya untuk beristirahat di
Oates.[10] Pada bulan Juni, ia mulai melakukan pekerjaannya untuk pemerintah,
khususnya dalam bidang ekonomi dan koloni-koloni Inggris, selama empat tahun
berikutnya.[10] Selain mengurus masalah-masalah negara, Locke pada periode ini juga
berpolemik dengan Edward Stillingfleet, seorang uskup Gereja Anglikan. [6][10] Polemik
mereka berlangsung dari bulan November 1696 hingga akhir tahun 1698 ketika
kesehatan Stillingfleet menurun dan tidak memungkinkannya menanggapi pandangan
Locke lagi.[10]
Akhir hidupSunting
Pada bulan Juni 1700, Locke pensiun dari pekerjaannya di pemerintahan.[10] Ia
menjalani sisa kehidupannya selama 4 tahun dengan tenang dan tidak terlalu sering
mengunjungi London.[10]Meskipun demikian, Locke masih mengerjakan tulisan lainnya
yang berjudul "Parafrase dan Catatan terhadap Surat-Surat Rasul Paulus" (Paraphrase
and Notes on the Epistles of St Paul).[10] Karya ini menyatakan kedalaman karakter religius
dari pemikiran Locke.[10]
Kesehatan Locke makin menurun dalam tahun-tahun terakhir kehidupannya dan ia
menderita penyakit asma.[10] Kunjungan terakhirnya ke London pada bulan Januari
1698 karena dipanggil oleh Raja William III membuat kesehatannya semakin buruk. [10]
Bulan-bulan akhir tahun 1704 merupakan saat-saat terakhir kehidupannya.[6][10] Ia
meninggal tanggal 28 Oktober 1704 dan dikuburkan di High Laver.[6][10]

Salah satu pemikiran Locke yang paling berpengaruh di dalam sejarah filsafat adalah
mengenai proses manusia mendapatkan pengetahuan. Ia berupaya menjelaskan
bagaimana proses manusia mendapatkan pengetahuannya. [11] Menurut
Locke,[2][8][12] seluruh pengetahuan bersumber dari pengalaman manusia. Posisi ini
adalah posisi empirisme yang menolak pendapat kaum rasionalisyang mengatakan
sumber pengetahuan manusia yang terutama berasal dari rasio atau pikiran manusia.
Meskipun demikian, rasio atau pikiran berperan juga di dalam proses manusia
memperoleh pengetahuan. Dengan demikian, Locke berpendapat bahwa sebelum
seorang manusia mengalami sesuatu, pikiran atau rasio manusia itu belum berfungsi
atau masih kosong. Situasi tersebut diibaratkan Locke seperti sebuah kertas putih
(tabula rasa) yang kemudian mendapatkan isinya dari pengalaman yang dijalani oleh
manusia itu. Rasio manusia hanya berfungsi untuk mengolah pengalaman-pengalaman
manusia menjadi pengetahuan sehingga sumber utama pengetahuan menurut Locke
adalah pengalaman.
Ragam pengalaman ManusiaSunting
Lebih lanjut, Locke menyatakan ada dua macam pengalaman manusia,
yakni pengalaman lahiriah(sense atau eksternal sensation) dan pengalaman
batiniah (internal sense atau reflection).[8][12]Pengalaman lahiriah adalah pengalaman
yang menangkap aktivitas indrawi yaitu segala aktivitas material yang berhubungan
dengan panca indra manusia.[8] Kemudian pengalaman batiniah terjadi ketika manusia
memiliki kesadaran terhadap aktivitasnya sendiri dengan cara 'mengingat',
'menghendaki', 'meyakini', dan sebagainya.[8] Kedua bentuk pengalaman manusia
inilah yang akan membentuk pengetahuan melalui proses selanjutnya.[8]
Proses manusia mendapatkan pengetahuanSunting
Dari perpaduan dua bentuk pengalaman manusia, pengalaman lahiriah dan
pengalaman batiniah, diperoleh apa yang Locke sebut 'pandangan-pandangan
sederhana' (simple ideas) yang berfungsi sebagai data-data empiris.[8][12] Ada empat
jenis pandangan sederhana:[8]
1. Pandangan yang hanya diterima oleh satu indra manusia saja. Misalnya, warna diterima oleh mata,
dan bunyi diterima oleh telinga.
2. Pandangan yang diterima oleh beberapa indra, misalnya saja ruang dan gerak.
3. Pandangan yang dihasilkan oleh refleksi kesadaran manusia, misalnya ingatan.
4. Pandangan yang menyertai saat-saat terjadinya proses penerimaan dan refleksi. Misalnya, rasa
tertarik, rasa heran, dan waktu.

Di dalam proses terbentuknya pandangan-pandangan sederhana ini, rasio atau pikiran


manusia bersifat pasif atau belum berfungsi.[12] Setelah pandangan-pandangan
sederhana ini tersedia, baru rasio atau pikiran bekerja membentuk 'pandangan-
pandangan kompleks' (complex ideas).[8][12] Rasio bekerja membentuk pandangan
kompleks dengan cara membandingkan, mengabstraksi, dan menghubung-hubungkan
pandangan-pandangan sederhana tersebut.[8] Ada tiga jenis pandangan kompleks yang
terbentuk:[8][12]
1. substansi atau sesuatu yang berdiri sendiri, misalnya pengetahuan tentang manusia atau
tumbuhan.
2. modi (cara mengada suatu hal) atau pandangan kompleks yang keberadaannya bergantung kepada
substansi. Misalnya, siang adalah modus dari hari.
3. hubungan sebab-akibat (kausalitas). Misalnya saja, pandangan kausalitas dalam pernyataan: "air
mendidih karena dipanaskan hingga suhu 100° Celcius".

Anda mungkin juga menyukai