PENGKAJIAN
A. Biodata
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.D
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa Medis : DM Tipe I, post KAD, infark
tromboemboli sistem karotis sinistra
B. Status Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Utama
Pengkajian keluhan utama secara subjektif sulit dikaji karena klien mengalami
gangguan komunikasi verbal (afasia motorik dan sensorik). Secara objektif klien
terlihat lemah, ekstremitas sebelah kanan odema dan tidak dapat digerakan.
Genogram
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Klien
: Ikatan perkawinan
: Tinggal serumah
Saat Sakit :
keluarga mengatakan sejak sakit 6 (enam) bulan yang lalu, klien mengalami
penurunan berat badan sebanyak 20 Kg sehingga berat badan saat masuk RS 60 Kg.
Pada saat di RS klien mendapatkan menu RS Diit DM 1800 kkal dengan perhitungan
Perkeni = 30 x 60; 1800 kkal.
Asupan cairan klien dari minum 1200 ml/hari dan cairan infuse RL 1500 ml/ 24 jam.
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Sebelum sakit :
Keluarga mengatakan bahawa sebelum sakit tidak ada gangguan dalam pola BAB.
Frekuensi 1 x/ hari, konsistensi lembek, warna dan bau khas, lendir (-), darah (-),
cacing (-).
Saat sakit :
Keluarga mengatakan BAB 1 x/ hari, konsistensi lembek, warna dan bau khas, lendir
(-), darah (-), cacing (-).
b. BAK
Sebelum Sakit :
BAK 4-5x/ hari, warna kuning jernih, tidak ada keluhan dalamBAK
Saat sakit :
BAK 5-7 x/ hari, warna kuning keruh, darah (-), Pus (-), tidak lampias(-), nyeri saat
BAK (-). Volume Urine tampung 3500 cc/ hari
Saat Sakit :
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi ditempat tidur
Berpindah
Ambulansi
Naik tangga
Keterangan:
0: Mandiri; 1 : Di bantu sebagian; 2 : Di bantu orang lain;
3 : Di bantu orang dan peralatan; 4 : Ketergantungan / tidak mampu
Saat Sakit :
keluarga mengatakan, klien tidur malam 8-9 jam/ hari dan tidur siang 2-3 jam/ hari.
Klien tidakmengalami gangguan tidur
8. Pola Peran-Hubungan
Sulit dikaji, karena klien mengalami afasia motorik dan sensorik.
9. Pola Seksual-Reproduksi
Sulit dikaji, karena klien mengalami afasia motorik dan sensorik.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Klien tampak lemah
2. Kesadaran
Compos mentis dengan GCS 15
3. Sistem Tubuh
a. Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak tampak sianosis dan pernafasan cuping hidung. Mukosa
hidung lembab, berwarna pucat, tidak ada pembesaran konka, sekret maupun polip.
Hidung kokoh, patensi adekuat, tidak ada nyeri tekan pada palpasi daerah sinus
paranasal. Dada bentuk simetris, diameter anterior-posterior dengan lateral kiri dan
kanan 1 : 2. Pengembangan paru adekuat, pergerakan paru kanan dan kiri pada saat
respirasi simetris, tidak terlihat retraksi dan penggunaan otot pernafasan tambahan.
Palpasi lapang paru tidak ada krepitasi, nyeri tekan, dan pembengkakan. Perkusi dada
dihasilkan bunyi tympani pada ICS IVsonor bilteral. Auskultasi terdengar suara
vesikuler di lapang paru. Frekuensi nafas 20 kali permenit.
b. Sistem Kardiovaskuler
Iktus kordis tidak terlihat, teraba pada ICS V garis midklavikula kiri. Pulsasi denyut
nadi radialis teraba kuat, irama denyut nadi teratur, denyut nadi 86 kali/menit.
Tekanan darah 120/70 mmHg. Jugular Venous Pressure (JVP) tidak tampak
mengalami peningkatan, tidak ditemukan adanya clubbing finger, Capilarry Refilling
Time (CRT) kembali dalam 3 detik, ektremitas teraba hangat, Suara perkusi jantung
terdengar dullness. Bunyi jantung S1 dan S2 terdengar murni reguler. Terdapat odema
grade III pada ekstremitas kanan.
c. Sistem Gastrointestinal
Mukosa bibir lembap, gigi dan rongga mulut tampak kotor, jumlah gigi lengkap (32
buah), tidak ada lesi dan karies. Klien tidak ada keluahan dalam mengunyah dan
menelan. Abdomen terlihat datar, tidak terdapat lesi maupun acites. Auskultasi
didapatkan bising usus 12 x/menit. Perkusi terdengar bunyi timpani pada keempat
kuadran abdomen. Palpasi abodomen teraba lembut, turgor kembali dalam <2 detik.
Hati dan limpa tidak mengalami pembesaran. Berat badan 60 kg, tinggi badan 165
cm, IMT 22 (BB normal). Klien selalu menghabiskan porsi makan.
d. Sistem Urogenital
Tidak ditemukan adanya lesi bekas operasi ginjal. Bunyi bruits pada percabangan
aorta abdominalis (arteri renalis kiri dan kanan) tidak ditemukan. Palpasi ginjal tidak
teraba, kandung kemih teraba datar. Perkusi daerah CVA tidak menunjukan respon
nyeri.
Intake cairan ± 2700cc/ 24 jam + air metabolisme 300 cc (5 cc/KgBB), output ± 3500
cc + IWL 500 cc. Balance cairan negatif 1000 cc.
e. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas dan bawah tidak simetris, ekstremitas kanan odema dan hemiparese.
Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah kanan : 1/1, ekstremitas atas dan bawah
kiri 4/4. Pengkajian risiko jatuh dengan Morse Fall Scale (MFS) skor 65 (berisiko
jatuh tinggi).
f. Sistem Integumen
Rambut terlihat kotor, distribusi merata, tidak mudah rontok. Kulit tubuh tampak
kotor, tidak terdapat lesi. Suhu tubuh 36,5 0 C. Pengkajian risiko dikubitus dengan
Braden Scale skor 22 (risiko rendah/ tidak berisiko).
g. Sistem Endokrin
Kelenjar tiroid, paratiroid, dan kelenjar getah bening tidak teraba pembengkakan.
h. Sistem Neorologi
1) Test Fungsi Serebral
a) Status Mental
Sulit dikaji karena klien mengalami afasia motorik dan sensorik.
2) Kimia Klinik
GDP 222 <126
Albumin 2,2 3.5 – 5
Ureum 21 15 – 50
Kreatinin 0.8 0.5 – 0.9
Kalium 3.7 3.6 – 5.5
SGOT 15 s/d 31
SGPT 4 s/d 31
Protein total 4,6 6.6 – 8.7
3) Urin
Protein urine Negatif Negatif
Glukosa urine 2+ Negatif
Leukosit Negatif Negatif
Keton urine Negatif Negatif
Eritrosit negatif <1
2. Radiologi
Kesimpulan :
Tidak tampak kardiomegali tanpa bendungan paru
3. CT Scan
Kesimpulan :
Infark infark tromboemboli sistem karotis sinistra
F. Penatalaksanaan Medis
Infus Rl 1500 cc/24 jam
Diet DM 1800 kkal/ hari
Actrapid 18-18-14 / sc
G. Analisa Masalah
4 DS:
Keluarga mengatakan Anggota keluarga dengan DM Tipe I Risiko
bahwa semenjak ketidakefektifan
mengetaui memiliki Kompleksitas regimen terapeutik manajemen
penyakit DM, klien kesehatan
tidak kontrol berobat pola perawatan kesehatan keluarga
dengan teratur, sering yang kurang optimal
menyuntik insulin tanpa
pengaturan makan dan Ketidakefektifan manajemen
jarang beraktivitas. kesehatan
Keluarga mengatakan
jarang memantau
kesehatan klien karena
memiliki kesibukan
masing-masing.
NO DATA PENYEBAB MASALAH
KEPERAWATAN
Keluarga mengatakan
tidak mengerti tentang
proses penyakit,
penatalaksanaan dan
program perawatan
penyakit DM.
2 Risiko ketidakstabilan kadar Tupan: 1. Pantau kadar glukosa darah dan awasi 1. DM tipe I sangat rentang
glukosa berhubungan dengan Kadar glukosa stabil tanda gejala hipoglikemia atau mengalami perubahan kadar gula
proses penyakit DM Tipe I hiperglikemia setiap shift darah
Tupen :
Setelah dilakukan tindakan 2. Berikan diit DM sesuai kebutuhan (1800 2. Gangguan pertukaran gas
keperawatan selama 4 hari kkal) setiap30 menit pasca penyuntikan mengakibatkan perubahan asam
kadar glukosa satabil dengan insulin. basa tubuh
indikator :
- Kadar GDP <126 mg/ dl
- Kadar GDS <200 mg/dl 3. Latih aktivitas fisik dengan ROM aktif 3. Latihan jaasmani bermanfaat
- Klien tidak mengalami dan pasif setiap hari menstabilkan kadar glukosa darah
hipoglikemia <50 mg/dl
NO DIAGNOSA RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
4. Berikan insulin sesuai protokol/ 4. DM Tipe I sangat bergatung
kebutuhan klien (Actrapid 18-18-14 insulin dari luar tubuh dalam
IU/SC) mengatur kadar glukosa darah
3 Hambatan mobilitas fisik Tupan: 1. Jelaskan kepada klien dan keluarga 1. Mencegah kecemasan dan
akibat disfungsi neromuskuler Aktivitas sehari-hari terpenuhi penyebab disfungsi neoromuskuler memberikan penerimaan apa
akibat komplikasi adanya terhadap kondisi klien.
makrovaskuler DM pada Tupen :
pembuluh darah otak Setelah dilakukan tindakan 2. Bantu dan fasilitasi klien dalam 2. Memenuhi kebutuhan aktivitas
keperawatan selama 4 hari pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari- sehari-hari klien.
aktivitas sehari-hari terpenuhi hari terutama personal hygiene dan
dengan indikator: libatkan keluarga (pemenuhan mandi,
- Klien dapat melakukan gosok gigi, berpakaian, eleminasi)
aktivitas sehari-hari dengan
bertahap dari 3. Latih secara bertahap anggota gerak yang 3. Meningkatkan fungsi
ketergantungan penuh mengalami hambatan dan Kolaborasi neoromuskuler
sampai ketergantungan program rehabilitasi medik
minimal
- Kebutuhan personal
hygiene terpenuhi
NO DIAGNOSA RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
4 Hambatan komunikasi verbal Tupan: 1. Jelaskan kepada klien dan keluarga 1. Mencegah kecemasan dan
berhubungan dengan Klien menunjukan komunikasi penyebab hambatan komunikasi verbal memberikan penerimaan apa
perubahan sisten saraf pusat ekspresif dan reseptif adanya terhadap kondisi klien
akibat dampak penurunan
sirkulasi ke otak Tupen: 2. Bicara perlahan, jelas, dan tenang 2. Menghindari kebingungan dan
Setelah dilakukan tindakan menghadap ke pasien setiap keputusasaan pasien dalam
keperawatan selama 5 hari, berkomunikasi berkomunikasi.
klien menunjukan komunikasi
ekspresif dan reseptif dengan 3. Anjurkan kunjungan keluarga dan orang 3. Stimulasi secara kontinyu dapat
kriteria: terdekat secara teratur untuk memberikan meningkatkan kemampuan
1. Klien dapat menunjukan stimulasi komunikasi komunikasi pasien
komunikasi
menggunakan bahasa 4. Dorong pasien untuk berkomunikasi 4. Menghindari kesalahan persepsi
nonverbal, isyarat, tulisan secara perlahan dan untuk mengulangi dalam komunikasi
atau gambar permintaan
0:
- Pengetahuan klien tentang program pengobatan dan
perawatan penyakit DM meningkat.
- Menunjukan kemampuan dalam regimen therapy DM
(obat, diet, latihan, perawatan luka, pemantauan kadar
gula darah)
-
A: Masalah teratsi
P: Stop intervensi
Sabtu I S:
13-07-13 -
0:
- Odema (-)
- Intake cairan 3500, output 4000 cc/ 24 jam. Balance
cairan negatif 500 cc
A: Masalah teratsi
P: Stop intervensi
Hari/ Tgl Diagnosa Evaluasi Paraf
Keperawatan Perawat
Sabtu II S:
31-07-13 - Klien tampak segar
0:
- Gula darah 2 jam PP pagi 75 mg dl, siang 85 mg/dl,
A: Masalah teratsi
P: Lanjutkan intervensi
Sabtu III S:
13-07-13 -
0:
- Klien dapat berjalan 3-4 langkah, duduk dan berpindah
dari tempat tidur, lengan kanan dapat digerakan keatas
- Kebutuhan personal hygiene terpenuhi
A: Masalah teratsi
P: Lanjutkan intervensi
Sabtu IV S:
13-07-13 -
0:
- Klien dapat menunjukan komunikasi menggunakan
bahasa nonverbal dan isyarat,
Heardman. 2012. Diagnosis keperawatan: Definisi dan klasifikasi 201-2014., alih bahasa
made Sumarwat, Nike Bdhi Subekti. Jakarta: EGC
Herman, W.H. 2002. Evidance-Based Diabetes Care. Jurnal Clinical Diabetes, volume 20.