Anda di halaman 1dari 1

Seorang laki laki berinisial AS umur 55 Tahun, tertembak oleh orang tidak dikenal

dikediamannya skitar pukul 03.30 WIB. Korban mengalami luka tembak di perut bagian
kanan sebanyak 2 kali. korban segera dilarikan ke Rumah Sakit Handayani Kotabumi,
Kabupaten Lampura. Namun karena luka cukup parah korban lalu dirujuk menuju RSUDAM
Bandarlampung. Korban hanya bisa mengerang kesakitan selama perjalanan menuju Rumah
Sakit. Luka tembak tersebut menembus hingga ke bagian tulang pinggul korban. Perawat
melakukan TTV: Nadi 40 x per menit, Tekanan nadi kecil. Respiration:18x/ menit ,Tekanan
darah :80/40 Mmhg, dan suhu 36,5oC.

Luka tembak

Mekanisme luka tembak lebih kompleks, tergantung pada energi kinetic yang tersimpat pada
proyektil dan kemampuannya untuk meledakan benda-benda disekitarnya. Energi kinetic proyektil
tergantung pada besarnya massa proyektil dikalikan dengan kecepatannya. “Proyectil velocity”
adalah kemampuan proyektil untuk mengakibatkan kerusakan (luka), berdasarkan ini maka senjata
api dikenal dengan “low, medium, and high velocity”, ini ditentukan oleh “muzzle velocity” yaitu
untuk low velocity < 305 m/detik, medium 305 – 610 m/detik, high > 610 m/detik

“Low velocity projectil” menyebabkan robekan langsung dan trauma “chrusing” pada jaringan local.
Secara khas, hanya luka masuk terlihat dan terdapat peluru didalamnya. “High-velocity projectile”
ketika menyebabkan kerusakan dan “chrusing” pada jaringan local juga menyebabkan kerusakan
jaringan dengan cavitasi (terowongan).

Anda mungkin juga menyukai