Anda di halaman 1dari 22

I.

PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.D
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa Medis : DM Tipe I, post KAD, infark
tromboemboli sistem karotis sinistra

B. Status Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Utama
Pengkajian keluhan utama secara subjektif sulit dikaji karena klien mengalami
gangguan komunikasi verbal (afasia motorik dan sensorik). Secara objektif klien
terlihat lemah, ekstremitas sebelah kanan odema dan tidak dapat digerakan.

b. Riwayat Masalah Kesehatan


keluarga mengatakan sejak 2 hari sebelum masuk Rumah sakit, klien mengeluh
lemas hingga tidak dapat bergerak, dan mengalami penurunan kesadaran. Dengan
kondisi tersebut keluarga membawa klien berobat ke RS dengan hasil pemeriksaan
GDS 1000 mg/dl dan kemudian klien di rujuk ke
Pada saat pengkajian klien telah menjalani perawatan hari ke-14 (empat belas),
subjektif sulit dinilai karena klien mengalami gangguan komunikasi verbal (afasia
motorik dan sensorik). Secara objektif klien terlihat lemah, ekstremitas sebelah
kanan odema dan tidak dapat digerakan.

2. Riwayat Kesehatan Dahulu


Keluarga mengatakan sejak 6 (enam) bulan yang lalu klien diketahui menderita
penyakit DM dan sudah pernah dirawat selama 2 (dua) kali dengan keluahan lemas
badan dan kadar gula darah tinggi diatas 500 mg/dl.
Keluarga mengatakan klien memiliki riwayat obesitas dan menyukai makanan
berlemak dan kopi. Riwayat penyakit infeksi dan demam dalam jangka panjang
disangkal klien.

3. Riwayat kesehatan Keluarga


Keluarga mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit DM, riwayat penyakit keturunan seperti kelainan darah, kanker, serta tidak
memiliki riwayat penyakit infeksi berat seperti, TBC, penyakit liver.

Genogram

Keterangan :

: Perempuan

: Laki-laki

: Klien

: Ikatan perkawinan

: Tinggal serumah

C. Pola Fungsi kesehatan


1. Pola Persepsi dan Manajemen kesehatan
Keluarga mengatakan bahwa semenjak mengetaui memiliki penyakit DM, klien tidak
kontrol berobat dengan teratur, sering menyuntik insulin tanpa pengaturan makan
dan jarang beraktivitas. Keluarga mengatakan jarang memantau kesehatan klien
karena memiliki kesibukan masing-masing. Keluarga mengatakan tidak mengerti
tentang proses penyakit, penatalaksanaan dan program perawatan penyakit DM.

2. Pola Nutrisi – Metabolik


Sebelum Sakit :
keluarga mengatakan sebelum sakit klien sering makan 3-4 kali per hari dengan
menu tinggi karbohidrat dan berlemak serta rendah serat. Sedangkan minum
sebanyak 8 gelas per hari (1600 -1800 cc per hari) dan kecanduan minum kopi. Berat
badan sebelum sakit 80 Kg dengan tinggi badan 165 cm.

Saat Sakit :
keluarga mengatakan sejak sakit 6 (enam) bulan yang lalu, klien mengalami
penurunan berat badan sebanyak 20 Kg sehingga berat badan saat masuk RS 60 Kg.
Pada saat di RS klien mendapatkan menu RS Diit DM 1800 kkal dengan perhitungan
Perkeni = 30 x 60; 1800 kkal.
Asupan cairan klien dari minum 1200 ml/hari dan cairan infuse RL 1500 ml/ 24 jam.

3. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit :
Keluarga mengatakan bahawa sebelum sakit tidak ada gangguan dalam pola BAB.
Frekuensi 1 x/ hari, konsistensi lembek, warna dan bau khas, lendir (-), darah (-),
cacing (-).

Saat sakit :
Keluarga mengatakan BAB 1 x/ hari, konsistensi lembek, warna dan bau khas, lendir
(-), darah (-), cacing (-).

b. BAK
Sebelum Sakit :
BAK 4-5x/ hari, warna kuning jernih, tidak ada keluhan dalamBAK

Saat sakit :
BAK 5-7 x/ hari, warna kuning keruh, darah (-), Pus (-), tidak lampias(-), nyeri saat
BAK (-). Volume Urine tampung 3500 cc/ hari

4. Pola Aktivitas dan latihan


Sebelum Sakit :
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan 
Mandi 
Berpakaian 
Eliminasi 
Mobilisasi ditempat tidur 
Berpindah 
Ambulansi 
Naik tangga 

Saat Sakit :
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan 
Mandi 
Berpakaian 
Eliminasi 
Mobilisasi ditempat tidur 
Berpindah 
Ambulansi 
Naik tangga 
Keterangan:
0: Mandiri; 1 : Di bantu sebagian; 2 : Di bantu orang lain;
3 : Di bantu orang dan peralatan; 4 : Ketergantungan / tidak mampu

5. Pola Tidur dan Istirahat


Sebelum Sakit :
Keluarga mengatakan klien tidur 8 -10 jam/ hari. Tidak ada keluhan dalam istirahat
tidur

Saat Sakit :
keluarga mengatakan, klien tidur malam 8-9 jam/ hari dan tidur siang 2-3 jam/ hari.
Klien tidakmengalami gangguan tidur

6. Pola Kognitif dan Persepsi


Sulit dikaji, karena klien mengalami afasia motorik dan sensorik

7. Pola persepsi- Konsep diri


Sulit dikaji, karena klien mengalami afasia motorik dan sensorik

8. Pola Peran-Hubungan
Sulit dikaji, karena klien mengalami afasia motorik dan sensorik.

9. Pola Seksual-Reproduksi
Sulit dikaji, karena klien mengalami afasia motorik dan sensorik.

10. Pola Koping-Toleransi stres


Keluarga mengatakan klien tertutup dengan anggota keluarga yang lain, jika ada
masalah jarang untuk membicarakan dengan orang lain.

11. Pola Nilai-Kepercayaan


Sulit dikaji, karena klien mengalami afasia motorik dan sensorik.

D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Klien tampak lemah
2. Kesadaran
Compos mentis dengan GCS 15
3. Sistem Tubuh
a. Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak tampak sianosis dan pernafasan cuping hidung. Mukosa
hidung lembab, berwarna pucat, tidak ada pembesaran konka, sekret maupun polip.
Hidung kokoh, patensi adekuat, tidak ada nyeri tekan pada palpasi daerah sinus
paranasal. Dada bentuk simetris, diameter anterior-posterior dengan lateral kiri dan
kanan 1 : 2. Pengembangan paru adekuat, pergerakan paru kanan dan kiri pada saat
respirasi simetris, tidak terlihat retraksi dan penggunaan otot pernafasan tambahan.
Palpasi lapang paru tidak ada krepitasi, nyeri tekan, dan pembengkakan. Perkusi dada
dihasilkan bunyi tympani pada ICS IVsonor bilteral. Auskultasi terdengar suara
vesikuler di lapang paru. Frekuensi nafas 20 kali permenit.

b. Sistem Kardiovaskuler
Iktus kordis tidak terlihat, teraba pada ICS V garis midklavikula kiri. Pulsasi denyut
nadi radialis teraba kuat, irama denyut nadi teratur, denyut nadi 86 kali/menit.
Tekanan darah 120/70 mmHg. Jugular Venous Pressure (JVP) tidak tampak
mengalami peningkatan, tidak ditemukan adanya clubbing finger, Capilarry Refilling
Time (CRT) kembali dalam 3 detik, ektremitas teraba hangat, Suara perkusi jantung
terdengar dullness. Bunyi jantung S1 dan S2 terdengar murni reguler. Terdapat odema
grade III pada ekstremitas kanan.
c. Sistem Gastrointestinal
Mukosa bibir lembap, gigi dan rongga mulut tampak kotor, jumlah gigi lengkap (32
buah), tidak ada lesi dan karies. Klien tidak ada keluahan dalam mengunyah dan
menelan. Abdomen terlihat datar, tidak terdapat lesi maupun acites. Auskultasi
didapatkan bising usus 12 x/menit. Perkusi terdengar bunyi timpani pada keempat
kuadran abdomen. Palpasi abodomen teraba lembut, turgor kembali dalam <2 detik.
Hati dan limpa tidak mengalami pembesaran. Berat badan 60 kg, tinggi badan 165
cm, IMT 22 (BB normal). Klien selalu menghabiskan porsi makan.

d. Sistem Urogenital
Tidak ditemukan adanya lesi bekas operasi ginjal. Bunyi bruits pada percabangan
aorta abdominalis (arteri renalis kiri dan kanan) tidak ditemukan. Palpasi ginjal tidak
teraba, kandung kemih teraba datar. Perkusi daerah CVA tidak menunjukan respon
nyeri.
Intake cairan ± 2700cc/ 24 jam + air metabolisme 300 cc (5 cc/KgBB), output ± 3500
cc + IWL 500 cc. Balance cairan negatif 1000 cc.

e. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas dan bawah tidak simetris, ekstremitas kanan odema dan hemiparese.
Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah kanan : 1/1, ekstremitas atas dan bawah
kiri 4/4. Pengkajian risiko jatuh dengan Morse Fall Scale (MFS) skor 65 (berisiko
jatuh tinggi).

f. Sistem Integumen
Rambut terlihat kotor, distribusi merata, tidak mudah rontok. Kulit tubuh tampak
kotor, tidak terdapat lesi. Suhu tubuh 36,5 0 C. Pengkajian risiko dikubitus dengan
Braden Scale skor 22 (risiko rendah/ tidak berisiko).

g. Sistem Endokrin
Kelenjar tiroid, paratiroid, dan kelenjar getah bening tidak teraba pembengkakan.

h. Sistem Neorologi
1) Test Fungsi Serebral
a) Status Mental
Sulit dikaji karena klien mengalami afasia motorik dan sensorik.

b) Test Fungsi Nervus Kranial


(1) Nervus I (Olfaktorius)
Sulit dikaji karena klien mengalami afasia motorik dan sensorik.
.
(2) Nervus II (Optikus)
Sulit dikaji karena klien mengalami afasia motorik dan sensorik.
(3) Nervus III (Okulomotorius), IV (Trochlearis), VI (Abducen)
Pupil kontriksi saat diberi cahaya, bentuk pupil isokor, diameter 2 mm, klien
dapat membuka dan menutup matanya.

(4) Nervus V (Trigeminus)


Pergerakan otot maseter dan temporalis saat mengunyah kuat. Klien mengedip
secara spontan saat diberi rangsangan dengan pilinan kapas pada kedua kornea.

(5) Nervus VII (Facialis)


Sulit dikaji karena klien mengalami afasia motorik dan sensorik.

(6) Nervus VIII (auditorius)


Klien berespon dengan suara

(7) Nervus IX (Glosofaringeus)


Sulit dikaji karena klien mengalami afasia motorik dan sensorik

(8) Nervus X (Vagus)


Klien dapat menelan tanpa mengalami kesulitan.

(9) Nervus XI (Assesorius)


Sulit dikaji karena klien mengalami hemiparese.

(10) Nervus XII (Hipoglosus)


Sulit dikaji karena klien mengalami afasia motorik dan sensorik.

2) Test Fungsi Cerebelum


Sulit dikaji karena klien mengalami afasia motorik dan sensorik.

3) Test Fungsi Refleks


Refleks Bisep, trisep, brachioradialis, dan patela ekstremitas kiri II (normoreflek).
Refleks Babinski negatif.
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Tanggal 12-07-13
1) Sysmex 8 parameter
HB 11,7 12 - 16 g/dl
HT 34 35 - 47
Leukosit 960.200 4400 – 11300/mm3
Eritrosit 3.5 3.6 – 5.8 Juta/ UL
Trombosit 305.000 150.000 – 450.000/ mm3

2) Kimia Klinik
GDP 222 <126
Albumin 2,2 3.5 – 5
Ureum 21 15 – 50
Kreatinin 0.8 0.5 – 0.9
Kalium 3.7 3.6 – 5.5
SGOT 15 s/d 31
SGPT 4 s/d 31
Protein total 4,6 6.6 – 8.7

3) Urin
Protein urine Negatif Negatif
Glukosa urine 2+ Negatif
Leukosit Negatif Negatif
Keton urine Negatif Negatif
Eritrosit negatif <1

2. Radiologi
Kesimpulan :
 Tidak tampak kardiomegali tanpa bendungan paru

3. CT Scan
Kesimpulan :
 Infark infark tromboemboli sistem karotis sinistra

F. Penatalaksanaan Medis
 Infus Rl 1500 cc/24 jam
 Diet DM 1800 kkal/ hari
 Actrapid 18-18-14 / sc

G. Analisa Masalah

NO DATA PENYEBAB MASALAH


KEPERAWATAN
1. DS: DM Tipe I Risiko
-  ketidakstabilan
Sekresi insulin sel B kadar glukosa
DO: Pankreas menurun atau tidak
 Klien tampak lemah produksi
 Klien riwayat DM sejak 
6 bulan SMRS Gangguan metabolisme karbohdrat,
 Klien menderita DM lemak dan protein
tipe I 
 Klien mendapatkan Gangguan pengaturan kadar gula
terapai insulin ; actrapid darah
18-18-14 
 GDP 222 mg/dl Klien ketergantungan asupan insulin
NO DATA PENYEBAB MASALAH
KEPERAWATAN
dari luar tubuh

Risiko ketidakstabilan kadar glukosa

2 DM Tipe I Kelebihan volume


DO:  cairan
 Klien odema grade III Komplikasi makrovaskuler
pada ekstremitas kanan  Hambatan mobilitas
 Klien hemiparese Infark tromboemboli sistem fisik
ekstremitas kanan karotis sinistra
 Klien riwayat KAD  Hambatan
dengan penurunan Hambatan komunikasi verbal, komunikasi verbal
kesadaran Hemiparese ekstremitas kanan dan
 Infark infark Afasia motorik sensorik
tromboemboli sistem 
karotis sinistra Hambatan mobilitas fisik ekstremitas
 Klien afasia sensorik kanan
dan motorik 
Posisi statis dalam waktu yang lama

Gangguan mekanisme regulasi cairan
tubuh

Tekanan onkotik koloid menrun dan
tekanan hidrostaltik meningkat

Cairan isotonis shift ke intertitial

Odema

Kelebihan volume cairan

4 DS:
 Keluarga mengatakan Anggota keluarga dengan DM Tipe I Risiko
bahwa semenjak  ketidakefektifan
mengetaui memiliki Kompleksitas regimen terapeutik manajemen
penyakit DM, klien  kesehatan
tidak kontrol berobat pola perawatan kesehatan keluarga
dengan teratur, sering yang kurang optimal
menyuntik insulin tanpa 
pengaturan makan dan Ketidakefektifan manajemen
jarang beraktivitas. kesehatan
 Keluarga mengatakan
jarang memantau
kesehatan klien karena
memiliki kesibukan
masing-masing.
NO DATA PENYEBAB MASALAH
KEPERAWATAN
 Keluarga mengatakan
tidak mengerti tentang
proses penyakit,
penatalaksanaan dan
program perawatan
penyakit DM.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan


tubuh akibat dampak immobilitas ekstremitas
2. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa berhubungan dengan proses penyakit DM
Tipe I
3. Hambatan mobilitas fisik akibat disfungsi neromuskuler akibat komplikasi
makrovaskuler DM pada pembuluh darah otak
4. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan sisten saraf pusat
akibat dampak penurunan sirkulasi ke otak
5. Risiko ketidakefektifan manajemen kesehatan, program pengobatan dan
perawatannya berhubungan komleksitas regimen terapi dan pola perawatan
kesehatan keluarga yang kurang optimal
III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Kelebihan volume cairan Tupan: 1. Tinggikan ekstremitas yang odema saat 1. Elevasi daerah odema
0
berhubungan dengan gangguan Volume cairan tubuh seimbang berbaring elevasi 30 mingkatkan perfusi dan sirkulasi
mekanisme regulasi cairan pembuluh darah balik.
tubuh Tupen :
Setelah dilakukan tindakan 2. Latih klien dan keluarga teknik Buerger 2. Teknik Buerger Allen efektif
keperawatan selama 4 hari Allen dalam mengatasi odema (elevasi dalam mengatasi odema pada
volume cairan tubuh simbang tungkai kaki, mengantungkan kaki, ekstremitas
dengan indikator : kemudian tidur dengan posisi horizontal).
- Intake dan output cairan 24
jam balance -500 s/d +500 3. Pantau haluaran urine (karakteristik, warna, 3. Mencegah kelebihan atau
- Grading odema turun ukuran) dan output setiap shif sertan kekurangan cairan.
menjadi I atau 0 keseimbangan cairan secara 24 jam.
Pertahankan -/+ 500cc/ 24 jam

4. Monitor derajat edema dan BB jika 4. Mengevaluasi efektivitas


memungkinkan setiap shift intervensi yang telah dilakukan

2 Risiko ketidakstabilan kadar Tupan: 1. Pantau kadar glukosa darah dan awasi 1. DM tipe I sangat rentang
glukosa berhubungan dengan Kadar glukosa stabil tanda gejala hipoglikemia atau mengalami perubahan kadar gula
proses penyakit DM Tipe I hiperglikemia setiap shift darah
Tupen :
Setelah dilakukan tindakan 2. Berikan diit DM sesuai kebutuhan (1800 2. Gangguan pertukaran gas
keperawatan selama 4 hari kkal) setiap30 menit pasca penyuntikan mengakibatkan perubahan asam
kadar glukosa satabil dengan insulin. basa tubuh
indikator :
- Kadar GDP <126 mg/ dl
- Kadar GDS <200 mg/dl 3. Latih aktivitas fisik dengan ROM aktif 3. Latihan jaasmani bermanfaat
- Klien tidak mengalami dan pasif setiap hari menstabilkan kadar glukosa darah
hipoglikemia <50 mg/dl
NO DIAGNOSA RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
4. Berikan insulin sesuai protokol/ 4. DM Tipe I sangat bergatung
kebutuhan klien (Actrapid 18-18-14 insulin dari luar tubuh dalam
IU/SC) mengatur kadar glukosa darah

5. Berikan cairan tubuh sesuai kebutuhan 5. Cairan tubuh yang adekuat


(1800 – 2500 cc/24 jam) mencegah hipovolume cairan
akaibat status hiperosmolar

6. Monitoring TTV 6. TTV menggambarkan kondisi


haemostasis tubuh

3 Hambatan mobilitas fisik Tupan: 1. Jelaskan kepada klien dan keluarga 1. Mencegah kecemasan dan
akibat disfungsi neromuskuler Aktivitas sehari-hari terpenuhi penyebab disfungsi neoromuskuler memberikan penerimaan apa
akibat komplikasi adanya terhadap kondisi klien.
makrovaskuler DM pada Tupen :
pembuluh darah otak Setelah dilakukan tindakan 2. Bantu dan fasilitasi klien dalam 2. Memenuhi kebutuhan aktivitas
keperawatan selama 4 hari pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari- sehari-hari klien.
aktivitas sehari-hari terpenuhi hari terutama personal hygiene dan
dengan indikator: libatkan keluarga (pemenuhan mandi,
- Klien dapat melakukan gosok gigi, berpakaian, eleminasi)
aktivitas sehari-hari dengan
bertahap dari 3. Latih secara bertahap anggota gerak yang 3. Meningkatkan fungsi
ketergantungan penuh mengalami hambatan dan Kolaborasi neoromuskuler
sampai ketergantungan program rehabilitasi medik
minimal
- Kebutuhan personal
hygiene terpenuhi
NO DIAGNOSA RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
4 Hambatan komunikasi verbal Tupan: 1. Jelaskan kepada klien dan keluarga 1. Mencegah kecemasan dan
berhubungan dengan Klien menunjukan komunikasi penyebab hambatan komunikasi verbal memberikan penerimaan apa
perubahan sisten saraf pusat ekspresif dan reseptif adanya terhadap kondisi klien
akibat dampak penurunan
sirkulasi ke otak Tupen: 2. Bicara perlahan, jelas, dan tenang 2. Menghindari kebingungan dan
Setelah dilakukan tindakan menghadap ke pasien setiap keputusasaan pasien dalam
keperawatan selama 5 hari, berkomunikasi berkomunikasi.
klien menunjukan komunikasi
ekspresif dan reseptif dengan 3. Anjurkan kunjungan keluarga dan orang 3. Stimulasi secara kontinyu dapat
kriteria: terdekat secara teratur untuk memberikan meningkatkan kemampuan
1. Klien dapat menunjukan stimulasi komunikasi komunikasi pasien
komunikasi
menggunakan bahasa 4. Dorong pasien untuk berkomunikasi 4. Menghindari kesalahan persepsi
nonverbal, isyarat, tulisan secara perlahan dan untuk mengulangi dalam komunikasi
atau gambar permintaan

5. Gunakan metode komunikasi yang 5. Mengatasi keterbatasan


sederhana dan dapat dipahami pasien komunikasi yang dialami
(tulisan, isyarat atau nonverbal)

6. Kolaborasi dengan rehabilitasi medik 6. Program terapi wicara dapat


untuk terapi wicara mengoptimalkan kemampuan
wicara klien.
NO DIAGNOSA RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
5. Risiko ketidakefektifan Tupan: 1) Kaji tingkat pengetahuan klien dan 1) Mengetahui kebutuhan
manajemen kesehatan, program Manajemen kesehatan, keluarga tentang konsep penyakit dan informasi/pengetahuan yang
pengobatan dan perawatannya program pengobatan dan penatalaksanaanya dibutuhkan
berhubungan komleksitas perawatan efektif
regimen terapi dan pola 2) Berikan penjelasan tentang regimen 2) Meningkatkan pengetahuan dan
perawatan kesehatan keluarga Tupen: therapy DM: keterampilan dalam
yang kurang optimal Setelah dilkukan tindakan a) Diet penatalaksanaan penyakit DM
keperawatan dalam waktu 1 x  Jelaskan tujuan diet
25 menit pengetahuan keluarga  Jelaskn lama diet yang harus diikuti
tentang manajemen kesehatan,  Menjelaskan makanan yang boleh
program pengobatan dan dimakan dan dilarang dimakan
perawatan dengan kriteria:  Berikan contoh menu harian
1) Pengetahuan klien tentang b) Obat
program pengobatan dan  Jelaskan jenis, dosis, waktu dan cara
perawatan penyakit DM pemakaian insulin
meningkat  Demonstrasikan pemberian insulin
2) Menunjukan kemampuan c) Latihan
dalam regimen therapy DM  Jelaskan pentingnya latihan/aktivitas
(obat, diet, latihan,
dalam proses penyembuhan penyakit
perawatan luka, DM
pemantauan kadar gula
 Berikan contoh latihan yang dapat
darah)
ditoleransi klien
d) Demonstrasikan cara pemantauan kadar
gula darah dan perawatan luka

3) Libatkan keluarga dalam program therapy


3) Keluarga merupakan faaktor
pendukung dalam
penatalaksanaan regimen therapy
yang efektif
IV. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

HARI/TGL JAM TINDAKAN DIAGNOSA PARAF


KEPERAWATAN PERAWAT
Selasa 7.15 T: Membina hubungan saling percaya dengn klien 1-5
09-07-13 dan keluarga

E: Klien dan keluarga menerima kehadiran perawat


dan kooperatif dengan rencana perawatan yang
akan diprogramkan bersama

7.20 T: Mengkaji frekuensi nafas Tekanan darah, nadi dan 1,2


suhu tubuh

E: Frekuensi nafas 20 kali permenit TD 120/ 70


mmHg, , nadi 86 kali permenit, suhu 36,50 C

7.30 T: Memberikan injeksi insulin Actrapid 18 IU/ SC 2

E: Insulin 18 IU/SC masuk tanpa ada reaksi efek


samping

8.00 T: Memberikan klien makan diit DM 1800 kkal dan 2


menganjurkan untuk menghabiskanya

E: Klien menghabiskan porsi makan tanpa ada


keluhan

8.10 T: Menghitung balance cairan. 1

E: Intake 3000 cc, output 4000 cc, balance negatif


1000

8.15 T: Membantu pemenuhan personal hygiene (mandi, 3


gosok,gigi, keramas)

E: Klien terlihat segar, kulit kepala dan badan bersih,


gigi dan rongga gigi bersih

09.00 T: Melatih ROM pasif dan aktifserta Burgeur Allen 1,3

E: Klien dan keluarga dapat mengikuti gerakan


latihan ROM aktif dan pasif

10.00 T: Memposisikan ekstremitas odema elevasi 300 I

E Odema grading III, teraba hangat, arteri radialis


dan dorsalis pedis teraba kuat.
HARI/TGL JAM TINDAKAN DIAGNOSA PARAF
KEPERAWATAN PERAWAT
11.30 T: Menjelaskan kepada keluarga dan klien penyebab 4
kelumpuhan anggota gerak dan hambatan dalam
komunikasi verbal, memberikan stimulasi verbal
kepada klien

E: Keluarga mengerti tentang proses penyakit.


Keluarga mengatakan akan terus memberikan
stimulasi komunikasi verbal. Klien dapat
mengekspresikan komunikasi secara non verbal

Rabu 7.15 T: Mengukur TTV 1,2


10-07-13
E: Frekuensi nafas 20 kali permenit TD 120/ 80
mmHg, , nadi 88 kali permenit, suhu 36,30 C

7.30 T: Memberikan injeksi insulin Actrapid 18 IU/ SC 2

E: Insulin 18 IU/SC masuk tanpa ada reaksi efek


samping

8.00 T: Memberikan klien makan diit DM 1800 kkal dan 2


menganjurkan untuk menghabiskanya

E: Klien menghabiskan porsi makan tanpa ada


keluhan

8.10 T: Menghitung balance cairan. 1

E: Intake 3000 cc, output 3500 cc, balance negatif


500

8.15 T: Membantu pemenuhan personal hygiene (mandi, 3


gosok,gigi, keramas)

E: Klien terlihat segar, kulit kepala dan badan bersih,


gigi dan rongga gigi bersih

09.00 T: Melatih ROM pasif dan aktifserta Burgeur Allen 1,3

E: Klien dan keluarga dapat mengikuti gerakan


latihan ROM aktif dan pasif

10.00 T: Memposisikan ekstremitas odema elevasi 300 I

E Odema grading II, teraba hangat, arteri radialis


dan dorsalis pedis teraba kuat.
HARI/TGL JAM TINDAKAN DIAGNOSA PARAF
KEPERAWATAN PERAWAT
11.00 T: Menjelaskan kepada keluarga tentang proses 5
penyakit DM, program pengobatan dan
perawatannya

E: Keluarga dapat menjelaskan dan menyebutkan


kembali materi yang disampaikan perawat dengan
benar

12.00 T: Memberikan injeksi insulin Actrapid 18 IU/ SC 2 :

E: Insulin 18 IU/SC masuk tanpa ada reaksi efek


samping

12.30 T: Memberikan klien makan diit DM 1800 kkal dan 2


menganjurkan untuk menghabiskanya

E: Klien menghabiskan porsi makan tanpa ada


keluhan

Kamis 7.15 T: Mengukur TTV 1,2


11-07-13
E: Frekuensi nafas 20 kali permenit TD 120/ 80
mmHg, , nadi 88 kali permenit, suhu 36,30 C

7.30 T: Memberikan injeksi insulin Actrapid 18 IU/ SC 2

E: Insulin 18 IU/SC masuk tanpa ada reaksi efek


samping

8.00 T: Memberikan klien makan diit DM 1800 kkal dan 2


menganjurkan untuk menghabiskanya

E: Klien menghabiskan porsi makan tanpa ada


keluhan

8.10 T: Menghitung balance cairan. 1

E: Intake 3000 cc, output 3500 cc, balance negatif


500

8.15 T: Membantu pemenuhan personal hygiene (mandi, 3


gosok,gigi, keramas)

E: Klien terlihat segar, kulit kepala dan badan bersih,


gigi dan rongga gigi bersih
HARI/TGL JAM TINDAKAN DIAGNOSA PARAF
KEPERAWATAN PERAWAT
09.00 T: Melatih ROM pasif dan aktifserta Burgeur Allen 1,3

E: Klien dan keluarga dapat mengikuti gerakan


latihan ROM aktif dan pasif

10.00 T: Memposisikan ekstremitas odema elevasi 300 I

E Odema grading I, teraba hangat, arteri radialis dan


dorsalis pedis teraba kuat.

12.00 T: Memberikan injeksi insulin Actrapid 18 IU/ SC 2

E: Insulin 18 IU/SC masuk tanpa ada reaksi efek


samping

12.30 T: Memberikan klien makan diit DM 1800 kkal dan 2


menganjurkan untuk menghabiskanya

E: Klien menghabiskan porsi makan tanpa ada


keluhan

Jumat 7.15 T: Mengukur TTV 1,2


12-07-13
E: Frekuensi nafas 20 kali permenit TD 120/ 80
mmHg, , nadi 88 kali permenit, suhu 36,30 C

7.30 T: Memberikan injeksi insulin Actrapid 18 IU/ SC 2

E: Insulin 18 IU/SC masuk tanpa ada reaksi efek


samping

8.00 T: Memberikan klien makan diit DM 1800 kkal dan 2


menganjurkan untuk menghabiskanya

E: Klien menghabiskan porsi makan tanpa ada


keluhan

8.10 T: Menghitung balance cairan. 1

E: Intake 3000 cc, output 3500 cc, balance negatif


500

8.15 T: Membantu pemenuhan personal hygiene (mandi, 3


gosok,gigi, keramas)

E: Klien terlihat segar, kulit kepala dan badan bersih,


gigi dan rongga gigi bersih
HARI/TGL JAM TINDAKAN DIAGNOSA PARAF
KEPERAWATAN PERAWAT
09.00 T: Melatih ROM pasif dan aktifserta Burgeur Allen 1,3

E: Klien dapat duduk, berjalan 3-4 langkah, dan


mengangkat lengan kanan

09.30 T: Kolaborasi rahabilitasi medik untuk terapi wicara 4

E: Klien mendapatkan terapi wicara dari tim


rehabilitasi medik

10.00 T: Memposisikan ekstremitas odema elevasi 300 I

E Odema (-), ekstremitasteraba hangat, arteri


radialis dan dorsalis pedis teraba kuat.

12.00 T: Memberikan injeksi insulin Actrapid 18 IU/ SC 2

E: Insulin 18 IU/SC masuk tanpa ada reaksi efek


samping

12.30 T: Memberikan klien makan diit DM 1800 kkal dan 2


menganjurkan untuk menghabiskanya

E: Klien menghabiskan porsi makan tanpa ada


keluhan
V. EVALUASI

Hari/ Tgl Diagnosa Evaluasi Paraf


Keperawatan Perawat
Rabu V S:
10- 07-13 - Klien mengatakan DM adalah gangguan kemampuan
tubuh dalam mengatur kadar gula darah yang ditandai
dengan kadar gula darah tinggi atau rendah dari nilai
normal
- Keluarga mengatakan manajemen pengobatan dan
perawatan DM terdiri dari pengaturan kadar gula darah
dengan pemebrian insulin, diit DM, dan latihan
aktivitas
- Keluarga mengatakan bahaya jika DM tidak dilakukan
perawatan akan terjadi penurunan kesadaran,
komplikasi ke mata, ginjal, jantung, dan terejadinya
luka diabetes
- Keluarga mengatakan makanan yang tidak boleh
diberikan adalah makanan yang mengandung gula
murni dan lemak jenuh
- Keluarga mengatakan faktor penting dalam perawatan
DM adalah melakukan aktivitas jasmani dengan senam,
jalan santai minimal15 menit setiap hari.

0:
- Pengetahuan klien tentang program pengobatan dan
perawatan penyakit DM meningkat.
- Menunjukan kemampuan dalam regimen therapy DM
(obat, diet, latihan, perawatan luka, pemantauan kadar
gula darah)
-
A: Masalah teratsi

P: Stop intervensi

Sabtu I S:
13-07-13 -
0:
- Odema (-)
- Intake cairan 3500, output 4000 cc/ 24 jam. Balance
cairan negatif 500 cc

A: Masalah teratsi

P: Stop intervensi
Hari/ Tgl Diagnosa Evaluasi Paraf
Keperawatan Perawat
Sabtu II S:
31-07-13 - Klien tampak segar

0:
- Gula darah 2 jam PP pagi 75 mg dl, siang 85 mg/dl,

A: Masalah teratsi
P: Lanjutkan intervensi

Sabtu III S:
13-07-13 -
0:
- Klien dapat berjalan 3-4 langkah, duduk dan berpindah
dari tempat tidur, lengan kanan dapat digerakan keatas
- Kebutuhan personal hygiene terpenuhi

A: Masalah teratsi
P: Lanjutkan intervensi

Sabtu IV S:
13-07-13 -
0:
- Klien dapat menunjukan komunikasi menggunakan
bahasa nonverbal dan isyarat,

A: Masalah teratsi sebagian


P:lanjutkan program terapi wicara
DAFTAR PUSTAKA

Heardman. 2012. Diagnosis keperawatan: Definisi dan klasifikasi 201-2014., alih bahasa
made Sumarwat, Nike Bdhi Subekti. Jakarta: EGC

Herman, W.H. 2002. Evidance-Based Diabetes Care. Jurnal Clinical Diabetes, volume 20.

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA,


Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC, alih bahasa Esty Wahyuningsih. Jakarta: EGC

Perkeni. 2011. Konsesnsus DM. Diakses dalam http//www.perkeni.org. 8 Juli 2013

Anda mungkin juga menyukai